Statistik Deskriptif Uji Asumsi Klasik

48 www.idx.co.id dan www.bursamalaysia.com untuk memperoleh data laporan keuangan perusahaan perkebunan yang telah dipublikasikan dan dengan melakukan studi pustaka, melalui jurnal akuntansi dan buku-buku yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.

3.7 Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalalam penelitian ini adalah model analisis regresi linear berganda. Model regresi linear berganda adalah teknik analisis yang menjelaskan hubungan antara variabel dependen dengan beberapa variasi independen Sugiyono, 2006 : 271. Dalam melakukan analisis data peneliti menggunakan program SPSS Statistical Package Social Science versi 19.0.

3.7.1 Statistik Deskriptif

Statisitik deskriptif merupakan statistik yang menggambarkan fenomena atau karakteristik dari data Jogiyanto, 2004 : 163. Statistik deskriptif mempelajari bagaimana cara penyajian data sehingga dapat memudahkan untuk dipahami dan memberikan gambaran suatu data yang dapat dilihat dari nilai rata- rata mean, median, varian, nilai maksimum, dan minimum serta standar deviasi.

3.7.2 Uji Asumsi Klasik

Penggunaan metode analisis regresi dalam pengujian hipotesis, terlebih dahulu peneliti lakukan sebelum melakukan Universitas Sumatera Utara 49 pengujian hipotesis, hal ini bertujuan apakah model tersebut memenuhi asumsi klasik atau tidak. Pengujian asumsi klasik terdiri dari uji normalitas, uji multikolinieritas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi. a. Uji Normalitas Menurut Husein Umar 2008 : 79 “uji normalitas berguna untuk mengetahui apakah variabel dependen, independen, atau keduanya berdistribusi normal atau tidak”. Sama halnya dengan Ghozali 2006 yang menyatakan bahwa “uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal”. Jika data menunjukkan tidak berdistribusi normal, maka analisis dari nonparametik dapat digunakan. Jika berdistribusi normal, maka analisis parametik yang termasuk model-model regresi dapat digunakan. Cara mendeteksi apakah data berdistribusi normal atau tidak dapat dilakukan dengan tidak berdasarkan grafik, seperti uji Kolmogorov-Smirnov dimana bila nilainya diatas 5 nilai signifikansi atau probabilitas 0.05 hal tersebut menunjukkan data dari variabel tersebut berdistribusi normal, dan berlaku sebaliknya. Uji normalitas juga dapat dilakukan dengan analisis grafik histogram dan normal probability plot. Universitas Sumatera Utara 50 Menurut Ghozali 2006 : 112 dasar pengambilan keputusan dalam uji normalitas sebagai berikut: 1. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas dan 2. Jika data menyebar jauh dari diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. b. Uji Multikolinieritas Uji multikolinieritas bertujuan untuk mengetahui apakah model regresi yang diajukan terdapat kolerasi yang kuat antar variabel independen. Jika terdapat kolerasi yang kuat, maka terdapat masalah multikolinieritas yang harus diatasi, karena model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi kolerasi di antara variabel independen yang ada. Menurut Sarjono 2011 salah satu untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinieritas dapat dilihat dari nilai VIF Variance-Infliating Factor, dasar dalam mengambil keputusan adalah: 1. Jika nilai VIF 10 maka tidak terjadi gejala multikolinieritas di antara variabel bebas, 2. Jika nilai VIF 10 maka terjadi gejala multikolinieritas di antara variabel bebas. Universitas Sumatera Utara 51 c. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi, terjadi ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lainnya. Jika varians dari residual tersebut tetap atau tidak mengalami perubahan, maka disebut homoskedastisitas. Sedangkan, model regresi yang baik bila tidak terjadi perubahan yang disebut dengan heteroskedastisitas. Beberapa cara untuk menentukan heteroskedastisitas adalah dengan Scatterplot, Uji Park, Uji Glejser. Menurut Ghozali 2006 : 105 dasar analisis untuk menentukan ada atau tidaknya heteroskedastisitas, yaitu: 1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur bergelombang, melebar kemudian menyempit, maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. 2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. d. Uji Autokorelasi Menurut Umar 2008 : 86 menyatakan bahwa ”uji autokorelasi berguna untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi linier terdapat hubungan yang kuat baik positif maupun negatif antar data yang ada pada variabel-variabel penelitian. Sedangkan menurut Ghozali 2006 : 95 “auto autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada Universitas Sumatera Utara 52 korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 sebelumnya”. Autokorelasi muncul akibat obeservasi yang berurutan sepanjang waktu yang berkaitan satu dengan yang lainnya. Hal ini sering terjadi pada data time series, karena “gangguan” yang terjadi pada seorang individu kelompok cenderung mempengaruhi “gangguan” pada individu kelompok yang sama pada periode yang terjadi berikutnya. Cara yang dapat dilakukan untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokolerasi adalah dengan melakukan pengujian Durbin Watson, yaitu uji yang digunakan untuk autokorelasi tingkat satu first order autocorrelation dan mensyaratkan adanya intercept konstanta dalam model regresi dan tidak ada variabel lag di antara variabel independen. Selain uji Durbin Watson, dapat juga digunakan uji Lagrange Multiplier LM test untuk jumlah sampel di atas 100 observasi, uji Statistics Q untuk melihat autokolerasi dengan lag lebih dari dua, dan uji Run test untuk menguji apakah antar residual terdapat korelasi yang tinggi.

3.7.3 Analisis Regresi Berganda

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pertumbuhan Rasio Keuangan Terhadap Pertumbuhan Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2010

1 36 101

Pengaruh Rasio Keuangan terhadap Pertumbuhan Laba pada Perusahaan Asuransi yang Terdaftar di BEI

13 118 97

Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Struktur Modal Dengan Kepemilikan Manajerial Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Jasa Di Bursa Efek Jakarta

8 60 69

Analisis Pengaruh Rasio Keuangan terhadap Capital Gain dengan Pertumbuhan Laba sebagai Variabel Intervening (Studi Empiris pada Perusahaan Properti &Real Estate yang Terdaftar di BEI Periode 2012-2014

7 32 131

Analisis Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Ukuran Perusahaan, dan Kebijakan Dividen terhadap Kebijakan Hutang dengan Investment Opportunity Set sebagai Variabel Moderating pada Perusahaan Perkebunan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 3 92

ANALISIS PENGARUH RASIO CAMEL DAN UKURAN BANK, KEPEMILIKAN MANAJERIAL SEBAGAI VARIABEL MODERATING TERHADAP PERTUMBUHAN LABA PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2005 2007

0 3 102

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI PERTUMBUHAN LABA PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG Analisis Rasio Keuangan Untuk Memprediksi Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2014.

0 3 13

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI PERTUMBUHAN LABA PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG Analisis Rasio Keuangan Untuk Memprediksi Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2014.

0 2 15

Pengaruh Pertumbuhan Rasio Keuangan, Pertumbuhan Ukuran Perusahaan dan Good Corporate Governance Terhadap Pertumbuhan Laba Kotor Dengan Pertumbuhan Penjualan Sebagai Variabel Pemoderasi

0 0 15

PENGARUH STRUKTUR MODAL, PERTUMBUHAN ASET DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN INDUSTRI SUBSEKTOR PERKEBUNAN YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2012-2016

0 0 20