Teknik Pengumpulan Data Teknik Analisis Data Latar Belakang

30 Menurut Suyatno 2005:172 infoman penelitian meliputi beberapa macam yaitu : 1. Informan kunci merupakann mereka yang mengetahui dan memiliki informasi pokok yang diperlukan dalam penelitian yaitu kepala kantor BPBD Kabanjahe Tanah karo. 2. Informan utama merupakan mereka yang terlibat langsung dalam interaksi sosial yang diteliti yaitu para karyawan BPBD dan relawan dan pengungsi yang terlibat didalamnya 3. Informan tambahan merupakan mereka yang dapat memberikan informasi walaupun tidak langsung terlibat dalm interksi sosial yang diteliti yaitu masyarkat daerah pengungsian.

D. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini, maka dipergunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut : 1. Pengumpulan data primer, yaitu data yang diperoleh melalui kegiatan penelitian langsung lokasi penelitian untuk mencari data-data yang lengkap dan berkaitan dengan masalah yang diteliti dan dilakukan melalui: a. Observasi yaitu pengumpulan data dengan pengamatan langsung terhadap sejumlah acuan yang bekenaan dengan topik penelitian di lokasi penelitian b. wawancara merupakan teknik dalam memperoleh data dengan cara berhadapan langsung atau tatap muka antara peneliti dengan Universitas Sumatera Utara 31 responden, yaitu dengan pihak yang bersangkutan atau berhubungan dengan peneliti. 2. Pengumpulan data sekunder, yaitu teknik pengumpulan data dan informasi yang diperlukan atau diperoleh melalui catatan catatan tertulis lainnya yang berkaitan dengan masalah yang diteliti a. Penelitian Kepustakaan Yaitu pengumpulan data yang diperoleh dari buku-buku, tulisan, dan karya ilmiah yang relevan dan memiliki hubungan dengan masalah yang diteliti. b. Studi Dokumentasi Yaitu teknik yang digunakan dengan mengambil catatan tertulis, dokumen, arsip yang menyangkut masalah yang diteliti yang berhubungan dengan instansi terkait dari kantor BPBD Kabanjahe Karo

E. Teknik Analisis Data

Teknik analisa data dalam penelitian menggunakan teknik analisa data kualitatif. Menurut Moleong 2006:247 teknik anlisa kualitatif dilakukan dengan menyajikan data yang dimulai dengan menelaah seluruh data yang terkumpul, menyusunnya dalam satu satuan yang kemudia dikategorikan pada tahap berikutnya dan memeriksa keabsahan dan serta menafsirkan dengan analisis dengan kemampuan daya nalar peneliti untuk membuat kesimpulan penelitian. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan Negara yang terdiri dari beribu pulau yang terpisah- pisah. Baik itu pulau-pulau besar ataupun pulau-pulau kecil. Di sekitar Indonesia itu sendiri terdiri dari berbagai lempengan yang melakukan aktifitas pada bumi Indonesia, seperti gempa bumi, aktifitas gunung berapi akibat pergeseran lempeng dan lain-lain. Beberapa gunung di Indonesia yang aktif dan melakukan aktifitasnya yang dapat merugikan manusia. Gunung-gunung itu tersebar merata di Bumi Indonesia dan tercatat setiap tahunnya aktif dan diwaspadai. Salah satunya yang akan di bahas oleh penulis yaitu gunung Sinabung. Ketika kita melihat kejadian yang meresahkan masyarakat, tentu saja kita berdoa dan beerharap agar kejadian itu tidak terulang lagi. Tapi bukan hanya berdoa, kita juga harus menyalurkan bantuan untuk menolong mereka dalam mengatasi kejadian tersebut.kejadian tersebut dapat berupa musibah seperti bencana alam. Musibah yang penulis terangkan disini adalah musibah bencana gunung meletus. Bencana alam merupakan bencana yang tidak dapat diprediksi akan kejadiannya dan tidak bisa di prediksi kapan akan berhentinya. Bencana alam terdiri dua kata pembentuk frasa, yaitu bencana dan alam. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, bencana adalah sesuatu yang menyebabkan menimbulkan kesusahan, kerugian, atau penderitaan KBBI, 2003: 31. Bencana alam terjadi karena satu penyebab monocausal atau banyak penyebab multicausal, tetapi umumnya selalu mengakibatkan banyak dampak multi effects. Pada tataran tertentu yang repetitif, bencana alam melibatkan Universitas Sumatera Utara 2 manusia sebagai penyebabnya. Bencana seperti ini digolongkan sebagai bencana antropogen atau man initiated disaster. Gunung Sinabung merupakan gunung tertinggi di daerah sumatera utara yang ketinggiannya memiliki 2.460 meter. Gunung ini tidak pernah tercatat meletus sejak tahun 1600,tetapi mendadak aktif kembali dengan meletus pada tahun 2010. Letusan terakhir gunung ini terjadi sejak September 2013 dan berlangsung hingga kini. Desa-desa yang berada di kaki Gunung Sinabung pun menjadi korban. Dan dampak daripada letusan ini di rasakan oleh masyarakat Tanah Karo hingga kecamatan Langkat dan Deli Serdang. Masalah-masalah yang di hadapi oleh korban letusan Gunung Sinabung sebagai berikut : 1. Hilangnya Mata Pencarian Mata pencarian para korban gunung sinabung pada umumnya adalah bertani. Lahan pertanian yang terkena dampak abu vulkanik menjadi hangus terbakar dan tidak dapat di fungsikan seperti sebelumnya, sehingga menghilangkan mata pencaharian penduduk untuk sementara hingga lahan tersebut dapat difungsikan kembali. 2. Keterbatasan Makanan Makanan adalah hal yang paling pokok dalam kehidupan sehari-hari. Bahan pangan yang di tanam untuk mata pencarian yang akan di jualkan ke pasarpun mengalami gagal panen dan tidak dapat di jual. Maka bahan makanan pun tidak dapat di beli atau di hasilkan. 3. Kerugian Kerugian para korban sudah sangat jelas, dari kerusakan rumah, kerusakan ladang yang hendak dipanen, serta sampai kehilangan harta lainnya. Universitas Sumatera Utara 3 4. Anak-anak ketinggalan pendidikan. Para korban erupsi Gunung Sinabung terutama anak-anak mengalami kesulitan dalam bersekolah. Hal tersebut disebabkan karena para korban erupsi gunung sinabung membawa anak-anaknya pergi untuk mengungsi kekediaman sanak saudaranya yang tidak terkena erupsi Gunung Sinabung sehingga anak-anak mereka tidak dapat melanjutkan pendidikan untuk sementara waktu hingga keadaan benar-benar dinyatakan aman. Dari penjelasan di atas dapat di simpulkan bahwa para korban bencana alam terutama korban erupsi Gunung Sinabung sangat membutuhkan bantuan dari pemerintah maupun masyarakat setempat. Bantuan yang mereka perlukan sangat beragam. Mulai dari tempat pengungsian, makanaan atau dapur umum, selimut untuk tidur, dan lain lain. Dalam hal ini pemerintah tentu tidak tinggal diam. Pemerintah melakukan tindak penyelamatan dan membetuk sebuah badan terkait penganggulangan bencana bencana erupsi Gunung Sinabung. Untuk Tanah Karo sendiri dibentuk Bandan Penanggulangan Bencana Daerah BPBD yang sebelumnya dibentuk oleh Pemerintah yaitu Badan Nasional Penanggulangan Bencana BNPB untuk bencana alam Indonesia. Badan Penanggulangan Bencana Daerah BPBD merupakan Lembaga khusus yang menangani bencana di daerah, baik ditingkat propinsi maupun KabupatenKota. Di tingkat Nasional terdapat Badan Nasional Penanggulangan Bencana BNPB. BNPB dan BPBD dibentuk berdasarkan amanat undang- undang no.24 tahun 2007 tentang penanggulangan bencana. BPBD dibentuk melalui peraturan menteri dalam negeri nomor 46 tahun 2008 tentang pedoman organisasi dan tata kerja badan penanggulangan bencana Universitas Sumatera Utara 4 daerah dan juga melalui peraturan kepala badan Nasional penanggulangan bencana nomor 3 tahun 2008 tentang pedoman pembentukan badan penanggulangan bencana daerah. BNPB dibentuk oleh pemerintah pusat yang kedudukannya merupakan lembaga non-departemen setingkat menteri, sementara itu BPBD dibentuk oleh pemerintah daerah di tingkat propinsi BPBD dipimpin oleh seorang pejabat setingkat dibawah Gubernur dan ditingkat KabupatenKota BPBD dipimpin oleh seorang pejabat setingkat dibawah BupatiWalikota. BPBD Kabupaten Karo dibentuk pada tahun 2014 sementara erupsi Gunung Sinabung yang terletak di Kabupaten Karo sudah terjadi sejak Tahun 2010. Pembentukan BPBD dilakukan sesuai dengan kriteria pembentukannya yang mengacu pada tingkat resiko bencana di daerah. Bagi KabupatenKota yang mempunyai tingkat resiko bencana tinggi maka wajib membentuk BPBD Kab Kota. Dalam upaya penanggulangan bencana sebelum terbentuknya BPBD Kabupaten Karo dilakukan oleh BNPB bersama dengan SKPD Satuan Kerja Perangkat Daerah beserta organisasi-organisasi kemasyarakatan termasuk organisasi keagamaan. dengan segala keterbatasan pengetahuan yang berkaitan dengan penanganan dan penanggulangan bencana alam. Tugas utama dari BPBD kabupaten karo adalah penanganan bencana erupsi Gunung Sinabung yang hingga kini masih menyisakan masyarakat pengungsi dan masih membutuhkan penanganan jangka panjang. Sesuai dengan fungsi BPBD adalah merumuskan dan menetapkan kebijakan penanggulangan bencana dan penanganan pengungsi dengan bertindak cepat dan tepat, efektif dan efisien serta melakukan pengorganisasian pelaksanaan kegiatan penanggulangan Universitas Sumatera Utara 5 bencana serta terencana, terpadu dan menyeluruh sesuai dengan pasal 20 undang- undang no.24 tahun 2007. Berdasarkan hal tersebut, maka penulis merasa tertarik untuk mengkaji dan meneliti peranan BPBD Kabupaten Karo yang mengarah pada fungsi dan tugas BPBD dalam upaya penanggulangan bencana erupsi gunung sinabung. sehingga dari permasalahan diatas penulis menetapkan judul penelitian yaitu : “PERANAN BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH BPBD KABUPATEN KARO DALAM MENGKOORDINASIKAN UPAYA PENANGGULANGAN BENCANA ERUPSI GUNUNG SINABUNG” B. Rumusan Masalah Agar penelitian ini memiliki arah yang jelas dalam menginterpretasikan fakta dan data kedalam penulisan skripsi, maka penulis memberikan batasan masalah pada penelitian. Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang telah penulis paparkan sebelumnya maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana Peranan Pelayanan Badan Penanggulangan Bencana Daerah BPBD Kabupaten Karo dalam mengkoordinasikan usaha Penanggulangan Bencana Erupsi Gunung Sinabung sesuai dengan fungsi BPBD?”. C. Tujuan Penelitian Penelitian yang dilakukan terhadap suatu masalah pada dasarnya memiliki tujuan penelitian yang ingin dicapai. Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui peranan Badan Penanggulangan Bencana Daerah dalam mengkoordinasikan usaha penanggulangan bencana erupsi Gunung Sinabung. D. Manfaat Penelitian Universitas Sumatera Utara 6 Penelitian yang dilakukan oleh penulis diharapkan dapat memberikan manfaat kepada penulis sendiri, pembaca, dan instansi terkait. Manfaat-manfaat tersebut yaitu sebagai berikut: a. Bagi penulis, berguna untuk mengembangkan dan meningkatkan kemapuan berfikir melalui karya ilmiah serta melatih penulis menerangkan teori-teori yang telah didapat di perkuliahan. b. Memperkaya referansi di bidang sosial. c. Bagi pihak fakultas diharapkan menjadi masukan pelengkap referensi ataupun bahan pembanding bagi mahasiswa lainnya. d. Bagi Kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Karo sebagai sebagai masukan khususnya tentang penanggulangan bencana daerah Kabupaten Karo.

E. Kerangka Teori