6
1.7 Pengorganisasian Riskesdas
Riskesdas direncanakan dan dilaksanakan oleh seluruh jajaran Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Departemen Kesehatan Republik Indonesia dengan melibatkan
berbagai pihak, antara lain Badan Pusat Statistik, organisasi profesi, perguruan tinggi, lembaga penelitian, pemerintah daerah, dan partisipasi masyarakat. Berdasarkan
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 877 Tahun 2006, pengorganisasian Riskesdas 2007 dibagi menjadi berbagai tingkat dengan rincian sebagai berikut Lihat Lampiran 1.1. :
a. Tingkat pusat
b. Tingkat wilayah empat wilayah
c. Tingkat provinsi 33 Provinsi
d. Tingkat kabupaten 440 KabupatenKota
e. Tim pengumpul data disesuaikan dengan kebutuhan lapangan
Pengumpulan data Riskesdas 2007 direncanakan untuk dilakukan segera setelah selesainya pengumpulan data Susenas 2007. Daftar provinsi, koordinator wilayah dan
jadwal pengumpulan data per wilayah disusun sebagai berikut:
a.
Koordinator Wilayah 1 dengan penanggung-jawab Puslitbang Ekologi Status Kesehatan untuk: Provinsi Nangroe Aceh Darussalam NAD, Sumatera Utara,
Sumatera Barat, Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, dan Kepulauan Riau
b.
Koordinator Wilayah 2 dengan penanggung- jawab Puslitbang Biomedis dan Farmasi untuk: Provinsi DKI Jakarta, Banten, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Kalimantan Barat,
Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Barat
c.
Koordinator Wilayah 3 dengan penanggung-jawab Puslitbang Sistem dan Kebijakan Kesehatan untuk: Provinsi Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara
Timur, Maluku, Maluku Utara, Papua Barat, dan Papua
d.
Koordinator Wilayah 4 dengan penanggung-jawab Puslitbang Gizi dan Makanan untuk: Provinsi Bengkulu, Lampung, Jawa Barat,Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah,
Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, Gorontalo, dan Sulawesi Barat.
1.8 Manfaat Riskesdas
Riskesdas memberikan manfaat bagi perencanaan pembangunan kesehatan berupa : 1.
Tersedianya data dasar dari berbagai indikator kesehatan di berbagai tingkat administratif.
2. Stratifikasi indikator kesehatan menurut status sosial-ekonomi sesuai hasil Susenas
2007.
3.
Tersedianya informasi untuk perencanaan pembangunan kesehatan yang berkelanjutan.
1.9 Persetujuan Etik Riskesdas
Riset kesehatan dasar ini telah mendapatkan persetujuan etik dari Komisi Etik Balitbangkes Depkes pada tanggal terlampir.
7
BAB 2. METODOLOGI RISKESDAS
2.1 Disain
Riskesdas 2007 Provinsi Bali adalah sebuah survei cross sectional yang bersifat deskriptif. Disain Riskesdas Provinsi Bali terutama dimaksudkan untuk menggambarkan masalah
kesehatan penduduk di seluruh pelosok Provinsi Bali, secara menyeluruh, akurat dan berorientasi pada kepentingan para pengambil keputusan di berbagai tingkat administratif.
Berbagai ukuran sampling error termasuk didalamnya standard error, relative standard error, confidence interval, design effect dan jumlah sampel tertimbang akan menyertai
setiap estimasi variabel. Dengan desain ini, maka setiap pengguna informasi Riskesdas dapat memperoleh gambaran yang utuh dan rinci mengenai berbagai masalah kesehatan
yang ditanyakan, diukur atau diperiksa. Laporan Hasil Riskesdas 2007 Provinsi Bali akan menggambarkan berbagai masalah kesehatan di tingkat provinsi dan variabilitas antar
kabupatenkota.
Secara singkat dapat dikatakan bahwa Riskesdas 2007 Provinsi Bali didesain untuk mendukung pengembangan kebijakan kesehatan berbasis bukti ilmiah. Disain Riskesdas
2007 Provinsi Bali dikembangkan dengan sungguh-sungguh memperhatikan teori dasar tentang saling hubungan antara berbagai penentu yang mempengaruhi status kesehatan
masyarakat. Riskesdas 2007 Provinsi Bali menyediakan data dasar yang dikumpulkan melalui survei berskala nasional sehingga hasilnya dapat digunakan untuk penyusunan
kebijakan kesehatan bahkan sampai ke tingkat kabupatenkota. Lebih lanjut, desain Riskesdas 2007 Provinsi Bali menghasilkan data yang siap dikorelasikan dengan data
Susenas 2007 atau dengan data survei lainnya seperti data kemiskinan yang menggunakan metodologi yang sama. Dengan demikian, para pembentuk kebijakan dan
pengambil keputusan di bidang pembangunan kesehatan dapat menarik manfaat yang optimal dari ketersediaan data Riskesdas 2007 Provinsi Bali.
2.2 Lokasi
Sampel Riskesdas 2007 Provinsi Bali di tingkat kabupatenkota berasal dari 9 kabupatenkota dari jumlah keseluruhan sebanyak 9 kabupatenkota yang tersebar merata
di Provinsi Bali.
2.3 Populasi dan Sampel
Populasi dalam Riskesdas 2007 Provinsi Bali adalah seluruh rumah tangga di seluruh pelosok Provinsi Bali. Sampel rumah tangga dan anggota rumah tangga dalam Riskesdas
2007 Provinsi Bali identik dengan daftar sampel rumah tangga dan anggota rumah tangga Susenas 2007 Provinsi Bali. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa metodologi
penghitungan dan cara penarikan sampel untuk Riskesdas 2007 Provinsi Bali identik pula dengan two stage sampling yang digunakan dalam Susenas 2007 Provinsi Bali. Berikut ini
adalah uraian singkat cara penghitungan dan cara penarikan sampel dimaksud.
2.3.1 Penarikan Sampel Blok Sensus dalam Susenas 2007
Seperti yang telah diuraikan sebelumnya, Riskesdas Provinsi Bali menggunakan sepenuhnya sampel yang terpilih dari Susenas Provinsi Bali. Dari setiap kabupatenkota
yang masuk dalam kerangka sampel kabupatenkota diambil sejumlah blok sensus yang proporsional terhadap jumlah rumah tangga di kabupatenkota tersebut. Kemungkinan
sebuah blok sensus masuk kedalam sampel blok sensus pada sebuah kabupatenkota bersifat proporsional terhadap jumlah rumah tangga pada sebuah kabupatenkota
probability proportional to size. Bila dalam sebuah blok sensus terdapat lebih dari 150