31
umum pada laki-laki lebih rendah dibandingkan dengan perempuan masing-masing 13,9 dan 23,8. Dari tabel ini terlihat bahwa :
a. Prevalensi obesitas umum lebih tinggi di daerah perkotaan dibanding daerah
perdesaan. b. Semakin tinggi tingkat pengeluaran rumahtangga per kapita per bulan cenderung
semakin tinggi prevalensi obesitas umum, ini berlaku juga untuk prevalensi BB lebih dan obese.
Tabel 3.11 Persentase Status Gizi Penduduk Dewasa 15 Tahun Ke Atas
Menurut IMT dan KabupatenKota di Provinsi Bali, Riskesdas 2007
KabupatenKota Status Gizi
Kurus Normal BB Lebih Obese
Jembrana 14,9
66,8 9,7
8,7 Tabanan
11,0 65,7
10,6 12,6
Badung 8,6
73,2 8,6
9,6 Gianyar
10,1 70,1
10,9 9,0
Klungkung 12,8
69,1 9,0
9,0 Bangli
13,9 72,5
7,1 6,4
Karang Asem 16,4
70,7 6,6
6,3 Buleleng
12,6 71,8
8,6 7,0
Denpasar 10,1
63,0 11,7
15,2
Provinsi Bali 11,9
68,9 9,5
9,8
Kurus : IMT 18.5; Normal: 18.5-24.9; BB lebih: IMT : 25-27; Obese: IMT =27k
Tabel 3.12 Persentase Status Gizi Dewasa 15 Tahun Ke Atas
Menurut IMT dan Karakteristik Responden, dan KabupatenKota di Provinsi Bali, Riskesdas 2007
KARAKTERISTIK LATAR BELAKANG
KATEGORI IMT KURUS
NORMAL BB LEBIH
OBESE
Pendidikan
Tidak tamat SD Tidak sekolah
19,1 64,2
7,8 8,8
Tamat SD 13,5
67,3 8,9
10,3 Tamal SLTP
15,8 67,2
7,7 9,2
Tamat SLTA 11,9
66,6 9,9
11,6 Tamat PT
7,7 63,8
12,7 15,9
Tipe daerah
Perkotaan 13,4
62,8 10,4
13,4 Perdesaan
15,9 68,8
7,5 7,8
Tingkat pengeluaran RT per kapita per bulan
Kuintil-1 17,7
67,9 7,1
7,3 Kuintil-2
16,3 67,3
7,9 8,5
Kuintil-3 15,2
66,4 8,7
9,7 Kuintil-4
13,7 65,9
9,1 11,4
Kuintil-5 12,0
63,9 10,7
13,5 Catatan: - Kurus : IMT 18,5; Normal: 18,5-24,9;
- BB lebih: IMT : 25-27; Obese: IMT =27.
32
b.Status gizi dewasa berdasarkan indikator Lingkar Perut LP
Tabel 3.13 dan Tabel 3.14 menyajikan prevalensi obesitas sentral menurut kabupaten, jenis kelamin dan karakteristik lain penduduk. Obesitas sentral dianggap sebagai faktor risiko
yang erat kaitannya dengan beberapa penyakit degeneratif. Untuk laki-laki dengan LP di atas 90 cm atau perempuan dengan LP di atas 80 cm dinyatakan sebagai obesitas sentral
WHO Asia-Pasifik, 2005.
Prevalensi obesitas sentral untuk tingkat nasional adalah 18,8. Di Provinsi Bali memiliki prevalensi obesitas sentral 16,4, di bawah angka prevalensi nasional Tabel 3.13.
Tabel 3.13 Prevalensi Obesitas Sentral pada Penduduk Umur 15 Tahun ke Atas menurut
dan KabupatenKota di Provinsi Bali, Riskesdas 2007 KabupatenKota
Obesitas Sentral LP;L90, P80
Jembrana 17,2
Tabanan 18,2
Badung 14,4
Gianyar 18,0
Klungkung 14,1
Bangli 11,8
Karang Asem 11,6
Buleleng 12,8
Denpasar 24,3
Provinsi Bali 16,4
Keterangan : LP= lingkar perut ; L =Laki-laki ; P = Perempuan
Tabel 3.14 Prevalensi obesitas sentral meningkat dengan meningkatnya umur hingga umur 45-54 tahun kemudian menurun kembali pada umur 55-64 tahun ke atas. Prevalensi
obesitas sentral lebih banyak pada perempuan dibandingkan laki-laki. Pekerjaan KK sebagai Ibu rumah tangga tertinggi prevalensinya dibandingkan pekerjaan lainnya. Semakin
tinggi pendidikan prevalensi obesitas sentral semakin besar demikian pula pada daerah perkotaan prevalensi lebih tinggi dibandingkan pedesaan. Hal yang sama pada kelompok
tinggi, semakin tinggi tingkat pengeluaran kecenderungan semakin banyak prevalensi obesitas sentral.
33
Tabel 3.14 Prevalensi Obesitas Sentral pada Penduduk Umur 15 Tahun ke Atas menurut
Karakteristik Responden dan KabupatenKota di Provinsi Bali, Riskesdas 2007
Karakteristik Responden Obesitas Sentral
Kelompok Umur
15-24 Tahun 7,5
25-34 Tahun 14,9
35-44 Tahun 21,1
45-54 Tahun 23,3
55-64 Tahun 19,3
65-74 Tahun 12,3
75+ Tahun 10,0
Jenis Kelamin
Laki-Laki 9,8
Perempuan 22,9
Pendidikan
Tidak Sekolah 14,6
Tidak Tamat SD 16,3
Tamat SD 17,5
Tamat SMP 13,2
Tamat SMA 17,4
Perguruan Tinggi 20,7
Pekerjaan
Tidak Kerja 15,2
Sekolah 7,7
Ibu Rumah Tangga 26,8
Pegawai 17,8
Wiraswasta 22,6
PetaniNelayanBuruh 10,9
Lainnya 19,7
Tipe Daerah
Perkotaan 19,1
Perdesaan 13,4
Tingkat Pengeluaran per Kapita
Kuintil 1 13,8
Kuintil 2 16,0
Kuintil 3 15,2
Kuintil 4 17,4
Kuintil 5 19,0
Catatan: Laki-laki: lingkar perut 90 cm Perempuan: lingkar perut 82 cm
c. Status gizi Wanita Usia Subur WUS 15-45 tahun berdasarkan indikator Lingkar Lengan Atas LILA
Tabel 3.15, dan Tabel 3.16 menyajikan gambaran masalah gizi pada WUS yang diukur dengan LILA. Hasil pengukuran LILA ini disajikan menurut kabupatenkota dan karakteristik
responden. Untuk menggambarkan adanya risiko kurang enegi kronis KEK dalam kaitannya dengan kesehatan reproduksi pada WUS digunakan ambang batas nilai rerata
LILA dikurangi 1 SD, yang sudah disesuaikan dengan umur age adjusted.