Budaya Organisasi Pada PT. PLN Persero Area Medan

Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa signifikan dan bersifat positif antara budaya organisasi dengan semangat kerja karyawan pada PT. PLN Persero Area Medan.

5.7 Pembahasan

Setelah seluruh data yang diperoleh dalam penelitian diuraikan, maka pada tahap selanjutnya akan dilakukan pembahasan data. Interpretasi data secara keseluruhan untuk masing-masing variabel dapat dilakukan setelah terlebih dahulu diklasifikasikan berdasarkan nilai-nilai yang diperoleh dari responden. Berdasarkan klasifikasi yang telah ditentukan, maka keseluruhan data yang diperoleh dari responden untuk masing-masing variabel penelitian dapat dijabarkan sebagai berikut :

5.7.1 Budaya Organisasi Pada PT. PLN Persero Area Medan

Kesuksesan organisasi banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor, dimana salah satunya adalah faktor budaya organisasi yang berfungsi sebagai kekuatan, penggerak dalam pencapaian tujuan, dan pembeda antara organisasi yang satu dengan yang lainnya. Apabila sebuah organisasi memiliki anggota atau pegawai yang masih aktif, maka dapat diindikasikan sebagai bukti bahwa organisasi tersebut telah mampu dan sukses dalam memfungsikan budaya organisasi sebagai perekat di dalam kegiatan organisasi setiap harinya serta sebagai pengikat kekompakan antara individu dalam organisasi. Organisasi membutuhkan sebuah tim yang kompak, handal, dan memiliki rasa loyalitas tinggi kepada organisasi dan hal inilah yang menjadi harapan setiap Universitas Sumatera Utara pimpinan dalam setiap organisasi. Pada kelangsungan pelaksanaan program instansi, maka pimpinan berkewajiban memperhatikan kondisi para pegawai sekaligus sebagai pengurus yang baik dari segi kemajemukannya maupun pada perkembangan atau perubahan nilai-nilai pada setiap karyawan sehingga hal ini dapat mempengaruhi perkembangan nilai pada organisasi. Budaya berfungsi sebagai pengikat seseorang atau lebih untuk bergabung dan aktif serta mengikat tali silaturahmi antar karyawan untuk terciptanya suatu tim yang kompak. Di sisi lain, budaya organisasi mampu meningkatkan semangat kerja karyawan. Budaya organisasi merupakan salah satu faktor yang dibutuhkan untuk meningkatkan semangat kerja karyawan, selama karyawan masih merasa senang dengan budaya yang diterapkan dan diyakini oleh organisasi, maka semangat kerja karyawan terhadap organisasi akan tetap mampu dirasakan dan peluang untuk pencapaian kesuksesan organisasi semakin besar. Budaya organisasi merupakan norma-norma dan nilai-nilai yang mengarahkan perilaku anggota organisasi karena budaya organisasi merupakan elemen yang sangat dibutuhkan di dalam menjalankan organisasi. Dalam penelitian ini untuk mengukur budaya organisasi pada PT. PLN Persero Area Medandigunakan beberapa indikator yaitu indikator yang diambil dari teori karakteristik budaya organisasi menurut Singarimbun yaitu : inisiatif individual, Toleransi terhadap tindakan beresiko, pengarahan, integrasi,dukungan manajemen, kontrol, identitas, sistem imbalan, Toleransi terhadap konflik dan pola komunikasi. Untuk mengukur inisiatif individu, peneliti menggunakan dua pernyataan pada angket yang disebarkan kepada karyawan PT. PLN Persero Area Medan yaitu tentang mengemukakan pendapat dan berinisiatif menyelesaikan masalah yang ada dalam pekerjaan tanpa menunggu perintah dari pimpinan. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan jawaban responden mengenai berinisiatif mengemukakan pendapat terdapat 5 orang 17 yang menjawab sangat setuju dan 25 orang 83 yang menjawab setuju. Berarti dapat dinilai bahwa seluruh karyawan memiliki inisiatif inidividu dalam hal mengemukakan pendapat ketika mereka menemukan masalah dalam pekerjaan. Sedangkan untuk jawaban berdasarkan berinisiatif menyelesaikan masalah yang ada dalam pekerjaan terdapat 6 orang 20 yang menjawab sangat setuju dan 24 orang 80 yang menjawab setuju sehingga dapat dinilai bahwa besarnya inisiatif individu karyawanPT. PLN Persero Area Medandalam menyelesaikan masalah yang ada dalam pekerjaan tanpa menunggu perintah dari pimpinan dapat dikatakan tingkat independensi yang dimiliki oleh karyawan tinggi. Untuk mengukur pengarahan, peneliti menggunakan dua pernyataan pada angket yang disebarkan kepada karyawan PT. PLN Persero Area Medanyaitu tentang sasaran dan harapan yang diinginkan dan untuk mengetahui visi, misi dan tujuan perusahaan. Berdasarkan jawaban responden mengenai sasaran dan harapan yang diinginkan terdapat 13 orang 43 yang menjawab sangat setuju dan 17 orang 80 yang menjawab setuju. Berarti dapat dinilai bahwa perusahaan mempunyai sasaran dan harapan yang diinginkan. Sedangkan jawaban berdasarkan untuk mengetahui visi, misi dan tujuan perusahaan terdapat 10 orang 33 yang menjawab sangat setuju ,19 orang 63 yang menjawab setuju dan 1 orang 4 yang menjawab tidak setuju. Berarti dapat dinilai bahwa besarnya karyawan untuk mengetahui visi, misi dan tujuan perusahaan, ada beberapa responden yang menjawab tidak setuju dikarenakan karyawan tersebut sama sekali tidak mengetahui visi, misi dan tujuan perusaahan itu sendiri. Universitas Sumatera Utara Untuk mengukur integrasi, peneliti menggunakan dua pernyataan pada angket yang disebarkan kepada karyawan PT. PLN Persero Area Medanyaitu tentang perusahaan yang mempunyai integrasi tinggi dan mementingkan kualitas dan kuantitas pekerjaan yang dihasilkan. Berdasarkan jawaban responden mengenai perusahaan yang mempunyai integrasi tinggi terdapat 5 orang 17 yang menjawab sangat setuju, 24 orang 80 yang menjawab setuju dan 1 orang 3 menjawab tidak setuju. Berarti dapat dinilai bahwa karyawan itu bekerja pada perusahaan yang mempunyai integrasi tinggi. Sedangkan sebagian responden yang menjawab tidak setuju disebabkan karena ada beberapa karyawan yang menganggap bahwa karyawan itu bekerja tidak pada perusahaan yang berintegrasi yang tinggi. Sedangkan untuk jawaban berdasarkan dan mementingkan kualitas dan kuantitas pekerjaan yang dihasilkan terdapat 4 orang 13 yang menjawab sangat setuju dan26 orang 87 yang menjawab setuju. Berarti dapat dinilai bahwa karyawan lebih mementingkan kualitas dan kuantitas pekerjaan yangdihasilkan. Untuk mengukur dukungan manajemen, peneliti menggunakan dua pernyataan pada angket yang disebarkan kepada karyawanPT. PLN Persero Area Medanyaitu tentang dukungan mengenai pekerjaan yang dilakukan oleh karyawan dan dukungan yang jelas dan positif terhadap karyawan. Berdasarkan jawaban responden mengenai dukungan mengenai pekerjaan yang dilakukan terdapat 4 orang 13 yang menjawab sangat setuju, 24 orang 80 yang menjawab setuju, 2 orang 7 yang menjawab tidak setuju. Berarti Universitas Sumatera Utara dapat dinilai bahwa pemimpin memberikan dukungan mengenai pekerjaan yang dilakukan oleh karyawan. Sedangkan untuk jawaban dukungan yang jelas dan positif terhadap karyawan terdapat 5 orang 17 yang menjawab sangat setuju, 22 orang 73 yang menjawab setuju, 3 orang 10 yang menjawab tidak setuju. Berarti dapat dinilai bahwa pemimpin memberikan dukungan yang jelas dan positif terhadap karyawan, sebagian responden menjawab tidak setuju dikarenakan dukungan yang jelas dan dukungan yang positif itu tidak dipahami oleh karyawan itu sendiri. Untuk mengukur sistem imbalan, peneliti menggunakan dua pernyataan pada angket yang disebarkan kepada karyawanPT. PLN Persero Area Medan yaitu tentang gaji yang diterima dan kenaikan gaji. Berdasarkan jawaban responden mengenai gaji yang diterima sesuai dengan prestasi kerja terdapat 1 orang 4 yang menjawab sangat setuju, 25 orang 83 yang menjawab setuju, 4 orang 13 yang menjawab tidak setuju. Berarti dapat dinilai bahwa adanya sistem imbalan pada PT. PLN Persero Area Medanyang didasarkan atas prestasi kerja. Sebagian responden menjawab tidak setuju, disebabkan karena ada beberapa karyawanyang menerima gaji tidak sesuai dengan prestasi kerja karyawan itu sendiri. Sedangkan untuk jawaban kenaikan gaji terdapat 5 orang 17 yang menjawab sangat setuju, 20 orang 67 yang menjawab setuju, 4 orang 13 yang menjawab tidak setuju, dan 1 orang 3 yang menjawab sangat tidak setuju. Berarti dapat dinilai bahwa kenaikan gaji bukan didasarkan karena senioritas pilih kasih melainkan kinerja karyawan. Universitas Sumatera Utara Untuk mengukur pola komunikasi, peneliti menggunakan dua pernyataan pada angket yang disebarkan kepada karyawan PT. PLN Persero Area Medanyaitu tentang hambatan komunikasi dan komunikasi antar unit yang sudah kondusif. Berdasarkan jawaban responden mengenai hambatan komunikasi terdapat 2orang ,7 yang menjawab sangat setuju,12 orang 40 yang menjawab setuju,10orang 33 menjawab tidak setuju, 6 orang 20 yang menjawab sangat tidak setuju. Berarti dapat dinilai bahwa hambatan komunikasi yang terjadi antar pimpinan dengan karyawan. Sebagian responden menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju disebabkan karena ada beberapa karyawan yang menganggap bahwa komunikasi dengan atasan masih dibatasi oleh hierarki kewenangan yang formal. Sedangkan untuk jawaban mengenai komunikasi antar unit yang sudah kondusif terdapat 4 orang 13 yang menjawab sangat setuju, 12 orang 40 yang menjawab setuju, dan tidak setuju 2 orang 7 Berarti dapat dinilai bahwa komunikasi antar unit yang ada dikantor sudah kondusif. Budaya organisasi yang kuat adalah budaya organisasi yang ideal dimana kekuatan budaya mempengaruhi intensitas pelaku budaya organisasi yang kuat menunjukkan nilai – nilai inti organisasi yang dipegang teguh dan dijunjung bersama. Semakin banyak anggota organisasi yang menerima nilai – nilai inti semakin besar komitmen mereka terhadap nilai – nilai tersebut semakin kuat budaya organisasi. Budaya yang kuat tetapi bertahan terhadap perubahan dapat menjadi sesuatu yang buruk dari sudut pandang kompetitif dan kemampuan Universitas Sumatera Utara mendapatkan keuntungan, dibandingkan budaya yang lemah tetapi inovatif Kreitner dan Kinicki,2007 dalam Danang Sunyoto 22 .

5.7.2 Semangat Kerja Karyawan Pada PT. PLN Persero Area Medan