Uji Signifikansi Koefisien Korelasi Uji “t” Koefisien Determinasi Regresi Linear Sederhana

c. Menentukan nilai proporsi kumulatif dengan jalan menjumlahkan nilai proporsi secara berurutan perkolom skor. d. Menggunakan tabel distribusi normal, hitung nilai Z untuk setiap proporsi kumulatif yang diperoleh e. Menentukan nilai tinggi densitas untuk setiap nilai Z yang diperoleh fengan menggunakan nilai tabel tinggi densitas dengan rumus : √ { } f. Menentukan nilai setiap skala untuk setiap kategori Scale= g. Hitung skor nilai hasil transformasi untuk setiap kategori melalui persamaan Score =scare value + scare value min+1

2.6.2 Uji Signifikansi Koefisien Korelasi Uji “t”

Untuk mengetahui apakah diantara dua variabel terdapat hubungan yang independen atau tidak maka perlu dilakukan uji independen. Dimana sampel yang diambil dari populasi normal bervariabel dua berukuran n memiliki koefisien korelasi r,maka dapat digunakan uji statistik t dengan rumus suharyadi,2004:466: t = √ √ Universitas Sumatera Utara keterangan : t = nilai hitung r = nilai koefisien korelasi n = jumlah data pengamatan bentuk alternatif untuk menguji hipotesis Ho bisa Ha : atau Ha :

2.6.3 Koefisien Determinasi

Koefisien determinan digunakan untuk mengetahui berapa persen besarnya pengaruh variabel bebas X terhadap variabel terikat Y. Adapun rumus koefisien determinasi “D” yaitu sugiyono, 2005 : 212 D= r x 100 Keterangan : D = koefisien determinan rxy = koefisien korelasi product moment antara X dan Y

2.6.4 Regresi Linear Sederhana

Regresi sederhana didasarkan pada hubungan fungsional ataupun kausalsebab akibat satu variabel independen variabel bebas dengan satu variabel dependen variabel terikat. Persamaan umum regresi linear sederhana adalah sugiyono,2005:204-206: Y = a + Bx Keterangan :Y = Subjek dalam variabel dependen yang dipredisikan a = Harga Y bila X = 0 harga konstan B = angka arah atau koefisien regresi peningkatan atau Penurunan variabel X = Subjek variabel independen yang mempunyai nilai Tertentu. Universitas Sumatera Utara Harga a dan b dapat dicari dengan rumus sebagai berikut: a = ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ b = ∑ ∑ ∑ ∑ Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Semangat kerja akan menunjukkan sejauh mana karyawan bersemangat dalam melakukan tugas dan tanggung jawabnya di dalam perusahaan. Semangat kerja karyawan dapat dilihat dari kehadiran, kedisiplinan, ketepatan waktu dalam menyelesaikan pekerjaan dan tanggung jawab. Semangat kerja yang dimiliki oleh setiap karyawan merupakan sikap mental yang mampu memberikan dorongan bagi seseorang untuk dapat bekerja lebih giat, cepat, dan baik. Semangat kerja karyawan yang tinggi sangat berpengaruh terhadap efisiensi dan efektivitas kerja di perusahaan. Semangat kerja merupakan situasi yang ditumbuhkan oleh budaya organisasi yang akan mempengaruhi sikap dan keinginan seseorang untuk bekerja dengan giat dan mempengaruhi orang lain dilingkungan kerjanya. Budaya Organisasi yang menumbuhkan Semangat kerja harus dikelola oleh pemimpin atau manajer perusahaan karena penting artinya bagi keberhasilan suatu usaha. Dikatakan penting bagi keberhasilan suatu usaha karena semangat kerja dapat mempengaruhi produktivitas dan potensi kerja karyawan. Semangat kerja yang optimal harus didukung dengan motivasi karyawan untuk bekerja secara maksimal. Hal ini sesuai dengan pendapat Kasali 1 yang menyatakan bahwa semangat kerja terdiri dari sikap para individu dan kelompok terhadap hidup, lingkungan dan pekerjaan. Karyawan yang memiliki semangat kerja yang tinggi akan bekerja dengan energik, antusias dan penuh dengan kemauan untuk menyelesaikan pekerjaannya. Karyawan ingin datang bekerja dan antusias untuk bekerja ketika sampai dikantor Carlaw, Deming, and Friedman, 2003. Sebaliknya, ketika semangat kerja rendah dalam perusahaan, karyawan akan merasakan kebosanandan malas dalam bekerja. Karyawan tidak bergairah dalam 1 Kasali, Rhenald. 1998. Membidik Pasar Indonesia : Segmentasi, Targeting, Hal :40 Universitas Sumatera Utara