89
a. Pendekatan Grafik Scatter Plot
Untuk melihat ada tidaknya Heterokedastisitas pada model yang digunakan, dilakukan dengan Uji Heterokedastisitas Scatter Plot. Berikut hasil Uji
Heterokedastisitas dengan Scatter Plot. Pada Gambar 4.4 berikut dapat dilihat grafik Scatter plot.
Gambar 4.4 Scatter Plot Pengujian Heterokedastisitas
Sumber: Pengolahan SPSS 2015
Berdasarkan Hasil Uji Heteroskedastisitas diatas, diketahui bahwa titik – titik
penyebaran pada Scatter Plot tidak menunjukkan pola tertentu dan penyebarannya berada di atas dan di bawah angka nol, sehingga model regresi yang digunakan tidak
mengalami Heterokedastisitas.
Universitas Sumatera Utara
90
b. Pendekatan Statistik Uji Glejser Tabel 4.10
Hasil Uji Glejser
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. Collinearity Statistics
B Std. Error
Beta Tolerance
VIF
1 Constant
1.956 1.275
1.535 .129
Komunikasi -.014
.056 -.044
-.257 .798
.394 2.539
Kerjasama_Kelompok .072
.046 .271
1.574 .119
.394 2.539
a. Dependent Variable: RES2
Sumber: Pengolahan SPSS 2015
Berdasarkan Tabel 4.10 terlihat variabel independen Komunikasi dan Kerjasama Kelompok yang signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen
absolut e Ut absUt. Hal ini terlihat dari probabilitas signifikansinya X1 0,798
dan X2 0,119 diatas tingkat kepercayaan 5 0.05. Dengan demikian disimpulkan bahwa model regresi tidak mengarah adanya heteroskedastisitas.
4.4.3 Uji Multikolinearitas
Gejala Multikolinieritas dapat dilihat dari besarnya nilai Tolerance dan VIF Variance Inflation Factor. Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel bebas
mana yang dijelaskan oleh variabel terikat lainnya. Tolerance adalah mengukur
Universitas Sumatera Utara
91
variabilitas variabel bebas yang terpilih yang tidak dijelaskan variabel bebas lainnya. Dengan nilai:
a. Tolerance Value 0,1 atau VIF 5, maka terjadi multikolinieritas. b. Tolerance Value 0,1 atau VIF 5, maka tidak terjadi multikolinieritas.
Tabel 4.11 Hasil uji Multikolonearitas
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. Collinearity Statistics
B Std. Error
Beta Tolerance
VIF
1 Constant
-4.403 2.368
2.127 .042
Komunikasi .233
.104 .496
3.101 .006
.394 3.239
Kerjasama_Kelompok .465
.085 .445
5.473 .000
.394 3.239
a. Dependent Variable: Kinerja_Karyawan
Sumber: Pengolahan SPSS 2015
Dari Tabel 4.11 memperlihatkan semua nilai variabel bebas memiliki tolerance value
0,1 atau VIF 5. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinieritas.
4.5 Pengujian Hipotesis 4.5.1 Uji Signifikansi Simultan Uji F
Hasil Uji Simultan Uji F menunjukkan seberapa besar hubungan dan pengaruh variabel Komunikasi X
1
dan variabel Kerjasama Kelompok X
2
, secara bersama-
Universitas Sumatera Utara
92
sama atau serempak terhadap Variabel Kinerja Karyawan Y. Hasil Uji F dapat dilihat pada Tabel 4.12 sebagai berikut:
Tabel 4.12 Hasil Uji Simultan Uji F
ANOVA
a
Model Sum of Squares
df Mean Square
F Sig.
1 Regression
669.557 2
834.779 15.288
.000
b
Residual 553.145
81 8.347
Total 1722.702
83 a. Dependent Variable: Kinerja_Karyawan
b. Predictors: Constant, Kerjasama_Kelompok, Komunikasi
Berdasarkan Tabel 4.12 diatas dapat diketahui bahwa nilai F
hitung
adalah sebesar 15,288 dengan tingkat signifikasi 0,000. Sedangkan nilai Ftabel = 3.14. Nilai Fhitung
Ftabel 15.288 3.14 dan tingkat signifikansi 0.0000 0.05 dengan hipotesis Ho ditolak dan Ha diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel bebas yaitu
Komunikasi X1 Kerjasama Kelompok X2 secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Karyawan Y sebagai variabel terikat.
4.5.2 Uji Signifikansi Parsial Uji t
Hasil Uji Parsial Uji t menunjukkan seberapa besar hubungan dan pengaruh masing-masing variabel Komunikasi X1 dan variabel Kerjasama kelompok X2
Universitas Sumatera Utara
93
secara parsial terhadap variabel Kinerja Karyawan Y Hasil Uji t dapat dilihat pada Tabel 4.13 berikut :
Tabel 4.13 Hasil Uji Parsial Uji t
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig.
B Std. Error
Beta
1 Constant
4.403 2.368
2.127 .042
Komunikasi .233
.104 .496
3.101 .006
Kerjasama_Kelompok .465
.085 .445
5.473 .000
a. Dependent Variable: Kinerja_Karyawan
Sumber: Pengolahan SPSS 2015
Berdasarkan Tabel 4.13 Hasil Uji t diatas, diketahui bahwa: 1. Variabel Komunikasi X1 .
Nilai Thitung variabel Komunikasi adalah 3.101 dan nilai Ttabel 1.668 maka thitung ttabel 3,101 1,668 sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel
Komunikasi berpengaruh positif dan signifikan 0,006 0.05 secara parsial terhadap Kinerja Karyawan. Artinya, jika variabel Komunikasi ditingkatkan
sebesar 1 satuan, maka kinerja pegawai akan meningkat sebesar 0,233.
Universitas Sumatera Utara
94
2. Variabel Kerjasama Kelompok X
2
. Nilai Thitung variabel Kerjasama Kelompok adalah 5,473 dan nilai Ttabel 1.668
maka thitung ttabel 5,473 1,668 sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel Kerjasama Kelompok berpengaruh positif dan signifikan 0,000 0.05 secara
parsial terhadap Kinerja Karyawan. Artinya, jika variabel Kerjasama Kelompok ditingkatkan sebesar 1 satuan, maka kinerja pegawai akan meningkat sebesar
0,465.
4.5.3 Uji Koefisien Determinasi Uji R²
Dalam penelitian ini dapat diketahui berapa besar kontribusi variabel Lingkungan Kerja X1 dan Stres Kerja X2 terhadap variabel Kinerja Kariyawan Y. Melalui
koefisien determinasi R² dengan menggunakan program SPSS dapat dilihat pada Tabel 4.13 berikut:
Tabel 4.13 Hasil Uji Koefisien Determinasi R²
Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 .900
a
.809 .804
3.801 a. Predictors: Constant, Kerjasama_Kelompok, Komunikasi
b. Dependent Variable: Kinerja_Karyawan
Sumber: Pengolahan SPSS 2015
Berdasarkan Hasil Uji Determinasi R² pada Tabel 4.13 diketahui bahwa nilai koefisien korelasi R sebesar 0.900 yang berarti bahwa korelasi atau hubungan
Kinerja Karyawan dependent dengan Komunikasi dan Kerjasama Kelompok
Universitas Sumatera Utara
95
Independent mempunyai hubungan yang erat yaitu sebesar 90. Besarnya pengaruh variabel Komunikasi dan Kerjasama Kelompok terhadap variabel dependent Kinerja
Karyawan ditunjukkan oleh nilai Adjusted R Square sebesar 0.804, artinya variabel Komunikasi dan Kerjasama Kelompok berpengaruh terhadap Kinerja Karyawan
sebesar 80,4 sisanya sebesar 19,6 dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini.
4.6 Pembahasan 4.6.1 Pengaruh Komunikasi Terhadap Kinerja Karyawan
Berdasarkan hasil analisis deskriptif tentang variabel Komunikasi dan variabel Kinerja Karyawan yang telah diuraikan sebelumnya, terlihat bahwa frekuensi
jawaban responden tentang variabel Komunikasi untuk keseluruhan itembutir pernyataan secara umum didominasi oleh jawaban Setuju S. Hal tersebut
menunjukkan bahwa variabel Komunikasi secara umum telah mampu mendorong karyawan untuk berusaha memberikan kinerja yang optimal bagi perusahaan, namun
masih terdapat jawaban Kurang Setuju KS untuk beberapa pernyataan namun jumlahnya relatif kecil. Dengan adanya komunikasi yang efektif, karyawan akan
mudah untuk melaksanakan tugasnya masing – masing sesuai arahan pimpinan dan
bisa bekerjasama dengan baik antar karyawan dan akhirnya meningkatkan efisiensi
kerja, kepuasan karyawan dan lainnya.
Usman 2011:420 menyatakan ada pengaruh komunikasi dengan pekerjaan, yaitu dimana dalam melakukan pekerjaan pasti diperlukannya sebuah proses
Universitas Sumatera Utara
96
komunikasi yang efektif baik antara atasan dengan bawahan ataupun sebaliknya dan antar karyawan. Selain itu, komunikasi juga dapat mempengaruhi kelangsungan
hidup organisasi secara berkesinambungan karena menyangkut bagaimana atasan memotivasi karyawan, memberi perintah dan memimpin karyawan. Jika komunikasi
tidak terlaksana dengan baik maka suatu pekerjaan tidak akan berjalan dengan baik dan itu artinya kinerja karyawan akan menurun.
4.6.2 Pengaruh Kerjasama Kelompok Terhadap Kinerja Karyawan
Berdasarkan hasil analisis deskriptif tentang variabel Kerjasama kelompok dan variabel Kinerja Karyawan yang telah diuraikan sebelumnya, terlihat bahwa
frekuensi jawaban responden tentang variabel Kerjasama kelompok untuk keseluruhan itembutir pernyataan secara umum didominasi oleh jawaban Setuju S.
Hal tersebut menunjukkan bahwa variabel Kerjasama kelompok secara umum telah mampu mendorong karyawan untuk berusaha memberikan kinerja yang optimal bagi
perusahaan, namun masih terdapat jawaban Kurang Setuju KS untuk beberapa pernyataan namun jumlahnya relatif kecil. Kerjasama akan menyatukan kekuatan ide-
ide yang akan mengantarkan pada kesuksesan. Kerjasama kelompok merupakan kumpulan beberapa individu yang memandang diri mereka dan dipandang oleh
lingkungan kerjanya sebagai kesatuan sosial.Tanpa kerjasama yang baik tidak akan memunculkan ide-ide cemerlang dan kinerja yang maksimal.
Setiap perusahaan tentunya menginginkan pencapaian kinerja yang maksimal oleh para karyawannya. Karena
Universitas Sumatera Utara
97 hal itu berkaitan dengan pencapaian tujuan organisasi dan keberlangsungan organisasi, maka
para karyawan dituntut untuk bekerja dengan maksimal
Menurut
Bachtiar 2004:15, kerjasama merupakan sinergisitas kekuatan dari beberapa orang dalam mencapai satu tujuan yang diinginkan.
Kerjasama akan menyatukan kekuatan ide-ide yang akan mengantarkan pada kesuksesan.
Komponen kerjasama dapat tercipta melalui kerja tim, dimana upaya-upaya kelompok secara
sistematis terintegrasi untuk mencapai sebuah tujuan bersama. Semakin besar integrasinya,akan semakin besar pula tingkat kerjasama.
Setiap tim maupun individu berhubungan erat dengan kerjasama yang dibangun dengan kesadaran pencapaian
prestasi dan kinerja.
Hasil penelitian ini sejalan juga dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh
Vivi Lisnawati 2014 dengan judul Pengaruh Komunikasi dan Kompetensi Kerja terhadap Kinerja Karyawa PT. Perkebunan Nusantara III Persero
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Hubungan antara variabel komunikasi dan kompetensi kerja terhadap kinerja karyawan memiliki hubungan yang erat. Nilai Adjusted R Square0.704 berarti 62,2
kinerja karyawan dapat di jelaskan oleh variabel bebas komunikasi dan variabel Kompetensi kerja. Sedangkan sisanya 37,8 dapat dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang diteliti dalam
penelitian ini seperti gaya kepemimpinan, disiplin kerja, dan lain sebagainya. Berdasarkan Uji-F diketahui bahwa variabel Komunikasi dan variabel Kompetensi Kerja secara
serempak berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Karyawan PT. Perkebunan Nusantara III Persero Medan.
Universitas Sumatera Utara
98
Dan juga, Sri Wiranti 2012 dengan judul Membangun Kerjasama Tim Kelompok hasil penelitian menunjukkan bahwa kerjasama tim kelompok
mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Jika setiap anggota tim atau kelompok dalam organisasi atau perusahaan memahami pentingnya
sebuah kerjasama, maka hubungan kerja antar bagian atau unit kerja akan berjalan dengan baik dan lancar, sehingga program-program yang sudah direncanakan mudah
dicapai. Jika masing-masing anggota tim atau kelompok mempunyai energi dan
potensi yang baik, akan bersinergi menjadi suatu kekuatan yang maha dahsyat.
Universitas Sumatera Utara
99
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan, Penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Berdasarkan hasil Uji
– f variabel Komunikasi X1 dan Kerjasama Kelompok X2, secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja
Karyawan Y PTPN III PKS Sisumut. 2. Berdasarkan hasil Uji
– t variabel Komunikasi X1 berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Karyawan Y PTPN III PKS Sisumut. Variabel
Kerjasama Kelompok X2 berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Karyawan Y PTPN III PKS Sisumut.
3. Hasil pengujian koefisien determinasi �
diperoleh nilai Adjusted R Square 0.804 berarti hubungan antara Komunikasi dan Kerjasama Kelompok terhadap Kinerja
Karyawan sebesar 80,4. Hal ini berarti hubungannya sangat erat. Sedangkan sisanya 19,6 lagi dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam
penelitian ini.
5.2 Saran
Berdasarkan Pembahasan dan Penulis memberikan saran-saran kepada pimpinan : 1. Variabel Komunikasi memiliki pengaruh yang positif dan signifikan dalam
meningkatkan Kinerja Karyawan PT. Perkebunan Nusantara III Persero PKS
Universitas Sumatera Utara
100
Sisumut, sehingga disarankan kepada pimpinan PT. Perkebunan Nusantara III Persero PKS Sisumut, untuk memberikan komunikasi dalam bentuk koordinasi
baik itu perintah atau instruksi yang lebih jelas agar dapat dimengerti oleh setiap karyawan, dan penting sekali bagi pimpinan untuk selalu menghargai setiap
bentuk hasil kerja karyawan dengan memberikan bentuk penghargaan seperti pujian agar dapat menjadi motivasi bagi karyawan kedepannya untuk
meningkatkan kinerja karyawan. 2. Pimpinan harus meningkatkan
dan
lebih memperhatikan dan menerapkan proses jalannya suatu pekerjaan yang terjadi di perusahaan yaitu kekompakan dan
kepercayaan diantara setiap karyawan untuk meningkatkan kinerja karyawan 3.
Penelitian ini menggunakan dua variabel bebas untuk mengukur kinerja karyawan, disarankan bagi peneliti selanjutnya agar memperhatikan variabel tersebut dengan
mengembangkan indikator yang lebih tepat lagi.
.
Universitas Sumatera Utara
8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 KOMUNIKASI 2.1.1 Pengertian Komunikasi