47
Tabel 3.6 Hasil Pengujian Reliabilitas
Reliability Statistics
Cronbachs Alpha
N of Items .980
48
Berdasarkan Tabel Reliabiliity Statistic, Cronbach’s Alpha = 0,980 dengan jumlah
pernyataan 48 butir, hasil ini menunjukkan bahwa pernyataaan ini reliable dan dapat dijadikan sebagai instrumen penelitian. Hal ini dikarenakan
Cronbach’s Alpha lebih besar dari 0,6 yaitu 0,980 0,6 sehingga instrumen dalam penelitian tersebut dapat
dinyatakan sebagai reliable dan dapat disebarkan kepada responden untuk dijadikan
sebagai instrumen penelitian. 3.10 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data penelitian kuantitatif, yaitu menguji dan menganalisis data dengan perhitungan
angka-angka dan kemudian menarik kesimpulan dari pengujian tersebut, dengan rumus-rumus :
a. Regresi Linier Berganda
Analisis regresi digunakan untuk mengetahui pengaruh dari variabelbebas terhadap variabel terikat. Persamaan regresi dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut : Y = a + b
1
X
1
+ b
2
X
2
+ e Dimana :
Universitas Sumatera Utara
48
Y = Kinerja karyawan a = Konstanta
b
1
dan b
2
= Besaran koefesien regresi dari masing – masing variabel
X
1
= Variabel komunikasi X
2
= Variabel kerjasama kelompok E = Standar error
3.11Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik dalam penelitian ini dilakukan untuk melihat apakah sampel yang telah ditetapkan telah dapat dilakukan analisis dan melihat apakah model
prediksi yang dirancang telah dapat dimasukkan kedalam serangkaian data, maka perlu dilakukan pengujian data.Untuk mendapatkan model regresi yang baik
harus terbebas dari penyimpangan data yang terdiri dari multikolonieritas, heteroskedastisitas dan normalitas.
Cara yang digunakan untuk menguji penyimpangan asumsi klasik adalah sebagai berikut:
1. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak.
Model regresi yang baik memiliki distribusi data normal atau mendekati normal.
Universitas Sumatera Utara
49
Salah satu cara yang termudah untuk melihat normalitas adalah dengan histogram yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang
mendekati distribusi normal. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Artinya kriteria berdistribusi normal apabila
tampilan grafiknya menunjukkan pola penyebaran disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal.
Selanjutnya, pengujian normalitas dilakukan dengan melihat grafik normal plot.Kriteria pengujiannya, adalah sebagai berikut:
1. Jika angka signifikan 0,05 maka data mempunyai distribusi normal. 2. Jika angka signifikan 0,05 maka data tidak mempunyai distribusi normal.
2. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas ini dilakukan dengan melihat nilai variance inflation factor VIF. Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan
adanya korelasi antar variabel bebas. Pada model regresi yang baik, sebaiknya tidak terjadi korelasi diantara variabel
bebas. Untuk mendeteksi ada tidaknya dengan melihat: 1. Nilai tolerance dan lawannya.
2. Variance inflation factor Tolerance
mengukur variabilitas bebas yang terpilih yang tidak dapat dijelaskan oleh variabel bebas lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama
dengan nilai VIF karena VIF = 1tolerance dan menunjukkan adanya kolineritas
Universitas Sumatera Utara
50
yang tinggi. Nilai cut off yang dipakai oleh nilai tolerance 0,10 atau sama dengan nilai VIF diatas 10. Apabila terdapat variabel bebas yang memiliki nilai tolerance
lebih dari 0,10 nilai VIF kurang dari 10, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinearitas antar variabel bebas dalam model regresi.
3. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain.
Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model
regresi yang baik adalah homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Dasar analisis :
1. Jika ada pola tertentu , serta titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur bergelombang, melebar kemudian menyempit maka mengindikasikan
telah terjadi heteroskedastisitas 2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titk menyebar diatas dan dibawah
angka 0 nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
3.12 Pengujian Hipotesis a.