Sebaliknya jika pengajuan diterima, maka sertifikat penjaminan akan dikeluarkan oleh lembaga penjamin PT. Askrindo. Sertifikat penjaminan tersebut berguna
untuk bank pada saat debitur melakukan wanprestasi. Pihak bank akan mengajukan claim pada PT Askrindo kemudian PT. Askrindo akan mengeluarkan
putusan klaim yang berisi presentase atau jumlah uang yang akan dijamin oleh PT. Askrindo tersebut. Putusan claim tersebut keluar kurang lebih 1 satu sampai
2 dua bulan setelah sertifikat diajukan.
B. Akibat Hukum Bagi Penjamin Jika Debitur Wanprestasi
Pemberian kredit pada pemohon kredit adalah untuk membantu pemohon kredit untuk menjalankan usahanya. Bank dalam rangka mempertimbangkan
pemberian kreditnya selain melihat pada prospek usaha yang akan dijalankan yang seharusnya bisa menunjang pembangunan nasional juga melihat pada
jaminan apa yang akan dijaminkan oleh pemohon. Padahal jika dilihat pada kenyataannya yang sangat membutuhkan kredit adalah pengusaha-pengusaha
kecil. yang justru tidak bisa menyediakan jaminan yang dituntut oleh bank pasal 24 Undang-undang Perbankan. Larangan pemberian kredit oleh bank tanpa
jaminan sebenarnya bertujuan untuk menjamin supaya kredit dikembalikan oleh debitur sehingga bank tidak rugi tetapi hal ini menghambat usaha-usaha yang
dapat menunjang pembangunan nasional yang biasanya diusahakan oleh pengusaha kecil. Yang dimaksud risiko didalam kredit adalah keadaan tidak
membayar kembali atas suatu kredit yang diterima oleh debitur.
Universitas Sumatera Utara
Pertanggungan oleh pihak asuransi itu ada beberapa macam. Untuk mengetahui dapat dilihat dalam Pasal 247 Kitab Undang-undang Hukum Dagang
selanjutnya disebut KUHD yang menyebutkan bahwa asuransi bisa didasarkan pada bahaya kebakaran, bahaya yang mengancam hasil pertanian sawah, jiwa
seseorang, bahaya dilautan, bahaya perbudakan, bahaya pengangkutan. Tapi pasal itu bersifat enumeratif perjanjian pertanggungan dengan jenis yang lain. Pasal 268
KUHD memberi pembatasan pertanggungan terhadap pertanggungan lain yang tidak dikenal Undang-undang yaitu bahwa pokok pertanggungan adalah
kepentingan yang harus dapat dinilai dengan uang dan diancam oleh bahaya dan oleh Undang-undang tidak dikecualikan.
Dari ketentuan Pasal 268 ini maka asuransi kredit termasuk dalam salah satu asuransi yang tidak dikecualikan oleh Undang-undang. Karena asuransi
kredit adalah perjanjian yang sah menurut Undang-undang.. Pelanggaran atau
wanprestasi oleh salah satu pihak ataupun kedua belah pihak adalah hal yang wajar. Kehidupan masyarakat yang semakin dinamis, telah menghadapkan dunia
perbankan pada suatu keadaan yang sulit, yaitu sebuah keadaan dimana sering terjadi benturan-benturan atau perselisihan-perselisihan kepentingan hukum, baik
antar masyarakat itu sendiri, maupun antar individual dalam masyarakat. Benturan-benturan
kepentingan yang
terjadi merupakan
upaya untuk
mempertahankan dan melindungi kepentingan-kepentingannya, hakhaknya
maupun kewajiban-kewajibannya
Universitas Sumatera Utara
Penanggungan yang dilakukan oleh seseorang tentunya karena dilandasi oleh adanya beberapa alasan tertentu, menurut Sri Soedewi M. Sofyan adalah
sebagai berikut : 1.
Si penanggung mempunyai persamaan kepentingan ekonomi di dalam usaha dari si peminjam,
2. Penanggungan memegang peranan penting dari banyak terjadi dalam bentuk
bank garansi, dimana yang bertindak sebagai penanggung adalah bank, dengan ketentuan :
a. Bank mensyaratkan adanya provisi dari debitur untuk perutangan siapa ia
mengikat kan diri sebagai penanggung; b.
Bank mensyaratkan adanya sejumlah uangdeposito yang disetorkan kepada bank.
3. Penanggung juga mempunyai peranan penting karena dewasa ini lembaga-
lembaga pemerintahan lazim mensyaratkan adanya penanggungan untuk kepentingan pengusaha-pengusaha kecil.
73
Dengan adanya bentuk baku dari isi dan rumusan perjanjian ini maka borg hanya melakukan persetujuan saja sehingga secara yuridis borg akan kehilangan
hak untuk melakukan negosiasi asas kebebasan berkontrak dalam merumuskan isi dan rumusan perjanjian penanggungan. Namun demikian karena keterbatasan
calon penjamin borg dan hal ini merupakan syarat bagi Bank Rakyat Indonesia Cabang Medan untuk mengucurkan kredit maka calon penjamin borg umumnya
tidak begitu mempermasalahkannya. Berdasarkan diantara hak-hak terpenting
73
Sri Soedewi, Hukum Perdata. Liberty, Yogayakarta, 2001, hal 81
Universitas Sumatera Utara
yang dimiliki oleh seorang penanggung yang selalu diminta agar dilepaskan pada saat penanggung tadi menandatangani perjanjian penanggungan adalah:
a. Hak agar Debitur ditagih terlebih dahulu Pasal 1831 – 1832 KUHPerdata
b. Hak untuk menentukan pemecahan hutang Pasal 1837 KUHPerdata
c. Hak untuk melakukan tagihan terhadap hutang-hutang yang dimiliki oleh
debitur Pasal 1847 KUHPerdata d.
Penanggung pada umumnya juga dimintakan untuk melepaskan hak yang dimiliki olehnya berdasarkan Pasal 1848 KUHPerdata.
Dengan melakukan pembayaran dalam rangka pemberian jaminan, maka sebenarnya seorang penanggung dalam posisinya terhadap debitur, setelah
melunasi hutang-hutang debitur kepada kreditur, maka posisinya akan menggantikan kedudukan si kreditur. Pasal 1948 KUHPerdata menyatakan
apabila karena kesalahan kreditur, seorang penanggung dirugikan sehingga ia tidak bisa melaksanakan hak subrogasinya terhadap debitur, maka ia dilepaskan
dari kedudukannya sebagai penanggung. Hal ini biasanya terjadi jika pemberian kredit oleh kreditur kepada debitur tadi, selain dijamin dengan jaminan pribadi
oleh penanggung, juga dijamin dengan hak tanggungan atas barang tidak bergerak milik debitur sendiri.
Dalam situasi yang terakhir ini, sebelumnya kreditur melaksanakan haknya untuk menuntut pelunasan piutangnya kepada debitur dengan cara menjual
melalui lelang eksekusi barang tidak bergerak yang dijaminkan oleh debitur tadi, maka kreditur harus memberitahukan hal itu terlebih dahulu pada penanggung.
Hal ini dimaksudkan untuk mencegah si penanggung menderita kerugian yakni
Universitas Sumatera Utara
masih harus melunasi hutang debitur kepada kreditur apabila perolehan lelang eksekusi atas barang tidak bergerak tadi tidak mencukupi untuk melunasi seluruh
hutang debitur. Dalam hal penanggungan, penanggung diberitahu tentang rencana kreditur untuk melakukan lelang eksekusi atas barang tidak bergerak tadi, maka
penanggung bisa melakukan upaya-upaya untuk mencari seorang pembeli dengan maksud agar hasil lelang eksekusi tadi mencukupi untuk melunasi seluruh hutang
debitur pada krediturnya khususnya apabila dengan bertambahnya bunga dan denda hutang debitur telah menjadi demikian besarnya. Dengan upaya yang
terakhir ini, penanggung tidak akan dirugikan dalam menjalankan hak subrogasinya terhadap debitur.
Dalam perjanjian-perjanjian pemberian jaminan pelepasan hak yang dimiliki penanggung tadi lazim disebut “Waiver” Surat pembatalan atau
pencabutan hak resmi. Kreditur yang cermat selalu berupaya agar “Waiver” yang diberikan oleh penanggung bersifat lengkap. Dalam suatu perjanjian, pemberian
jaminan bersifat accesoir, berarti sekalipun seorang penanggung diminta untuk melakukan beberapa “Waiver”, suatu perjanjian pemberian jaminan tetap saja
bersifat accessoir; dalam arti jika perjanjian pokoknya batal maka perjanjian pemberian jaminan pun akan batal demi hukum. Untuk mencegah terjadinya hal
ini, kreditur mencari suatu konstruksi hukum lain yang dimungkinkan oleh ketentuan pasal 1316 KUHPerdata. Menurut ketentuan pasal ini, disamping
memberikan jaminan, seorang penanggung memberikan indemnity penggantian rugi atau jaminan kerugian kepada kreditur.
Universitas Sumatera Utara
Dengan memberikan indemnity, maka tercipta suatu hubungan kontraktual dalam suatu perjanjian antara penanggung dengan kreditur, yang berdiri terlepas
dari perjanjian pokoknya. Pemberian indemnity ini melahirkan perjanjian yang mandiri antara pemberi indemnity dengan kreditur, yang tidak bersifat accessoir
terhadap perjanjian pokoknya perjanjian hutang piutang antara kreditur dengan debitur; sehingga sekalipun ada ikatan perjanjian pokoknya batal, perjanjian
pemberian indemnity ini tetap berdiri dengan demikian posisi kreditur diperkuat. Dalam butir-butir diatas dibicarakan dua cara pokok untuk memperkuat posisi
kreditur, yakni pemberian perjanjian penanggungan Borgtocht oleh seorang pihak ketiga, berikut segala “Waivernya”.
Dengan demikian maka dalam perjanjian penanggungan berhadapan dengan adanya dua hubungan kontraktual, masing-masing antara :
a. Kreditur dengan debitur yang menimbulkan perjanjian pokok, dan
b. Perjanjian pemberian jaminan oleh pihak ketiga terhadap krediturnya,
yang menimbulkan perjanjian yang bersifat accesoir. Hal ini menunjukkan bahwa sebuah perlindungan hukum yang
komprehensif adalah suatu kebutuhan yang mendesak. Negara Indonesia sebagai Negara hukum yang berdasarkan Pancasila haruslah memberikan perlindungan
hukum terhadap warga masyarakatnya yang sesuai dengan Pancasila. Perlindungan hukum dapat diartikan perlindungan oleh hukum atau perlindungan
dengan menggunakan pranata dan sarana hukum. Ada beberapa cara perlindungan secara hukum, antara lain sebagai berikut :
a. Membuat peraturan by giving regulation
Universitas Sumatera Utara
b. Menegakkan Peraturan by law enforcement Perjanjian Penanggungan
hutang melibatkan tiga pihak yang terkait, yaitu kreditur, debitur dan borg. Kreditur berkedudukan sebagai pemberi kredit, atau pihak berpiutang,
sedang debitur adalah orang yang mendapat pinjaman uang dari kreditur. Borg adalah pihak ketiga yang menanggung hutang debitur kepada kreditur, manakala
debitur tidak memenuhi prestasinya. Pada prinsipnya penjamin tidak wajib membayar hutang debitur kepada kreditur, keuali jika debitur lalai membayar
hutangnya. KUHPerdata bagian tentang akibat-akibat penanggungan antara kreditur dan penanggung P
asal 1831 menyatakan bahwa “Penanggung tidak wajib membayar utangnya, dalam hal itupun barang kepunyaan debitur harus disita dan
dijual terlebih du lu untuk melunasi hutangnya”
C. Kedudukan Penjamin dalam Pemberian Kredit Usaha Kecil dan Menengah Jika Debitur Wanpretasi
Ketentuan Pasal 1931 KUHPerdata, si pembuat undang-undang ada memberikan hak utama kepada Borg, yaitu pada saat ia digugat di pengadilan
dapat memenuhi kewajiban debitur utama yang telah wanprestasi. Bila hal ini terjadi maka dapat ditangkis dengan mengemukakan bantahan agar harta
kekayaan debitur utama dieksekusi dahulu untuk diambil pelunasan, tangkisan ini disebut juga tangkisan dilatoir
Posisi bank selaku kreditur selalu lebih tinggi atau kuat apabila dibandingkan dengan posisi debitur dalam setiap perjanjian kredit, karena debitur
yang membutuhkan dana sedangkan kreditur yang menyediakannya. Secara
Universitas Sumatera Utara
psikologis apabila debitur membutuhkan dana atau modal maka akan tunduk pada
syarat yang telah ditentukan kreditur agar bisa mendapatkan uang atau modal.
Pasal 1831 KUH Perdata: Si penanggung tidaklah diwajibkan membayar kepada si berpiutang, selain jika si berutang lalai, sedangkan benda-benda si berutang ini
harus lebih dulu disita dan dijual untuk melunasi utangnya. Sedangkan Pasal 1832 KUH Perdata berbunyi: Si penanggung tidak dapat menuntut supaya benda-benda
si berutang lebih dulu disita dan dijual untuk melunasi utangnya. Perbedaan dari kedua pasal tersebut adalah bahwa jika Bank menggunakan
pasal 1831 KUH Perdata, apabila timbul cidera janji, si penjamin dapat meminta benda-benda si berhutang disita dan dijual terlebih dahulu. Sedangkan jika
menggunakan Pasal 1832 KUH Perdata, Bank wajib membayar Garansi Bank yang bersangkutan segera setelah timbul cidera janji dan menerima tuntutan
pemenuhan kewajiban klaim. Bunyi Narasi Wording atau suatu pengikatan tertulis bank dalam Bank
Garansi, Bank wajib mencantumkan ketentuan yang dipilihnya dalam Bank Garansi yang bersangkutan, agar pihak yang dijamin maupun pihak yang
menerima garansi Beneficiary mengetahui dengan jelas ketentuan mana yang dipergunakan.
Jadi dalam pemberian Bank Garansi ada tiga pihak yang terlibat, yaitu sebagai berikut :
1. Bank sebagai pihak pemberi jaminan disebut Penjamin Bank penerbit
Issuing Bank 2.
Nasabah sebagai pemohon Applicant pihak yang dijamin disebut Terjamin
Universitas Sumatera Utara
3. Pihak ketiga yang menerima jaminan disebut Penerima jaminan Beneficiary
Kenapa si penerima jaminan Beneficiary percaya kepada Bank penerbit Bank
Garansi Issuing
BankOpening Bank
sebagai penjamin
Jawabannya Kepercayaan masyarakat terhadap Bank adalah modal utama bank, Bank yang menerbitkan Bank Garansi harus bank yang mempunyai reputasi yang
baik di mata masyarakat, sehingga si penerima jaminan percaya bahwa bank akan mengganti kedudukan si terjamin Applicant untuk memenuhi kewajibannya.
Dengan demikian maka si penerima jaminan Beneficiary akan terhindar dari risiko yang timbul akibat kelalaian si terjamin Applicant.
Bagaimana Bank bisa mempercayai debitur sebagai pemohon Applicant atas penerbitan Bank Garansi dan berani mengambil risiko kerugian jika
nasabahnya sebagai si terjamin melanggar janji. Untuk mengatasi risiko atas pengeluaran Bank Garansi, Bank terlebih dahulu akan meminta Jaminan lawan
Counter Guarantee kepada si pemohon sebagai calon si terjamin yang nilai tunainya sekurang-kurangnya sama dengan nilai nominal yang tercantum di dalam
Bank Garansi. Counter Guarantee ini bisa berupa uang tunai atau simpanan giro,
deposito, surat berharga, atau harta kekayaan milik si terjamin yang umumnya di perbankan biasa disebut Collateral. Collateral ini akan di blokir oleh bank atau di
disclaimer atau di bekukan selama Bank Garansi tersebut berjalan dan belum jatuh tempo. Namun demikian , berdasarkan pengalaman, syarat-syarat persetujuan
antara Bank dengan si pemohon Bank Garansi sangat Fleksibel, penilaian Bank terhadap pemohon lebih tergantung kepada reputasi atau Bonafiditas nasabahnya.
Universitas Sumatera Utara
Nasabah yang sudah bertahun-tahun menjadi nasabah Bank-nya dengan reputasi yang baik sehingga bonafiditasnya tidak diragukan akan berbeda dengan nasabah
yang bonafiditasnya masih diragukan. Sehinga inti pemberian Bank Garansi adalah kepercayaan Bank terhadap Nasabahnya dalam membantu kelancaran
transaksi Bisnis nasabahnya. Apa keuntungan bank atas pemberian Bank Garansi ? Atas pemberian
Bank Garansi terhadap nasabahnya atau si terjamin, Bank akan menerima imbalan jasa dari si terjamin Applicant berupa sejumlah uang tertentu yang disebut
dengan ‘provisi’. Biasanya provisi dihitung atas dasar persentase tertentu dari
jumlah Nominal Bank Garansi dan untuk jangka waktu tertentu, bisa triwulan, semester atau satu tahun dan sebagainya.
Berdasarkan Pasal 1832 KUHPerdata, hak-hak keistimewaan yang dimiliki oleh si penjamin adalah sebagai berikut ini :
74
1. Hak si penjamin untuk menuntut agar harta kekayaan debitur disita dan
dieksekusi terlebih dahulu untuk melunasi utangnya. Dan apabila hasil eksekusi tidak mencukupi untuk melunasi utangnya, maka harta si penjamin
yang kemudian akan di eksekusi hartanya; 2.
Hak si penjamin untuk tidak mengikatkan diri bersama-sama dengan debitur secara tanggung menanggung. Dengan kata lain dalam hak ini ada
kemungkinan penjamin telah mengikatkan diri bersama-sama debitur dalam suatu perjanjian secara jamin menjamin. Dan penjamin yang telah
mengikatkan dirinya bersama-sama debitur dalam suatu akta perjanjian dapat
74
Hasil wawancara dengan Fachrul Rozi, selaku Kepala Bagian Kredit UKM Bank Rakyat Indonesia Cabang Medan, Tanggal 24 Mei 2016
Universitas Sumatera Utara
dituntut oleh si kreditur untuk tanggung menanggung bersama debiturnya masing-masing untuk keseluruhan utang;
3. Hak si penjamin untuk mengajukan tangkisan yang tertuang dalam Pasal 1849
dan Pasal 1850 KUHPerdata. Hak ini lahir dari perjanjian penjaminan. Dalam hak ini penjamin memiliki hak untuk mengajukan tangkisan yang dapat
dipakai oleh debitur kepada kreditur terkecuali tangkisan yang hanya mengenai pribadinya debitur tertuang dalam Pasal 1847 KUHPerdata;
4. Hak si penjamin untuk membagi utang. Dalam hak ini dimaksudkan bahwa
apabila dalam suatu perjanjian penjaminan ada beberapa penjamin yang mengikatkan diri untuk menjamin satu debitur dan utang yang sama maka
setiap penjamin terikat untuk keseluruhan utang; 5.
Hak si penjamin untuk diberhentikan dari penjamin. Dalam pengertian bahwa seorang penjamin berhak meminta kepada kreditur untuk dibebaskan dari
kedudukannya sebagai seorang penjamin jika terdapat alasan untuk itu.
75
Berdasarkan ketentuan tersebut angka 1 bahwa dengan dibayar-nya utang Debitur KUR oleh Penjamin kepada Bank Pelaksana selaku kreditur KUR
tidak membebaskan debitur dari kewajiban nya melunasi utangnya. Artinya memang hubungan hukum antara Kreditur Bank Pelaksana dengan Debitur KUR
dengan telah dibayar lunas utang-nya pada oleh Perusahaan Penjamin kepada Bank Pelaksanan meng-akibat hubungan hukum itu menjadi berakhir. Namun
utang Debitur KUR tidak menjadi hapus, melainkan menimbulkan hubungan hukum baru antara Debitur KUR dengan Perusahaan Penjamin. Dengan kata lain,
75
http:notaris-sidoarjo.blogspot.co.id201211bentuk-jaminan-dan-hak-istimewa.html diakses tanggal 25 Mei 2016.
Universitas Sumatera Utara
telah terjadi novasi subyektif, yakni Perusahaan Penjamin yang meng-gantikan kedudukan Bank Pelaksana yang semula berkedudukan sebagai Kreditur. Artinya
hak tagihnya beralih dari Bank Pelaksana kepada Perusahaan Penjamin. Perihal ini sebagaimana subrogasi yang diatur dalam ketentuan Pasal 1400
KUHPerdata.
76
Pemberian kredit KUR kepada pengusaha mikro danatau pengusaha kecil ibarat makan buah simalakama, dimakan mati ibu, tidak dimakan bapak yang
mati. Pengusaha mikro dan kecil yang mengajukan KUR diberi kemudahan berupa tidak terjangkau Sistem Informasi Debitur SID. Lepasnya dari SID
berarti pihak kreditur yang akan memberikan KUR tidak dapat mengetahui karakter calon Debiturnya. Sedang karakter Debitur sangat penting dan
menentukan untuk dikabulnya suatu per-mohonan kredit. Dan apabila dikemudian hari Debiturnya tidak melunasi atau tidak mau melunasi piutangnya maka tidak
perlu dirisaukan. Padahal persyaratan untuk mengetahui karakter Debitur pada hakekatnya merupa-kan condition sine quanon, karena syarat ini yang sebenarnya
wujud jaminan yang diberikan oleh pihak Debitur. Agunan kelayakan usaha pengusaha usaha mikro dan kecil sebagai Debitur
KUR sangat sulit diprediksi untuk berkembangnya usaha mikro dan kecil, dimana kredit yang diajukan maksimal sebesar Rp. 5.000.000 lima juta rupiah.
76
Endro Martono, Eksistensi Lembaga Penjaminan Kredit Usaha Rakyat KUR Dalam Perjanjian Kredit Antara Bank dan Pengusaha Mikro dan Kecil, Dosen Fakultas Hukum
Universitas Merdeka Madiun, Yustisia Merdeka Vol. Perdana Maret 2015.
Universitas Sumatera Utara
Bilamana Debitur KUR ternyata kemudian tidak membayar kewajibannya melunasi utangnya, baik benar-benar tidak lagi mempunyai kemampuan
membayar atau sengaja tidak mau mem-bayar, maka pihak Perusahaan Penjamin harus sabar dan telaten untuk mengingatkan kewajiban Debitur KUR untuk
membayar melunasi utang-nya.
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan