tingkat kesejahteraan masyarakat. Sebab banyaknya UKM yang berdiri telah mampu memperkerjakan jutaan tenaga kerja yang tadinya menjadi pengangguran.
Dengan begitu, kesejahteraan masyarakat akan meningkat serta lebih terjamin.
D. Permasalahan Usaha Kecil dan Menengah
Perkembangan UKM dihalangi oleh banyaknya hambatan. Permasalahan- permasalahan tersebut bisa berbeda di satu daerah dengan daerah lain, antara
perdesaan dan perkotaan, antarsektor, ataupun antarsesama perusahaan di sektor yang sama. Namum demikian, ada sejumlah persoalan yang umum untuk semua
UKM di negara manapun juga. Rintangan-rintangan yang umum tersebut termasuk keterbatasan modal kerja maupun investasi, kesulitan-kesulitan dalam
pemasaran, distribusi dan pengadaan bahan baku dan input, keterbatasan akses ke informasi mengenai peluang pasar, keterbatasan pekerja dengan keahlian tinggi,
kualitas sumber daya manusia yang rendah, kemampuan teknologi, biaya transportasi dan energy yang tinggi, keterbatasan komunikasi, biaya yang tinggi
akibat prosedur administrasi dan birokrasi yang kompleks, khususnya dalam pengurusan izin usaha, dan ketidakpastian akibat peraturan-peraturan dan
kebijaksanaan-kebijaksanaan ekonomi yang tidak jelas atau tak tentu arah. Permasalahan umum yang biasa terjadi pada UKM tersebut secara garis
besar antara lain :
25
25
Ari Syofwan, Peranan Kredit Usaha Rakyat Terhadap Pengembangan UMK di Kecamatan Gebang Kabupaten Langkat Studi Kasus : Bank Bri Kecamatan Gebang, Skripsi
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara Medan, 2012, hal 25.
Universitas Sumatera Utara
1.
Kesulitan dalam pemasaran
Pemasaran sering dianggap sebagai salah satu kendala yang paling kritis bagi perkembangan UKM. Dari hasil studi yang dilakukan Kenneth James dan
Narongchai Akrasanee pada tahun 1988 di sejumlah Negara ASEAN, dalam bukunya menyimpulkan bahwa UKM tidak melakukan perbaikan yang cukup di
semua aspek yang terkait dengan pemasaran seperti penigkatan kualitas produk dan kegiatan promosi. Akibatnya, sulit sekali bagi UKM untuk dapat turut
berpartisipasi dalam era perdagangan bebas. Masalh pemasaran yang dialami yaitu tekanan persaingan baik di pasar domestik dari produk yang serupa buatan
sendiri dan impor, maupun di pasar internasional, dan kekurangan informasi yang akurat serta up to date mengenai peluang pasar di dalam maupun luar negeri.
26
2. Keterbatasan finansial
Dua masalah utama di dalam kegiatan UKM di Indonesia, yaitu dalam aspek finansial mobilisasi modal awal dan akses ke modal kerja dan finansial
jangka panjang untuk investasi yang sangat dibutuhkan demi pertumbuhan output jangka panjang. Walaupun pada umunya modal awal bersumber dari modal atau
tabungan sendiri atau sumber-sumber informal, namun sumber-sumber permodalan ini sering tidak memadai dalam kegiatan produksi maupun investasi.
Walaupun banyak skim-skim kredit dari perbankan dan Universitas Sumatera Utara bantuan Badan Usaha Milik Negara BUMN, sumber pendanaan dari
sektor informal masih tetap dominan dalam pembiayaan kegiatan Usaha Mikro dan Kecil. Hal ini disebabkan karena lokasi bank terlalu jauh bagi pengusaha yang
26
Ibid
Universitas Sumatera Utara
tinggal di daerah, persyaratan yang terlalu berat, urusan administrasi yang rumit, dan kurang informasi mengenai skim-skim perkreditan yang ada beserta
prosedurnya. Lagipula, sistem pembukuan yang belum layak secara teknis perbankan menyebabkan UKM juga sulit memperoleh kredit.
3. Keterbatasan sumber daya manusia
Salah satu kendala serius bagi banyak UKM di Indonesia ialah keterbatasan sumber daya manusia terutama dalam aspek-aspek entrepreneurship, manajemen,
teknik produksi, pengembangan produk, engineering design, quality control, organisasi bisnis akuntansi, data processing, teknik pemasaran, dan penelitian
pasar. Semua keahlian ini sangat dibutuhkan untuk mempertahankan atau memperbaiki kualitas produk, meningkatkan efisiensi dan produktivitas dalam
produksi, memperluas pangsa pasar dan menembus pasar barang. 4.
Masalah bahan baku Keterbatasan bahan baku serta kesulitan dalam memperolehnya dapat menjadi
salah satu kendala yang serius bagi pertumbuhan output ataupun kelangsungan produksi bagi banyak UKM di Indonesia. Hal ini dapat disebabkan karena harga
yang relatif mahal. Banyak pengusaha yang terpaksa berhenti dari usahanya dan berpindah profesi ke kegiatan ekonomi lainnya akibat masalah keterbatsan bahan
baku.
27
5. Keterbatasan teknologi
Usaha Kecil dan Menengah di Indonesia umumnya masih menggunakan teknologi yang tradisional, seperti mesin-mesin tua atau alat-alat produksi yang
27
Ibid
Universitas Sumatera Utara
bersifat manual. Hal ini membuat produksi menjadi rendah, efisiensi menjadi kurang maksimal dan kualitas produk relatif rendah.
6.
Kemampuan manajemen
Kekurangmampuan pengusaha kecil untuk menentukan pola manajemen yang sesuai dengan kebutuhan dan tahap pengembangan usahanya membuat
pengelolaan usaha menjadi terbatas. Dalam hal ini, manajemen merupakan seni yang dapat digunakan atau diterapkan dalam penyelenggaraan kegiatan Usaha
Mikro dan Kecil, baik dari unsur perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan. 7.
Kemitraan Kemitraan mengacu pada pengertian bekerja sama antara pengusaha dengan
tingkatan yang berbeda yaitu antara pengusaha kecil dan pengusaha besar. Istilah kemitraan sendiri mengandung arti walaupun tingkatannya berbeda, hubungan
yang terjadi adalah hubungan yang setara sebagai mitra kerja.
28
Masalah lain dari UKM adalah dalam rantai pasokan. Kadang-kadang mereka menemukan kesulitan dalam memberikan produk kepada pelanggan. Mereka
membutuhkan organisasi yang lebih besar atau jaringan untuk mendistribusikan produk. Hal ini disebut sebagai kemitraan bisnis yang membangun berdasarkan
kepercayaan, loyalitas, dan bersatu antara bisnis.
29
Menurut Andang, permasalahan UKM dapat dikategorikan sebagai berikut:
30
28
Ibid
29
Library.binus.ac.ideCollseThesisdocBab22012-1-00393-IF20Bab2001.pdf diakses tanggal 21 Mei 2016
30
Andang Setyobudi, 2007, Peran Serta Bank Indonesia dalam Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah UMKM, Buletin Hukum Perbankan dan Kebanksentralan 5, 29-35
Universitas Sumatera Utara
1. Permasalahan yang bersifat klasik dan mendasar pada UKM basic problems,
antara lain berupa permasalahan modal, bentuk badan hukum yang umumnya non formal, sumber daya manusia SDM, pengembangan produk dan akses
pemasaran; 2.
Permasalahan lanjutan advanced problems, antara lain pengenalan dan penetrasi pasar ekspor yang belum optimal, kurangnya pemahaman terhadap
desain produk yang sesuai dengan karakter pasar, permasalahan hukum yang menyangkut hak paten, prosedur kontrak penjualan serta peraturan yang
berlaku di negara tujuan ekspor; 3.
Permasalahan antara intermediate problems, yaitu permasalahan dari instansi terkait untuk menyelesaikan masalah dasar agar mampu menghadapi
persoalan lanjutan secara lebih baik. Permasalahan tersebut antara lain dalam hal manajemen keuangan, agunan dan keterbatasan dalam kewirausahaan.
Sedangkan menurut Tambunan masalah mendasar yang dihadapi oleh usaha mikro meliputi:
a. Keterbatasan Sumber daya Manusia SDM;
b. Kesulitan Pemasaran;
c. Keterbatasan Finansial;
d. Masalah Bahan Baku;
e. Keterbatasan Teknologi.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa Masalah mendasar usaha kecil yang paling menonjol menyangkut menyediakan modal usaha atau
pembiayaan.
Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN
H. Latar Belakang