Hubungan Penjamin dengan Pihak Pemberi Kredit

BAB IV KEDUDUKAN PENJAMIN DALAM PEMBERIAN KREDIT USAHA KECIL DAN MENENGAH

A. Hubungan Penjamin dengan Pihak Pemberi Kredit

Ketentuan Pasal 1759 KUHPerdata dinyatakan bahwa orang yang meminjamkan tidak boleh meminta kembali apa yang telah dipinjamkannya, sebelum lewatnya waktu yang ditentukan dalam perjanjian. Jika tidak ditetapkan sesuatu waktu, hakim berkuasa, apabila orang yang meminjamkan menuntut pengembalian pinjamannya, menurut keadaan, memberi kelonggaran kepada si peminjam. Satu-satunya ketentuan yang mengatur kewajiban pemberi pinjaman adalah pada Pasal 1753 KUHPerdata, akan tetapi ketentuan itu tidak bertalian dengan perjanjian pinjam uang karena hanya mengatur perjanjian-perjanjian pinjam mengganti barang. Pemberian Penanggungan Borgt tersebut diberikan dalam kapasitas sebagai pribadi, oleh komisaris atau direktur atau pemegang sahamnya dan bukan dalam kapasitas selaku organ perseroan. Dalam UKM, pemberi jaminan harus mempunyai hubungan dengan debitur yang dijaminnya, karena tidak mungkin seseorang mau menjamin orang lain debitur tanpa mengenalnya. 56 Universitas Sumatera Utara Hubungan antara penjamin dengan kreditur dan debitur wanpretasi berkaitan dengan hak dan kewajiban antara penjamin dengan Kreditur Dan Debitur Wanpretasi Adapun hak-hak dari penjamin yaitu : 69 1. Hak menuntut lebih dahulu apabila harta debitur habis dengan adanya hak ini, si penanggung tidaklah diwajibkan membayar kepada si berpiutang, selainnya jika si berhutang lalai, sedangkan harta benda si berhutang ini harus lebih dahulu disita dan dijual untuk melunasi hutangnya Pasal 1831 KUH Perdata. dari ketentuan Pasal 1831 KUH Perdata maka dapat disimpulkan bahwa tanggung jawab penanggung merupakan cadangan dalam halnya harta benda si debitur tidak mencukupi untuk melunasi hutangnya, atau dalam hal debitur itu sama sekali tidak mempunyai harta benda yang dapat disita. Apabila pendapatan lelang sita atas harta benda si debitur itu tidak mencukupi untuk melunasi hutangnya, barulah tiba gilirannya untuk menyita harta benda si penanggung. Jadi, apabila seorang penanggung dituntut untuk membayar hutangnya debitur yang ditanggung olehnya, ia berhak untuk menuntut supaya dilakukan lelang sita lebih dahulu terhadap kekayaan debitur. Kemudian penanggung tidak dapat menuntut agar harta benda si berhutang lebih dahulu disita dan dilelang untuk melunasi hutangnya, dalam hal: a. Apabila ia telah melepaskan hak istimewanya untuk menuntut dilakukannya lelang sita lebih dahulu atas harta benda si berhutang tersebut 69 Hasil wawancara dengan Fachrul. Rozi, selaku Kepala Bagian Kredit UKM Bank Rakyat Indonesia Cabang Medan, Tanggal 24 Mei 2016 Universitas Sumatera Utara b. Apabila ia telah mengikatkan dirinya bersama-sama dengan si berhutang utama secara tanggung-menanggung dalam hal ini akibat perikatannva diatur menurut asas-asas yang ditetapkan untuk hutanghutang tanggung- menanggung; c. Jika si berhutang dapat mengajukan suatu tangkisan yang hanya mengenai dirinya sendiri secara pribadi; d. Jika si berhutang berada dalam keadaan pailit; e. Dalam halnya penanggungan yang diperintahkan oleh hakim lalu dikaitkan dengan perjanjian utang-piutang 70 Hubungan hukum antara penjamin adalah adanya hubungan dengan hak dan kewajiban yang erat kaitannya dengan telah dilakukannya pembayaran debitur kepada kreditur. untuk itu, pihak penjamin menuntut kepada debitur supaya membayar apa yang telah dilakukan oleh penjamin kepada kreditur. 71 Hubungan antara penerima kredit, pemberi kredit dan penjamin pada hakekatnya masih dapat dikemukakan masuk dalam hubungan hukum perdata dibidang harta kekayaan, sebagaimana adanya utang piutang dimana utang pihak debitur ditanggung oleh pihak ketiga Lembaga Penjaminan. Dalam hubungan hukum mana masing-masing pihak dibebani kewajiban kewajiban yang dipenuhi sebagaimana yang telah disetujui. 72 70 Hasil wawancara dengan Fachrul Rozi, selaku Kepala Bagian Kredit UKM Bank Rakyat Indonesia Cabang Medan, Tanggal 24 Mei 2016 71 Hasil wawancara dengan Fachrul Rozi, selaku Kepala Bagian Kredit UKM Bank Rakyat Indonesia Cabang Medan, Tanggal 24 Mei 2016 72 Hasil wawancara dengan Fachrul Rozi, selaku Kepala Bagian Kredit UKM Bank Rakyat Indonesia Cabang Medan, Tanggal 24 Mei 2016 Universitas Sumatera Utara Terealisirnya perjanjian kredit antara Bank dan Pengusaha mikro dan kecil dikarenakan dapatnya rekomendasi dari Perusahaan Lembaga Penjaminan untuk menjamin kredit yang diajukan oleh Pengusaha mikro dan kecil kepada Bank Pelaksana. Setelah adanya rekomendasi yang berwujud persetujuan memberikan jaminan kemudian pihak Pengusaha sebagai pemohon kredit meneruskan rekomendasi itu kepada Bank Pelaksana. Selanjutnya Bank pelaksana memproses lebih lanjut permohonan kredit yang diajukan penjamin untuk memproses permohonan kredit debitur. Proses mekanisme yang pertama adalah permohonan kredit yang dilakukan oleh calon debitur. Permohonan tersebut diajukan secara tertulis kepada pihak kreditur, dalam hal ini adalah Bank Rakyat Indonesia Cabang Medan. Dengan persyaratan wajib yang telah ditetapkan oleh kreditur, calon debitur harus memenuhi persyaratan tersebut. Calon debitur merupakan individu yang melakukan usaha produktif yang dijalankan minimal 6 enam bulan, dan tidak sedang menerima kredit dari perbankan. Calon debitur yang tidak memiliki usaha yang sudah berjalan kurang lebih 6 enam bulan, mereka tidak bisa menjadi pemohon dalam Kredit UKM karena kreditur juga ingin memberikan kreditnya secara aman dan pasti. Calon debitur juga harus menyertakan bukti identitas diri berupa fotokopi kartu tanda penduduk KTP, fotokopi kartu keluarga KK, dan surat keterangan usaha. Kredit usaha rakyat diperkenalkan sebagai kredit yang mudah didapat dan mempunyai syarat yang sederhana. Mekanisme yang kedua adalah penganalisaan kredit dan pemeriksaan oleh kreditur. Analisis kredit harus menggambarkan konsep hubungan total Universitas Sumatera Utara permohonan kredit, bentuk, format, dan kedalaman analisis kredit ditetapkan oleh bank yang disesuaikan dengan jumlah dan jenis kredit, analisis kredit harus dibuat secara lengkap, akurat, dan objektif, analisa kredit sekurang-kurangnya harus mencakup penilaian tentang prinsip 5C dan penilaian terhadap sumber pelunasan kredit yang dititikbertakan pada hasil usaha yang dilakukan pemohon serta menyediakan aspek yuridis perkreditan dengan tujuan untuk melindungi bank atas risiko yang mungkin timbul. Tahap pemeriksaan, calon debitur melengkapi persyaratan yang di ajukan, pihak Bank Rakyat Indonesia unit Cabang Medan. Pihak bank akan melakukan checking atau survey di lapangan tentang kelayakan calon debiturnya dengan menanyakan hal-hal yang berkaitan dengan permohonan Kredit Usaha Rakyat tersebut. Bank harus memperhatikan prinsip-prinsip dalam menilai permohonan kredit, yaitu sebagai berikut: a Bank hanya memberikan kredit apabila permohonan kredit diajukan secara tertulis. Hal ini berlaku untuk kredit baru, perpanjangan jangka waktu, tambahan kredit, maupun permohonan perubahan persyaratan kredit, b Permohonan kredit harus memuat informasi yang lengkap dan memenuhi persyaratan sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh bank Indonesia, c Bank harus memastikan kebenaran data informasi yang disampaikan dalam permohonan kredit. Tahap ketiga adalah pemberian putusan kredit. Kredit yang telah diajukan oleh calon debitur akan diberi putusan oleh pihak kreditur, dikabulkan sebagian, Universitas Sumatera Utara seluruhnya atau ditolak karena terdapat suatu hal yang membuat kreditur tidak dapat mengabulkan permohonan kredit tersebut. Setiap pejabat yang terlibat dalam kebijakan persetujuan kredit harus mampu memastikan hal-hal berikut : a Setiap kredit yang diberikan telah sesuai dengan prinsip perkreditan yang sehat dan ketentuan perbankan lainnya, b Pemberian kredit telah sesuai dan didasarkan pada analisis kredit yang jujur, objektif, cermat, dan seksama menggunakan prinsip 5C serta independent, c Adanya keyakinan bahwa kredit mampu dilunasi oleh debitur. Selanjutnya, setelah pemberian putusan kredit, apabila dikabulkan, costumer service mempersiapkan pencairan kredit dengan memberitahukan pada calon debitur mengenai putusan dan tanggal pencairan, kemudian menyiapkan surat pengukuhan hutang, dan mengisi kwitansi pencairan kredit. Kemudian penandatanganan perjanjian Kredit Usaha Rakyat, fiat bayar, kemudian pembayaran pencairan kredit setelah semua syarat terpenuhi dan pemberian kredit diikat oleh perjanjian kredit. Tahap kelima, tahap terakhir dari mekanisme Kredit Usaha Rakyat adalah penjaminan klaim kredit kepada PT. Askrindo oleh Bank Rakyat Indonesia. Penjaminan klaim diatur dalam surat edaran direksi No. S.36-DIRADK112007 tanggal 2 November 2007 tentang kredit bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Koperasi dengan Pola Penjaminan KUMKP dan telah diubah menjadi Kredit Usaha Rakyat KUR. Apabila pengajuan klaim tersebut tidak diterima dikerenakan berkas tidak lengkap, maka seluruh berkas akan dikembalikan kepada bank yang mengajukan. Universitas Sumatera Utara Sebaliknya jika pengajuan diterima, maka sertifikat penjaminan akan dikeluarkan oleh lembaga penjamin PT. Askrindo. Sertifikat penjaminan tersebut berguna untuk bank pada saat debitur melakukan wanprestasi. Pihak bank akan mengajukan claim pada PT Askrindo kemudian PT. Askrindo akan mengeluarkan putusan klaim yang berisi presentase atau jumlah uang yang akan dijamin oleh PT. Askrindo tersebut. Putusan claim tersebut keluar kurang lebih 1 satu sampai 2 dua bulan setelah sertifikat diajukan.

B. Akibat Hukum Bagi Penjamin Jika Debitur Wanprestasi