Program ini bertujuan untuk mengkatalog, menamakan, dan melestarikan tempat-tempat yang sangat penting agar menjadi warisan manusia dunia. Tempat -
tempat yang didaftarkan dapat memperoleh dana dari Dana Warisan Dunia di bawah syarat - syarat tertentu. Program ini diciptakan melalui Pertemuani
Mengenai Pemeliharaan Warisan Kebudayaan dan Alamiah Dunia yang diikuti di oleh Konferensi Umum UNESCO pada 16 November 1972
81
.
C. Pengaturan Hukum Internasional Terhadap Warisan Bersama Umat Manusia
Jumlah anggota Konvensi Warisan Dunia WD sampai Juni 2011 berjumlah 187 daftar warisan dunia terdiri dari 936 properti warisan budaya dan
alam yang dianggap oleh Komite Warisan Dunia memiliki nilai universal luar biasa.
Anggota konvensi WD di Asia dan Pasifik adalah 41 di Asia dan Pasifik ada 143 situs WD budaya, 53 situs WD alam, 9 situs WD campuran budaya dan alam ,
Indonesia adalah anggota Konvensi WD sejak 6 Juli 1989. Perlindungan Warisan Dunia secara instrumen hukum internasional difokuskan kepada kekayaan budaya
dunia yang dinilai saat ini kurang mendapatkan proteksi yang konkrit. Banyak sekali pelanggaran yang terjadi terhadap kekayaan ini seperti
pencaplokan, pembajakan, penghancuran akibat agresi dan keadaan alam serta komersialisasi warisan budaya dunia. Kekayaan budaya dunia, atau bisa disebut
sebagai benda cagar budaya dalam hukum internasional, dibagi menjadi dua
81
Loc. Cit
Universitas Sumatera Utara
macam, yaitu tangible dan intangible. Intangible cultural heritage merupakan benda budaya yang tak dapat disentuh karena bukan merupakan benda
berwujud
82
. Yang masuk dalam kekayaan budaya intangible adalah Language, Oral
History, Traditional Religion and Ritual, Sacred Images and Themes, Non Sacred Designs Artistic Themes and Handicrafts, Traditional Textile Skills, Traditional
Skills Related to Tangible Cultural Heritage, Traditional Music, Traditional Dance, Cuisine, Tracking and Hunting Skills, Traditional Practices of
Husbanding Nature, Traditional Medical Knowledge, Traditional Methods of Conflict, dan Traditional Relationships between Different Ages in the
Community. Tangible Cultural Heritage, merupakan kekayaan budaya dunia yang
berupa benda berwujud, konkrit dan dapat disentuh. Kekayaan budaya inilah yang dibahas di dalam tulisan ini. pengaturan hukum internasional yang ada dalam
bidang cultural property law dapat digolongkan sebagai instrumen hukum yang bersifat memberi perlindungan, dan yang memberi penghukuman
83
. Pengaturan instrumen hukum internasional yang utama bersifat melindungi Tangible Cultural
Heritage adalah Convention Concerning the Protection of the World Cultural and Natural Heritage 1972. Konvensi ini mencakup perlindungan alam dan budaya.
Sehingga bisa menjadi instrumen perlindungan hukum lingkungan internasional, juga perlindungan hukum warisan budaya dunia. Konvensi ini
82
http:hukumlingkunganinternasional.blogspot.co.id201405prinsip-prinsip-hukum- lingkungan.html , Diakses tanggal 9 Januari 2017
83
http:www.riaupos.co395-opini-payung-hukum-warisan- dunia.html.WHMFhFx1DIU , Diakses tanggal 9 Januari 2017
Universitas Sumatera Utara
secara unik mengakui bahwa suatu situs yang ada dalam suatu batas wilayah suatu negara, namun perlindungan warisan budaya tersebut menjadi kewajiban dan
kerja sama masyarakat internasional dalam memberi perlindungannya. Dari Piramid di Mesir sampai Pulau Galapagos di Ekuador.
Cara kerja Konvensi World Heritage ini adalah dengan menyelenggarakan adanya World Heritage List dan World Heritage List in Danger Daftar Warisan
Budaya dalam keadaan Terancam
84
. Daftar - daftar ini mencatatkan property - properti budaya yang mendapat hak perlindungan benda budaya. Pada 3 Juli 2003,
oleh World Heritage Committee telah tercatat 754 properti budaya dalam daftar Warisan Budaya 582 budaya, 149 alam dan 23 properti campuran oleh 128
negara peserta . Konvensi ini adalah yang paling besar peranannya dalam perlindungan benda budaya dunia.
Yang menarik dari konvensi ini adalah bagaimana suatu situs budaya di batas wilayah negara manapun dapat diajukan oleh negara lain ke dalam daftar
tersebut. Contohnya adalah kota tua Jerusalem yang diajukan oleh Jordania. Dalam konvensi ini diterimanya permintaan perlindungan suatu situs budaya oleh
negara tertentu tidak terpengaruh status politik negara tersebut
85
. Namun, perlindungan dari konvensi ini ternyata masih mempunyai ganjalan besar.
Dikatakan dalam konvensi ini, bahwa situs dapat diajukan oleh negara, namun harus melewati pertimbangan Komite Warisan Dunia terlebih dahulu sebelum bisa
dimasukkan ke dalam daftar.
84
Loc. Cit
85
http:www.academia.edu13823965PERLINDUNGAN_HUKUM_INTERNASIONA L_DAN_HUKUM_NASIONAL_INDONESIA_TERHADAP_TARI_TRADISIONAL_BANGSA
_INDONESIA_STUDI_KASUS_KLAIM_TARI_PENDET_OLEH_MALAYSIA , Diakses tanggal 9 Januari 2017
Universitas Sumatera Utara
Komite harus merasa yakin dulu akan kesanggupan negara tersebut diserahi tanggung jawab melindungi situs budaya tersebut. Dalam penentuan ini
tiga badan penasihat ICCROM, IUCN, dan ICOM memegang peranan penting. Peraturan ini bisa menjadi suatu kelebihan namun juga bisa menjadi suatu
kegagalan. Suatu kelebihan, karena tiga badan penasihat yang menyelidiki properti budaya yang ada di dunia menemukan adanya situs yang terbengkalai
atau situs bernilai luar biasa yang terlewati, tiga badan penasihat tersebut dapat mengusulkan betapa pentingnya suatu situs tersebut
86
. Kemudian instrumen hukum pendukung selanjutnya adalah beberapa
instrumen pendukung dalam menyelesaikan sengketa Warisan Budaya yakni Convention for the Protection of Cultural Property in the event of Armed Conflict
Hague, 1954, Konvensi Hague 1954 ini mempunyai suatu prinsip dasar yang menjadi dasar ideologi perlindungan benda budaya dunia. Prinsip tersebut
terdapat dalam pembukaan konvensinya: “ Being Convinced that damage to cultural property belonging to
any people whatsoever means damage to cultural heritage of all mankind, since each people makes its contribution to the culture
of the world ”.
Perlindungan yang diberikan oleh konvensi ini terbagi menjadi General Protection, dan Special Protection
87
. Perlindungan Umum atau diberikan pada setiap properti budaya yang ada
dalam suatu area konflik bersenjata. Militer tak boleh menggunakan properti
86
http:www.mediajurnal.comtagwarisan-dunia , Diakses tanggal 9 Januari 2017
87
Loc. Cit
Universitas Sumatera Utara
tersebut kecuali ada kepentingan militer yang memaksa. Perlindungan
khususspesial diberikan bagi properti budaya yang kemudian telah didaftarkan dalam suatu International Register of Cultural Property under Special Protection,
maka pengecualian untuk boleh berlakunya peran militer dalam properti budaya hanyalah dengan alasan unavoidable military necessity kepentingan militer yang
tak terhindarkan . Peraturan ini dengan jelas menunjukkan kelemahan konvensi ini, karena
ternyata properti budaya pun masih dapat digunakan untuk kepentingan militer, walaupun kelebihannya adalah dengan adanya peraturan tersebut, bolehnya
digunakan suatu properti budaya adalah hanya oleh izin komando tertinggi, sehingga perusakan yang terjadi mampu tereduksi.
Universitas Sumatera Utara
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan