25 Flavonoid positif jika terjadi warna merah, kuning, jingga pada lapisan amil
alkohol Farnsworth, 1966.
3.5.5 Pemeriksaan tanin
Sebanyak 0,5 g sampel disari dengan 10 ml air suling, disaring lalu filtratnya diencerkan dengan air suling sampai tidak berwarna. Filtrat yang
diperoleh, diambil 2 ml larutan lalu ditambahkan 1 sampai 2 tetes pereaksi besi III klorida. Terbentuknya warna biru atau hijau kehitaman menunjukkan adanya
tanin Farnsworth, 1966.
3.5.6 Pemeriksaan steroidtriterpenoid
Sebanyak 1 g sampel dimaserasi dengan n-heksan selama 2 jam, lalu disaring. Filtrat diuapkan dalam cawan penguap, pada sisa ditambahkan 2 tetes
asam asetat anhidrida dan 1 tetes asam sulfat pekat. Timbul warna biru atau hijau menunjukkan adanya steroid dan timbul warna merah, pink atau ungu
menunjukkan adanya triterpenoid Farnsworth, 1966.
3.6 Pembuatan Ekstrak Etanol Serbuk Simplisia Daun Gulma Siam
Serbuk simplisia diekstraksi dengan cara maserasi dengan menggunakan pelarut etanol 80. Cara kerja:
Sebanyak 500 g serbuk simplisia dimasukkan ke dalam wadah maserasi, lalu ditambahakan 4 L pelarut etanol, ditutup, dibiarkan selama 5 hari terlindung
dari cahaya sambil sering diaduk, diserkai, dan diperas. Ampas dicuci dengan cairan penyari secukupnya hingga diperoleh seluruh sari 5 L, kemudian didiamkan
selama 2 hari dan dienap tuangkan. Maserat diuapkan dengan bantuan alat rotary evaporator
pada suhu 40
o
C dan dipekatkan dalam freeze dryer sampai diperoleh ekstrak kental Ditjen, POM., 1979.
Universitas Sumatera Utara
26
3.7 Pembuatan Media untuk Bakteri Uji 3.7.1 Nutrient Agar NA
Komposisi : ‘Lab-Lemco’ powder 1,0
Yeast extract 2,0
Peptone 5,0
Sodium chloride 5,0
Agar 15,0
Cara pembuatan: Sebanyak 28 gram serbuk NA dilarutkan dalam 1 L air suling steril dan
dipanaskan sampai semua bahan larut sempurna, kemudian disterilkan di autoklaf pada suhu 121
o
C selama 15 menit Oxoid, 1982.
3.7.2 Nutrient Broth NB
Komposisi : ‘Lab-Lemco’ powder 1,0
Yeast extract 2,0
Peptone 5,0
Sodium chloride 5,0
Cara pembuatan: Sebanyak 13 gram serbuk NB dilarutkan dalam 1 L air suling steril dan
dipanaskan sampai semua bahan larut sempurna, kemudian disterilkan di autoklaf pada suhu 121
o
C selama 15 menit Oxoid, 1982.
3.7.3. Pembuatan agar miring
Dimasukkan ke dalam tabung reaksi steril 3 ml media NA steril, didiamkan pada temperatur kamar sampai membeku pada posisi membentuk sudut 45
o
C, kemudian tabung disimpan dalam lemari pendingin pada suhu 5
o
C Lay, 1994.
Universitas Sumatera Utara
27
3.8 Pembuatan Stok Kultur Bakteri
Satu koloni bakteri diambil dengan jarum ose steril, lalu diinokulasikan pada permukaan media NA miring dengan cara menggores, kemudian
diinkubasikan pada suhu 35 ± 2
o
C selama 24 jam Ditjen, POM., 1995.
3.9 Pembuatan Inokulum Bakteri
Kultur bakteri yang telah tumbuh diambil dengan menggunakan jarum ose steril, kemudian disuspensikan ke dalam 10 ml larutan NB steril lalu
diinkubasikan pada suhu 35 ± 2
o
C sampai didapat kekeruhan dengan transmitan 25 menggunakan alat spektrofotometer UV panjang gelombang 580 nm
Ditjen, POM., 1995. Prosedur dilakukan pada keempat bekteri uji.
3.10 Sterilisasi Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan dalam uji aktivitas antibakteri ini disterilkan lebih dahulu sebelum dipakai. Media disterilkan di autoklaf pada suhu 121
o
C selama 15 menit dan alat-alat gelas lainnya disterilkan di oven pada suhu 160-170
o
C selama 2-3 jam. Jarum ose dibakar dengan lampu bunsen Pratiwi, 2008.
3.11 Pembuatan Larutan Uji Ekstrak Etanol Daun Gulma Siam dengan Berbagai Konsentrasi
Sebanyak 2 g ekstrak daun gulma siam ditimbang, lalu ditambahkan dimetil sulfoksida DMSO hingga volume total 4 ml dan diaduk hingga larut dan
didapat konsentrasi 500 mgml atau 50 bv, kemudian dibuat pengenceran dengan konsentrasi 400 mgml, 300 mgml, 200mgml, 100mgml, 90 mgml,
80 mgml, 70 mgml, 60 mgml, 50 mgml, dan 40 mgml. Blanko yang dipakai adalah DMSO.
Universitas Sumatera Utara
28
3.12 Pengujian Aktivitas Antibakteri terhadap Ekstrak