Uji iritasi terhadap kulit sukarelawan Uji mikrobiologi sediaan

31 dengan air suling dan dikeringkan dengan kertas tisu. Pengukuran pH sediaan dengan mencelupkan pH meter ke dalam larutan sediaan. Dicatat nilai pH yang ditunjukkan pada pH meter Yenti, dkk., 2011. Pengamatan dilakukan pada suhu kamar setiap minggu dari minggu ke- 0 hingga minggu ke- 6.

3.14.1 Uji viskositas sediaan

Penentuan viskositas sediaan menggunakan viskometer Brookfield. Sediaan dimasukkan ke dalam pot plastik sampai mencapai volume 100 ml, lalu spindel diturunkan hingga spindel tercelup ke dalam formulasi, selanjutnya alat dihidupkan dengan menekan tombol ON. Kecepatan spindel diatur, kemudian dibaca skalanya dial reading dimana jarum merah yang bergerak stabil. Nilai viskositas dalam sentipoise cps diperoleh dari hasil perkalian skala baca dial reading dengan factor koreksi f khusus untuk masing-masing kecepatan spindel Yenti, dkk., 2011. Pengamatan dilakukan pada suhu kamar pada minggu 0, 1, 2, 3, 4, 5, dan 6.

3.14.2 Uji iritasi terhadap kulit sukarelawan

Uji iritasi terhadap kulit sukarelawan dilakukan dengan cara uji terbuka open test. Dilakukan dengan mengoleskan sediaan pada lengan bawah bagian dalam, sebanyak 3 kali sehari dalam selang waktu 8 jam selama tiga hari berturut- turut, yang dibuat pada lokasi lekatan dengan luas tertentu 2,5 x 2,5 cm, dibiarkan terbuka dan diamati apa yang terjadi. Reaksi iritasi positif ditandai oleh adanya kemerahan, gatal-gatal, atau bengkak pada kulit lengan bawah bagian dalam yang diberi perlakuan Wasitaatmadja, 1997; Tranggono dan Latifah, 2007. Universitas Sumatera Utara 32 Sukarelawan yang dijadikan panel pada uji iritasi berjumlah 12 orang, dengan kriteria sebagai berikut: 1. Wanita berbadan sehat 2. Usia antara 20-30 tahun 3. Tidak ada riwayat penyakit yang berhubungan dengan alergi 4. Bersedia menjadi sukarelawan untuk uji iritasi Ditjen, POM., 1985.

3.14.3 Uji mikrobiologi sediaan

Uji mikrobiologi untuk mengetahui aktivitas antibakteri sediaan gel ekstrak gulma siam yang dilakukan dengan metode difusi agar menggunakan pencadang kertas dengan cara mengukur diameter hambatan pertumbuhan bakteri terhadap bakteri Propionibacterium acne , Staphylococcus epidermidis, Staphylococcus aureus, dan Pseudomonas aeroginosa. Sebanyak 0,1 ml inokulum dimasukkan ke dalam cawan petri steril, setelah itu dituang media NA sebanyak 20 ml dengan suhu 45 - 50 o C, selanjutnya cawan digoyang di atas permukaan meja agar media dan suspensi bakteri tercampur rata. Pada media yang telah padat diletakkan beberapa pencadang kertas yang telah direndam ± 15 menit dalam sediaan gel daun gulma siam dengan berbagai konsentrasi, kemudian diinkubasi dalam inkubator pada suhu 35 ± 2 o C selama 18-24 jam, lalu diukur diameter daerah hambatan zona yang tidak ditumbuhi bakteri di sekitar pencadang dengan menggunakan jangka sorong Ditjen, POM., 1995. Universitas Sumatera Utara 33

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Identifikasi Tumbuhan Gulma Siam

Identifikasi sampel di lakukan oleh Laboratorium Herbarium Medanense Departemen Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sumatera Utara, Medan. Hasil identifikasi adalah Chromolaena odorata L. King H. E. Robins .

4.2 Karakteristik Simplisia Daun Gulma Siam

Hasil maserasi dari 500 g simplisia daun gulma siam dengan pelarut etanol 80 dipekatkan dengan menggunakan rotary evaporator diperoleh ekstrak kental 60,43 g rendemen 12,08. Karakteristik simplisia terhadap daun gulma siam Chromolaena odorata L. King H. E. Robins berupa daun hijau dengan lebar 6 cm dan panjang 16 cm, ujung daun runcing, pinggir daun bergerigi, berbau khas dan berasa pahit. Karakteristik simplisia daun gulma siam diperoleh kadar air 7,9, kadar sari yang larut dalam air 23,54, kadar sari yang larut dalam etanol 11,96, kadar abu total 4,97 , dan kadar abu tidak larut asam 0,52. Hasil karakterisasi simplisia ekstrak daun gulma siam dapat dilihat pada Tabel 4.1 Tabel 4.1 Karakteristik simplisia daun gulma siam No. Parameter Persentase 1. Kadar air 7,9 2. Kadar sari larut air 23,54 3. Kadar sari larut etanol 11,96 4. Kadar abu total 4,97 5. Kadar abu tidak larut dalam asam 0,52 Universitas Sumatera Utara