14 Spesies
: Staphylococcus aureus Infeksi oleh jenis kuman ini menimbulkan penyakit pada manusia yang
menyebabkan timbulnya penyakit dengan tanda-tanda yang khas, yaitu peradangan, nekrosis, dan pembentukan abses. Infeksinya dapat berupa furunkel
yang ringan pada kulit sampai berupa suatu piemia yang fatal Warsa, 1994. Kuman ini berbentuk menggerombol yang tidak teratur, tidak bergerak,
gram positif, batas pertumbuhannya 15
o
C – 40
o
C, warna khasnya kuning keemasan, bersifat anaerob fakultatif, pH optimum untuk pertumbuhan 7,4
Warsa, 1994. Infeksi yang disebabkan oleh bakteri Staphylococcus aureus pada
permukaan kulit tampak sebagai jerawat dan abses. Acnejerawat terjadi sebagian besar pada usia remaja Dzen, dkk., 2003.
2.7 Bakteri Pseudomonas aeroginosa
Sistematika bakteri Pseudomonas aeroginosa adalah sebagai berikut: Kingdom
: Bacteria Divisi
: Protobacteria Kelas
: Gamma Protobacteria Ordo
: Pseudomonadales Familia
: Pseudomonadaceae Genus
: Pseudomonas Species
: Pseudomonas aeroginosa Kuman ini sering diisolasi dari penderita neoplastik, luka dan luka bakar
yang berat, termasuk gram negatif aerob obligat, berbentuk batang, mempunyai
Universitas Sumatera Utara
15 flagel polar. Suhu pertumbuhan optimum ialah 35
o
C, tetapi dapat juga tumbuh 42
o
C. Bakteri ini menghasilkan pigmen nonfluoresen berwarna kebiruan. Bakteri gram negatif mempunyai struktur dinding sel yang tipis 10
–15 nm dan berlapis tiga multi. Dinding sel meliputi peptidoglikan dan selaput luar yang
mengandung tiga polimer yaitu lipoprotein, fosfolipida dan lipopolisakarida Pelczar dan Chan, 1986.
2.8 Pengujian Aktivitas Antibakteri
Penentuan kepekaan bakteri terhadap antibakteri tertentu dapat dilakukan dengan salah satu dari dua metode pokok yaitu dilusi atau difusi. Penting sekali
menggunakan metode standar untuk mengendalikan semua faktor yang mempengaruhi aktivitas antimikroba.
a. Metode dilusi Metode ini menggunakan antimikroba dengan kadar yang menurun secara
bertahap, baik dengan media cair atau padat. Kemudian media diinokulasi bakteri uji dan diinkubasi. Tahap akhir dimasukkan antimikroba dengan kadar yang
menghambat atau mematikan. Uji kepekaan cara dilusi agar memakan waktu dan penggunaannya dibatasi pada keadaan tertentu saja Jawetz, dkk., 2001.
b. Metode difusi Metode yang paling sering digunakan adalah metode difusi agar. Cakram
kertas berisi sejumlah tertentu obat ditempatkan pada permukaan medium padat yang sebelumnya telah diinokulasi bakteri uji pada permukaannya. Setelah
inkubasi, diameter zona hambatan sekitar cakram dipergunakan mengukur kekuatan hambatan obat terhadap organisme uji. Metode ini dipengaruhi oleh
beberapa faktor fisik dan kimia misalnya sifat medium dan kemampuan difusi,
Universitas Sumatera Utara
16 ukuran molekular dan stabilitas obat, selain faktor antara obat dan organisme.
Meskipun demikian,
standarisasi faktor-faktor
tersebut memungkinkan
menghasilkan uji kepekaan dengan baik Jawetz, dkk., 2001. c. Turbidimetri
Bakteri yang memperbanyak diri pada media cair akan menyebabkan media menjadi keruh. Alat yang digunakan untuk pengukuran adalah spektrofotometer
atau kolorimeter dengan cara membandingkan densitas optic optical density, OD antara media tanpa pertumbuhan bakteri dan media dengan pertumbuhan bakteri
Pratiwi, 2008.
2.9 Uraian Gel