39 formula dihasilkan warna merata serta tidak ditemukan adanya partikel di dalam
gel. Hasil pemeriksaan homogenitas sediaan gel ekstrak daun gulma siam dapat dilihat pada Tabel 4.5
Tabel 4.5
Data pengamatan homogenitas sediaan gel ekstrak daun gulma siam Sediaan
Lama pengamatan minggu 1
2 3
4 5
6 FI
h h
h h
h h
h FII
h h
h h
h h
h FIII
h h
h h
h h
h Keterangan:
FI = Formula mengandung 10 ekstrak daun gulma siam
FII = Formula mengandung 15 ekstrak daun gulma siam
FIII = Formula mengandung 20 ekstrak daun gulma siam
h = Homogen
4.5.3 Penentuan pH sediaan
Hasil penentuan pH sediaan gel ekstrak daun gulma siam dapat dilihat pada Tabel 4.6
Tabel 4.6 Data pengukuran pH sediaan gel ekstrak daun gulma siam
Sediaan Lama pengamatan minggu
1 2
3 4
5 6
F0 6,5
6,5 6,5
6,5 6,5
6,5 6,5
FI 5,7
5,7 5,7
5,7 5,7
5,7 5,7
FII 5,7
5,7 5,7
5,7 5,7
5,7 5,7
FIII 5,6
5,6 5,6
5,6 5,6
5,6 5,6
Keterangan: F0
= Basis gel FI
= Formula mengandung 10 ekstrak daun gulma siam FII
= Formula mengandung 15 ekstrak daun gulma siam FIII
= Formula mengandung 20 ekstrak daun gulma siam Hasil pengukuran pH menunjukkan bahwa gel FI, FII dan FIII memiliki pH
berturut-turut sebesar 5,7; 5,7; dan 5,6, sedangkan pH basis gel sebesar 6,3. Dengan penambahan ekstrak membuat pH gel sedikit asam, ini menunjukkan
bahwa pH ekstrak asam. pH gel memenuhi kriteria pH untuk sediaan kulit karena
Universitas Sumatera Utara
40 berada pada interval pH kulit yaitu 4,5 - 6,5. Hal tersebut penting karena jika pH
sediaan terlalu asam terlalu rendah maka dapat menyebabkan iritasi kulit. Jika pH sediaan terlalu basa dapat menyebabkan kulit menjadi bersisik sehingga
mengurangi nilai estetika kulit Rahmawanty, dkk., 2014. Menurut Hanh dan kawan-kawan 2011, isolasi asam lemak dari ekstrak
metanol C. odorata menunjukkan bahwa terdapat banyak kandungan asam, seperti S-asam koriolat dan S-15-16-asam didehidrokoriolat. Hal ini menunjukkan
bahwa ekstrak mepunyai pH asam lemah. Secara keseluruhan terlihat bahwa pH sediaan gel daun gulma siam stabil
sampai minggu ke-6. Hasil uji stabilitas terhadap pH basis gel maupun sediaan gel ekstrak daun gulma siam menunjukkan pH sediaan tetap stabil pada penyimpanan.
4.5.4 Uji viskositas sediaan
Hasil penentuan viskositas gel dilakukan menggunakan viskometer brookfield pada seluruh sediaan. Hasil penentuan viskositas sediaan dapat dilihat
pada Tabel 4.7
Tabel 4.7 Data pengukuran viskositas sediaan
Sediaan Lama pengamatan minggu
1 2
3 4
5 6
F0 37 p
37 p 37 p
37 p 37 p
37 p 37 p
FI 27 p
27 p 27 p
27 p 27 p
27 p 27 p
FII 26 p
26 p 26 p
26 p 26 p
26 p 26 p
FIII 24 p
24 p 24 p
24 p 24 p
24 p 24 p
Keterangan: F0
= Basis gel FI
= Formula mengandung 10 ekstrak daun gulma siam FII
= Formula mengandung 15 ekstrak daun gulma siam FIII
= Formula mengandung 20 ekstrak daun gulma siam
Universitas Sumatera Utara
41 Pengujian viskositas bertujuan untuk menentukan nilai kekentalan suatu
zat. Semakin tinggi nilai viskositasnya maka semakin tinggi tingkat kekentalan zat tersebut Martin, dkk., 1993. Nilai viskositas sediaan gel yang baik yaitu 2000-
4000 cps Garg, dkk., 2002. Viskositas yang terlalu tinggi pada gel akan menyebabkan struktur gel lebih kaku dan zat aktif akan lebih sulit berdifusi
melewati matriks gel, sehingga pelepasan zat aktif dari basis gel akan kecil Sanna, dkk., 2010; Fulviana, dkk., 2013; Goci, dkk., 2014. Dari uji viskositas
diperoleh bahwa sedian gel memenuhi rentang nilai viskositas sediaan gel yang baik.
Viskositas sediaan gel ekstrak daun gulma siam mengalami penurunan dengan meningkatnya konsentrasi ekstrak. Hal ini dapat disebabkan karena
dengan peningkatan konsentrasi, maka terjadi peningkatan jumlah ekstrak yang diberikan, sehingga membuat gel semakin encer. Meningkatnya jumlah ekstrak,
maka sediaan akan bersifat lebih asam mengakibatkan jumlah gugus karboksilat yang terionkan berkurang sehingga tolak menolak antar gugus hidroksil yang
menyebabkan pengembangan struktur gelling agent menurun, hal ini yang menyebabkan penurunan viskositas gel dengan meningkatnya jumlah ekstrak
Sari dan Isadiartuti, 2006.
4.5.5 Uji iritasi terhadap kulit sukarelawan