78
3
Berdasarkan hasil pengujian dengan menggunakan metode analisis regresi logistik, diperoleh bukti empiris bahwa variabel komite audit tidak
berpengaruh signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern.
4
Berdasarkan hasil pengujian dengan menggunakan metode analisis regresi logistik, diperoleh bukti empiris bahwa variabel kepemilikan terpusat tidak
berpengaruh signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern.
5
Berdasarkan hasil pengujian dengan menggunakan metode analisis regresi logistik, diperoleh bukti empiris bahwa variabel kepemilikan manajerial tidak
berpengaruh signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern.
6 Berdasarkan pengujian dengan menggunakan regresi logistik, memberikan
bukt i empiris bahwa variabel debt default tidak berpengaruh signifikan terhadap pemberian opini audit going concern dengan nilai koefisien
positif sebesar 2,395 pada tingkat signifikansi 5, maka variabel debt default merupakan faktor yang tidak mempengaruhi pemeberian opini
going concern. 7
Berdasarkan hasil pengujian dengan menggunakan metode analisis regresi logistik, diperoleh bukti empiris bahwa variabel kualitas audit tidak
berpengaruh signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern.
8
Berdasarkan hasil pengujian dengan menggunakan metode analisis regresi logistik, diperoleh bukti empiris bahwa variabel opini audit tahun sebelumnya
tidak berpengaruh signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern
5.2 Keterbatasan Penelitian
Adapun yang menjadi keterbatasan dalam penelitian ini yaitu :
Universitas Sumatera Utara
79
1. Penelitian ini hanya menggunakan 6 variabel independen yaitu opinion shopping, komite audit, kepemilikan manajerial, kepemilikan terpusat, debt
default dan kualitas audit. Yang semuanya merupakan variabel non keuangan. 2. Periode penelitian hanya 3 tiga tahun sehingga belum bisa melihat
kemungkinan penerimaan opini audit going concern pada auditee dalam jangka panjang serta pada saat kondisi ekonomi tidak normal.
3. Penelitian ini hanya memuat sektor manufaktur sebagai populasi dalam pengambilan sampelnya. Sehingga belum bisa melihat kemungkinan penerimaan
opini audit going concern dalam lingkup yang lebih luas.
5.3. Saran
Dari keterbatasan yang ada dalam penelitian ini, maka peneliti selanjutnya disarankan untuk :
1. Memasukkan variabel-variabel tambahan terutama variabel-variabel keuangan atau faktor-faktor lain sehingga dapat menghasilkan penelitian yang lebih
representatif dan mampu memprediksi penerimaan opini audit going concern dengan lebih akurat.
2. Menambah jumlah tahun pengamatan sehingga dapat melihat kemungkinan penerimaan opini audit going concern dalam jangka panjang.
3. Memperluas berbagai sektor bisnis yang akan diteliti yang terdaftar di BEI sehingga dapat melihat kemungkinan penerimaan opini audit going concern
secara lebih luas.
Universitas Sumatera Utara
9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teoritis
2.1 Opini Audit
Menurut Mulyadi 2002 auditing adalah Suatu proses sistematis untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan-
pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi, dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan-pernyataan tersebut dengan
kriteria yang telah ditetapkan, serta menyampaikan hasil-hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan.
Dalam IAI, 2001: SA Seksi 508, paragraf 03 dijelaskan bahwa “opini audit harus didasarkan atas standar auditing dan temuan-temuannya”. Oleh karena itu,
opini audit jelas merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan audit. Menurut IAI, 2001: SA Seksi 110, paragraf 01 juga dinyatakan
bahwa ”tujuan audit atas laporan keuangan oleh auditor independen pada umumnya adalah untuk menyatakan pendapat tentang kewajaran, dalam semua
hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas, dan arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia”.
Auditor dapat memilih tipe pendapat yang akan diberikan pada laporan keuangan auditee berdasarkan setiap keadaan yang dijelaskannya. Terdapat lima
tipe pendapat audit IAI, 2001: SA Seksi 508 yaitu:
Universitas Sumatera Utara
10
1. Pendapat wajar tanpa pengecualian unqualified opinion
Pendapat wajar tanpa pengecualian menyatakan laporan keuangan disajikan
secara wajar dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas entitas tertentu sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di
Indonesia. Ini adalah pendapat yang dinyatakan dalam laporan auditor bentuk baku. Laporan keuangan dianggap menyajikan secara wajar posisi keuangan dan
hasil usaha suatu organisasi, sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum, jika memenuhi kondisi berikut ini :
a Prinsip akuntansi berterima umum digunakan untuk menyusun laporan keuangan.
b Perubahan penerapan prinsip akuntansi berterima umum dari periode ke periode telah cukup dijelaskan.
c Informasi dalam catatan-catatan yang mendukungnya telah digambarkan dan dijelaskan dengan cukup dalam laporan keuangan, sesuai dengan prinsip
akuntansi berterima umum.
2. Laporan yang berisi pendapat wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelasan unqualified opinion report with explanatory language
Jika terdapat hal-hal yang memerlukan bahasa penjelasan, namun laporan keuangan tetap menyajikan secara wajar posisi keuangan dan hasil usaha
perusahaan klien, auditor dapat menerbitkan laporan audit baku ditambah dengan bahasa penjelasan.
2. Pendapat wajar dengan pengecualian qualified opinion
Pendapat wajar dengan pengecualian, menyatakan bahwa laporan keuangan menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil
usaha, dan arus kas entitas tertentu sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, kecuali untuk dampak hal-hal yang berhubungan dengan
yang dikecualikan. Hal-hal yang berhubungan dengan yang dikecualikan tersebut
misalnya:
Universitas Sumatera Utara
11
a Lingkup audit dibatasi oleh klien. b Auditor tidak dapat melaksanakan prosedur audit penting atau tidak dapat
memperoleh informasi penting karena kondisi-kondisi di luar kekuasaan klien maupun auditor.
c Laporan keuangan tidak disusun sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum.
d Prinsip akuntansi berterima umum yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan tidak diterapkan secara konsisten.
4. Pendapat tidak wajar adverse opinion
Pendapat tidak wajar menyatakan bahwa laporan keuangan tidak menyajikan secara wajar posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas entitas tertentu sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Auditor memberikan pendapat tidak wajar jika auditor tersebut tidak dibatasi ruang lingkup auditnya,
sehingga auditor tersebut dapat mengumpulkan bukti kompeten yang cukup untuk mendukung pendapatnya. Jika laporan keuangan diberi pendapat tidak wajar oleh
auditor, maka informasi yang disajikan oleh klien dalam laporan keuangan sama sekali tidak dapat dipercaya, sehingga tidak dapat dipakai oleh pemakai informasi
keuangan untuk pengambilan keputusan.
5. Pernyataan tidak memberikan pendapat disclaimer of opinion
Pernyataan tidak memberikan pendapat menyatakan bahwa auditor tidak menyatakan pendapat atas laporan keuangan. Keadaan yang menyebabkan auditor
tidak memberikan pendapat adalah : a Pembatasan yang luar biasa sifatnya terhadap lingkungan audit.
b Auditor tidak independen dalam hubungannya dengan kliennya.
2.2 Opini Audit Going Concern