22
Hasil penelitiannya menyatakan bahwa kesulitan dalam mentaati persetujuan utang, fakta-fakta pembayaran yang lalai atau pelanggaran perjanjian,
memperjelas masalah going concern suatu perusahaan. Jumlah hutang perusahaan dalam mata uang asing meningkat secara
signifikan, disamping itu banyak perusahaan yang mengalami rugi operasi dan realisasi penjualan pun anjlok. Akhirnya keadaan ini mempengaruhi kemampuan
perusahaan dalam memenuhi kewajiban pokok dan beban bunga. Ramadhany 2004 menunjukkan bahwa variabel debt default,
berpengaruh terhadap penerimaan opini going concern. Hasil penelitian tersebut konsisten dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Chen dan Church
1992, yang menemukan hubungan yang kuat status default terhadap opini audit going concern. Hasil temuannya menyatakan bahwa kesulitan dalam mentaati
persetujuan utang, fakta-fakta pembayaran yang lalai atau pelanggaran perjanjian, memperjelas masalah going concern suatu perusahaan.
2.6 Kualitas Audit
Menurut Mirna dan Indira 2007 adalah auditor yang memiliki banyak klien dalam industri yang sama akan memiliki pemahaman yang lebih dalam tentang
risiko audit di industri tersebut. Pemahaman dalam sebuah industri akan membutuhkan pengembangan keahlian yang lebih dibandingkan auditor pada
umumnya. Teori reputasi memprediksikan adanya hubungan positif antara ukuran KAP
dengan kualitas audit Lennox,2002.
Universitas Sumatera Utara
23
Sedangakan penelitian yang dilakukan oleh Craswell et al. 1995 reputasi auditor kurang bernilai ketika dalam suatu industri juga terdapat auditor spesialis.
Auditor yang memiliki spesialisasi pada industri tertentu pasti akan memiliki pemahaman dan pengetahuan yang lebih baik mengenai kondisi lingkungan
industri tersebut. Kebutuhan akan industry specialization mendorong auditor untuk menspesialisasikan diri dan mulai mengelompokkan klien berdasarkan
bidang industri.
Pemilihan auditor dengan kualitas tinggi dinilai mampu meningkatkan tingkat kredibilitas laporan keuangan, karena KAP besar umumnya akan menjaga reputasi
mereka dengan selalu berusaha meningkatkan kualitas kinerja mereka dalam mengaudit suatu perusahaan. Auditor yang berasal dari KAP besar cenderung
lebih berani mengeluarkan opini audit going concern terhadap perusahaan yang memang seharusnya mendapatkan opini tersebut. Kualitas audit sering
diproksikan dengan KAP yang berafiliasi dengan The Big Four maupun dengan Non Big Four. Ukuran KAP the big four didasarkan pada besarnya jumlah
pendapatan yang diterima atas jasa audit atau jasa lainnya. Kategori KAP the big four di Indonesia terdiri dari:
a. KAP Deloitte Touche Tohmatsu Deloitte yang berafiliasi dengan Hans Tuanakotta Mustofa Halim; Osman Ramli Satrio Rekan; Osman Bing Satrio
Rekan. b. KAP Ernst Young EY yang berafiliasi dengan Prasetio Utomo Co;
Prasetio, Sarwoko Sandjaja; Purwantono, Sarwoko Sandjaja.
Universitas Sumatera Utara
24
c. KAP Klynveld Peat Marwick Goerdeler KPMG yang berafiliasi dengan Siddharta-Siddharta Widjaja.
d. KAP Pricewaterhouse Coopers PwC yang berafiliasi dengan Hadi Sutanto Rekan; Haryanto Sahari Rekan; Tanudiredja Wibisana Rekan.
2.7. Opini Audit Tahun Sebelumnya