Uji Asumsi Klasik 1 Uji Multikolinearitas

57 Berdasakan tabel 4.8 dapat dideskripsikan bahwa variabel dependen Y, yaitu opini audit going concern GCO merupakan variabel nominal yang menggunakan variabel dummy, dimana perusahaan yang menerima opini audit wajar dengan bahasa penjelas going concern diberi kode “1” sedangkan perusahaan yang menerima opini audit selain dengan bahasa penjelas going concern diberi kode “0”. Semua data diproses valid. Dapat dilihat bahwa perusahaan yang menerima opini audit wajar dengan bahasa penjelas going concern GCO berjumlah 12 perusahaan atau 26,7 dari total, sedangkan perusahaan yang menerima opini audit selain dengan bahasa penjelas going cocern NGCO berjumlah 33 perusahaan atau 73,3 dari total.

4.2.2. Uji Asumsi Klasik 1 Uji Multikolinearitas

Uji ini digunakan untuk situasi dimana adanya korelasi variabel-variabel independen antara satu dengan yang lainnya. Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas independen. Apabila terjadi korelasi antarvariabel tersebut berarti terjadi problem multikolinearitas. Sedangkan variabel yang baik adalah variabel yang tidak memiliki problem multikolinearitas. Uji multikolinearitas dalam penelitian ini dilakukan dengan melihat besaran VIF Variance Inflatin Factor dan tolerance serta melihat besaran korelasi antarvariabel independen. Universitas Sumatera Utara 58 Tabel 4.9 Coefficient Correlations a Model PO man_own Block OS Komite Def KA 1 Correlations PO 1.000 -.110 .114 -.046 -.153 -.094 -.157 man_own -.110 1.000 -.310 .195 .306 .152 .504 Block .114 -.310 1.000 -.056 -.163 .189 -.479 OS -.046 .195 -.056 1.000 .093 -.053 .128 Komite -.153 .306 -.163 .093 1.000 -.006 .381 Def -.094 .152 .189 -.053 -.006 1.000 .061 KA -.157 .504 -.479 .128 .381 .061 1.000 Covariances PO .016 -5.479E-5 5.197E-5 .000 -.002 -.001 -.003 man_own -5.479E-5 1.575E-5 -4.468E-6 .000 .000 7.354E-5 .000 Block 5.197E-5 -4.468E-6 1.322E-5 -2.671E-5 -6.492E-5 8.413E-5 .000 OS .000 .000 -2.671E-5 .017 .001 .000 .003 Komite -.002 .000 -6.492E-5 .001 .012 -8.014E-5 .006 Def -.001 7.354E-5 8.413E-5 .000 -8.014E-5 .015 .001 KA -.003 .000 .000 .003 .006 .001 .023 a. Dependent Variable: OGC Deteksi adanya multikolinearitas: a Multikolinearitas dapat dilihat dari koefisien korelasi antarvariabel independen haruslah lemah dan tidak cukup tinggi di bawah 95 , maka antarvariabel tersebut tidak terjadi multikolinearitas. Tidak adanya korelasi yang tinggi bukan berarti bebas dari gejalah multikolinearitas. Multikolinearitas dapat disebabkan oleh adanya efek kombinasi dua atau lebih variabel independen Ghozali, 2006. Analisis : Universitas Sumatera Utara 59 Berdasarkan tabel 4.9 tampak bahwa antarvariabel independen tersebut tidak ada korelasi yang besar. Tabel tersebut menunjukkan bahwa korelasi di bawah 0,95 atau 95. Jadi dapat disimpulkan bahwa antarvariabel tersebut tidak terjadi multikolinearitas. b Multikolinearitas dapat dilihat dari : i Nilai VIF 10 ii Nilai Tolerance 0,10 Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan variabel independen lainnya. Dalam pengertian sederhana setiap variabel independen menjadi variabel dependen dan diregres terhadap variabel independen lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF yang tinggi Ghozali, 2006. Tabel 4.10 Coefficients a Model Collinearity Statistics Tolerance VIF 1 Constant OS .951 1.052 Komite .823 1.215 Block .703 1.423 man_own .683 1.464 Def .886 1.129 KA .576 1.736 PO .952 1.051 a. Dependent Variable: OGC Sumber : Hasil Pengolahan SPSS Universitas Sumatera Utara 60 Analisis : Berdasarkan tabel 4.10 dapat dilihat bahwa nilai tolerance dari ketujuh variabel lebih besar dari 0,10, begitu juga dengan nilai VIFnya lebih kecil dari 10. Nilai ini menunjukkan tidak adanya korelasi antarvariabel independen. 2 Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ada korelasi pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t- 1 sebelumnya. Jika terjadi korelasi maka terjadi problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Masalah ini muncul karena residual kesalahan pengganggu tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Hal ini sering ditemukan pada data runtut waktu time series karena gangguan pada seorang individualkelompok cenderung mempengaruhi gangguan pada individukelompok yang sama pada periode berikutnya. Pada data cross section masalah autokorelasi relatif jarang terjadi karena gangguan pada observasi yang berbeda berasal dari indiidukelompok yang berbeda. Maka regresi logistik yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi Ghozali : 2006 Uji yang digunakan untuk melihat autokorelasi dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan run test. Run test dapat digunakan untuk menguji apakah antarresidual adalah acak atau random. Run test digunakan untuk melihat apakah data residual terjadi secara random atau tidak. Hipotesis yang akan diuji adalah : H0 : residual res_1 random acak H1 : residual res_1 tidak random Universitas Sumatera Utara 61 Tabel 4.11 Runs Test Unstandardized Residual Test Value a -.08909 Cases Test Value 21 Cases = Test Value 24 Total Cases 45 Number of Runs 22 Z -.273 Asymp. Sig. 2-tailed .785 a. Median Sumber : Hasil Pengolahan SPSS

4.2.3 Menilai Keseluruhan Model Overall Model Fit

Dokumen yang terkait

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KECENDERUNGAN PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kecenderungan Penerimaan Opini Audit Going Concern pada Perusahaan Manufaktur (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di

0 2 24

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penerimaan Opini Audit Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 3 18

FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KECENDERUNGAN PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Kecenderungan Penerimaan Opini Audit Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa E

0 2 15

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN PADA PERUSAHAAN Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penerimaan Opini Audit Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur di BEI Tahun

0 1 14

Analisis Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Penerimaan Opini Audit Going Concern Terhadap Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI

0 0 14

Analisis Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Penerimaan Opini Audit Going Concern Terhadap Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI

0 0 3

Analisis Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Penerimaan Opini Audit Going Concern Terhadap Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI

0 0 8

Analisis Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Penerimaan Opini Audit Going Concern Terhadap Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI

0 0 25

Analisis Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Penerimaan Opini Audit Going Concern Terhadap Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI

0 0 4

Analisis Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Penerimaan Opini Audit Going Concern Terhadap Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI

0 0 19