budidaya tanaman mendong. Kerjasama tersebut bisa terjalin antar petani, petani dengan pedagang, petani dengan penyuluh, atau kerjasama dengan
yang lainnya.
14. Hubungan antara pendidikan formal dengan motivasi sosiologis
petani dalam budidaya tanaman mendong Fimbristylis globulosa
Berdasarkan pada Tabel 30 dapat diketahui bahwa terdapat hubungan tidak siginifikan antara pendidikan formal dengan motivasi
sosiologis petani. Hal ini dapat dilihat dari nilai rs 0,147 sebesar dan t
hitung 0,916 lebih kecil dari t tabel 2,024 pada taraf kepercayaan 95. Hubungan yang tidak signifikan ini terjadi karena bekerjasama dan
berinteraksi dengan orang lain bisa dilakukan tanpa harus melihat tingkat pendidikan formal yang telah dicapai seseorang. Setiap orang bisa
bekerjasama dan berinteraksi dengan siapapun dalam budidaya tanaman mendong.
Petani berpendidikan tinggi atau rendah sama-sama memiliki motivasi sosial dalam membudidayakan tanaman mendong. Petani
berharap dengan menanam tanaman mendong dapat membawa dampak positif secara sosial yaitu dapat mempererat persaudaraan antar petani
sehingga terjalin kerjasama. Berdasar analisis diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan formal tidak berpengaruh pada motivasi sosiologis
petani dalam membudidayakan tanaman mendong.
15. Hubungan antara pendidikan non formal dengan motivasi sosiologis
petani dalam budidaya tanaman mendong Fimbristylis globulosa
Berdasarkan pada Tabel 30 dapat diketahui bahwa terdapat hubungan siginifikan antara pendidikan non formal dengan motivasi
sosiologis petani. Hal ini dapat dilihat dari nilai rs sebesar -0,355 dan t hitung -2,341 lebih besar dari t tabel 2,024 pada taraf kepercayaan 95.
Hubungan yang signifikan ini terjadi karena semakin sering kegiatan penyuluhan, pelatihan, dan temu wicara dapat mempertemukan anggota
kelompok tani sehingga mereka akan lebih sering berinteraksi dan berkerjasama dalam menyelesaikan masalah secara bersama-sama.
Kegiatan-kegiatan tersebut juga tidak bisa dipisahkan dari peran serta penyuluh yang senantiasa membantu petani dalam proses
pengelolaan usahatani sehingga dapat tercipta kerjasama juga dengan penyuluh. Semakin tinggi pendidikan non formal yang ditempuh petani,
maka motivasi sosiologisnya semakin rendah, atau sebaliknya. Hal ini karena petani yang memiliki pendidikan non formal tinggi akan
beranggapan bahwa mereka telah memiliki banyak informasi tentang budidaya tanaman mendong, sehingga keinginan untuk bekerjasama
semakin berkurang.
16. Hubungan antara luas penguasaan lahan dengan motivasi sosiologis
petani dalam budidaya tanaman mendong Fimbristylis globulosa
Berdasarkan pada Tabel 30 dapat diketahui bahwa terdapat hubungan tidak siginifikan antara luas penguasaan lahan dengan motivasi
sosiologis petani. Hal ini dapat dilihat dari nilai rs sebesar 0,117 dan t hitung 0,726 lebih kecil dari t
tabel 2,024 pada taraf kepercayaan 95. Hubungan yang tidak signifikan ini terjadi karena petani dapat berinteraksi
dan bekerjasama dengan orang lain tanpa harus memperhatikan luas lahan yang mereka miliki.
Petani yang memiliki lahan luas atau sempit sama-sama membuka kesempatan untuk bekerjasama dengan orang lain. Tanaman mendong
juga bisa ditanam pada lahan yang sempit atau luas, sehingga petani tetap bisa bekerjasama. Semua petani mendong bisa bekerjasama dalam
budidaya tanaman mendong. Berdasar analisis diatas bisa disimpulkan bahwa luas penguasaan lahan tidak mempengaruhi motivasi sosiologis
petani dalam membudidayakan tanaman mendong.
17. Hubungan antara pendapatan dengan motivasi sosiologis petani