Keadaan Pertanian KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

. . . . 0. 1. 2. 3. 4. Buruh industri Buruh bangunan Pedagang Pengangkutan Pegawai Negeri Sipil ABRI Pensiunan Pegawai NegeriABRI Peternak 8 37 60 70 48 89 2 55 6 34 4. 094 75 2, 67 0, 43 5, 04 0, 34 6, 43 4, 01 2, 45 29 ,50 Jumlah 13 .878 10 0,00 Sumber : Monografi Kecamatan Minggir Tahun 2009 Berdasarkan Tabel 10 dapat diketahui bahwa penduduk di Kecamatan Minggir memiliki beragam mata pencaharian. Mata pencaharian yang paling banyak adalah sebagai peternak yaitu sebanyak 4.094 orang 29,50 persen. Mata pencaharian terbesar kedua yang dimiliki penduduk Kecamatan Minggir yaitu mata pencaharian di bidang pertanian. Penduduk yang bekerja di bidang pertanian yaitu bekerja sebagai Petani penggarap adalah sebanyak 2.305 orang 16,61 persen. Hal ini berarti mata pencaharian di bidang pertanian masih diminati dan belum ditinggalkan demi memenuhi kebutuhan hidup.

C. Keadaan Pertanian

Sektor pertanian mempunyai peranan penting dalam perekonomian di Kecamatan Minggir Kabupaten Sleman. Peran penting tersebut dalam hal pemenuhan kebutuhan pangan masyarakat. Sektor pertanian juga menjadi tumpuan perekonomian, hal ini karena sektor pertanian mampu menyerap tenaga kerja dalam jumlah yang relatif besar dan merupakan penyumbang pendapatan utama bagi penduduk di Kecamatan Minggir. Ketersediaan pangan tidak terlepas dari jenis komoditi tanaman yang ditanam oleh para petani. Luas areal panen dan produksi tanaman pangan suatu wilayah dapat menggambarkan potensi yang dimiliki suatu daerah serta kemampuannya dalam menghasilkan makanan pokok bagi penduduk. Berikut adalah luas areal panen serta produksi tanaman di Kecamatan Minggir: Tabel 11. Luas dan Produksi Tanaman Pangan dan Hortikultura di Kecamatan Minggir Kabupaten Sleman o Komoditas Luas tanaman Ha Jumlah Produksi Kw . . . . . . . Padi Jagung Ketela pohon Kacang tanah Kedelai Sayur- sayuran Buah-buahan 668 4 10 15 3 30 40 10.688 64 100 150 42 100 2500 Sumber: Monografi Kecamatan Minggir Tahun 2009 Berdasarkan Tabel 11 diketahui bahwa potensi paling besar adalah padi. Jumlah produksi dalam waktu satu tahun mencapai 10.688 kw. Komoditas ini masih bisa diandalkan karena dalam memenuhi kebutuhan pangan komoditas ini masih belum tergantikan. Komoditas yang paling banyak kedua adalah buah-buahan yang mampu menghasilkan 2.500 kuintal. Komoditas buah- buahan ini cukup menjanjikan bagi petani untuk pendapatan yang tinggi, karena harga buah yang relatif mahal. Buah-buahan tersebut antara lain, melon, semangka, pepaya, dan pisang. Berturut-turut yang menduduki produksi tertinggi berikutnya adalah kacang sebesar 150 kw, ketela pohon dan sayur-sayuran masing-masing sebesar 100 kw, jagung sebesar 64 kw, serta kedelai sebesar 42 kw. Prioritas komoditi yang dibudidayakan oleh penduduk di suatu wilayah dapat dipengaruhi oleh kebiasaan penduduk di wilayah tersebut serta tingkat kebutuhan penduduk terhadap suatu komoditi tertentu. Tanaman perdagangan atau komoditi perkebunan juga menjadi tumpuan hidup masyarakat di Kecamatan Minggir. Komoditi perkebunan ini dapat memberikan tambahan penghasilan secara ekonomi. Berikut ini adalah gambaran luas areal panen dan produksi tanaman perkebunan di Kecamatan Minggir: Tabel 12. Luas dan Produksi Tanaman Perkebunan di Kecamatan Minggir Kabupaten Sleman o Nama tanaman Luas Ha Jumlah Produksi Kw . . . Kakao Tebu Mendo ng 0, 5 1 11,84 1 50 15,05 52,092 30,325 Sumber: Kabupaten Sleman Dalam Angka 2009 Berdasarkan Tabel 12 dapat dilihat bahwa tanaman perkebunan yang dibudidayakan di Kecamatan Minggir adalah kakao, tebu, dan tanaman mendong. Jumlah produksi yang tertinggi adalah komoditas tebu yaitu 52,092 kw. Tanaman tebu ini tersebar di seluruh desa di Kecamatan Minggir. Selanjutnya produksi tanaman perkebunan tertinggi kedua adalah tanaman mendong sebesar 30,325 kw yang hanya dibudidayakan di dua desa saja yaitu desa Sendangagung dan Sendangsari. Kakao juga dibudidayakan di Kecamatan Minggir dengan luas 0,5 ha dan jumlah produksinya mencapai 15,05 kw yang tersebar di seluruh desa. Tanaman kakao ini merupakan tanaman tahunan yang menghasilkan buah serta diambil bijinya untuk dijual dan diolah lebih lanjut.

D. Keadaan Sarana Perekonomian