Kegiatan-kegiatan tersebut juga tidak bisa dipisahkan dari peran serta penyuluh yang senantiasa membantu petani dalam proses
pengelolaan usahatani sehingga dapat tercipta kerjasama juga dengan penyuluh. Semakin tinggi pendidikan non formal yang ditempuh petani,
maka motivasi sosiologisnya semakin rendah, atau sebaliknya. Hal ini karena petani yang memiliki pendidikan non formal tinggi akan
beranggapan bahwa mereka telah memiliki banyak informasi tentang budidaya tanaman mendong, sehingga keinginan untuk bekerjasama
semakin berkurang.
16. Hubungan antara luas penguasaan lahan dengan motivasi sosiologis
petani dalam budidaya tanaman mendong Fimbristylis globulosa
Berdasarkan pada Tabel 30 dapat diketahui bahwa terdapat hubungan tidak siginifikan antara luas penguasaan lahan dengan motivasi
sosiologis petani. Hal ini dapat dilihat dari nilai rs sebesar 0,117 dan t hitung 0,726 lebih kecil dari t
tabel 2,024 pada taraf kepercayaan 95. Hubungan yang tidak signifikan ini terjadi karena petani dapat berinteraksi
dan bekerjasama dengan orang lain tanpa harus memperhatikan luas lahan yang mereka miliki.
Petani yang memiliki lahan luas atau sempit sama-sama membuka kesempatan untuk bekerjasama dengan orang lain. Tanaman mendong
juga bisa ditanam pada lahan yang sempit atau luas, sehingga petani tetap bisa bekerjasama. Semua petani mendong bisa bekerjasama dalam
budidaya tanaman mendong. Berdasar analisis diatas bisa disimpulkan bahwa luas penguasaan lahan tidak mempengaruhi motivasi sosiologis
petani dalam membudidayakan tanaman mendong.
17. Hubungan antara pendapatan dengan motivasi sosiologis petani
dalam budidaya tanaman mendong Fimbristylis globulosa
Berdasarkan pada Tabel 30 dapat diketahui bahwa terdapat hubungan tidak siginifikan antara pendapatan dengan motivasi sosiologis
petani. Hal ini dapat dilihat dari nilai rs sebesar 0,202 dan t hitung 1,271
lebih kecil dari t tabel 2,024 pada taraf kepercayaan 95. Hubungan yang
tidak signifikan ini terjadi karena dalam membina hubungan dengan orang lain tidak perlu melihat dari pendapatan yang diperoleh seseorang.
Meskipun tingkat pendapatan petani itu rendah atau tinggi maka ia harus tetap menjaga kerjasama dalam budidaya tanaman mendong, karena
hubungan kerja dalam usahatani tersebut tidak memandang tinggi rendahnya pendapatan.
Kerjasama tersebut terbentuk karena adanya rasa saling membutuhkan satu sama lain sehingga tidak ada batasan untuk
bekerjasama. Bekerjasama dan berinteraksi dengan orang lain dalam budidaya tanaman mendong dapat dilakukan oleh siapapun tanpa melihat
berapa pendapatan yang dia peroleh. Berdasar analisis diatas dapat disimpulkan bahwa pendapatan tidak mempengaruhi motivasi sosiologis
petani dalam membudidayakan tanaman mendong.
18. Hubungan antara ketersediaan kredit usahatani dengan motivasi
sosiologis petani dalam budidaya tanaman mendong Fimbristylis globulosa
Berdasarkan pada Tabel 30 dapat diketahui bahwa terdapat hubungan sangat siginifikan antara ketersediaan kredit usahatani dengan
motivasi sosiologis petani. Hal ini dapat dilihat dari nilai rs sebesar -0,426 dan t
hitung -2,903 lebih besar dari t tabel 2,024 pada taraf kepercayaan 95. Hubungan yang sangat signifikan ini terjadi karena ketersediaan
kredit usahatani melibatkan anggota kelompok tani dimana pembagian kredit usahatani dilakukan secara bersama sehingga terjadi interaksi dan
kerjasama didalamnya. Pastinya akan ada kerjasama dalam pertemuan untuk membahas mengenai kredit usahatani ini.
Penentuan besarnya kredit yang didapat juga ditentukan berdasar musyawarah bersama. Ada yang semua anggota mendapat kredit secara
rata ada juga yang berbeda disesuaikan dengan kemampuannya untuk melunasi tepat waktu. Adanya hal tersebut membuat petani berkumpul
untuk membahas tentang kredit usahatani yang mereka terima sehingga
akan selalu terjadi kerjasama dalam setiap pertemuan. Semakin tinggi tingkat ketersediaan kredit, maka motivasi sosiologisnya semakin rendah.
Hal ini karena semakin tersedianya kredit menunjukkan bahwa biaya yang dibutuhkan untuk usahatani akan terpenuhi sehingga kerjasama antar
petani untuk menyediakan kredit akan semakin berkurang.
19. Hubungan antara ketersediaan sarana produksi dengan motivasi