Identitas Responden Hasil Wawancara

BAB IV PENYAJIAN DATA

Setelah melakukan penelitian dan pengumpulan data di lapangan melalui wawancara dan observasi atau pengamatan secara langsung, maka diperoleh data responden dalam kaitannya dengan implementasi Perda No.4 Tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan Kota di Dinas Kesehatan Kota Medan. Adapun data-data yang disajikan terdiri dari dua bagian, yaitu data identitas responden dan data variabel penelitian. Penyajian data identittas responden adalah untuk mengetahui spesifikasi ciri-ciri khusus yang dimiliki oleh responden, yaitu meliputi jenis kelamin, usia, dan pendidikan terakhir. Sedangkan penyajian data tentang variabel penelitian adalah untuk menjawab permasalahan penelitian. Data-data tersebut disajikan sebagai berikut :

4.1 Identitas Responden

Tabel 4.1 Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Kelamin No Jenis Kelamin Frekuensi Persentase 1 Laki-Laki 3 75 2 Perempuan 1 25 Jumlah 4 100 Sumber : wawancara 2014 Dari tabel diatas dapat dilihat identitas responden berdasarkan jenis kelamin yaitu laki- laki 3 orang, dan perempuan 1 orang. Universitas Sumatera Utara No. Pendidikan Frekuensi Persentase 1 SD - 2 SLTP - 3 SLTA 1 25 4 DiplomaSarjana 3 75 Jumlah 4 100 Sumber : Wawancara 2014 Dari Tabel Diatas dapat dilihat bahwa identitas responden berdasarkan pendidikan terakhir yaitu Tingkat Sekolah Dasar SD dan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama SLTP tidak ada, sedangkan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas SLTA sebanyak satu orang dan pada tingkat DiplomaSarjana sebanyak 3 orang.

4.2 Hasil Wawancara

Wawancara merupakan salah satu cara untuk mendapatkan informasi dari informan kunci tentang implementasi Perda No.4 Tentang Sistem Kesehatan Kota di Dinas Kesehatan Kota Medan melalui koordinasi dan kerjasama lintas sektor. Sesuai dengan rancangan penelitian, telah ditetapkan jumlah informan kunci sebanyak 1 satu orang. Orang yang ditetapkan sebagai informan kunci dalam penelitian ini adalah orang yang dianggap dapat menjawab segala sesuatu yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini, yaitu yang berhubungan dengan proses implementasi Sistem Kesehatan Kota Medan. Yang menjadiinforman kunci dalam penelitian ini yaitu Kepala Dinas Kesehatan Kota Medan.Sedangkan yang menjadi informan utama dalam penelitian ini sebanyak satu orang, Universitas Sumatera Utara yaituKepala Bidang Bina Pelayanan Kesehatan, yang bertanggung jawab menangani Sistem Kesehatan Kota Medan. Dalam penelitian ini juga terdapat informan tambahan yaitu masyarakat. Tipe wawancara yang dipilih oleh penulis yaitu tipe wawancara berstruktur, dimana sebelum memulai wawancara terlebih dahulu penulis menyusun daftar pertanyaan yang diajukan. Pertanyaan-pertanyaan yang disusun jelas berhubungan dengan proses implementasi Sistem Kesehatan Kota Medan tersebut. Namun didalam prosesnya sendiri, penulis tidak menutup kemungkinan akan munculnya pertanyaan-pertanyaan baru yang dapat menggali informasi lebih dalam dari para informan. Dilihat dari Indikator Implementasi Kebijakan, antara lain :

1. Komunikasi

Keberhasilan implementasi kebijakan masyarakat adalah implementor mengetahui apa yang harus dilakukan. Apa yang menjadi tujuan dan sasaran kebijakan harus ditransisikan kepada kelompok sasaran sehingga akan mengurangi distorsi implementasi. Apabila tujuan dan sasaran suatu kebijakan tidak jelas atau bahkan tidak diketahui sama sekali oleh kelompok- sasaran, maka kemugkinan akan terjadi resistensi dari kelompok sasaran. Maka peneliti melakukan wawancara dengan Kepala Bagian Bina Pelayanan Kesehatan, yaitu dr. Iman Surya, dengan pertanyaan : 1. Siapakah yang menginisiasi lahirnya Peraturan Daerah ini? Sejarah lahirnya Peraturan Daerah Jawab : Usulan Rancangan Peraturan Daerah ini dimulai oleh Dinas Kesehatan Kota Medan dikarenakan adanya aturan lebih tinggi, yaitu Peraturan Menteri Kesehatan bahwa masing-masing daerah diarahkan untuk menyusun sistem kesehatannya sendiri, atas dasar itu Pemerintah Daerah Kota Medan melalui Dinas Kesehatan Kota Medan mulai merancang Universitas Sumatera Utara Sistem Kesehatan Kota Medan. Proses pembuatan Sistem Kesehatan ini dimulai pada tahun 2007, yang masih berupa naskah akademis dengan melibatkan lintas sektoral dalam pembahasannya, seperti tokoh-tokoh masyarakat, akademisi, dan pemerhati kesehatan. Kemudian berlanjut kembali pada tahun 2009 yaitu dilakukan studi banding oleh dinas kesehatan dan anggota DPRD Kota Medan ke Provinsi Jawa Tengah dan Kabupaten Serang, dikarenakan Provinsi Jawa Tengah telah mengeluarkan Peraturan Gubernur tentang Sistem Kesehatan Provinsi dan Kabupaten Serang juga telah mengeluarkan Peraturan Daerah tentang Sistem Kesehatan Kabupaten. Setelah melakukan studi banding Dinas Kesehatan berkonsultasi dengan DPRD, dan kemudian diputuskan bahwa akan dibuat Peraturan Daerah Tentang Sistem Kesehatan Kota. Tetapi pada tahun 2010 pengerjaannya terhenti sementara, kemudian pada tahun 2011 Dinas Kesehatan mulai mengajukan ke DPRD untuk dilakukan pembahasan, dan pada Febuari tahun 2012 selesailah pembahasan dan ditetapkan sebagai Peraturan Daerah Kota Medan Tentang Sistem Kesehatan Kota. Namun dalam implementasimya hingga tahun 2014, Peraturan Daerah tentang Sistem Kesehatan Kota Medan ini belum bisa berjalan dikarenakan beberapa hal. 2. Bentuk dan sosialisasi seperti apa yang telah dilakukan dalam mensosialisasikan Sistem Kesehatan Kota kepada masyarakat? Jawab : Sosialisasi saat ini belum dilakukan ke masyarakat, masih sosialisasi di internal Dinas Kesehatan Kota Medan. 3. Apa yang menjadi penghambat tidak terlaksananya sosialisasi Sistem Kesehatan Kota ke masyarakat? Universitas Sumatera Utara Jawab : Hal yang menjadi penghambat dalam mensosialisasikan ke masyarakat adalah pertama, karena adanya perubahan struktur di dalam internal dinas kesehatan dan pergantian pimpinan setelah pengesahan Peraturan Daerah tersebut, sehingga pembahasan Sistem Kesehatan Kota Medan ini tidak sampai kepada pembahasan yang lebih teknis, yaitu sampai kepada Pembuatan Petunjuk Pelaksanaan Juklak dan Petunjuk Teknis Juknis yang dijadikan acuan dalam pelaksanaan Sistem Kesehatan Kota, sehingga Sistem Kesehatan Kota ini seperti terlupakan untuk dilaksanakan. Kedua, karena permasalahan anggaran yang kurang untuk pelaksanaan Peraturan daerah tersebut yang membuat segala bentuk aktivitas yang sudah direncanakan terbatasi untuk dilaksanakan. 4. Bagaimana bentuk sosialisasi kepada instansi-instansi yang berperan dalam pelaksanaan teknis dilapangan, seperti Rumah sakit dan Puskesmas, terkait dengan Sistem Kota Medan tersebut? Jawab : belum ada dilakukan sosialisasi kepada instansi-instansi kesehatan seperti, Puskesmas, maupun Rumah Sakit terkait Sistem Kesehatan Kota yang telah disahkan melalui Peraturan Daerah. Sosialisasi masih dilakukan di internal Dinas Kesehatan Kota Medan. 5. Apa yang menjadi penyebab tidak terlaksananya Sosialisasi kepada pelaksana teknis, yaitu Rumah Sakit dan Puskesmas? Jawab : Kembali lagi, ruang gerak Dinas Kesehatan terbatasi oleh anggaran yang minim dalam memberikan sosialisasi kepada Rumah sakit dan Puskesmas dan belum ada Petunjuk Pelaksanaan Juklak dan Petunjuk Teknis Juknis yang dapat dijadikan acuan kerja. 6. Koordinasi seperti apa yang telah dilakukan oleh Dinas Kesehatan dengan kesemua sektor yang terdapat didalam Peraturan Daerah BAB XIV dalam melaksanakan Peraturan Daerah tentang Sistem Kesehatan Kota tersebut? Apakah sudah berjalan kesemua sektor? Universitas Sumatera Utara Jawab : belum ada koordinasi yang dilakukan ke sektor manapun bila terkait Sistem Kesehatan ini, dikarenakan Sistem Kesehatan ini belum bisa berjalan sampai sekarang, dikarenakan Petunjuk Pelaksanaan Juklak dan Petunjuk Teknis Juknis yang belum ada dan belum dibuat. Namun apabila terkait dengan Tugaspokok dan fungsi Dinas Kesehatan, koordinasi dan kerjasamalintassektor telah dilakukan, contohnya saja untuk penanggulangan Demam Berdarah DBD, Dinas Kesehatan telah melakukan koordinasi dan kerjasama dengan pihak Kecamatan, Kelurahan, dan Lingkungan melalui Puskesmas untuk pemberantasan sarang nyamuk. Kemudian dalam menjalankan program Usaha Kesehatan Sekolah UKS, Dinas Kesehatan telah melakukan koordinasi dan kerjasama dengan sekolah-sekolah melalui Dinas Pendidikan, dan dalam menangani Gizi Buruk Dinas Kesehatan telah berkooordinasi dengan Badan Ketahanan Pangan, serta program Posyandu Dinas Kesehatan juga berkoordinasi dan bekerjasama dengan Badan Pemberdayaan Masyarakat, dan banyak lagi sektor-sektor lain bila dikaitkan dengan Tugas pokok dan fungsi Dinas Kesehatan. 7. Sebagai masyarakat kota Medan apakah anda tahu mengenai Kebijakan Perda tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan Kota Medan? Peneliti mewawancarai seorang masyarakat bernama Joko Sunaryo Jawab : saya tidak mengetahui ada program atau kebijakan Perda No.4 tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan Kota Medan, dan saya belum pernah mendengar dalam bentuk sosialisasi apapun. Pertanyaan yang sama juga saya tanyakan kepada seorang masyarakat yang bergerak di Lembaga Studi dan Advokasi Kebijakan ELSAKA, yaitu Frans Sofian Silaen Universitas Sumatera Utara Jawab : saya tahu mengenai kebijakan perda no.4 tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan Kota Medan ini, dan saya senang melihat Pemerintah mempunyai tanggung jawab untuk menjalankan amanah Undang-Undang atau aturan lebih tinggi, yaitu agar Pemerintah Daerah mempunyai pedomannya sendiri dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan di daerahnya masing-masing, akan tetapi saya tidak melihat realisasinya dilapangan dan menembus lapisan masyarakat terbawah. Sistem Kesehatan Kota Medan seharusnya menjadi suatu pedoman bagi Dinas Kesehatan Kota Medan untuk menyelenggarakan pembangunan kesehatan yang layak, adil, dan terjangkau bagi masyarakat kota Medan secara khusus. Namun hal tersebut belum terealisasi melihat pertimbangan banyaknya permasalahan- permasalahan kesehatan yang muncul di tengah-tengah masyarakat Kota Medan.

2. Sumber Daya

walaupun isi kebijakan sudah dikomunikasikan secara jelas dan konsisten, tetapi apabila implementator kekurangan sumberdaya untuk melaksanakan, implementasitidak akan berjalan efektif. Sumber daya tersebut dapat berwujud sumberdaya manusia, yakni kompetensi implementor dan sumber daya financial. 1. Bagaimana pembagian Tugas dan wewenang dalam proses implementasi? Jawab : Sebenarnya sewaktu proses pembuatan Peraturan Daerah tentang Sistem Kesehatan, sudah ada pembagian tugas dan wewenang yang akan bertanggung jawab dan yang nantinya juga akan fokus merancang serta mengimplementasikan Sistem Kesehatan ini, yaitu dibawah naungan Subdinas Bina Program, akan tetapi dikarenakan adanya perubahan struktur dan pergantian pemimpin di tahun 2009, segala sesuatu yang telah direncanakan tidak terlaksana dan menjadi lebur, jadi kebanyakan Sumber Daya Manusia yang ada Universitas Sumatera Utara didalam Subdinas Bina Program ini bertukar Tupoksinya, dan Subdinas Bina Program ini telah dihapus dan bergabung menjadi Bagian Kesekretariatan, sehingga samapai pada tahun 2012 Perda ini disahkan, tugas dan wewenang yang khusus menangani Sistem Kesehatan ini belum ada samapai sekarang. 2. Apakah sudah dilakukan pelatihan dan pendidikan khusus bagi Sumberdaya Manusia Dinas Kesehatan dalam mengimplementasikan Sistem Kesehatan Kota? Jawab : Belum ada, karena pada waktu Subdinas Bina Program masih ada dan bertanggung jawab terhadap Sistem Kesehatan Kota belum sempat dilakukan pelatihan dan pendidikan khusus bagi Sumber Daya Manusianya. 3. Dari mana dana yang diperoleh untuk melaksanakan Sistem Kesehatan Kota? Jawab : Jika melihat rencana Program Sistem Kesehatan Kota ini nantinya akan dilaksanakan melalui dana APBD dan Bantuan-bantuan Swasta melalui program Coorperate Social Responsibility CSR, seperti program-program Dinas Kesehatan sebelumnya, perusahaan swasta sudah mulai mendekatkan diri kepada Dinas Kesehatan melalui penyokongan dana yang bersifat membantu pelaksanaan program-program tersebut melalui CSR

3. Disposisi

merupakan watak dan karakteristik yang dimiliki oleh implementor, seperti komitmen, kejujuran, dan sifat demokratis. 1. Apakah ada kriteriaseleksi khusus bagi implementor Sistem Kesehatan Kota nantinya, jika ada, kriteriaseleksi seperti apa? Universitas Sumatera Utara Jawab : Jadi nantinya Dinas Kesehatan akan mempunyai kriteria-kriteria tertentu bagi SDM Dinas Kesehatan untuk melaksanakan Sistem Kesehatan Kota, yaitu orang-orang yang mempunyai kompetensi dalam melakukan penyuluhan-penyuluhan ke masyarakat, mampu dalam pembuatan tata naskah, dan juga mungkin orang yang mempunyai latar belakang Ilmu Hukum untuk menyusun Petunjuk Pelaksanaan Juklak dan Petunjuk Teknis Juknis Sistem Kesehatan Kota. 2. Berdasarkan Pasal 6 Dinas Kesehatan bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan pembangunan kesehatan yang bertahap, apakah pembangunan kesehatan yang telah dirancang Dinas Kesehatan berjalan tepat waktu? Jawab : Dinas Kesehatan mempunyai Rencana Strategi Renstra yang berjangka waktu selama lima tahun, yang menjadi pedoman dan acuan Dinas Kesehatan dalam melaksanakan pembangunan kesehatan. Dalam prosesnya tidak semua hal berjalan tepat waktu sesuai dengan Renstra tersebut. 3. Apa yang menjadi faktor penghambat dan pendukung dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan yang bertahap? Jawab : salah satu faktor penghambat adalah anggaran yang terkadang tidak mencukupi, dan kemudian faktor pendukungnya adalah banyak peran serta masyarakat dan swasta dalam mendukung, seperti perusahaan Bank Mandiri yang membantu dengan cara memberikan CSR kepada Dinas Kesehatan, institusi pendidikan, seperti Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, dan lain-lain. 4. Adakah penghargaanreward dan sanksipunishment bagi implementor yang berprestasi dan melakukan pelanggaran? Universitas Sumatera Utara Jawab : Ada, Kalau Punishment adalah berupa sanksi administratif, teguran, dan sampai kepada pemecatan atau penutupan. Kalau Reward juga ada, contohnya saja Rumah Sakit yang membantu program pemerintah, dengan membantu masyarakat yang tidak mampu dan sakit dengan pelayanan dan perawatan yang responsif, tanpa harus menunggu pembiayaan.

4. Struktur Organisasi

merupakan yang bertugas mengimplementasikan kebijakan memiliki pengatuh yang signifikan terhadap implementasi kebijakan. 1. Adakah bidangseksi didalam Dinas Kesehatan yang secara khusus menangani Sistem Kesehatan kota nantinya? Jawab : Karena belum ada pembagiantugas dan wewenang bidangseksi khusus yang menangani Sistem Kesehatan ini maka yang bertanggung jawab sebagai leading sector untuk mengendalikan Sistem Kesehatan nantinya adalah bidang Sekretariat, dan masing- masing bidang seperti Pelayanan Kesehatan akan mengerjakan di bagian Pelayanan kesehatan, Bagian Farmasi akan mengerjakan di bagian kefarmasian, dan lain-lain sesuai tugas pokok dan fungsi bidangnya dalam melaksanakan Sistem Kesehatan kota tersebut. Universitas Sumatera Utara

BAB V ANALISIS DATA

Dalam bab V ini akan dipaparkan tentang penganalisaan dari seluruh data yang diperoleh selama penelitian, baik melalui studi kepustakaan, wawanacara maupun melihat dengan langsung fenomena yang terkait dengan Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan Kota di Dinas Kesehatan Kota Medan, maka akan dilakukan analisa terhadap setiap data yang ada dan fakta yang didapat berdasarkan variabel operasional penelitian, dan penguraian masalah-masalah yang terjadi yaitu :

5.1 Komunikasi