Struktur Organisasi KESIMPULAN Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2012 Tentang Sistem Kesehatan Kota di Dinas Kesehatan Kota Medan

5.3 Disposisi

Watak dan karakteristik dari para pelaksana program dalam menyikapisuatu kebijakan merupakan faktor yang tidak dapat dikesampingkan. Jika parapelaksana program setuju dengan isi suatu kebijakan, dan dalam hal ini berartiadanya dukungan, kemungkinan besar mereka akan melaksanakannyasebagaimana yang diinginkan oleh para pembuat kebijakan. Disposisiimplementor dapat dilihat dari tanggung jawab pegawai melaksanakantugas pokok dan fungsi dalam menyelesaikan Sistem Kesehatan Kota sampai kepada pembuatan petunjuk pelaksanaan Juklak dan Petunjuk Teknis Juknis. Bila dilihat dari kronologis proses pembuatan Peraturan Daerah ini dari tahun 2007 dan baru tahun 2012 bisa terselesaikan, serta beberapa kemacatan-kemacatan yang terjadi dan Juklak dan Juknis yang belum dibuat, menunjukan bahwa pelaksana kebijakan ini, yaitu Sumber Daya Manusia Dinas Kesehatan tidak responsif terhadap kebutuhan masyarakat dan tidak memiliki keinginan yang kuat untuk menyelesaikan Sistem Kesehatan Kota Medan tersebut sampai pembuatan Juklak dan Juknis. Sebab bila dilihat dari hasil wawancara yang dilakukan doleh peneliti bahwa salah satu alasan kenapa Sistem Kesehatan ini belum bisa diaplikasikan adalah karena Juklak dan Juknis yang belum ada. Jadi, dapat disimpulkan bahwa Dinas Kesehatan sebagai pelaksana kebijakan ini belum memiliki tanggung jawab terhadap tugas pokok dan fungsinya sebagai aparat pemerintah yang seharusnya responsif terhadap kebutuhan kesehatan masyarakat.

5.4 Struktur Organisasi

merupakan yang bertugas mengimplementasikan kebijakan dan yang memiliki pengaruh yang signifikan terhadap implementasi kebijakan. Dinas Kesehatan sebagai institusi merupakan Universitas Sumatera Utara salah satu dinas dibawah naungan Pemerintah Kota Medan yang fokus kerjanya adalah pemeliharaan Kesehatan masyarakat Kota Medan. Di dalam dinas itu sendiri terdapat struktur yang masing-masing seksibidang mempunyai tugas dan wewenangnya sendiri. Oleh karena itu terkait dengan Kebijakan Peraturan Daerah tentang Sistem Kesehatan Kota Medan, Dinas Kesehatan sebagai implementor mempunyai struktur yang mengatur tugas dan wewenang dalam melaksanakannya, yaitu Bagian Kesekretariatan sebagai leading sector. Namun sebenarnya sebelum ada pergantian Struktur dan kepemimpinan di internal Dinas Kesehatan, tugas dan wewenang implementasi Sistem Kesehatan Kota ini ada di bawah bagian Sub Dinas Program. Berdasarkan Wawancara yang dilakukan oleh Peneliti dengan Pegawai Dinas Kesehatan, penyebab lain belum dibuatnya Petunjuk Pelaksanaan juklak dan Petunjuk Teknis Juknis Sistem Kesehatan Kota adalah Pergantian Kepemimpinan di Internal Dinas Kesehatan Kota Medan, dimana Sumber Daya Manusia Sub Dinas Program yang semula bertugas melaksanakan Sistem Kesehatan Kota dipecah kedalam beberapa Bagianseksi dan Subdinas Program dihapus sebagai salah satu struktur didalam Dinas Kesehatan, sehingga apa yang telah direncanakan dan dikerjakan menjadi kabur dan tanpa arah. Jadi, dapat disimpulkan bahwa Bidang khusus yang menangani Sistem Kesehatan Kota ini sekarang diserahkan kepada Bagian Kesekretariatan, yang berfungsi sebagai leading sector.

5.5 Faktor Pendukung dan Penghambat

Dalam proses menyusun hingga sampai mengimplementasikan suatu kebijakan, tidaklah lepas dari beberapa faktor pendukung dan penghambat, yang mempengaruhi berhasil atau tidaknya kebijakan tersebut. Oleh sebab itu, dalam meneliti Implementasi Peraturan Daerah No.4 Universitas Sumatera Utara tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan Kota Medan, Peneliti ingin melihat faktor Pendukung dan penghambat tentang apa yang sedang diteliti.

5.5.1 Faktor Pendukung

Beberapa hal yang mendukung dalam implementasi Sistem Kesehatan Kota Medan ini adalah : 1. Walaupun proses implementasi belum bisa berjalan, akan tetapi koordinasi dan kerjasama dengan beberapa sektor telah terjalin berkaitan tugas pokok dan fungsi Tupoksi Dinas Kesehatan kota Medan. Dalam hal ini, Dinas Kesehatan akan terbantu dalam hal koordinasi dan kerjasama ketika petunjuk dan pelaksanaan Juklak dan petunjuk teknis Juknis telah selesai, karena sudah adanya pengalaman dengan beberapa sektor yang harapannya nanti akan membantu pelaksanaan program-program Dinas Kesehatan. 2. Adanya peran serta masyarakat dan swasta dalam mendukung program-program Dinas Kesehatan, seperti beberapa program yang telah berjalan. Contohnya saja keterlibatan masyarakat melalui tokoh-tokoh agama dan tokoh-tokoh masyarakat dalam mensosialisasikan Bahaya HIVAIDS karena seks bebas. Kemudian keterlibatan Swasta mendukung program-program Dinas Kesehatan melalui dana Coorperate Social Responsibility CSR.

5.5.2 Faktor Penghambat

Beberapa Hal yang menghambat dalam proses implementasi Sistem Kesehatan Kota ini adalah : Universitas Sumatera Utara 1. Adanya pergantian pemimpin dan Struktural Dinas Kesehatan Kota Medan yang menyebabkan belum bisa terselesaikannya Sistem Kesehatan Kota Medan ini sampai kepada Petunjuk Pelaksanaan Juklak dan Petunjuk Teknis Juknis. Restrukturalisasi di Dinas Kesehatan menyebabkan beberapa Sumber Daya Manusia yang paham mengenai Sistem Kesehatan Kota harus terpecah kedalam bidang bagian. Seperti hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan Kepala Bagian Bina Pelayanan Kesehatan yang mengatakan bahwa kekaburan atau ketidakfokusan Dinas Kesehatan menyelesaikannya sampai Juklak dan Juknis adalah karena pergantian pemimpin dan struktur, dimana sebelumnya Sumber Daya Manusia yang paham dan mengikuti proses Rancangan hingga sampai Perda adalah pegawai-pegawai yang berada di Bagian Sub-Dinas Program, sekarang Sub-Dinas Program sudah dihapus dan Sumber Daya Manusia yang didalamnya dipecah ke dalam beberapa BagianBidang didalam struktur Dinas Kesehatan Kota Medan. 2. Belum dibuatnya Petunjuk Pelaksanaan Juklak dan Petunjuk Teknis Juknissebagai pedoman dalam melaksanakan Sistem Kesehatan Kota, sehingga Dinas Kesehatan belum bisa bekerja dan melaksanakan Perda, yang walaupun beberapa poin didalam Sistem Kesehatan Kota sudah terlaksana karena berkaitan dengan Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Kesehatan dan menjadi kewajiban dari Dinas Kesehatan. 3. Anggaran yang terbatas menjadi salah satu faktor penghambat terlaksananya implementasi Sistem Kesehatan Kota tersebut. Seperti hasil wawancara dengan Kabag. Bina Pelayanan Kesehatan, bahwa dalam penyusunan sampai ke pelaksanaan Sistem Kesehatan Kota Dinas Kesehatan belum mempunyai anggaran yang cukup, yang mengakibatkan Sistem Kesehatan Kota belum bisa diimplementasikan. Universitas Sumatera Utara

BAB VI PENUTUP

a. KESIMPULAN

Bila berdasarkan latar belakang dibuatnya Peraturan Daerah tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan Kota Medan adalah karena adanya peraturan yang lebih tinggi dari Pemerintah Pusat yang mewajibkan Pemerintah Daerah mempunyai pedoman hukum dalam menyelenggarakan sistem kesehatannya sendiri karena kebutuhan Warga Negara secara umum dan Warga Kota Medan secara khusus. Maka sudah menjadi tanggung jawab dan kewajiban dari Pemerintah Kota Medan untuk mewujudkan tatanan kesehatan yang mampu melibatkan partisipasi semua unsur terkait dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, mewujudkan pembangunan kota berwawasan kesehatan, mewujudkan kemandirian daerah dalam bidang kesehatan, meningkatkan mutu pelayanan kesehatan yang aman, adil, terjangkau, dan terbuka bagi masyarakat, serta meningkatkan akses masyarakat untuk memperoleh pelayanan kesehatan. Namun kesemua tujuan dari Sistem Kesehatan Kota Medan tersebut harus terjanggal karena adanya faktor pergantian kepemimpinan dan struktural di internal, belum dibuatnya Petunjuk pelaksanaan Juklak dan Petunjuk Teknis Juknis dan anggaran yang dirasa kurang oleh Dinas Kesehatan Kota Medan untuk melaksanakan implementasi Peraturan Derah tersebut. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa Dinas Kesehatan Kota Medan belum mampu melaksanakan Peraturan Daerah No.4 tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan Kota yang sudah dirancang dan disusun menjadi pedoman dalam melaksanakan dan menyelenggarakan pembangunan kesehatan yang baik di Kota Medan. Universitas Sumatera Utara

b. SARAN