dalam persen Kesehatan Masyarakat

20 40 2006 2007 2008 2009 15,1 13,8 10,5 9,8 20,43 20,13 20,15 18 Angka Kematian Bayi, IMR Angka Kesakitan Umum Tabel 3.5 Perkembangan Angka Kematian Bayi dan Kesakitan Umum Kota MedanTahun 2006-

2009. dalam persen

Sumber: BPS, 2010 Gambaran kondisi kesehatan masyarakat Kota Medan lainnya yang berkaitan dengan pola hidup sehat dan bersih PHBS, diantaranya masih relatif rendahya pemberian air susu eksklusif, dimana pada tahun 2008 masih dijumpai sebanyak 32,45 bayi yang tidak memperoleh ASI eksklusif. Relatif tingginya prevalensi gizi kurang dan gizi lebih pada balita, dimana hal ini menunjukkan perilaku yang salah dalam pola pemberian makanan pada bayi dan balita. Pada tahun 2008 terdapat sebanyak 0,52 911 balita dengan gizi buruk, 3,21 5.676 balita dengan gizi kurang. Hal lainnya yang menunjukkan rendahnya PHBS ini adalah adanya kecenderungan meningkatnya penderita HIVAIDS, yang menggambarkan adanya perilaku seksual yang tidak aman dan penyalahgunaan NAPZA, dimana sampai tahun 2008 diperkirakan terdapat pengguna NAPZA sebanyak 20.000 orang, dan penderita HIVAIDS yang mencapai 493 orang. Membaiknya taraf kesehatan masyarakat selama tahun 2006 – 2009, tidak terlepas dari meningkatnya penyelenggaraan pelayanan kesehatan masyarakat, baik pelayanan dasar maupun rujukan. Pelayanan kesehatan tersebut didukung oleh keberadaan 39 puskesmas dan 40 puskesmas pembantu 3-4 puskesmas per kecamatan. Puskesmaspuskesmas pembantu masih menjadi sentra pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat yang ditandai dengan angka Universitas Sumatera Utara kunjungan sebesar 1.096.023 jiwa tahun 2009. Sebanyak 39 puskesmas yang ada, 13 diantaranya telah ditingkatkan statusnya menjadi puskesmas rawat inap, dengan dukungan tenaga dokter spesialis secara berkala. Sedangkan jumlah posyandu sebanyak 1.405 unit, dan secara keseluruhan merupakan posyandu aktif, dengan fungsi-fungsi utama seperti imunisasi, pencegahanpenanggulangan balita gizi buruk, pemeriksaan ibu hamil, pelayanan KB,sekaligus sarana berbagai penyuluhan kesehatan masyarakat. Pada tingkat pelayanan kesehatan rujukan, Kota Medan memiliki Rumah Sakit tipe B, yaitu RS. DR. Pirngadi Medan. Fungsi terdepan yang tetap diselenggarakan oleh rumah sakit adalah pelayanan sosial kesehatan bagi masyarakat terutama bagi masyarakat kurang mampu, bahkan dengan pelayanan tanpa bayar.Kondisi sarana dan prasarana kesehatan dilihat dari jumlah puskesmas dan puskesmas pembantu selama tahun 2005-2009 relatif tidak berubah, yaitu ada 39 puskesmas dan 40 puskesmas pembantu 3-4 puskesmas per kecamatan. Puskesmaspuskesmas pembantu masih menjadi sentra pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat ditandai dengan angka kunjungan sebesar 1.096.023 jiwa tahun 2009. Untuk itu dari39 puskesmas yang ada, 13 diantaranya telah ditingkatkan statusnya menjadi puskesmas rawat inap, dengan dukungan tenaga dokter spesialis secara berkala. Sedangkan jumlah posyandu sebanyak 1.405 unit, dan secara keseluruhan merupakan posyandu aktif, dengan fungsi-fungsi utama seperti imunisasi, pencegahan penanggulangan balita gizi buruk, pemeriksaan ibu hamil, pelayanan KB, sekaligus sarana berbagai penyuluhan kesehatan masyarakat. Universitas Sumatera Utara Tabel. 3.6 SaranaPrasarana dan Tenaga Kesehatan Kota Medan Tahun 2008 No Sarana dan SDM Kesehatan Jumlah 1. Rumah Sakit Umum 47 2. Rumah Sakit Jiwa 5 3. Rumah Sakit Ibu dan Anak 8 4. Rumah Sakit Khusus 3 5. Puskesmas 39 6. Puskesmas Rawat Inap 11 7. Puskesmas Pembantu 41 8. Praktek Dokter Umum 781 9. Praktek Dokter Spesialis 379 10. Praktek Dokter Bersama 8 11. Praktek Dokter Gigi 266 12. Laboratorium Kesehatan 11 13. Kelurahan Siaga 151 14. Puskesmas Keliling 27 15 Dokter Umum 153 16. Dokter Gigi 98 17. Bidan 367 18. Perawat 425 19. Apoteker 8 Universitas Sumatera Utara 20. Asisten Apoteker 144 21. Tenaga Gizi 45 22. Tenaga Kesehatan Masyarakat 12 23. Tenaga Sanitasi 48 24. Analisis 35 25. Magister 12 26. Lain-lain 113 Sumber: Dinas Kesehatan Kota Medan, 2009 Dari tabel di atas terlihat bahwa saranaprasarana dan tenaga kesehatan di Kota Medan jumlahnya sudah cukup memadai, namun yang menjadi permasalahan adalah kualitas dan penyebaran sarana dan tenaga kesehatan tersebut yang adakalanya di beberapa tempat banyak terdapat sarana dan tenaga kesehatan, tetapi di tempat lain mengalami kekurangan. Permasalahan lainnya adalah masih belum optimalnya kualitas sarana dan tenaga kesehatan yang ada, dimana untuk meningkatkan kualitas sarana dan tenaga kesehatan tersebut dibutuhkan komitmen secara terkoordinasi dan berkelanjutan serta didukung oleh masyarakat, dunia usaha dan dunia pendidikan. Berdasarkan kondisi umum penyelenggaraan urusan kesehatan sampai tahun 2009, berbagai permasalahan pokok penyelenggaraan kesehatan dalam 5 tahun yang akan datang 2011-2015 di Kota Medan, disajikan sebagai berikut : 1. Masih relatif rendahnya kesadaran masyarakat untuk untuk hidup bersih dan sehat 2. Relatif rendahnya mutu dan pemerataan pelayanan kesehatan 3. Masih relatif rendahnya kualitas tenaga kesehatan Universitas Sumatera Utara 4. Belum optimalnya pelaksanaan pelayanan rujukan dan belum sepenuhnya memenuhi harapan masyarakat, khususnya masyarakat miskin. 5. Di samping itu, kualitas pelayanan Puskesmas dan Rumah Sakit masih relatif rendah, terutama yang berhubungan dengan pelayanan administrasi dan pelayanan medis. 6. Rendahnya upaya peningkatan akses dan kualitas pelayanan kesehatan ditandai juga dengan relatif masih rendahnya akses dan pelayanan kesehatan terhadap kualitas kesehatan dan gizi ibu hamil dan balita, terutama dari keluarga miskin

3.1.3 Visi dan Misi Kota Medan