Komunikasi Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2012 Tentang Sistem Kesehatan Kota di Dinas Kesehatan Kota Medan

BAB V ANALISIS DATA

Dalam bab V ini akan dipaparkan tentang penganalisaan dari seluruh data yang diperoleh selama penelitian, baik melalui studi kepustakaan, wawanacara maupun melihat dengan langsung fenomena yang terkait dengan Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan Kota di Dinas Kesehatan Kota Medan, maka akan dilakukan analisa terhadap setiap data yang ada dan fakta yang didapat berdasarkan variabel operasional penelitian, dan penguraian masalah-masalah yang terjadi yaitu :

5.1 Komunikasi

Sebelum sebuah kebijakan diimplementasikan, pelaksana kebijakan harus menyadari bahwa suatu keputusan yang telah dibuat dan perintah untuk melaksanakannya telah dikeluarkan, sehingga mereka bekerja dengan memiliki wewenang masing-masing. Disini peran komunikasi sangat penting untuk mensinergikan setiap aktifitas. Komunikasi merupakan proses penyampaian informasi yang akurat, jelas, konsisten, menyeluruh serta koordinasi antara instansi-instansi terkait dalam proses implementasi dan bentuk koordinasi yang dilakukan apakah koordinasi horizontal, vertikal, maupun diagonal. Kemudian agar implementasi menjadi efektif, maka mereka yang bertanggung jawab untuk mengimplementasikan sebuah program harus tahu apa yang semestinya mereka kerjakan. Komunikasi dalam implementasi Sistem Kesehatan Kota ini meliputi komunikasi internal pelaksana dan komunikasi eksternal, dalam hal ini sosialisasi kepada masyarakat dan hubungan dengan dinas atau institusi lain. Komunikasi antar pelaksana implementasi Sistem Kesehatan Kota ini dapat dilihat dari bagaimana koordinasi, kerja sama dan sosialisasi antar pelaksana,yaitu Dinas Kesehatan itu Universitas Sumatera Utara sendiri. Secara umum komunikasi antar pelaksana dapat dikatakan sudah dilakukan dan berjalan cukuplancar. Hal ini didukung dari hasil wawancara yang menyatakan bahwa sosialisasi mengenai Peraturan Daerah tentang Sistem Kesehatan ini sudah dilakukan di internal Dinas Kesehatan Kota Medan sebagai Implementor. Sedangkan komunikasi eksternal yaitu koordinasi dan sosialisasi dengan masyarakat dan instansi-instansi lintas sektor diluar Dinas Kesehatan Kota Medan. Komunikasi eksternal yang dibangun antar para pelakasana dengan masyarakat belum ada dilaksanakan karena belum berjalannya Kebijakan ini. Hal ini dapat dilihat dari masih banyaknya warga masyarakat yang belum mengetahui tentang program ini, apa yang menjadi tujuannya, bagaimana prosesnya serta manfaat yang akan mereka alami. Pernyataan ini juga didukung oleh hasil wawancara dengan kepala Bidang Pelayanan Kesehatan yang menyatakan bahwa sosialisasi yang dilakukan untuk masyarakat belum bisa berjalan. Komunikasi eksternal lainnya adalah koordinasi yang dijalin dengan dinas dan sektor- sektor lain. Koordinasi dan kerjasama lintas sektor belum bisa berjalan hingga saat ini, bila dikaitkandengan implementasi Sistem Kesehatan Kota. Hal tersebut dikarenakan belum dibuatnya Petunjuk Pelaksanaan Juklak dan Petunjuk Teknis Juknisyang menjadi pedoman teknis Dinas Kesehatan. Namun bila terkait Tupoksi dari Dinas Kesehatan, koordinasi dan kerjasama telah dilaksanakan dengan beberapa sektor, seperti hasil wawancara yang telah dilakukan oleh peneliti. Dari hasil pengamatan penulis dari proses sosialisasi dan berbagai koordinasi yang dilakukan maka dapat disimpulkan komunikasi secara internal sudah dilakukan, akan tetapi Universitas Sumatera Utara secara eksternal belum ada sama sekali. Hal tersebut menunjukan bahwa Dinas Kesehatan mempunyai Pekerjaan Rumah untuk menyelesaikan Juklak dan Juknis agar bisa melakukan komunikasi eksternal dengan lintas sektor sesuai pedoman yang ada.

5.2 Sumber Daya