13
2.3 Giro Wajib Minimum
Giro wajib minimum adalah perbandingan antara saldo giro bank yang wajib ditempatkan terhadap Bank Indonesia terhadap dana pihak ketiga DPK
yang dimiliki bank. Kewajiban memelihara dan pemenuhan persentase GWM dihitung dengan
membandingkan jumlah Saldo Rekening Giro Bank pada Bank Indonesia setiap hari dalam satu masa laporan terhadap rata-rata harian jumlah DPK dalam satu
masa laporan pada masa dua laporan sebelumnya. Giro wajib minimum memiliki dua tujuan, yaitu sebagai berikut :
1. Menyerap kelebihan cadangan yang besar atau mengimbangi adanya
kehilangan cadangan dalam jumlah besar. Dalam contoh, dalam suatu krisis likuiditas penurunan cadangan wajib memberikan cara untuk
memelihara solvabilitas dari sistem keuangan. 2.
Mengumumkan keputusan kebijaksanaan penting baik kepada masyarakat maupun bank. Perusahaan cadangan wajib merupakan tindakan yang
terbuka dan dipublikasikan dengan baik dan demikian memberikan jalan yang lebih baik untuk menjaga likuiditas setiap bank.
2.4 Operasi Pasar Terbuka IHSG
Operasi pasar terbuka adalah cara mengendalikan uang yang beredar dengan menjual atau membeli surat berharga pemerintah. Jika ingin menambah
jumlah uang beredar, pemerintah akan membeli surat berharga pemerintah. Namun, bila ingin jumlah uang yang beredar berkurang, maka pemerintah akan
menjual surat berharga pemerintah kepada masyarakat.Pada waktu perekonomian
Universitas Sumatera Utara
14 mengalami resesi, maka uang yang beredar perlu diadakan penambahan untuk
mendorong kegiatan ekonomi yaitu dengan cara membeli surat-surat berharga. Sedangkan pada waktu inflasi, untuk mengurangi kegiatan ekonomi yang
berlebihan, uang yang beredar harus dikurangi dengan cara menjual surat-surat berharga.Surat berharga pemerintah antara lain diantaranya adalah SBI atau
singkatan dari Sertifikat Bank Indonesia dan SBPU atau singkatan atas Surat Berharga Pasar Uang.
2.5 Utang Luar Negeri
Sejarah Singkat Utang Pemerintah Indonesia eksploitasi sumber-sumber agraria perusahaan-perusahaan transnasional Amerika di Indonesia, telah
berlangsung semenjak periode sejarah penjajahan hingga sekarang. Untuk kepentingan itulah, Amerika Serikat senantiasa melakukan intervensi politik
terhadap perkembangan situasi di Indonesia semenjak masa Perang Revolusi Kemerdekaan Nasional Indonesia di tahun 1945 hingga sekarang.Dengan
difasilitasi pemerintah kolonial Hindia-Belanda, terutama setelah diberlakukannya Agrarische Wet pada tanggal 9 April 1870, perusahaan-perusahaan transnasional
seperti Caltex California Texas Oil Corporation, pada tahun 1920-an telah meneguk laba di tengah kemelaratan rakyat Indonesia di bawah penindasan
kolonialisme Belanda. Utang luar negeri atau pinjaman luar negeri, adalah sebagian dari total
utang suatu negara yang diperoleh dari para kreditor di luar negara tersebut. Dalam jangka pendek, utang luar negeri sangat membantu pemerintah Indonesia
dalam upaya menutup defisit anggaran pendapatan dan belanja negara, akibat
Universitas Sumatera Utara
15 pembiayaan pengeluaran rutin dan pengeluaran pembangunan yang cukup
besar.Pinjaman luar negeri adalah semua pinjaman yang menimbulkan kewajiban membayar kembali terhadap pihak luar negeri baik dalam valuta asing maupun
dalam Rupiah. Termasuk dalam pengertian pinjaman luar negeri adalah pinjaman dalam negeri yang menimbulkan kewajiban membayar kembali terhadap pihak
luar negeri. Pinjaman luar negeri yang diterima Pemerintah, dimaksudkan untuk pembiayaan pembangunan, disamping sumber pembiayaan yang berasal dari
dalam negeri berupa hasil perdagangan luar negeri, penerimaan pajak dan tabungan, baik tabungan masyarakan dan sektor swasta. Salah satu masalah dalam
pelaksanaan pembangunan ekonomi yang dihadapi negara-negara berkembang termasuk Indonesia adalah keterbatasan modal dalam negeri.
Todaro 1998 berpendapat bahwa akumulasi utang luar negeri external debt merupakan suatu gejala umum yang wajar. Rendahnya tabungan dalam
negeri tidak memungkinkan dilakukannya investasi secara memadai, sehingga pemerintah negara-negara berkembang harus menarik dana pinjaman dan
investasi dari luar negeri. Bantuan luar negeri dapat memainkan kendala utamanya yang berupa kekurangan devisa, serta untuk mempertinggi tingkat pertumbuhan
ekonominya. Menurut Anton Bawono dari sudut pandang makro ekonomi, salah satu
tujuan pembangunan adalah pencapaian pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi. Dalam pencapaian pertumbuhan tersebut diperlukan indikator kinerja
perekonomian yang tangguh dan hal ini sangatlah tergantung dari beberapa faktor pendukungnya. Beberapa faktor tersebut antara lain kapital, sumberdaya alam,
Universitas Sumatera Utara
16 tenaga kerja dan teknologi serta struktur masyarakat termasuk aturan dan
kebijakan. Dari lima faktor diatas, unsur kapital dan aturan kebijakan adalah komponen utama dalam tinjauan khusus atas kebijakan moneter.
Pada awalnya bantuan luar negeri sangat efektif sebagai injeksi untuk mempertahankan laju pertumbuhan ekonomi agar tetap tinggi dengan rata-rata
diatas 6 pertahun. Tetapi hal tersebut hanya membuat kecanduan untuk semakin tergantung pada bantuan luar negeri dari tahun ketahun dan sampai saat ini.
Bahkan oleh beberapa pengamat ekonomi, dikatakan bahwa utang luar negeri Indonesia telah berada pada posisi rawan dan dapat mengganggu perekonomian
Indonesia. Hal ini perlu diwaspadai oleh pemerintah dan swasta yang menerima modal sehingga diperlukan strategi dan kebijakan yang tepat.
Menurut Didik J. Rahbini hutang luar negeri sebenarnya tidak sesederhana bila ditinjau dalam jangka panjang. Khususnya menyangkut implementasi
pemanfaatannya serta evaluasinya. Meskipun dalam jangka waktu pendek berperan sebagai injeksi, tetapi dalam jangka panjang akan menjadi beban
ekonomi jika tidak digunakan secara tepat, inilah yang perlu dipertahankan seleksi pemanfaatannya yang lebih baik.
Menurut prasetiantono dalam Bawono; 1997 bahwa pendapat tentang peran hutang luar negeri bukan lagi bukan lagi sebagai pelengkap akan tetapi
sebagai sokoguru. Sebenarnya ada benarnya akan tetapi hal ini ada salahnya. Menurut Prasetiantono tidak seluruh hutang luar negeri tersebut milik dari sektor
swasta, yang beliau juga katakan, bahwa secara mikro, utang luar negeri oleh swasta tersebut tidak salah karena memang pada kenyataannya bahwa suku bunga
Universitas Sumatera Utara
17 diluar negeri lebih rendah dan murah dari pada di dalam negeri, akan tetapi
ditinjau secara makro hutang tersebut justru memberatkan pada neraca pembayaran dan pada cadangan devisa. Jadi pendapat tersebut tidak salah akan
tetapi juga tidak benar. Tergantung bagaimana pemerintah memanfaaatkan hutang luar negeri tersebut dengan sebaliknya dan mengendalikan jumlah hutang luar
negeri yang diciptakan oleh pihak swasta dengan berbagai strategi dan kebijakannya.
Bentuk pinjaman luar negeri dapat di lihat dari dua aspek yaitu : 1.
Sumber Dananya Bila di lihat dari sumber dananya, pinjaman luar negeri dapat di bedakan
menjadi : a
Pinjaman Multilateral Yaitu pinjaman yang berasal dari badan-badan internasional, misalnya
World Bank, Asian Development Bank ADB, Islamic Development Bank IDB.
b Pinjaman Bilateral
Yaitu pinjaman yang berasal dari negara-negara baik yang tergabung dalam CGI maupun anatar negara secara langsung Intergovernment.
c Pinjaman Sindikasi
Yaitu pinjaman yang di peroleh dari beberapa bank dan Lembaga Keuangan Bukan Bank LKBB internasional. Pemberian pinjaman
tersebut dikoordinir oleh satu bank LKBB yang bertindak sebagai sindication leader. Pinjaman ini biasanya dalam jumlah besar dan bersifat
Universitas Sumatera Utara
18 komersial commercial loan, misalnya dengan tingkat suku bunga yang
mengambang floating rate. Syarat-syarat pinjaman yang dituangkan dalam loan agreement merupakan konsensus dan kesepakatan diantara
para pemberi pinjaman. 2.
Segi Persyaratannya Bila di lihat dari segi persyaratannya, pinjaman luar negeri dapat di
bedakan menjadi : a
Pinjaman Lunak Consessional Loan Yaitu pinjaman luar negeri Pemerintah dalam rangka pembiayaan proyek-
proyek pembangunan. Pinjaman lunak biasanya di peroleh dari negara- negara yang tergabung dalam rangka CGI maupun non CGI. Pengertian
dengan dana sendiri atau dana pendampingan oleh Pemerintah RI. Fasilitas Kredit Ekspor dapat dalam bentuk Suppliers Credit ataun Buyers Credit.
b Purchase Installment Sale Agreement PISA
Yaitu pinjaman yang diberikan oleh perusahaan leasing untuk pembiayaan proyek pembangunan tertentu yang dituangkan dalam bentuk persetujuan
jual beli dengan pembayaran angsuran. Besarnya pinjaman PISA adalah 100 dari nilai proyek.
c Pinjaman Komersial Commercial Loan
Yaitu pinjaman yang diterima dengan syarat-syarat yang ditetapkan berdasarkan kondisi pasar uang dan pasar modal internasional. Pinjaman
ini lazim pula disebut cash loankarena pinjaman diterima dalam bentuk uang tunai serta penggunaannya lebih fleksibel atau tidak mengikat.
Universitas Sumatera Utara
19
2.6 Inflasi