BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Partai Politik merupakan salah satu elemen yang sangat sentral dalam demokrasi. Dalam teori demokrasi partai-partai dapat berfungsi sebagai ”jembatan”
antara masyarakat dengan institusi-insitusi negara. Partai politik adalah suatu organisasi yang karakter utamanya adalah kekuasaan.Agar mampu menjalankan
fungsi-fungsinya, partai politik bertujuan memegang kekuasaan karena hanya kalau mempunyai kekuasaan politik, partai dapat mengimplementasikan kebijakan-
kebijakannya.Pada dasarnya keinginan partai politik tentulah diimplikasikan oleh kader-kader yang berada di dalamnya.
Hidup-mati suatu organisasi, termasuk partai politik, sangat ditentukan oleh kemampuan pada proses pengakaderannya. Dibutuhkan kemampuan dalam
memenejemen partai sesuai dengan grand scenario oleh pengurus-pengurus serta orang-orang yang menopang untuk membangun partai, untuk menjalankan aktifitas
partai, dan untuk mencapai tujuan dari partai tersebut. Tingkat kemajuan partai pada umumnya bersumber dari kaderisasi partai yang menghasilkan kader-kader yang
loyal, militan, serta radikal dalam menyikapi keadaan yang bakal terjadi pada partai tersebut.
Hanya dengan pola pengkaderan yang baiklah yang bisa menghindari terjadinya kutu loncat seperti kejadian-kejadian yang diberitakan skala nasional
tentang pindahnya Basuki Tjahaja dari Golkar ke Gerindra dan sekarang pindah lagi
Universitas Sumatera Utara
menyesuaikan dengan kepentingannya.Selain daripada itu juga banyak partai politik yang merekrut kader karena memilki tingkat populeritas yang tinggi seperti
menyalonkan artis-artis dalam pemilihan legislative, hal ini dilakukan untuk mendongkrak populeritas partai tersebut.
Partai Golkar adalah partai besar yang telah lama bergelut di kancah perpolitikan di Indonesia. Khusus untuk Kota Pematangsiantar sendiri Partai Golkar
selalu menjadi pemenang pemilu serta menyumbangkan Anggota legislative yang banyak dengan 5 orang kader yang duduk di Legislatif tahun 2014 ini serta
menunjukkan betapa banyaknya orang yang ingin menggunakan perahu partai ini di dalam pemilihan. Tetapi pandangan saya terhadap internal Partai Golkar memilki
banyak kekurangan disebabkan oleh adanya faksi-faksi Partai Golkar berdasarkan keyakinan beragama.
Proses kaderisasi yang dijalankan Partai Golkar Kota Pematangsiantar secara internal meliputi tiga kategori pengkaderan yaitu:
• Pengkaderan umum merupakan pengkaderan politik yang bersifat structural maupun fungsional. Pengkaderan yang bersifat structural adalah pengkaderan
yang dilakukan ditingkat KabupatenKota, Tingkat Provinsi, dan Tingkat Nasional, yang pelaksanaannya dilaksanakan oleh Lemabga Pengelola
Kaderisasi LPK Partai Golkar sesuai dengan tingkatannya. • Pengkaderan khusus adalah pengkaderan yang diselenggarakan oleh partai
yang ditujukan kepada kader-kader yang akan dan atau sedang menduduki
Universitas Sumatera Utara
posisi-posisi tertentu jabatan politik pada legislatif, eksekutif, maupun jabatan-jabatan fungsional kemasyarakatan lainnya
• Pengkaderan territorial Kelurahan merupakan pengkaderan yang dilakukan oleh partai di tingkat Kelurahan dalam rangka memperluas basis massa.
• Pengkaderan Instan merupakan seorang kader yang menjalankan organisasi tanpa mengikuti proses pengkaderan yang semestinya. Saya mencontohkan
seorang anak Ketua Partai bisa dengan gampangnya mendapatkan jabatan strategi di tubuh Partai walaupun pada dasarnya anak tersebut tidak memilki
kemampuan dalam hal manajerial partai tersebut. Selain daripada itu bisa dikatakan juga rekomendasi dari pemimpin atau orang-orang kepengurusan
partai bisa menjadikan masyarakat biasa menjadi kader partai tingkat Kotamadya pematangsiantar.
Secara berjenjang pengkaderan di pematangsiantar memang berjalan akan tetapi program yang dikerjakan Partai Golkar di Pematangsiantar berbentuk
ceremonial saja dan terkesan tingginya unsur kepentingan Partai terhadap proses Pemilihan Legislatif, Pemilihan Kepala Daerah dan Presiden. Ketidak efektifan
pengkaderan Golkar di Pematangsiantar ibarat mesin mobil yang dipanasi jika digunakan saja, penggambaran dengan mobil ibarat partai, mesin ibarat program,
digunakan menggambarkan momen Pileg, Pilkada, Pilpres. Sehingga dari Pola Kaderisasi Partai Golkar Pematangsiantar dapat disimpulkan bahwa factor yang
sangat mendominasi pengkaderan adalah kekerabatan, uang dan religi.
Universitas Sumatera Utara
Selanjutnya maraknya politik uang yang terjadi pada pemilu, menjadi warna tersendiri dalam Pemilu yang berlangsung, dimana politik uang ini seakan
mengkaburkan strategi politik yang dibangun sebagai upaya meraih dukungan dan simpati masyarakat sebagai konstituen. Selain itu maraknya politik uang terjadi,
ditengarai karena lemahnya pengawasan yang dilakukan, dan ketidak mampuan Caleg untuk berakselerasi menggunakan berbagai macam cara yang elegant guna
meraih dukungan masyarakat, sehingga menggunakan cara-cara yang instan untuk mendulang suara yang signifikan dalam pemilu, melalui kekuatan capital yang
dimilikinya. Disisi masyarakat sendiri, kurangnya tingkat pemahaman akan pentingnya
hasil akhir dari Pemilu itu sendiri bagi masyarakat secara luas, dan ditambah lagi karna faktor pendidikan, dan tingkat kesejahteraan ekonomi yang dimiliki masyarakat
pada saat ini yang masih sangat minim, menjadikan politik uang sebagai trend berpolitik saat ini, dan tentunya sangat memperburuk iklim berpolitik yang terjadi.
Maka jadilah uang mampu bermanuver ditengah masyarakat, dan merubah cara pandangan masyarakat terhadap konteks politik itu sendiri, yang mana ada satu
paradigma yang dibangun dalam melihat Pemilu .Dimana moment pemilu hanya menjadi acara bagi-bagi uang, sembako, kaos, dsb, dan sayangnya menjadi keyakinan
kognitif yang difahami masyarakat. Maka dengan melihat hal ini, dirasa sangat sulit untuk mengharapkan perubahan yang berarti kearah yang lebih baik, dan tentu saja
mencinderai subtansi dasar Pemilu umum, sebagai instrument untuk mencari orang-
Universitas Sumatera Utara
orang yang memiliki integritas tinggi bagi kemajuan masyarakat, dan partai politik yang memiliki proyeksi kedepan guna mengangkat harkat dan martabat masyarakat. .
Secara garis besar pola pengkaderan partai Golkar secara esensi jika dilakukan secara efektif sangatlah baik karena pengakaderan yang baik akan
menghasilkan kader-kader yang baik yang memilki militansi, loyalitas, dan radikal.
5.2 Saran