Sistem Kaderisasi Partai Keadilan Sejahtera (Studi Etnografi Antropologi Politik Tentang Sistem Kaderisasi PKS di Kota Medan)

(1)

DaftarNamaInforman:

1. Nama : HamzahSagimun,Lc

Jabatan : KetuaKaderisasi PKS Kota Medan Usia : 45 tahun

Pekerjaan : DosenHonorerdanWirausahaButik

2. Nama : DhiyahulHayatiS.Ag, M.Pd

Jabatan :BendaharaUmum DPD PKS Kota Medan Usia : 41tahun

Pekerjaan : WirausahaTupperweredanPengurus PAUD.

3. Nama : RazaliTaat, S.Pd.I

Jabatan : KetuaKaderisasi PKS Kota Medan Usia : 45 tahun

Pekerjaan : WirausahaObat Herbal dan Travel Haji &Umroh

4. Nama : Hendrik, S. Sos.I

Jabatan : WakilSekertaris DPC PKS Medan Maimun Usia : 32 tahun

Pekerjaan : SekertarisUmum BSMI Sumatera Utara

5. Nama : Ridwan, S.E

Jabatan : Ketua DPC PKS Medan Polonia Usia : 32 tahun


(2)

6. Nama : Nana Indrayani, S.Si

Jabatan : Staff Kesekertariatan DPD PKS Kota Medan Usia : 31 tahun

Pekerjaan : WirausahaButik

7. Nama : Sabaruddin, S.E

Jabatan : Wakil Ketua DPC PKS Medan Polonia Usia : 32 tahun

Pekerjaan : PedagangSembako

8. Nama : Emi

Jabatan : KaderMu’ayyin(Muda) DPC PKS Medan Polonia Usia : 40 tahun

Pekerjaan : IbuRumahTangga

9. Nama : FitrahGinting, S.P

Jabatan : KaderMuntasib (Madya) DPC PKS Medan Tuntungan Usia : 51tahun

Pekerjaan : PegawaiSwasta

10.Nama : RifiNaufalAslam

Jabatan : Kader Tamhidi(Pemula) DPC PKS Medan Polonia Usia : 18 tahun

Pekerjaan : Pelajar

11.Nama : Kamariansyah

Jabatan : Kader Mu’ayyin (Muda) DPC PKS Medan Polonia Usia : 43 tahun


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Amirin, Tatang M. (1996): Pokok-Pokok Teori Sistem. Jakarta: Rajawali Pers.

Balandier, Georges. (1996):Antropologi Politik.Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Breet, A. (1991). Why Gender is a Development. London: Changing

Perseption, Writing on Gender and Development.

Budiardjo, Miriam. (2002):Dasar-Dasat Ilmu Politik.Jakarta: Gramedia. Bungin, Burhan. (2007):Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT Raja Persada. Classen, H.J.M. (1998):Antropologi Politik suatu Orientasi.Jakarta: Erlangga. Djoni Edward (2006):Efek Bola Salju PKS. Bandung: Syaamil Cipta Media. Giddens, Anthony. (2003):Teori Strukturasi. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Muhtadi, Burhanuddin. (2012):Dilema PKS: Suara dan Syariah, Jakarta: Indonesia: Kepustakaan Populer Gramedia.

Irawan, Prastya. (1999):Logika dan Prosedur Penelitian. Jakarta: PT. Repro Internasional.

Koentjaraningrat (2009):Pengantar Ilmu Antropologi Edisi Revisi. Jakarta: Rineka Cipta.

(1998): Sejarah Antropologi II. Jakarta: Universitas Indonesia.

(1990): Metode-Metode Penelitian Masyarakat,Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.


(4)

Jurdi, Syarifuddin. (2008):Pemikiran Politik Islam Indonesia Pertautan

Negara Khilafah, Masyarakat Madani dan Demokrasi, Yogyakarta: Pustaka

Belajar.

Rahmad Immanuddin M. (2012): Ideologi Politik PKS, Dari Masjid Kampus

ke Gedung Parlemen. Jakarta: LKis.

Rudyansjah, Tony. (2015): Antropologi Agama, Wacana-Wacana Mutakhir

Dalam Kajian Religi, Jakarta: Universitas Indonesia.

Sibarani, Robert. (2004): Antropologi Linguistik, Medan: Poda.

Spradley, James P. (2006): Metode Etnografi,Yogyakarta: Tiara Wacana.

R. Sukma & C. Joewono (ed.). (2007): Islamic Thought and Movements in

Contemporary: Indonesia, Centre for Strategic and International Studies.

Saifuddin, Achmad. F. (2005): Antropologi Kontemporer Cetakan I. Jakarta: Kencana.

Sitepu, Anthonius. (2004): Sistem Politik Indonesia: Medan: FISIP-Press Syam, Firdaus, Amien Rais dan Yuzril Ihza Mahendra. (2003): Pintas Politik

Indonesia Modern, Jakarta: Khairu Bayan, Sumber Pemikiran Islam.

Warjio. (2013): Politik Pembangunan Islam. Medan: Perdana Publishing. Azhari, Taupik (2014): Skripsi: Pola Kaderisasi Partai Golkar di Kota


(5)

Sumber Lain:

 AD-ART PKS

 PLATFORM Kebijakan PKS

 http://id.m.wikipedia.org/wiki/organisasi_sosial. (diakses 17 september 2016)

 http://www.rmol.co/read/2013/07/04/117138/Jubir-PKS:-Kita-Hanya-Punya-Hubungan-Hati-dengan-Ikhwanul-Muslimin-di-Mesir

(diakses pada tanggal 21 Maret 2016)

 http://www.pksmedan.com/2015/04/pks-mazhab-baru-politik-islam-dan.html(diakses pada tanggal 21 Maret 2016)

 http://Ananta, Aris; Arifin, Evi Nurvidya & Suryadinata, Leo (2004),

Indonesian Electoral Behaviour: A Statistical Perspective, Indonesia's

Population Series, Singapore: Institute of Southeast Asian Studies, ISBN 978-981-230-224-3,

(diakses tanggal 21 Maret 2016)

 http://jawapos.com//2013/06/05-masdar-hilmy-untung ada-pks.html (diakses pada tanggal 21 Maret 2016)

 http://jawapos.com//2014/03/20-anik,-pks-jaringan-pemilih-muda-pkb-pijat-penumpang.htm

(diakses pada tanggal 21 Februari 2016)

 http://dpcpksciracas.blogspot.ae/2015/02/tingkatkan-kinerja-partai-partai-pks-kota.html?m=1

(diakses pada tanggal 21 Maret 2016)

 http://duniapolitiku.blogspot.com/2010/02/antropologi-politik.html(diakses pada tanggal 20 Maret 2016).


(6)

 Id.wikipedia.org/wiki/budaya

(diakses pada tanggal 21 Maret 2016)

 http://rebanas.com/kamus/politik/afiliasi-politik (diakses 10 Mei 2016)

 http://argyo.staff.uns.ac.id/2015/05/teori-strukturasi-dari-anthony-giddens/

(diakses pada tanggal 21 Maret 2016)

 http://jdih.kpu.go.id/pilkada/pilkada2015/index.php?go=view_rekap (diakses tanggal 25 April 2016)

Sistem politik.http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_politik (diakses 9

Mei 2016)

 http://www.marxist.org/indonesia/archive/guevara/1962-kader.htm (diakses pada tanggal 25 April 2016).


(7)

BAB III

PARTAI KEADILAN SEJAHTERA

3.1 PARTAI KEADILAN SEJAHTERA NASIONAL 3.1.1 Sejarah Partai Keadilan Sejahtera Nasional

Sejarah Partai Keadilan Sejahtera (PKS) lahir dari gerakan anak-anak muda yang membuat lingkaran-lingkaran pengajian di ranah kampus atau yang dengan melakukan kegiatan yang disebut dengan tarbiyah37.Gerakan

atau perkumpulan ini pada masa awal perkembangannya bersifat apolitis dan lebih memfokuskan pada agenda-agenda keagamaan Islam melalui lingkaran perkumpulan yang membahas pelajaran keagamaan Islam.Titik tekan gerakan yang disebut dengan tarbiyah ini adalah sebuah eksperimen untuk menciptakan jenis gerakan baru di Indonesia di ranah kampus-kampus negeri yang bukan merupakan kampus bernuansa Islam yang terinspirasi model lunak dari pemikiran dari aktivis organisasi Ikhwanul Muslimin di Mesir.Elemen kunci gerakan ini adalah keshalehan pribadi dan disiplin ketat bagi para anggotnya dan keyakinan teguh pada pentingnya paradigma Islam sebagai sumber nilai bagi tata kelola pemerintahan dan masyarakat38.

37

Tarbiyah berasal dari bahasa Arab yang berarti belajar. Belajar dalam konsep di PKS ini tidak hanya membaca Al-Qur‟an tetapi memiliki makna yang lebih luas dan memiliki sarana-sarananya seperti:

Liqo,/halaqah (perkumpulan mingguan rutin), ta’lim (pembahasan nilai-nilai akidah dan fiqih),rihlah

(rekreasi), dauroh (pealtihan) dan mukhayyam (perkemahan).

38

Muhtadi, Burhanuddin (2012). Dilema PKS, Suara dan Syariah. Jakarta: Kepustaan Populer Gramedia (hal:115)


(8)

Dengan adanya penanaman nilai tarbiyah, Gerakan ini menjalankan forum-forum pembinaan rohani yang terorganisir: usrah (perkumpulan tingkat kader-kader muda dan telah mengganggap orang-orang di dalam lingkaran halaqah itu sebagai keluarga sendiri), halaqah (lingkaran pertemuan pada liqo), liqo (pertemuan mingguan), rihlah (rekreasi),

mukhayyam (perkemahan), dan daurah (pelatihan intelektual/kecerdasan)

merupakan bagian-bagian dari agenda tarbiyah untuk mendidik dan melatih kader kuat secara rohani dan jasmani.

Foto 2. Buku-buku refrensi tarbiyahPKS seperti Maj’muatu Risa’il dan buku organisasi pergerakan Ikhwanul Muslimin Mesir

Sumber: Facebook DPD PKS Kota Medan tahun 2015

Buku-buku diatas tersebut biasa digunakan oleh seorang murabbi untuk acuan dan refrensi mendidik para mutarabbi (binaan) yang telah melewati proses pra-halaqah minimal selama enam bulan dan paling lama satu tahun. Hal ini dimaksudkan agar pendidikan di halaqah tidak membuat kader tertekan dengan ilmu dan kajian yang tinggi mengenai masalah risalah


(9)

pergerakan sebuah organisasi.Pada jenjang tamhidi (kader pemula) lah buku-buku majmu’atul rasa’il dan risalah pergerakan Ikhwanul Muslimin diperkenalkan dan dipelajari agar para kader paham bagaimana perjalanan beberapa kelompok kecil bisa memegang kekuasaan di sebuah negara tanpa memisahkan nilai-nilai Islam dalam sebuah kepemimpinan.

Secara garis besar, awal mula kelahiran bibit-bibit gerakan tarbiyah ini terdiri dari 5 elemen penting, yaitu pertama DDII (Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia) dengan tokoh utamanya Mohammad Natsir. Kedua, aktivis LDK (Lembaga Dakwah Kampus)39 dan Rohis (Rohani Islam) di ranah SMA maupun kampus.Ketiga, alumni kampus dari LDK dan Rohis40, khususnya perguruan tinggi Timur Tengah.Keempat, aktivis Ormas Islam dan yang kelima, lulusan psantren dan tokoh agama.Kelima elemen tersebut bergerak bersama-sama, saling mendukung, saling menguatkan dan bergerak masing-masing sesuai fungsinya.

Dari 5 elemen tersebut, elemen yang paling berperan besar bagi lahirnya gerakan tarbiyah ini adalah DDII, para aktivis DDII yang merupakan mantan aktivis Partai Masyumi yang dibubarkan pada masa awal pemerintahan Presiden Soeharto ini menjadi insiator awal berdakwah melalui kampus dan sekaligus peletak dasar-dasar strategi dakwah kampus. Selanjutnya lahirlah LDK yang kemudian banyak bergelirya di kampus-kampus.Kehadiran LDK terbukti telah menyumbangkan berbagai kemajuan

39

LDK lebih dikenal dengan Unit Kegiatan Mahasiswa Islam di ranah fakultas

40

Rohis adalah singkatan dari Rohani Islam.Adalah sebuah organisasi yang memperdalam dan memperkuat pelajaran agama Islam atau juga sebagai Dewan Dakwah Masjid (DKM).Rohis dikemas


(10)

umat Islam, misalnya lembaga ini bekerjasama bekerjasama dengan DDII kampus dan mengusahakan pembangunan masjid di sekitar kampus guna dipakai untuk aktivitas keagamaan dan pendidikan Islam.

Musyawarah kader inti gerakan tarbiyah pada tahun 1998 yang saat itu berjumlah 3000 orang di seluruh Indonesia diselenggarakan untuk memilih apakah akan menjadi partai politik atau organisasi. Sebanyak 72% kader setuju untuk membentuk partai politik, sementara 28% ingin mendirikan organisasi yang kini dikenal dengan dengan organisasi KAMMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia).

Organisasi eksternal kampus yaitu KAMMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia) lahir dari perkumpulan-perkumpulan aktivis LDK antar fakultas dan merupakan organisasi eksternal kampus.Muncul sebagai salah satu organisasi yang paling vokal menyuarakan tuntutan reformasi melawan rezim Presiden Soeharto yang dipimpin oleh Fahri Hamzah.Setelah lengsernya Soeharto pada 21 Mei 1998, para tokoh KAMMI telah merencanakan mendirikan sebuah partai Islam. Partai tersebut kemudian diberi nama Partai Keadilan yang disingakat dengan (PK). Meskipun begitu tokoh elit KAMMI berpengaruh dalam berdirinya PK, KAMMI dan PK secara tegas tidak mempunyai hubungan secara formal41.

Kemunculan Partai Keadilan Sejahtera dapat dilihat pertama kalinya oleh masyarakat Indonesia pada pemilihan umum 1999, yang pada saat itu

41

Muhtadi, Burhanuddin (2012). Dilema PKS, Suara dan Syariah. Jakarta:Kepustaan Populer Gramedia(hal:43)


(11)

masih bernama Partai Keadilan.partai inilah yang kemudian bermetamorfosis menjadi Partai Keadilan Sejahtera yang lahir pada tanggal 20 Juli 199842.

PKS, yang dahulu dikenal dengan nama Partai Keadilan merupakan salah satu partai politik di Indonesia. Partai ini diketuai oleh Dr. H.M. Hidayat Nur Wahid, MA.Namun setelah Dr. H.M. Hidayat Nur Wahid, MA. terpilih sebagai ketua MPR Indonesia merangkumi 2004-2009, namun kemudian beliau memilih untuk mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Presiden PK Sejahtera, sehingga jabatan ketua sementara diambil alih oleh Ir. H. Tifatul Sembiring sebagai Pjs. Partai Keadilan Sejahtera. Lalu pada Sidang Majelis Syuro I PKS pada 26 - 29 Mei 2005 di Jakarta, Tifatul Sembiring terpilih menjadi Presiden PK Sejahtera antara tahun 2005-2010.

Partai ini berasaskan Islam.Pada peringkat awal, partai ini popular di kalangan para mahasiswa dan kaum cendekiawan muda Islam saja.Namun seiring dengan perkembangannya, partai ini semakin meluas kepopularannya, tidak hanya di kota-kota besar di Indonesia namun hingga ke pelosok-pelosok daerah dan bahkan juga merambah ke luar negera.Partai ini sudah banyak memiliki perwakilan di luar negara, hal ini dilihat di beberapa situs resmi PKS.

Pada pemilu 2004, yang merupakan pemilu yang kedua yang diikuti oleh PKS, pada pemilu ini PKS memenangkan suara sebanyak 7,34% (8.325.020) dari jumlah total dan mendapatkan kersi sebanyak 45 di DPR.


(12)

Pada pemilu saat itu, hingga kemudian PKS menggunakan slogan kata "Bersih dan Peduli".

Partai ini lebih dikenal dengan partai dengan istilah partai dakwah.Dakwah sendiri secara bahasa memiliki arti mengajak atau mengundang dan secara istilah Secara bahasa dakwah artinya adalah undangan atau ajakan. Secara istilah artinya adalah mengajak manusia kepada Allah dengan hikmah dan bantahan (argumentasi) dengan cara yang baik sampai manusia itu keluar dari kegelapan jahiliyyah kepada cahaya Islam (kehidupan Islami), mengkafirkan thoghut dan beriman kepada Allah semata.

A. Tujuan dakwah

 Tujuan akhir dari dakwah adalah mengembalikan manusia agar menyembah Allah semata.

B. Objek dakwah

 Objek dakwah adalah seluruh umat manusia. 

C. Metode dakwah

 Metode yang diajarkan dan dilakukan oleh Rasulullah SAW adalah dengan menggunakan hikmah dan pelajaran yang baik. Hikmah adalah perkataan yang tepat, tegas, dan benar, yang dapat membedakan antara yang haq dan yang bathil. Aspek tepat dalam hal ini berkaitan dengan penggunaan kabar gembira (basyiron) dan kabar peringatan (nadziroh). Yang dimaksud dengan pelajaran yang baik dalam dakwah adalah


(13)

berdakwah dengan seluruh kepribadian juru dakwah. Dalam hal ini seorang ulama harus memiliki akhlaq yang kokoh dan harus menjadi suri teladan bagi masyarakatnya.

D. Target dakwah

1. Agar manusia mengingkari thaghut (Illah selain Allah) dan beriman kepada Allah.

2. Agar manusia keluar dari kegelapan (jahiliyyah kebodohan terhadap Allah dan Islam) menuju cahaya Islam.

E. Keutamaan Dakwah

1. Merupakan perbuatan / perekataan yang terbaik

2. Merupakan salah satu jalan menuju kebaikan. Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa menyuruh kepada petunjuk, maka ia mendapatkan pahala sepeti pahala orang yang mengikutinya

tanpa berkurang sedikitpun dari pahala mereka.” (HR. Muslim).

Rasulullah SAW pernah bersabda, kepada Ali RA (Radiyallahu Anhu)

: “Demi Allah, jika Allah memberi petunjuk kepada satu orang melalui

kamu, itu lebih baik daripada uunta merah.” (HR. Muttafaqun „alaih).

F. Pentingnya Dakwah

1. Merupakan kebutuhan yang mendesak, karena tanpa dakwah manusia akan rusak dan tanpa aturan. Di lain pihak banyak penyeru / pengajak


(14)

ke arah kebathilan yang tidak henti-hentinya juga berdakwah untuk kebatilan.

Merupakan kebutuhan sosial, yaitu dengan alasan :

2. Karena manusia membutuhkan orang yang menjelaskan kepada mereka apa-apa yang diperintahkan oleh Allah

3. Karena kondisi kehidupan umat saat ini diwarnai oleh kerusakan – kerusakan moral, dan para pelakunya ingin agar kerusakan-kerusakan terssebut tersebar di masyarakat

4. Memilki tujuan untuk gerakan dakwah dalam menegakkan kesejahteraan masyarakat. Partai politik yang mengembangkan dakwahnya untuk aktif dan meraih dukungan dalam politik untuk kekuasaan. Bahwa dakwah merupakan usaha sadar mentransformasikan masyarakat untuk terus-menerus ke arah yang lebih baik lagi dengan menekankan tiga komitmen (komitmen moral, komitmen spiritual dan komitmen aktivitas.

Politik sebagai media dakwah merupakan politik yang ditarik ke ranah aspek agama Islam dalam ranah amanah yang didasari untuk membangun kemaslahatan seluruh penduduk yang diajak kerjasamanya dalam mempraktekkan kebaikan. Politik tidak semata untuk mencari kepentingan pribadi atau kelompok semata, akan tetapi politik sebagai alat untuk menegakkan syariat Islam dengan cara membangun, mengatur dan membimbing segala aktivitasnya tidak keluar darisyariat Islam. Politik


(15)

sebagai media dakwah yang jelas bukan politik yang sekuler,tapi politik sebagai komitmen untuk menjunjung tinggi syariat Islam. Ciri khas politik sebagai media dakwah antara lain, menegakkan kejujuran, keterbukaan, keberanian mengemukakan kebenaran dan menyalahkan yang salah (bathil) serta penuh tanggung jawab43. Dalam berpolitik selalu berfungsi bagi tujuan nilai-nilai Islam. Jadi cara berpolitiknya tidak boleh lepas dari syariat Islam.

Partai Keadilan di deklarasikan di Masjid Al-Azhar, Jakarta.pada 20 Juli 1998 dan mengangkat Nurmahmudi Ismail Pada 9 Agustus 1998, Partai Keadilan (PK) berdiri dengan memunculkan Dr. Nur Mahmudi Ismail lulusan Amerika Serikat sebagai presiden PK serta Dr. Hidayat Nur Wahid lulusan Madinah sebagai ketua rapat (syuro). Namun, boleh jadi saat itu tidak banyak yang mengetahui sosok penting dibelakang berdirinya PK, yakni Hilmi Aminuddin. Sosok Hilmi Aminuddin tidak bisa dilepaskan dari gerakan

tarbiyah. Beliau bersama tiga orang sahabatnya yang sama-sama alumni

Universitas Madinah di Arab Saudi yakni Salim Segaf Al-Jufri, Abdullah Baharmus dan Almarhum Encep Abdussyakur mulai merintis aktivitas

tarbiyah di Indonesia pada awal tahun 1980. Sepanjang dekade 1980-an

gerakan tarbiyah masih menampakkan diri sebagai gerakan keagamaan. Gerakan tarbiyah terorganisir rapi ini juga meningkatkan jumlah anggota dalam upaya merebut kepemimpinan di lembaga-lembaga kampus, sehingga pada awal tahun 1990-an gerakan tarbiyah memimpin Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) di banyak perguruan tinggi negeri di Indonesia

43

Syam, Firdaus. Amien Rais dan Yuzril Ihza Mahendra di Pintas Politik Indonesia Modern, Jakarta: Khairu Bayan, Sumber Pemikiran Islam, 2003. (hal: 67)


(16)

PKS melalui bidang Kepanduan dan Olahraga yang berada sejajar dengan bidang teritorial dan badan-badan lainnya dibawah presiden telah mengembangkan berbagai organisasi kepanduan yang berfungsi sebagai

“sayap partai” yang berafiliasi secara formal dengan partai seperti Garuda Keadilan, organisasi pemuda Gema Keadilan, Pandu Keadilan, Yayasan Pemuda dan Pelajar Asia Pasifik (YPPAP), serta Gugus Tugas Dakwah Sekolah (GTDS). Di bidang Kebijakan Publik mengurusi teritorial politik dan berhubungan dengan kelompok pemikir yang berafiliasi formal dan tidak formal dengan PKS, antara lain Serikat Pekerja Keadilan (SPK), Perhimpunan Petani Nelayan Sejahtera Indonesia (PPNSI), Central for Indonesian Reform (CIR), Pusat Advokasi Hukum dan Hak Asasi Manusia (PAHAM), Institute for Economics Studies (INFES), Institute of Students and Youth for Democracy (INSYD) dan Yayasan Pengembangan Sumber Daya Pemuda (CYFIS)44.Sedangkan untuk bidang sosial, PKS memiliki afiliasi secara formal maupun informal secara historis dengan PKS dan kader-kadernya. Misalnya melalui Islamic Medical Association and Network Indonesia (IMANI), kemudian kader-kader PKS menancapkan pengaruhnya dalam memberikan pelayanan kesejahteraan masyarakat melalui kegiatan amal dan sosial diseluruh Indonesia seperti Pos Keadilan Peduli Umat

(PKPU), Dompet Sosial Ummul Qura‟ (DSUQ) dan Bulan Sabit Merah

Indonesia (BSMI). Hal ini dipertegas oleh salah satu sekertaris BSMI Sumatera Utara, yaitu Bang Hendrik:

44

Muhtadi, Burhanuddin (2012). Dilema PKS, Suara dan Syariah. Jakarta:Kepustaan Populer Gramedia (hal:137)


(17)

“Ya memang gak ada hubungan formal PKS sama

BSMI, karena masing-masing kan punya AD-ART masing-masing tapi orang-orang yang didalam BSMI, Rumah Zakat, PKPU, KAMMI, itu mereka ikut liqo‟an juga. Kalo dia ikut liqo berarti kader lah dia itu45”.

Berikut ini beberapa makna dari lambang Partai Keadilan Sejahtera:

1. Kotak persegi empat melambangkan kesetaraan, keteraturan, keserasian persatuan dan kesatuan arah

2. Bulan sabit melambangkan kejayaan, dimensi waktu, keindahan, pencerahan, dan kesinambungan sejarah.

3. Untaian 17 butir padi pada tangkai tegak lurus melambangkan adil, ukhuwah (persatuan), istiqomah (setia), berani, disiplin dalam menjalankan tugas, serta tegas dalam mewujudkan keadilan dan kesejahteraan.

4. Putih melambangkan bersih, suci dan mulia.

5. Hitam melambangkan kepastian, aspiratif dan akomodatif.

6. Kuning emas melambangkan kecemerlangan, kebahagiaan, dan kejayaan.

7. PKS dengan warna hitam singkatan dari Partai Keadilan Sejahtera.


(18)

Foto 3. Logo Partai Keadilan Sejahtera Sumber: Wikipedia PKS tahun 2015

PKS sendiri telah melakukan enam kali pergantian presiden partai dimulai pada tahun 1998 hingga 2016 sekarang dengan tanpa adanya berita dan konflik dari media cetak maupun media elektronik. Di bawah ini penulis paparkan dari awal hingga sekarang mereka-mereka yang pernah menjabat menjadi Presiden PKS


(19)

Tabel 11.Ketua Umum PKS Dari Masa ke Masa: No

.

Nama Dari Sampai Keterangan

1. Nurmahmudi Isma‟il 9 Agustus 1998 16 April 2000 Ditunjuk

sebagai Menteri Kehutanan oleh Presiden

Abdurrahman Wahid

2. Hidayat Nur Wahid 21 Mei 2000 11 Oktober 2004 Ditunjuk sebagai Ketua MPR

3. Tifatul Sembiring 11 Oktober 2004 23 Oktober 2009 Ditunjuk

sebagai Menteri Kominfo oleh Presiden SBY 4. Luthfi Hasan Ishaq 23 Oktober 2009 1 Februari 2013 Mengundurkan

diri karena ditetapkan sebagai

tersangka oleh KPK

5. Anis Matta 1 Februari 2013 10 Agustus 2015 - 6. Shohibul Iman 10 Agustus 2015 sekarang - Sumber: Wikipedia PKS tahun 2015

3.1.2 Visi dan Misi Partai Keadilan Sejahtera 3.1.2.1 Visi Umum

Sebagai sebuah lembaga dan organisasi formal, PKS juga memiliki visi dan misi partai dalam kancah perpolitikan guna menarik simpati masyarakat seperti partai-partai politik lainnya.

Visi adalah gambaran, tujuan dan cita-cita masa depan yang dimiliki setiap organisasi. Berdasarkan Munas PKS I di Jakarta pada 20 Juli 1998, visi


(20)

umum dari PKS adalah: “menjadi partai pelopor dalam mewujudkan cita-cita nasional bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam pembukaan Undang-Undang Dasar tahun 1945.

3.1.2.2 Visi Khusus

Untuk visi khusus dari PKS adalah partai berpengaruh baik secara kekuatan politik, partisipasi, maupun opini dalam mewujudkan masyarakat Indonesia yang madani. Visi ini akan mengarahkan Partai Keadilan Sejahtera kepada:

1. Partai dakwah yang meperjuangkan Islam sebagai solusi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

2. Kekuatan transformatif dari nilai dan ajaran Islam di dalam proses pembangunan kembali umat dan bangsa diberbagai bidang.

3. Kekuatan yang mempelopori dan menggalang kerjasama dengan berbagai kekuatan yang bercita-cita dalam menegakkan nilai-nilai dan sistem Islam yang rahmatan lil a’lamin (kasih sayang bagi seluruh alam).

3.1.2.3 Misi Umum

Sedangkan misi adalah rumusan-rumusan utama sebagai penjabaran dan implementasi dari sebuah visi organisasi. Misi dari PKS Munas PKS I di


(21)

perwujudan masyarakat madani yang adil, sejahtera, dan bermartabat yang

diridhai Allah Subhanahu Wata‟ala, dalam keutuhan Negara Kesatuan

Republik Indonesia46.

3.1.2.3 Misi Khusus

1. Menyebarluaskan dakwah Islam dan mencetak kader-kader sebagai

anashir taghyir(pelaku perubahan).

2. Mengembangkan institusi-institusi kemasyarakatan yang Islami di berbagai bidang sebagai markas perubahan dan pusat solusi.

3. Membangun opini umum yang Islami dan iklim yang mendukung bagi penerapan ajaran Islam yang solutif dan membawa rahmat.

4. Membangun kesadaran politik masyarakat, melakukan pembelaan, pelayanan dan pemberdayaan hak-hak kewarnegaraan.

5. Menegakkan amar ma’ruf nahi munkar (membela yang benar dan mencegah kejahatan) terhadap kekuasaansecara konsisten dan berkelanjutan dalam bingkai hukum dan etika Islam.

6. Secara aktif melakukan komunikasi, silaturrahmi, kerjasama dan ishlah dengan berbagai unsur atau kalangan umat Islam untuk terwujudnya Ukhwah Islamiyah dan Wahidatul Ummah(persatuan umat) dan dengan berbagai komponen bangsa lainnya untuk memperkokoh kebersamaan dalam merealisir agenda reformasi.


(22)

7. Ikut memberikan kontribusi positif dalam menegakkan keadilan dan menolak kedzaliman (kejahatan) khususnya terhadap negara-negara Islam yang tertidas.

3.1.3 Falsafah Pergerakan PKS

PKS, sebagai entitas politik nasional, secara subyektif berjuang dengan dasar aqidah, asas, dan moralitas Islam untuk mencapai tujuan terwujudnya masyarakat madani yang adil, sejahtera dan bermartabat.Bersama-sama dengan entitas politik lainnya secara kompetitif berjuang untuk mencapai cita-cita nasional.lslam secara eksternal adalah bentuk diferensiasi dan sekaligus positioning PKS sebagai entitas politik nasional berhadapan dengan entitas politik lainnya. Di sisi lain dengan menjadikan lslam sebagai aqidah, asas dan basis moral, maka PKS berkeyakinan dan ingin menegaskan bahwa secara internal-subyektif

aktivitas politik adalah “ibadah”, yang apabila bertujuan untuk kemaslahatan

umat, didasarkan pada niat yang ikhlas untuk mencari ridha Allah SWT, dan dilaksanakan dengan cara-cara yang baik dengan akhlak terpuji, maka aktivitas lni menjadi ibadah yang bernilai "amal shalih".

Itulah dasar PKS secara internal-subyektif dalam menghimpun kader-kadernya dalam barisan yang rapi untuk memperjuangkan aspirasi umat dan mencapai tujuan nasional.Atas dasar itu pula dibangun elan vital, etos, dan bahkan militansi perjuangan para kader, termasuk semangat rela berkorban. Dengan keyakinan, bahwa aktivitas politik bukan sekedar kegiatan


(23)

profan-duniawi, namun sarat dengan dimensi sakral-religius-ukhrawi yang bernilai ibadah, maka dipercaya, bahwa politik bukanlah alat untuk sekedar mengejar kemajuan material-kekuasaan, tetapi hampa dalam aspek emosional-spiritual, sehingga para kader teralienasi dan kehilangan identitas diri yang sejati, lalu mereka mengalami disorientasi dan kegersangan hidup. Sebaliknya, aktivitas politik dapat menjadi ruang ekspresi dan menguak potensi diri, sarana untuk peningkatan kapasitas diri, dan juga sebagai tempat bagi kader untuk berkhidmat kepada publik, sebagai bagian dari bentuk pengkhidmatan mereka terhadap agama yang sarat dengan aspek spiritualitas dan kemanusiaan. Darah pergerakan itu menjadi mungkin dengan menempatkan lslam secara internal-subyektif sebagai aqidah, asas, dan moralitas perjuangan PKS.Substansi moralitas perjuangan PKS sendiri adalah bersih, peduli dan profesional.

Dalam tataran kenegaraan, PKS meyakini, bahwa pluralitas etnik dan ideologis masyarakat lndonesia yang mengisi wilayah beribu pulau dan beratus suku yang membentang dari Sabang hingga Merauke-yang melebihi panjang dari pantai barat 67 sampai pantai timur benua Amerika adalah sebuah realita kebhinekaan yang nyata dan obyektif Indonesia bagai zamrud khatulistiwa, sebagai benua maritim, paru-paru dunia, dengan biodiversitas yang berlimpah, kekayaan alam di darat maupun di laut, secara geografis dan demografis memperlihatkan fakta empiris kekayaan alam disamping pluralitas kekayaan budaya itu.


(24)

3.1.4 Struktur Organisasi PKS

Struktur organisasi merupakan wadah bagi sekelompok orang yang bekerjasama antara sesama anggota untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.Struktur organisasi menyediakan personil yang memegang jabatan tertentu dimana masing-masing diberikan tugas, wewenang dan tanggung jawab sesuai dengan jabatannya.

Hubungan kerja dalam sebuah organisasi sangat berpengaruh terhadap keberhasilan organisasi.Hubungan kerja dalam organisasi dituangkan dalam struktur organisasi yang dapat digambarkan secara sistematis dengan orang-orang yang menggerakkan organisasi dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

PKS sendiri memiliki susunan struktural lembaga dalam menjalankan aktivitas politiknya sehari-hari yang terbagi dari pusat hingga daerah dengan kolaborasi bahasa Arab, lembaga tersebut antara lain:

1. Struktur organisasi PKS di tingkat Pusat: 1. Majelis Syuro

2. Dewan Pimpinan Tingkat Pusat 3. Majelis Petimbangan Pusat 4. Dewan Pengurus Pusat (DPP) 5. Dewan Syari‟ah Pusat

2. Struktur organisasi PKS di tingkat Provinsi: 1. Majelis Pertimbangan Wilayah


(25)

3. Dewan Syari'ah Wilayah

3. Struktur organisasi PKS di tingkat Kabupaten/Kota 1. Majelis Pertimbangan Daerah

2. Dewan Pengurus Daerah (DPD) 3. Dewan Syari‟ah Daerah

4. Struktur organisasi partai di tingkat Kecamatan adalah Dewan Pengurus Cabang (DPC).

5. Struktur organisasi partai di tingkat Kelurahan/Desa adalah Dewan Pengurus Ranting (DPRa).

6. Selain struktur organisasi diatas, partai membentuk Unit Pembinaan dan Pengkaderan Anggota.

3.1.5 Ideologi PKS

Ideologi sebagai istilah mulai diperkenalkan selama Revolusi Prancis oleh Antoine Destutt de Tracy dan pertama kali dipergunakan ke public pada

tahun 1796. Bagi Tracy, ideologi dimaksudkan dengan “ilmu tentang ide”

yang diharapkan dapat asal usul dari ide-ide dan menjadi cabang ilmu baru yang kelak setara dengan ilmu Biologi dan Zoologi.

Ideologi adalah sistem kepercayaan atau tata nilai yang diperjuangkan dan dijabarkan secara sadar oleh para manusia yang meyakininya dalam totalitas kehidupan terutama dalam jagad sosial-politik.ideologi menjadi visi yang komprefensif dalam memandang sesuatu, yang diformulasi secara sistemik dan ilmiah dari seseorang atau sekelompok orang mengenai tujuan


(26)

yang akan dicapai dan segala metode pencapaiannya. Ideologi juga berisi pemikiran dan konsep yang jelas mengenai Tuhan, manusia dan alam semesta serta kehidupan.Dalam konsep ini, maka tidak ada manusia yang dapat hidup tanpa ideologi. Manusia tanpa ideologi hanya akan mengejar kemajuan material, namun mengalami kehampaan dalam aspek emosional dan spiritual, sehingga teralienasi dan kehilangan identitasnya yang sejati, lalu mereka mengalami disorientasi dan kegersangan hidup. Ideologi menyediakan kejelasan arah bagi manusia, dorongan, pembenaran dan dasar bagi aktivitas untuk bergerak menggulirkan agenda dan aksi-aksinya. Karenanya, ideologi menyediakan prinsip, etos, dan bahkan militansi perjuangan. Semangat rela berkorban adalah refleksi keyakinan ideologis47

Ideologi partai dapat digolongkan menjadi 2 kerangka besar, yaitu nasionalisme (demokrat) dan agamis.Keduanya tentu saja dapat menarik suara dan simpatik rakyatnya yang masing-masing mengusung kedua aliran tersebut, namun yang muncul sebagai pemenang tentu saja partai yang ideologinya dapat merangkul mayoritas warga negaranya.

PKS yang merupakan parpol yang berbasis Islam memiliki ideologi Islam.sebagai ideologinya, hal ini terkait dengan pertumbuhan aktivis dakwah Islam semenjak tahun 1980-an. PKS mengusung Islam sebagai dasar ideologi politiknya dengan dasar argumen bahwa Islam adalah ajaran kaffah (menyeluruh) yang mengatur segala aspek aktivitas kehidupannya. Oleh

47


(27)

karena itu, yang harus diatur oleh Islam tidak saja individu masyarakatnya saja, tetapi juga sistem sosial dan sistem politiknya.

PKS menyusun platform yang sangat dipengaruhi corak dan garis pemikiran ke-Islaman.Secara umum para kader PKS mengikuti garis pemikiran Islam modern tetapi berbeda dengan garis pemikiran Islam modern partai Masyumi, Partai Bulan Bintang, ataupun organisasi Muhammadiyah. Disamping mengikuti pemikiran modernis, komunitas pendukung PKS juga memiliki amalan ritual yang dekat dengan komunitas Nahdatul Ulama (NU) yakni pengamalan wirid tertentu yang seragam yang dilakukan seminggu sekali, yang dibaca setiap 2 kali sehari yaitu pada menjelang magrib dan setelah sholat subuh yang disebut dengan wirid al-matsurat. PKS adalah partai dakwah yang bercita-cita menegakkan syari‟at Islam di Indonesia. Namun cita-cita itu harus berada dalam kerangka persatuan ummat dan bangsa, dengan menjalankan kewajiban sebagai umat Islam tanpa menaffikan golongan lain.

Berdasarkan platform PKS, dikatakan bahwa Islam sebagai kekuatan integratif bangsa dan negara.Format perjuangan Islam adalah partisipasi penuh dalam membentuk Indonesia yang kuat, adil, sejahtera dan bermartabat.Karenanya perjuangan umat adalah upaya untuk menegakkan nilai-nilai universal Islam dalam masyarakat dan bangsa dalam menebarkan rahmat bagi seluruh alam, menjadi guru bagi peradaban, yang dilakukan dari sisi kultural maupun secara struktural. PKS menerapkan proses Islamisasi yang mengisyaratkan bahwa adanya adanya agenda tersembunyi (hidden


(28)

agenda) yaitu ingin menegakkan cita-citanya tegaknya syari‟at Islam di

negara Indonesia.

3.2.4 Partisipan Politik Partai PKS

Pada awalnya, studi mengenai partisipasi politik memfokuskan pada partai politiknya saj, tetapi seiring berkembangnya demokrasi, banyak muncul kelompok masyarakat yang juga ingin mempengaruhi proses pengambilan keputusan mengenai kebijakan umum dan dukungan suara untuk suatu partai politik. Kelompok-kelompok ini lahir di masa pasca industrial (post industrial) dan dinamakan gerakan sosial baru (new social

movement).Kelompok-kelompok ini kecewa dengan kinerja partai politik dan

cenderung memusatkan perhatian pada satu masalah tertentu saja, dengan harapan akan lebih efektif mempengaruhi proses pengambilan keputusan melalui direct action.

Menurut Mirriam Budiardjo (2008:367), definisi umum dari partisipasi politik adalah kegiatan seseorang atau kelompok orang untuk ikut serta secara aktif dalam kehidupan politik, antara lain dengan jalan memilih pimpinan negara secara langsung ataupun tidak langsung, mempengaruhi kebijakan pemerintah (public policy). Kegiatan ini mencakup tindakan seperti memberikan suara dalam pemilihan umum, menghadiri rapat umum, mengadakan hubungan (contacting) atau lobbying dengan pejabat pemerintah atau anggota parlemen, menjadi anggota partai atau salah satu gerakan sosial dengan aksi nyata.


(29)

Selain itu, Hebert McClosky (dalam Mirriam Budiardjo,2008:367), menjelaskan bahwa partisipasi politik adalah kegiatan-kegiatan sukarela dari warga, masyarakat dimana mereka mengambil bagian dalam proses pemilihan penguasa, baik secara langsung maupun tidak langsung di dalam proses pembentukan kebijakan umum.

Menurut Gabriel A. Almond dan Bingham G.Powell (dalam Mirriam Budiardjo, 2008:387) membagi kelompok kepentingan dalam 5 kategori, antara lain:

1. Kelompok Non Asosiasional yaitu kelompok kepentingan yang tumbuh berdasarkan rasa solidaritas pada saudara, kerabat, wilayah ras/etnik dan agama.kelompok ini biasanya tidak aktif secara politik formal dan tidak mempunyai organisasi namun memiliki hubungan batin yang dekat karena adanya kesamaan pada faktor-faktor tersebut diatas. Kelompok ini memiliki fungsi sebagai pendukung dan menambah pundi-pundi suara PKS disaat Pemilu maupun Pileg.


(30)

Foto 4. Kelompok Non-Asosiasional PKS Kota Medan Sumber: Facebook DPD PKS Kota Medan tahun 2013

2. Kelompok Institusional adalah kelompok formal yang berada dalam atau bekerja sama secara erat dengan pemerintahan seperti birokrasi dan kelompok militer. Untuk kelompok ini contohnya Ferry Syahputra

sebagai seseorang yang bekerja di Bank Takafful Syari‟ah

memberikan kemudahan dan pelayan kepada para kader PKS Kota Medan untuk bekerjasama dan membantu program-program kerja PKS Kota Medan.


(31)

Foto 5.Kelompok Asosiasional, Ferry Syahputra seorang Ketua Cabang Bank Takafful Kota Medan dan seorang simpatisan PKS Medan

Sumber: Facebook Ferry Syahputra tahun 2014

3. Kelompok Asosiasional merupakan kelompok yang terdiri atas serikat buruh, kamar dagang, asosiasi etnis dan agama. Organisasi-organisasi ini dibentuk dengan suatu tujuan yang eksplisit, mempunyai organisasi yang baik dengan staff yang bekerja penuh waktu.

4. Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) merupakan lembaga yang didirikan sekelompok oarng yang secara sukarela member pelayanan kepada masyarakat umum tanpa mencari keuntungan. Dalam hal pendanaan LSM menggunakan uang sendiri dari kelompoknya ataupun dari pihak swasta.


(32)

Foto 6.Kader PKS Kota Medan sekaligus pengurus Lembaga Sosial BSMI Sumatera Utara.

Sumber: Facebook Hendrik tahun 2014

3.2.6 Penjaringan Bakal Calon Legislatif PKS Kota Medan

Mekanisme calon legislatif masih mengacu kepada Undang-Undang secara substantif yang mengamanatkan bahwa rekrutmen calon dilakukan secara demokratis dan terbuka dengan sistem skorsing dan penilaian.Model ini dimaksudkan untuk menghasilkan calon-calon anggota legislatif yang memiliki kualitas dan integritas yang tinggi.

Adapun proses rekrutmen yang dilakukan partai politik dalam proses pencalonan anggota legislatif merupakan salah satu bagian penting. Dalam proses rekrutmen tersebut mekanisme dan ukuran-ukuran yang digunakan menjadi sangat relevan untuk melihat figur-figur seperti apa yang dihasilkan, termasuk kapabilitas mereka sebagai calon legislatif. Dalam konteks


(33)

rekruitmen partai politik menerapkan sistem perjenjangan dari bawah(buttom

up).

Syarat-syarat terhadap Calon Legislatif (Caleg) Partai Keadilan Sejahtera adalah sebagai berikut:

1. Telah menjadi anggota Partai Keadilan Seahtera

2. Berpegang teguh pada nilai-nilai moral dan kebenaran, adil, bertaqwa dan kuat dalam membela kebenaran, serius dalam kemaslahatan dan persatuan bangsa, jauh dari fanatisme kepentingan pribadi dan golongan.

3. Memiliki wawasan politik, hukum, dan syari‟at yang memungkinkannya melaksanakan tugas.

4. Telah mengikuti pendidikan dan pelatihan kader yang diselenggarakan Partai Keadilan Sejahtera.

5. Telah menjadi kader inti partai yang sekurang-kurangnya dengan status anggota dewasa.

6. Mempunyai prestasi, dedikasi, disiplin, loyalitas, dan tidak tercela. 7. Mempunyai pengaruh dan dukungan yang luas di daerah.

8. Pendidikan minimal SLTA sederajat.

Untuk pemilihan calon legislatif kota/kabupaten, khususnya Kota Medan.DPP PKS tidak semerta-merta otoriter dalam menjalankan kebijakan-kebijakannya. Menurut penuturan Bapak Hamzah Sagimun, Lc, DPD PKS Kota Medan juga melakukan strategi politiknya untuk meraih suara electoral dalam Pemilihan calon legislatif dengan 2 cara yaitu:


(34)

1. Pendekatan Personal (Individu) dan

2. Rekomendasi dari murabbi kepada Ketua Cada (Cabang Dakwah). Dalam melakukan pendekatan personal (individu) kepada salah satu tokoh masyarakat yang mempunyai eksistensi dan juga aktif dalam kegiatan sosial seperti perwiritan, kepengurusan jenazah dan gotong royong. Setelah itu sang calon diajak berdiskusi dan mengajak untuk ikut ambil peran dalam pemilihan calon legislatif.

Untuk metode yang kedua ini dilakukan di pengajian (liqo’) yang berupa rekomendasi dari murabbi kepada Ketua Cada ini yang memiliki andil dalam pencalonan adalah sang Murabbi, dimana murabbi memilih binaannya (kader) minimal Kader Muda yang memiliki kapasitas syaqofah(keilmuan agama Islam dan politik) yang bagus dan mempuni. Setelah itu, sang murabbi membawa nama-nama kader yang direkomendasikan untuk menjadi calon legislatif ke Ketua Cada untuk seterusnya di bawa ke DPD PKS Kota untuk diverifikasi. Hal yang perlu diketahui dalam hal ini, PKS tidak

memperbolehkan seorang kader untuk “tunjuk tangan” (mengajukan diri)

untuk dijadikan calon legislatif. Jika hal ini terjadi maka, kader dikatakan mempunyai penyakit “wahn” dan akan langsung di blacklist (dicoret) untuk menjadi bakal calon legislatif pada tahun ini. Hal ini dilakukan PKS karena dalam pergerakan dakwah ini, Islam mengajarkan agar manusia tidak serakah dan cinta dunia dan harus lebih banyak belajar bahwa menjadi pemimpin itu sulit.


(35)

Setelah nama-nama calon legislatif tiap kecamatan telah terkumpul di DPD PKS Medan, seluruh struktural DPD PKS Kota Medan melakukan Pemilihan Umum Internal (PUI). Lalu selanjutnya diajukan kepada DPTD yang terdiri dari Majelis Pertimbangan Daerah, Dewan Syari‟ah Daerah, dan Dewan Perwakilan Wilayah (DPW) yang kemudian diusulkan, diverivikasi dan disahkan oleh Dewan Pengurus Pusat (DPD). Setelah diverifikasi oleh DPP mengajukan nama calon legislatif yang terpilih oleh KPU untuk kemudian selanjutnya diverifikasi oleh KPU apakah calon legislatif yang diajukan PKS layak atau tidak untuk ikut bertarung dalam Pemilihan Legislatif.


(36)

Pendekatan Personal DPD PKS Kota

Medan kepada Ketua Cada Kota

Medan 5 Ketua Cada PKS Kota

Medan

DPD PKS Kota Medan

Melakukan PUI (Pemilihan Umum Internal), yang dihadiri oleh: 1. Majelis Pertimbangan Daerah 2. Dewan Syari‟ah Daerah 3. DPW Sumut

Mekanisme alur penjaringan bakal calon legislatif DPRD PKS Kota Medan

Rekomendasi Murabbi

Pengesahan Dewan Pengurus Pusat PKS (DPP PKS)


(37)

BAB IV

Sistem Kaderisasi Partai Keadilan Sejahtera di Kota Medan

4.1 Sistem Rekrutmen PKS Nasional

Kader PKS adalah anggota partai sekaligus aktivis dakwah yang memiliki dua fungsi yaitu sebagai penyebar nilai-nilai Islam yang bertujuan mengajak manusia lebih baik dan shalih dari sisi rohani serta sebagai pemikir, pembawa gagasan, penggerak dan pelaksana tugas organisasi, dan pembawa perubahan tatanan birokrasi menjadi lebih bersih dan pengayom masyarakat yang peduli

sesuai dengan slogannya “Bersih dan Peduli”.

Untuk sistem rekrutmen sendiri, PKS memiliki 2 sistem rekrutem dalam menjaring dan mendapatkan kader.Sistem tersebut yaitu sistem rekrutmenjama’i (kolektif) yangperekrutannya dilakukan di masyarakat masyarakat umum (informal) dan ranah lembaga formal (SMP, SMA dan Universitas).Sedangkan sistem rekrutmen fardhi yang merupakan kelanjutan dari sistem rekrutmen jama’i, pendekatan ini merupakan pendekatan emosional kepada beberapa personal (individu) yang memiliki potensi akademisi yang mumpuni dan aktif dalam ibadah wajib di agama Islam seperti sholat, dan puasa.

PKS yang merupakan salah satu partai yang mengklaim diri sebagai

“partai kader” merupakan sebuah partai yang memiliki kader yang

solid.Kader yang solid ini tidak terlepas dari pemilihan dan seleksi yang berkelanjutan dan ketat dalam merekrut calon anggota.Sistem perekrutan ini


(38)

melalui sistem manajemen tarbiyah dengan menerapkan kurikulum dan materi yang dibuat sendiri oleh kader-kader tingkat atas PKS.Tarbiyah dalam PKS mengadopsi pemikiran-pemikiran tokoh melalui refrensi-refrensinya sendiri seperti tulisan Hasan Al-Banna, dan Sayyid Quttub48.

Menurut Pak Hamzah Sagimun, dalam hal pengorganisasian, PKS mempunyai mekanisme berbeda dengan partai lainnya. Dalam PKS ada beberapa jenis dan jenjang keanggotaannya (kadernya), antara lain sebagai berikut:

1. Anggota Pendukung, yang terdiri dari:

a. Anggota Terdaftar yaitu mereka yang mau ikut dalam kegitan-kegiatan partai seperti bakti sosial, saksi pemilu dan segala kegiatan PKS namun tidak mengikutitarbiyah. Dalam tingkatan ini, mereka lebih condong disebut partisipan dan telah terdaftar namanya di DPRa dan DPC.

b. Anggota Aktif yaitu mereka yang mau ikut dalam kegiatan-kegiatan partai seperti bakti sosial, dan saksi pemilu dan mau mengikuti halaqah partai namun tidak rutin serta terdaftar di DPRa dan DPC.

48

Rahmad Immanuddin M. (2012) Ideologi Politik PKS, dari masjid kampus ke gedung parlemen. Jakarta: LKis (hal:237)


(39)

2. Anggota Terbina yang terdiri dari:

a. Anggota Pemula(Tamhidi) yaitu mereka yang telah aktif disegala kegiatan partai dan telah mengikuti pra-halaqah/liqo minimal selama 6 bulan, maksimal 1 tahun dan mulai terdaftar di DPD Kabupaten/Kota.

b. Anggota Muda (Mu’ayyin) yaitu mereka yang terdaftar dalam keanggotaan partai dan telah lulus pelatihan kepartaian tingkat dasar satu(TOP 1). Disinilah kader mulai diwajibkan untuk menjadi

murabbi dan memiliki binaan (mutarabbi).

3. Anggota Kader Inti, terdiri dari:

a. Anggota Madya (Muntasib) yaitu mereka yang terdaftar dalam keanggotaan partai yang dikeluarkan oleh DPD dan telah lulus pelatihan kepartaian tingkat dasar dua (TOP 2). Pada level inilah kader sudah mulai dapat menjadi pengurus struktural di tingkat DPDdan DPW PKS.

b. Anggota Dewasa (Muntazim) yaitu mereka yang terdaftar dalam keanggotaan partai yang dikeluarkan oleh DPW dan telah lulus pelatihan Training Kepemimpinan Lanjutan (TKL 1). Pada level inilah kader sudah mulai dapat menjadi pengurus struktural di tingkat DPW PKS.

c. Anggota Ahli yaitu mereka yang terdaftar dalam keanggotaan partai yang dikeluarkan oleh Dewan Pengurus Pusat dan telah


(40)

lulus pelatihan kepartaian tingkat tinggi (TMKS). Pada level inilah kader sudah mulai dapat menjadi pengurus struktural di tingkat DPP.

d. Anggota Purna yaitu mereka yang terdaftar dalam keanggotaan partai yang dikeluarkan oleh Dewan Pengurus Pusat dan telah lulus pelatihan kepartaian tingkat ahli (TMKS). Kader tingkat ini lebih dikenal sebagai pendiri partai dan banyak berjasa pada partai. Contohnya telah menghasilkan beberapa komponen yang nyata seperti karya tulis berupa buku-buku yang dijadikan sebagai pedoman atau kurikulum pergerakan dakwah. Contohnya Tifatul Sembiring, Ilmi Amminuddin, Hidayat NurWahid dan Anis Matta. e. Anggota Kehormatan yaitu mereka yang berjasa dalam perjuangan

partai dan dikukuhkan oleh DPP.

Sebagai partai sentralistik, dalam hal pengkaderan, sistem pengkaderan serta pola pengkaderan, DPD PKS Kota Medan juga mengikuti arahan dan acuan dari Dewan Perwakilan Pusat PKS. Acuan tersebut dikenal dengan istilahinna sami’na wa’ ato’na yang berarti “kami dengar dan kami

laksanakan”.

Dalam banyak hal, PKS adalah partai yang tidak biasa (unusual

party).PKS lahir dari gerakan sosial yang bernama tarbiyah yang kemudian

bermutasi menjadi partai politik. Basis sosial partai tersebut adalah kelompok muslim terdidik baik tua maupun muda, dan kelas menengah kota. Tidak


(41)

seperti partai politik lain, PKS acap kali mampu mendulang simpati publik dengan memobilisasi kader dan simpatisannya untuk melakukan kegiatan bakti sosial secara terus-menerus dan tidak hanya menjelang pemilu. PKS

tampil sebagai “partai kader” yang menerapkan standard ketat dan

berkelanjutan dalam proses rekrutmen dan pelatihan-pelatihan anggotanya, dan membantu korban bencana alam di Indonesia. Penelaahan proses pembentukan PKS dan pembingkaian transnasional Islamisnya diharapkan menjadi pintu masuk untuk meneliti beragam faktor di balik kemunculan PKS dari gerakan sosial yang bertransformasi menjadi partai politik.

Rekrutmen dalam kepengurusan PKS juga melakukan penerimaan secara formal seperti parpol-parpol lainnya kepada masyarakat umum.Syarat-syarat keangotaan PKS secara umum sebagai berikut:

Setiap warga negara Indonesia dapat menjadi anggota PKS, dengan syarat (Pasal 9 ayat 1, 2, 3, 5 dan Pasal 10) di dalam AD-ART PKS:

1. Setiap warga negara Indonesia dapat menjadi anggota partai sesuai dengan peraturan perundang-undangan Republik Indonesia.

2. Partai menyelenggarakan rekrutmen dan kaderisasi anggota.

3. Keanggotaan partai terdiri atas Anggota Biasa dan Anggota Kehormatan

5. Setiap orang perseorangan yang berjasa terhadap partai dan mengajukan permohonan kepada partai dapat diangkat dan ditetapkan menjadi Anggota Kehormatan.


(42)

AD-ART PKS Pasal 10 mengatur rekrutmen dan kaderisasi Anggota Biasa dilaksanakan dengan sistem dan mekanisme sebagai berikut:

a. Setiap orang secara sukarela mendaftarkan diri dan menyatakan persetujuannya terhadap Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Partai, diangkat dan ditetapkan menjadi Anggota Pendukung b. Setiap Anggota Pendukung yang setia mengikuti kegiatan dan

pelatihan yang diselenggarakan partai, diangkat dan ditetapkan menjadi Anggota Terbina.

c. Setiap Anggota Terbina yang setia mengikuti pembinaan dan kaderisasi yang diselenggarakan partai, diangkat dan ditetapkan menjadi Anggota Inti.

Kaderisasi yang berkelanjutan dalam tubuh partai yang cukup baik adalah Partai Keadilan Sejahtera (PKS).Akar kekuatan pengkaderannya yang bertumpu pada kekuatan anggotanya di dalam lingkaran-lingkaran pengajian (baik kecil maupun besar) dan dibina secara berkesinambungan yang disebut dengan liqo’.

4.1.1 Rekrutmen Jama’i (Merekrut Kolektif/Beramai-Ramai)

Rekrutmen jama’i yaitu rekrutmen yang dilakukan PKSsecara kolektif dari agenda-agenda besar di ranah formal formal dan informal. Untuk ranah formal PKS melakukannya dengan menggunakan 3 organisasi sebagai


(43)

informal (masyarakat umum) PKS melakukannya dengan strategi seperti bakti sosial dan agenda-agenda keagamaan Islam.

Foto 7.Bakti sosial seperti membangun masjid sebagai sarana perekrutan jama’i PKS

Foto 8. Afiliasi PKS Medan dengan organisasi KAMMI sebagai poros

(mihwar) PKSdalam sistem

perekrutan jama’i PKS Kota Medan di kampus. Sumber: Facebook KAMMI Merah Putih Komisariat USU


(44)

4.1.2 Sistem Rekrutmen Fardhi

Sistem perekrutan kedua PKS adalah rekutmen fardhi.Rekrutmen

fardhiadalah rekrutmen yang dilakukan oleh anggota tarbiyah terhadap suatu

atau dua orang dengan pendekatan pribadi atas inisiatif sendiri atau atas rekomendasi seorang murrabbi. Rekutemen ini dilakukan dengan cara seseorang anggota tarbiyah mencari calon peserta tarbiyah, dimana calon tersebut kemudian dikondisikan melalui tahap tahap, antara lain: ta’arif

(pengenalan dan pendekatan kepada calon kader), taqwin(upaya

mempengaruhi dan penanaman nilai keislaman dan tarbiyah kepada calon kader), dan tanfidz(penugasan bahwa dakwah dan tarbiyah merupakan kewajiban). Hasil dari upaya pemantauan ini kemudian dilaporkan, dibicarakan, dan dianalisis dalam forum halaqohberdasarkan standar syarat syarat peserta tarbiyah. Jika memenuhi syarat maka ia akan diarahkan untuk mengikuti tarbiyah49.

Hal-hal yang diperhatikan dalam diri seseorang yang layak di rekrut menjadi kader dari metode fardhi, harus memiliki kriteria sebagai berikut:

1. Aktif dalam beriibadah wajib, khususnya sholat lima waktu 2. Cendrung memperbaiki diri

3. Memiliki potensi/keahlian tertentu 4. Simpatisan lembaga/organisasi dakwah 5. Mau mendengarkan dakwah.

49

Rahmad Immanuddin M. (2012) Ideologi Politik PKS, dari masjid kampus ke gedung parlemen. Jakarta: LKis (hal:278)


(45)

Dari kedua sistem rekrutmen yang dilakukan PKS khususnya Kota Medan, sistem rekrutmen fardhi lah yang memiliki peran penting dan vital daripada sistem rekrutmen jama’i.Dari sistem rekrutmen fardhi, memiliki peran yang sangat vital dalam perekrutan, pembentukan watak kader yang Islami dan paham teoritis politik.Sistem rekrutmen jama’i yang dilakukan di dua ranah, formal dan informal terdapat ketidaktranparanan status apakah nama kader itu ada di database tiap struktural partai atau tidak. Contohnya di ranah formal (lembaga pendidikan), organisasi dakwah seperti KAMMI setiap kampus atau komisariat (fakultas/gabungan fakultas) database kader hanya dikelola oleh organisasi tiap fakultas/gabungan fakultas khususnya Bidang Kaderisasi. Jika kader yang hanya berada pada jenjang (marhalah) satu tidak dapat mengambil keputusan/kebijakan, dan juga kurangnya koordinasi yang kuat dan database yang up to date antara DPD PKS Kota Medan dengan organisasi underbrow PKS dikampus dalam pengelolaan kader yang stagnan (tetap) berada di marhalah tingkat satu.

Alumni-alumni organisasi underbrow PKS lebih sering “lepas tangan” dalam pembinaan kader yang dibawahnya karena telah sibuk masing-masing

meniti karir di politik instant seperti menjadi “tangan kanan” anggota DPRD


(46)

4.2 Pola Kaderisasi PKS Kota Medan

Dalam sebuah sistem penegrtian sederhana sistem adalah hal-hal yang terkait cara, metode dan aturan yang telah disepakati dan berlaku dalam suatu kelompok atau organisasi. Biasanya dalam sistem tersebut memiliki pola yang membuat sistem itu berjalan. Misalnya sistem pengkaderan di sebuah partai, ada sebuah cara, atau metode dalam mendidik dan menempah watak kader untuk tetap bertahan di partai dan sebagai penerus generasi pengurus partai selanjutnya.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian pola adalah bentuk atau struktur yang tetap. Secara harfiah pola adalah bentuk atau model dan yang lebih abstrak yang terdiri dari satu set peraturan yang bias dipakai untuk membuat atau menghasilkan sesuatu atau bagian dari sesuatu, khususnya jika sesuatu yang ditimbulkan cukup mempunyai suatu yang sejenis untuk pola dasar yang dapat ditunjukkan/terlihat.

Pola yang merupakan bentuk-bentuk dan metode dalam perekrutan juga merupakan metode dalam mendidik dan memeilihara kader-kader yang berfunsi sebagai katalisator penanaman nilai-nilai dan prilaku kader sebagai sebuah sumber daya yang dimiliki partai agar tetap hidup dan bertahan.

Selanjutnya, secara umum pola pengkaderan PKS Kota Medan terbagi 3 yaitu, tarbiyah, pengkaderan underbrow PKS, dan yang terakhir adalah pengkaderan formal kepartaian PKS sendiri50. Tiga jenis pengkaderan ini merupakan kesatuan yang saling menopang dan bahkan sering sekali bertemu

50


(47)

dalam satu bentuk dan satu iven yang sama sehingga tiga lapis pengkaderan ini acap kali terlihat tumpang tindih.

4.2.1 Pola Tarbiyah

Tarbiyah dalam definisi Muhammad Sayyid Quthb dalam

ManhajTarbiyah Islamiyah adalah “seni membentuk manusia”.Sedangkan

menurut Hasan Al-Banna (tokoh pergerakan Ikhwanul Muslimin) tarbiyah adalah pendidikan yang sempurna dan komprehensif yang dilakukan secara berkesinambungan.Tarbiyah sendiri memiliki arti “belajar” dan merupakan

long life education (pendidikan seumur hidup), dimana setiap yang dikatakan

kader sampai tua harus tetap mengikuti pendidikantarbiyah.Dari definisi diatas dapat kita simpulkan bahwa Gerakan Tarbiyah atau gerakan pendidikan adalah gerakan dalam membentuk, mengajarkan atau menanamkan nilai-nilai Islam kepada anak, siswa ataupun orang-orang yang kita tuju dalam kepentingan dakwah. Dari pola inilah terlihat jelas apa yang dikatakan oleh Van Baal mengenai religi adalah basis kekuasaan, dan dimensi kekuasaan yang niscaya tercapai jika kader-kader paham akan nilai-nilai Islam secara utuh dan menjadi modal para kader sebagai penerus perjuangan senioran partai nantinya.Dalam pola pengkaderan tarbiyah ini dapat kita lihat banyaknya unsur-unsur religi yang diajukan Emile Durkheim, dalam aktivitas mendidik kadernya seperti sistem ritus dan upacara keagamaan seperti mabit (malam bina iman dan taqwa), kelompok keagamaan (halaqah) dan alat-alat


(48)

fisik yang digunakan dalam ritus dan upacara keagamaan yaitu Al-Qur‟an. Berikut pernyataan Pak Hamzah Sagimun mengenai definisi tarbiyah:

Tarbiyah itu seni, cara membentuk manusia secara berkelanjutan, dari mulai manusia lahir sampai ia mati. Bisa dibilang tarbiyah itu longlife education atau pendidikan seumur hidup.

Dalam pola pengkaderan tarbiyah, tarbiyah itu sendiri memiliki 6 sarana. Sarana tersebutlah yang membantu menciptakan, dan mencetak kader-kader yang terdidik dan memiliki kapasitas kognitif dan motorik yang baik. Sarana tersebut antara lain:

1. Halaqah/Liqo

Halaqahberasal dari Bahasa Arab yang berarti “lingkaran” dan

liqomerupakan aktivitas kegiatan dan berasal dari Bahasa Arabyang

berarti(pertemuan) merupakan pintu gerbang awal yang harus dilewati seorang kader jika ia ingin melanjutkannya rasa simpatik dan ingin menjadi internal PKS di Kota Medan serta awal seseorang menjadi seorang kader PKS di Kota Medan. Liqo ini berbentuk seperti jaringan yang membentuk sel-sel seperti jaringan telepon seluler atau bisnis MLM. Liqo ini dipimpin oleh seorang murabbi (guru) dan dihadiri oleh minimal sekitar 5 sampai 11 orang

mutarabbi (murid/binaan). Sebagai contoh alumni mahaiswa memiliki

beberapa mutarabbi tingkat 8 ataupun 7, mahasiswa tingkat 7 juga diarahkan untuk juga memiliki mutarabbi tingkatan di bawahnya seperti mahasiswa tingkat 2 ataupun 1. Mahasiswa tingkat 1 juga diarahkan memiliki mutarabbi di tingkat SMA. Sebagai catatan yang tidak boleh dilupakan, setiap anggota


(49)

liqo tidak diperkenankan memiliki 2 tempat atau berpindah-pindah liqo

sesuka hati, hal ini dikarenakan sebagai menjaga etika dan memudahkan seorang murabbi melakukan evaluasi ibadah dan tingkah laku mutarabbinya. Agenda ini dilakukan di masyarakat umum (informal) maupun ranah kampus (formal) dan dilakukan sekali dalam seminggu dan pertemuan awal dilakukan di masjid namun dapat dilakukan di rumah murabbi ataupun rumah-rumah para mutarabbi sesuai dengan kesepakatan bersama.Liqo’ biasanya dilakukan pada waktu malam hari khususnya untuk laki-laki, jika untuk perempuan liqo’ biasanya sering dilaksanakan pada sore hari, dan untuk tempat berkumpulnya pada awal pertemuan dilakukukan di masjid kemudian setelah beberapa lama berlangsung, disepakati bersama dapat juga dilakukan di masing-masing rumah para kader secara bergantian.

Berikut ini beberapa agenda yang dilakukan saat halaqah/liqo:

1. Pembukaan yang dilakukan oleh amir (pemimpin kelompok

halaqah).

2. Tilawah (pembacaan ayat suci Al-Qur‟an.

3. Muroja’ah (setoran hafalan surat di dalam Al-Qur‟an). 4. Penyampaian materi oleh murabbi.

5. Tadabur surat/ayat Al-Qur‟an (menjelaskan isi kandungan

surat/ayat Al-Qur‟an yang telah disepakati pada pertemuan sebelumnya.


(50)

6. Muttaba’ah Yaumiyah (evaluasi ibadah wajib dan sunnah sehari hari seperti: membaca Al-Qur‟an, sholat 5 waktu, sholat sunnah dhuha ataupun sholat sunnah tahajjud.

7. Khabar (berbicara ringan dan kabar masing-masing mutarabbi

seminggu terakhir).

Pada agenda liqo’ ini terjadinya proses kenaikan tingkat (marhalah) pada setiap kader. Segala materi-materi, amalan/ibadah kader di buku

muttaba’ah yaumiyah di periksa oleh seorang murabbi yang telah

disampaikan pada pertemuan pertemuan sebelumnya di evaluasi setelah itu juga dilakukan sesi tanya jawab dari murabbi kepada mutarrabbi. Hasil dari evaluasi tersebut nantinya di serahkan kepada ketua DPC PKS kemudian laporan itu dibawa dan dikoreksi oleh SPO (lembaga yang menangani liqo’) disetiap teritorial cada (cabang dakwah) yang ada di Kota Medan. Hasil kelulusannya kemudian diberikan lagi nanti kepada setiap DPC PKS yang ada di Kota Medan dan kembali ke masing-masing murabbi. Sebagai nilai tambahan yang sangat menentukan, kehadiran seorang kader dalam agenda

liqo’ menentukan ia lulus atau tidak ke jenjang kader berikutnya.

Urgensi dari halaqah/liqo ini adalah menambah wawasan keagamaan Islam dan bukan mencetak ahli syari‟ah tetapi menambah pengetahuan tentang agama Islam dan politik yang tidak dapat dipisahkan, karena segala aktivitas harus berdasarkan aturan-aturan yang telah ditetapkan Allah dalam Al-Qur‟an dan Hadis Nabi Muhammad.


(51)

Berikut ini diperkuat pernyataan Pak Fitrah Ginting (42 tahun), S.P selaku murabbi penulis:

Dalam halaqah ini kita isi agenda-agenda seperti

tilawah, muroja‟ah, pembahasan materi tentang

Wikipedia ke-Islaman, tadabur ayat, hafalan supaya kader-kader kita bisa menjadi manusia-manusia dan khalifah (pemimpin) di dunia ini dengan memegang nilai-nilai Islam yang kaffah (utuh) karena dunia ini di wariskan untuk orang-orang yang shaleh seperti janji Allah di dalam Al-Qur‟an surat Al-Anbiya ayat 105.

Untuk Kota Medan, kelemahan pola tarbiyah ini tidak meratanya persebaran Sumber Daya Manusia (SDM) murabbi yang memiliki tingkat pengetahuan dan keagamaan yang tidak sama di setiap Kecamatan yang ada di Kota Medan. Contohnya saja, di Kecamatan Medan Johor lebih banyak kader madya (muntasib) nya daripada kader tamhidi (pemula) dan kader muayyin (muda), sedangkan di Kecamatan Medan Polonia lebih banyak kader tamhidi dan muayyin nya daripada kader madya nya. Hal ini maksudnya tingkat kader yang lebih atas seperti kader madya membimbing kader tamhidi atau kader

muayyin.Berikut pernyataan Fitrah Ginting (42 tahun) yang juga seorang

murabbi di Kecamatan Medan Polonia:

Ya kalo untuk persebaran SDM murabbi di Medan ini beda-beda, ya contohnya kayak di Medan

Polonia ini, banyak kader tamhidi dan mu‟ayyin nya

tapi sedikit kader madya nya, kalo di Medan Tuntungan banyak kader madyanya tapi sedikit

kader tamhidi dan mu‟ayyinnya. Bisa dibilang banyak pembinanya tapi sedikit yang mau dibina.Ya itulah tugas kita semua kader dakwah harus mulai

berani kalo kita udah di tingkat mu‟ayyin pegang binaan supaya nambah kader kita.


(52)

Foto 9. Kegiatan halaqah/liqo di masyarakat maupun di ranah kampus

Sumber: Dokumentasi peneliti dan Facebook DPD PKS Kota Medan tahun 2016

2. Tatsqif

Tatsqif merupakan forum yang dihadiri oleh lebih dari dua liqo‟an dan

pembahasan ilmu pengetahuan khususnya ilmu ke-Islaman (ta‟lim) untuk para kader PKS..Tatsqif juga merupakan sinonim dari tarbiyah tsaqafiyah yang artinya kajian keislaman untuk membentuk pemahaman yang benar tentang islam, memperkokoh kesiapan ilmu dan mental umat agar dapat ikut bangkit bersama dakwah hingga menjadi kader yang produktif dan militan. Agenda ini dilakukan untuk menambah wawasan dan intelektual. Untuk Kota Medan sendiri PKS Kota Medan melaksanakan tatsqif minimal 2 bulan sekali dan paling lama 3 bulan sekali dan biasanya dilakukan pada siang atau sore hari di hari-hari sabtu atau minggu. Berikut pernyataan Pak Hamzah Sagimun mengenai tatsqif:


(53)

Tatsqif ini bisa dibilang pengajian gabungan dari lebih dari 2 halaqahan, dari laki-laki dan perempuan. Tujuan utamanya saling silaturrahmi sesama kader dakwah dan menambah pemahaman kita tentang ukhuwah (persatuan) sesama saudara kita yang muslim. Tapi bukan hanya untuk saling mengenal dan silaturrahmi aja tapi disitu juga diisi ceramah sama ustadz kita tentang pentingnya persatuan dan bahasan keilmuan Islam juga.

Foto 10.Kegiatan ta’lim/tatsqifdi masjid Al-Hidayah Kelurahan Sari Rejo Sumber: Dokumentasi Pak Razali Taat tahun 2013

Foto 11. KegiatanTatsqifdi Masjid kampus FISIP USU


(54)

3. Mukhayyam

Mukhayyam artinya perkemahan. Dalam mukhayyam ini memiliki

urgensi melatih diri dalam membangun kebersamaan(ukhuwah) sesama kader lainnya. Kegiatan ini dilakukan di alam terbuka khsusnya hutan dan minimal selama 2 atau 3 hari. Dari kegiatan inilah dapat dilihat bagaimana sifat dan watak seorang kader sesungguhnya, apakah ia memiliki sifat individualis atau sifat kebersaaman yang kuat dalam saling membantu, tolong menolong, berbagi saat perkemahan.

Untuk DPD PKS Kota Medan yang telah mengalami 4 kali pergantian ketua umum DPD PKS Kota Medan, dalam setiap 1 kepengurusan PKS Kota Medan melakukan paling melaksanakan agenda mukhayaam sebanyak 3 kali dalam 5 tahun menurut Pak Hamzah Sagimun. Berikut penjelasan Pak Hamzah Sagimun mengenai mukhayyam:

Mukhayyam itu kayak berkemah, kemping biasa kalo dilihat. Mukhayyam ini tujuannya melatih jasmani kita supaya kuat, penilaian kita gimana watak seorang kader saat dalam kesusahan di alam terbuka, bisa gak dia saling berbagi sesama saudaranya dari makanan, selimut dan tolong menolong jika ada yang terluka saat kemah.Di mukhayyam juga kita jadwal dan susun agendanya kita selingi isi ceramah dan motivasi kepada kader-kader kita tanpa ninggalin sholat wajib kita sebagai umat Islam.

Mukhayaam juga memiliki porsi standardnya jika di runut dari

refrensi tarbiyah Ikhwanul Muslimnya, porsi idealnya dilaksanakan setahun sekali, namun akibat berbagai situasi dan kondisi internal partailah seperti kurangnya anggaran dana, kondisi para kader yang juga semua bekerja dan menjadi pertimbangan jumlah agenda mukhayyam ini dilaksanakan sesuai


(55)

sutuasi dan kondisi yang dibutuhkan menurut hasil wawancara saya dengan Pak Hamzah Sagimun.

Foto 12. Kegiatan mukhayyam (berkemah) merupakan salah satu sarana

dari tarbiyah

Sumber: Dokumentasi Razali Taat tahun 2013

4.Rihlah

Rihlah artinya rekreasi.Rihlah sering dilaksanakan di tempat-tempat

terbuka seperti pantai, pegunungan dan lainnya.Rihlah terbagi dalam 2 jenis yaitu:


(56)

a. Rihlah Sugra (rekreasi kecil) dilakukan oleh satu halaqah/liqo saja

atas inisiatif murabbi.

b. Rihlah Qubra (rekreasi besar) dilakukan oleh lebih dari satu halaqah/liqo dan gabungan dari beberapa halaqah/liqo dan dapat

juga dengan beberapa keluarga kader PKS dalam lingkup DPRa maupun lingkup DPC.Dalam agenda ini memiliki urgensi yang sama seperti mukhayyam yaitu memupuk dan membangun rasa kebersamaan (ukhwah) sesama kader.

Berikut ini paparan Pak Hamzah Sagimun mengenai rihlah:

Rihlah itu artinya rekreasi, liburan. Biasanaya rihlah itu bisa dilakukan sesama anggota halaqahannya, bisa juga per DPC yang ngadain. Kalo yang ngadain DPC biasanya bawa masing-masing keluarga ke tempat-tempat rekreasi dan alam terbuka kayak pantai, dan gunung. Tujuannya gak jauh beda kayak mukhayyam, mempererat ukhuwah sesama para kader kita supaya lebih akrab.


(57)

Foto 13. Kegiatan Rihlah di ranah informal (atas) dan rihlah di ranah formal (bawah)

Sumber: Dokumentasi Razali Taat dan Facebook KAMMI Merah Putih USU tahun 2015

4. Mabit

Mabit kepanjangan dari Malam Bina Iman dan Taqwa, merupakan sarana tarbiyah. Mabit biasanya dilakukan di masjid dan dihadiri oleh beberapa

lingkaran halaqah/liqo. Di dalam agenda mabit juga diisi dengan acara-acara ceramah agama atau masalah sosial dan politik. Urgensi dari mabit adalah pembekalan intelektual dan wawasan.Mabit hanya diperkenankan untuk laki-laki saja tidak untuk perempuan. Karena jika perempuan tidak dirumah akan menimbulkan fitnah. Sebagai gantinya kader perempuan melakukan jalasa ruhiyah.Kegiatan itu berupa berada di masjid selama


(58)

pagi hingga sore hari dengan melakukan aktivitas seperti sholat dhuha bersama, ta’lim/tatsqif (pembekalan intelektual, rohani maupun pelatihan kreativitas).

Foto 14.Kegiatan mabit di Masjid Al-Hasanah Kelurahan Sari Rejo Sumber: Dokumentasi Razali Taat tahun 2014

5. Dauroh

Dauroh memiliki arti pelatihan. Dauroh yang merupakan salah satu

sarana tarbiyah dimana mengumpulkan kader-kader baik diranah formal maupun informal dalam satu forum atau pertemuan yang dilakukan lebih dari satu hari dan minimal dua hari yang agendanya berisi ceramah, kajian ilmiah/penelitian, pelatihan kreativitas dan pelatihan pemecahan masalah dalam kehidupan. Dauroh sendiri terbagi atas 3 jenis yaitu:

1.Dauroh Al-Qur‟an 2. Dauroh Murabbi 3. Dauroh Pra-Nikah 4. Dauroh Marhalah


(59)

Beberapa agenda alur daurah:

a. Ceramah, komentar dan tanya jawab yang dimoderatori oleh pakar/ahli.

b. Forum diskusi yang terdiri dari beberapa sesi dan dipandu oleh moderator dan narasumber.

c. Presentasi kajian

d. Forum evaluasi oleh pimpinan daurah e. Pelatihan kegiatan yang harus dilatihkan. Berikut definisi dauroh menurut Pak Hamzah Sagimun:

Dauroh seperti pelatihan, pelatihannya ini kalo di partai kita ada 3 jenis, dauroh Al-Qur‟an, dauroh murabbi dan dauroh pra-nikah.Kalo untuk dauroh marhalah itu yang

ngurus organisasi KAMMI itu aja, tapi metode dan refrensi pelajarannya dari orang kita.Agenda dauroh inilah yang lebih dari satu hari kalau dilaksanakan, karna betul-betul diperhatikan kali bagi kader yang mau nikah misalnya dibekali keilmuan dan motivasi supaya gak nyesal setelah menikah.Kalo untuk dauroh Al-Qur‟an biasanya itu untuk kader kita yang mau ikut lomba MTQ tingkat nasional dan menjadi guru di sekolah-sekolah.


(60)

Foto 15. Dauroh di masyarakat (atas) dan dauroh di kampus Universitas Sumatera Utara (bawah)

Sumber: Dokumentasi Peneliti tahun 2015

Kegiatan seperti ini pada awalnya dilakuakan di kampus kampus, tapi seiring berkembangnya dakwah ke masayarakat, akhirnya pembinaan

tarbiyah ini dilakukan dikalangan masayarakat umum.Tarbiyah ini


(61)

4.2.2 Pola UnderbrowOrganisasi (Afiliasi Partai)

Afiliasi merupakan salah satu cara mengembangkan suatu usaha dengan cara memanfaatkan sosialisasi yang secara terarah dilakukan oleh individu, badan usaha atau organisasi antara dua belah pihak demi menjalankan visi dan misi bersama yang telah disepakati secara bersama. Pembentukan kontak sosial ini menimbulkan pertalian.Istilah ini disebut juga dengan istilah motif yang artinya adalah tenaga pendorong atau penggerak kebutuhan yang ada pada manusia dan bersifat universal. Dalam perkembangannya manusia membentuk afiliasi di dasari oleh alas an formal dan rasional. Manusia memiliki alas an logis kenapa ia ingin membentuk afiliasi. Akan tetapi, tanpa ada dorongan ini pun perlu diakui bahwa manusia membutuhkan orang lain secara alami membentuk kontak sosial51.

PKS sebagai organisasi politik tidak terlepas dengan kebutuhan afiliasi.Afiliasi PKS sendri tidak hanya berupa afiliasi politik dengan berbagai organisasi politik saja, namun PKS juga melakukan afiliasi dengan organisasi-organisasi kampus yang mencetak kader-kader yang memiliki kognitif bagus tetapi juga melakukan afiliasi-afiliasi dengan organisasi sosial.Namun karena penelitian ini memfokuskan pada pengkaderan, hal yang penulis lakukan adalah melihat dan menganalisis afiliasi PKS dengan organisasi-organisasi di ranah formal demi meraup bakal calon kadernya.

Organisasi underbrow (organisasi yang berafiliasi) dengan PKS mengembangkan pola pengakaderan sendiri-sendiri.Organisasi-organisasi


(62)

underbrow PKS seperti Garuda Keadilan, Serikat Pekerja Keadilan (SPK),

Perhimpunan Petani Nelayan Sejahtera Indonesia (KAPMI) adalah organisasi yang bergerak dibidang sosial kemasyarakatan.Selain kelompok kelompok yang secara formal bukan underbrow PKS namu berafiliasi secara ideologis ke partai ini, seperti ROHIS dan LDK juga mengembangkan pola pengkaderan yang khas.Contoh seperti ROHIS dikenal sebagai pengkaderan yang dinamai Latihan Dasar Kepemimpinan, sementara di LDK ada pembinaan bernama Kajian Rutin52

.

Organisasi atau kelompok ini sangat solid, dan memiliki daya juang yang tinggi untuk berdakawah di lingkungan. Mereka pun sering melakukan gerakan gerakan bantuan jika ada musibah yang menimpa daerah daerah di Indonesia. Setelah mendapat simpatik dan dukungan, pada akhirnya juga akan mengarahkan simpatisan ke kegiatan

tarbiyah.

Untuk tingkatan kader yang berada di ranah formal khsusnya kampus memiliki 3 jenis kader antara lain:

a. Simpatisan adalah orang-orang yang ramah, peduli, dan pro terhadap kegiatan pergerakan keagamaan Islam dan dakwah. b. Kader Pemula (kader level satu) adalah kader pendukung yang

berfungsi sebagai pendukung gerakan dakwah kampus yang bersifat aktif. Untuk di LDK (Lembaga Dakwah Kampus) khususnya di KAMMI di setiap universitas yang ada di Kota Medan yang telah lulus “Dauroh Marhalah 1”

52

Rahmad Immanuddin M. (2012) Ideologi Politik PKS, dari masjid kampus ke gedung parlemen. Jakarta: LKis (hal:239)


(63)

c. Kader Madya (kader penggerak/level dua) adalah kader yang telah memiliki peran sebagai eksekutor pergerakan seperti orasi dan demonstrasi di tataran kampus maupun lembaga pemerintahan public yang telah lulus dan mengikuti “Dauroh Marhalah 2” di ranah kampus dan daerah/kota.

d. Kader Inti (kosepsional) kader yang telah melewati jenjang pola kaderisasi kampus di LDK (Dauroh Marhalah 3) yang memiliki fungsi sebagai pengkonsep gerakan, pengawas, pemberi kebijakan, pengarahan dan pemeliharaan.

Berikut ini tingkatan kader afiliasi KAMMI sebagai organisasi afiliasi PKS di ranah formal (kampus):

Sumber:FilePowerpoint Kader PKS Kota Medan (Razali Taat) tahun 2012.

Kader Inti (Konsepsional)

Kader Madya (Penggerak) Kader Pemula (Pendukung)


(64)

Sedangkan untuk mobilisator pengangkut kader di ranah formal terdapat 3 lembaga dalam perekrutan dan penggerak kader yang disebut dengan trilogi mihwar dakwah.Lembaga tersebut antara lain:

LDK (UKMI) KAM Rabbani (Partai) KAMMI (eksternal kampus)

Skema poros gerakan tarbiyah di ranah formal/kampus Sumber: File Powerpoint Razali Taat tahun 2012

1. Lembaga Dakwah Fakultas (LDF) atau yang disebut dengan Unit Kegiatan Mahasiswa Islam (UKMI). Organisasi ini merupakan lembaga awal dan penununtun mahasiswa baru khususnya mahasiswa yang beragama Islam untuk mengenal lebih jauh tentang Islam diranah kampus dan sebagai sarana pembantu matakuliah agama Islam.Disinilah awal mahasiswa mengenali hal yang mengarah ke

halaqah, namun penyebutannya adalah menthoring. Dalam organisasi

ini belum ada mengarah ke pergerakan politik dan masih apolitis. Di atas LDF terdapat induk yang menaungi semua LDF di satu universitas yang disebut LDK (Lembaga Dakwah Kampus)

2. Kelompok Aspirasi Mahasiswa Rabbani atau disingkat dengan KAM


(65)

ikut terjun dalam perpolitikan kampus di ranah fakultas. KAM

Rabbani ini memiliki kader-kader yang juga merupakan bagian dari

organisasi UKMI. KAM Rabbani ini merupakan kendaraan politik untuk mendapatkan kursi Pemerintahan Mahasiswa Fakultas (PEMA Fakultas) ataupun Presiden Mahasiswa (Presma)

3. Organisasi Eksternal kampus dan juga diakui keberadaannya di kampus salah satunya adalah KAMMI, juga merupakan lembaga yang bergerak diranah eksternal memainkan peran politisnya di ranah kampus tetapi juga bergerak untuk pengabdian kepada masyarakat. KAMMI itu sendiri lahir dari perkumpulan kader-kader LDK yang ingin bergerak lebih jauh ke masyarakat. Pernyataan Pak Hamzah Sagimun hubungan PKS dengan KAMMI.

Hubungan KAMMI dan PKS itu terpisah secara formal dengan adanya masing-masing AD-ART setiap organisasi. KAMMI dan PKS itu ibarat saudara sedarah karena mereka juga punya kebiasaan yang sama kayak kita di pola tarbiyah mereka contohnya mereka juga halaqah, mukhayaam dan rihlah. Halaqah mereka biasanya diisi oleh ustadz-ustadz kita yang dari PKS.

Dari ketiga poros lembaga tersebut, analisis yang dapat peneliti simpulkan adalah adanya kultur yang menyatukan mereka, yaitu sama-sama menjalani proses tarbiyah dan sarana-sarana yang ada di dalam tarbiyah dan memiliki istilah panggilan untuk sesama kader tarbiyah yaitu ikhwa (jamak untuk laki-laki), akhwat (jamak untuk perempuan), akhi (panggilan untuk seorang laki-laki) dan ukhti (panggilan untuk seorang perempuan).


(1)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas kuasa dan kasih-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dan kelengkapan lainnya dalam memenuhi persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana di Departemen Antropologi Sosial di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara.

Sistem Kaderisasi Partai Keadilan Sejahtera (Studi Antropologi Politik Tentang Sistem Kaderisasi Partai Keadilan Sejahtera di Kota Medan) yang menjadi judul skripsi ini, merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan studi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik di Universitas Sumatera Utara dalam bidang Antropologi. Skripsi ini berisi kajian etnografi yang di dasarkan pada observasi partisipasi dan wawancara penulis di lapangan.

Secara sistematis, kajian tentang sistem kaderisasi ini berfokus kepada bagaimana pola-pola yang terjadi di dalam sistem kaderisasi yang dilakukan Partai Keadilan Sejahtera Kota Medan, dan apa-apa saja faktor-faktor yang melatarbelakangi seseorang bergabung di Partai Keadialan Sejahtera ini. Berdasarkan hasil pengamatan penulis, penulis melihat ada banyak elemen-elemen organisasi yang ikut berperan dalam terbentuknya kader-kader PKS di Kota Medan.

Pengkaderan yang berkelanjutan, dan adanya afiliasi organisasi-organisasi yang bergerak dibidang sosial membuat partai ini memiliki kader-kader yang


(2)

dimiliki oleh PKS. Partai ini bergerak perlahan menarik simpatik masyarakat melalui aksi-aksi sosialnya seperti kepengurusan jenazah, khitanan massal, pembangunan-pembangunan masjid, organisasi penyalur zakat, penyalur bantuan sosial ketika bencana merupakan beberapa contoh kegiatan sosial yang mereka motori.


(3)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ORIGINALITAS……… i

ABSTRAK………..…. ii

UCAPAN TERIMA KASIH………..…. iii

RIWAYAT HIDUP……….… vi

KATA PENGANTAR……….… viii

DAFTAR ISI……… x

DAFTAR TABEL……… xiii

DAFTAR FOTO……….. xiv

BAB I PENDAHULUAN………. 1

1.1Latar Belakang Masalah……….. 1

1.2 Tinjauan Pustaka………..… 16

1.3 Rumusan Masalah……… 30

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian……… 31

1.5 Metode Penelitian……… 32

1.5.1 Teknik Pengumpulan Data……… 34

1.5.1.1 Observasi Partisipasi……… 34

1.5.1.2 Wawancara………..…… 35

1.5.1.3 Analisis Data……… 37

1.6 Pengalaman Peneliti………. 38

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN……… 43

2.1 Mengenal Kota Medan……… 43

2.1.1 Sejarah Kota Medan……… 43

2.1.2 Geografis, Administratif dan Kondisi Fisik………… 47

2.1.3 Demografi Kota Medan……….…. 52

2.1.4 Keuangan dan Perekonomian Daerah……… 55

2.2 Partai Keadilan Sejahera di Kota Medan……….……..… 58

2.2.1 Sejarah PKS di Kota Medan……….. 58

2.2.2 Struktur Kepengurusan DPD PKS Kota Medan….. 62

2.2.3 Budaya PKS di Kota Medan………. 64

2.2.4 Sumber Dana PKS Kota Medan……… 66

2.2.5 Perolehan Suara PKS di Kota Medan Pada Tiga Pemilihan Legislatif……….. 67

BAB III PARTAI KEADILAN SEJAHTERA..……… 73

3.1 Partai Keadilan Sejahtera Nasional………... 73

3.1.1 Sejarah PKS Nasional……… 73

3.1.2 Visi dan Misi Partai Keadilan Sejahtera Nasional … 85 3.1.2.1 Visi Umum……… 85


(4)

3.2 Falsafah Pergerakan PKS……… 88

3.3 Struktur Organisasi PKS……… 90

3.4 Ideologi PKS……….. 91

3.5 Partisipan Politik PKS Kota Medan……… 94

3.6 Penjaringan BakalCalon Legislatit PKS Kota Medan..… 98

BAB IV SISTEM KADERISASI PKS DI KOTAMEDAN…..………... 103 4.1 Sistem Rekrutmen PKS Nasional……… 103

4.1.1 Sistem Rekrutmen Jama’i……… 108

4.1.2 Sistem Rekrutmen Fardhi ……… 110

4.2 Pola Kaderisasi PKS Kota Medan……….…..……… 112

4.2.1 Pola Tarbiyah………..………... 113

4.2.2 Pola Underbrow Organisasi……….. 127

4.2.3 Pola Pengkaderan Formal Partai……… 133

4.3 Sang Murabbi, Tokoh Sentral PKS ………... 137

BAB V FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KADERISASI……….... 144

5.1 Faktor Agama……….……….…… 144

5.2 Kemauan Diri………. 146

5.3Aktivis Organisasi Keagamaan Islam ……… 147

5.4 Faktor Pendidikan……….………..…… 149

5.5 Faktor Keluarga…..………... 152

5.6 Faktor Interaksi Sosial………..….…. 153

5.7 Memiliki Popularitas di Masyarakat………..… 154

5.8 Faktor Jenis Kelamin (Gender)……….….…………. 155

BAB VI PROFIL KADER PKS KOTA MEDAN………..…. 159

6.1 Salman Al-Farisi……….… 159

6.2 Dhiyaul Hayati, S.Pd.I, M.Pd ……… 161

6.3 Razali Taat, S.Pd.I……….………….…. 164 BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN……… 166

7.1 Kesimpulan………....… 166

7.2 Saran………. 171

DAFTAR PUSTAKA………...…. 173 LAMPIRAN

SURAT PERNYATAAN KADER SURAT KETERANGAN RISET


(5)

DAFTAR TABEL

Tabel 1: Bangunan Bersejarah di Kota Medan……….… 51

Tabel 2: Jumlah Kelurahan dan Luas Wilayah Per-Kecamatan di Kota Medan……… 53

Tabel 3: Jumlah Perbandingan Etnis di Kota Medan Tahun 1930, 1980 dan 2000……... 54

Tabel 4:Persentase Agama di Kota Medan……….. 55

Tabel 5:Upah Minimum Regional Kota Medan Tahun 2015…..…... 56

Tabel 6: Statistik Ekonomi Kota Medan Tahun 2014-2016………... 58

Tabel 7:Daftar Alamat DPC PKS se-Kota Medan………. 60

Tabel 8: Daftar Kepengurusan DPD PKS Kota Medan Masa Bakti 2015- 2020………..……… 62

Tabel 9: Badan Pengurusan Harian DPD PKS Kota Medan Tahun 2015- 2020... 63

Tabel 10:Perolehan Suara PKS di Kota Medan di 3 Pemilihan Legislatif... 69

Tabel 11: Ketua Umum PKS Dari Masa ke Masa………….……….. 85

Tabel 12: Pengurus Harian DPD PKS Kota Medan tahun 2015-2020 berdasarkan tingkat pendidikan formal ………. 151


(6)

DAFTAR FOTO

Foto 1: Sekertariat DPD PKS Kota Medan..……….… 61

Foto 2:Buku-buku refrensi tarbiyah PKS…... 74

Foto 3:Logo Partai Keadilan Sejahtera……... 84

Foto 4: Kelompok Non-Asosiasional PKS Kota Medan…………... 96

Foto 5: Kelompok Asosiasional………... 97

Foto 6: Kader PKS Kota Medan Sekaligus Pengurus Lembaga Sosial….. 98

Foto 7: Bakti Sosial sebagai strategi rekrutmen jama’i PKS Medan……. 109

Foto 8: Afiliasi PKS Medan dengan organisasi KAMMI sebagai poros (mihwar) PKS dalam sistem perekrutan jama’i PKS Kota Medan di kampus………. 110

Foto 9: Kegiatan Halaqah/Liqo……... 118

Foto 10: Kegiatan Tatsqif/Ta’limMasyarakat……... 119

Foto 11: Kegiatan Tatsqif/Ta’limdi Kampus………... 119

Foto 12:Kegiatan Mukhayyam……... 121

Foto 13: Kegiatan Rihlah………... 123

Foto 14: Kegiatan Mabit…... 124

Foto 15: Kegiatan Dauroh…... ….... 126

Foto 16: Ikrimah Hamidy dan KAMMI Kota Medan…………... 132

Foto 17: Ahmad Rosidi Ketua JPRMI Kota Medan dan PKS Kota Medan……… 133