Sejarah Golongan Karya Pematangsiantar

menjelaskan ide-ide kepada publik media; Meningkatkan sumber daya dan pengeluaran dana; Pemilihan umum; Merekrut calon; Kampanye, dan Memantau proses pemilihan. Pengelolaan keuangan partai Golkar telah diatur dalam ADART partai Golkar dan diperjelas dalam Peraturan OrganisasiNoPO07DPPGolkarXII2005tentang Pengelolaan dan Mekanisme Pertanggungjawaban Keuangan Partai Golkar.

3.2 PARTAI GOLONGAN KARYA PEMATANGSIANTAR

3.2.1 Sejarah Golongan Karya Pematangsiantar

Gambar 1 Sekber Golkar merupakan suatu kekuatan politik baru yang muncul pada tahun 1964. Awal mula terbentuknya Sekber Golkar adalah untuk memelihara kekuatan kelompok anti komunis yang tumbuh pesat. Pada mulanya Sekber Golkar beranggotankan 61 organisasi fungsional, berkembang menjadi 97 Universitas Sumatera Utara federasiperimpunan organ non afiliatif baik yang bersifat keagamaan maupun non keagamaan hingga akhirnya menjadi 291 organisasi. Banyaknya jumlah anggota tersebut dimotifasi oleh ideologi Pancasila dan UUD 1945. 20 1. Wadah bagi organisasi-organisasi yang anti komunis dalam rangka membela, mengamankan, dan mempertahankan ideologi Pancasila Dengan demikian, kehadiran Sekber Golkar sebagai cikal bakal Golkar di daerah-daerah yang ada di Indosia ini memilki tujuan pada dasarnya adalah: 2. Sebagai kekuatan pembaharu yang dapat menjadi alternatif yang berbeda dengan partai-partai politik yang bertumpu pada “ideologi aliran” Sejak awal ideologi Golkar adalah Pancasila yang merupakan dasar dan falsafah Negara, dimana sila-silanya termuat dalam Pembukaan UUD 1945. Golkar hadir untuk membela ideologi Pancasila dari rongrongan pihak- pihak yang hendak menggantinya dengan ideologi lain. Dengan mengedepankan ideologi Pancasila, maka Golkar tidak mengedepankan ideologi aliran, melainkan berorientasi pada program dan pembangunan sebagai wujud dari pengamalan Pancasila. Pembentukan dan perkembangan Sekber Golkar tidak dapat terlepas dari adanya dukungan dan peran besar ABRI, khususnya angkatan darat. Peranan militer ini tidak hanya dilakukan di pusat, namun juga di daerah-daerah. Hal ini dapat dilihat dari peranan militer untuk mengembangkan Sekber Golkar ke daerah-daerah melalui 20 Pratignyo, Militer dan Politik, Jakarta: Rajawali,1984. Hal. 65 Universitas Sumatera Utara campur tangan militer. Setelah terbentuknya Sekber Golkar pusat di Jakarta, tanggal 20 Oktober 1964, maka pucuk pimpinan angkatan darat menginstruksikan kepada semua jajarannya di seluruh Indonesia untuk membantu mengkoordinir pembentukan Sekber Golkar di daerah masing-masing sehingga terbentuklah Sekber Golkar di Kotamadya Pematangsiantar yang dulunya merupakan ibukota kabupaten Simalungun. Kekuatan inti dari Sekber GOLKAR tersebut, mengeluarkan keputusan bersama pada tanggal 4 Februari 1970 untuk ikut menjadi peserta Pemilu melalui satu nama dan tanda gambar yaitu Golongan Karya GOLKAR. Logo dan nama ini, sejak Pemilu 1971, tetap dipertahankan sampai sekarang. Pada Pemilu 1971 ini, Sekber GOLKAR ikut serta menjadi salah satu konsestan.Pihak parpol memandang remeh keikutsertaan GOLKAR sebagai kontestan Pemilu.Mereka meragukan kemampuan komunikasi politik GOLKAR kepada grassroot level, NU, PNI dan Parmusi yang mewakili kebesaran dan kejayaan masa lampau sangat yakin keluar sebagai pemenang. Setelah Siantar berubah menjadi Kotamadya Tahun 1981 maka perangkat pemerintah baik kantor maupun ornament-ornamen lainnya juga mengalami perpindahan sehingga Golkar pada saat itu juga mengikuti aturan aturan yang di buat oleh Pemerintah. Maka terbentuklah Partai Golongan Karya Pematangsiantar. Perjalanan Partai Golkar Siantar sama dengan Partai Golkar pada umumnya yang merupakan Partai yang memangku kekuasaan sampai berakhirnya rezim orde baru. Universitas Sumatera Utara “Menurut Sekjen Partai Golkar Siantar Syaiful Amin setelah berakhirnya Orde baru banyak kepengurusan yang tidak ingin ikut dan andil dalam peran kepartaian hal ini disebabkan terbangunnya image buruk di mata masyarakat tentang Partai Golkar saat itu, yang lebih parah lagi banyak kader dan jajaran kepengurusan tidak mengakui mereka pernah berada di Partai ini. Dan Almamater kebanggaan Partai Golkar dengan Warna kuning itu pun jarang digunakan karena perasaan malu yang sangat besar terhadap Partai ini.” Setelah ditetapkannya UU Nomor 2 Tahun 1999 Tentang Partai Politik, dideklarasikanlah Partai Golkar pada 7 Maret 1999. Munaslub 1998 menetapkan paradigma baru Partai Golkar sebagai respon dalam menyikapi perubahanreformasi politik yang ada. Secara struktural, paradigma baru tersebut menghasilkan perubahan dalam struktur organisasi yang ditandai dengan Penghapusan Dewan Pembina Partai Golkar, pengambilan keputusan yang demokratis dan bersifat bottom up berdasarkan aspirasi dari bawah, serta bersifat mandiri, demokratis, dan responsif. Hal inilah yang membuat Partai berlambang beringin mampu bertahan dan tetap bertahan sampai hari ini. Setelah Golkar menjadi Partai Golkar, partai golkar pematangsiantar pun menjalankan partai sesuai dengan keputusan Munaslub yang memilki ciri khas bottom up sehingga kedekatan emosionalpun di jalin dengan masyarakat dengan kegiatan-kegiatan yang positif serta mampu mengembalikan image Golkar yang buruk pulih dengan pelan-pelan. Masyarakat Pematangsiantar pun mampu menerima Universitas Sumatera Utara Partai Golkar kembali karena factor hubungan yang baik yang dilakukan kepengurusan partai sehingga partai ini tetap eksis baik secara kegiatan terhadap masyarakat maupun dalam pertarungan politik dalam Pileg maupun Pilkada.

3.2.2 Struktur Kepengurusan Partai Golongan Karya