Politik Uang dalam Pemilu

Penentuan Daerah Pemilihan seorang calon legislatif dianggap begitu penting dalam proses ini, karena masing-masing caleg yang akan ditampilkan kepada masyarakat, tentu memiliki pengaruh yang berbeda di setiap daerah. Sehingga penempatan seorang Caleg harus memperhitungkan basis dukungan real kepada Caleg tersebut, agar seorang Caleg tidak sia-sia bertarung dalam Pemilu yang tentunya menguras begitu banyak energi, pemikiran, bahkan capital. Maka dengan ketepatan dalam menentukan derah pemilihan, Partai dan Caleg memiliki peluang besar untuk mendapatkan kursi dari pencalonan Caleg tersebut. Maka, oleh sebab itu seorang Caleg harus ditempatkan ke dalam daerah yang diyakini menjadi daerah potensi lumbung suaranya. Dalam hal ini, yang dilakukan Partai Golkar untuk menempatkan kadernya di satu daerah Pemilihan adalah dengan metode survei, yang dilakukan oleh Konsultan Politik Internal Partai Golkar, yang selama ini kredebilitasnya masih sangat diakui dengan perhitungan yang begitu cermat, untuk mengukur peluang partai Golkar.

3.2.6 Politik Uang dalam Pemilu

Politik uang adalah suatu bentuk pemberian seseorang yang berkepentingan secara politik, kepada seseorang lainnya dengan tujuan agar orang itu tidak menjalankan haknya untuk memilih maupun supaya ia menjalankan haknya dengan cara tertentu pada saat pemilihan umum. Politik uang adalah bentuk dari perwujudan pelanggaran kampanye. Yang dilakukan simpatisan, kader atau bahkan pengurus Universitas Sumatera Utara partai politik menjelang hari H menjelang pemilihan umum. Praktik politik uang dilakukan dengan cara pemberian berbentuk uang, sembako antara lain beras, kepada masyarakat dengan tujuan untuk menarik simpati masyarakat, dan memberikan suaranya untuk partai atau Caleg tertentu. Money Politic atau praktek Politik Uang dalam usaha meraih kemenangan politik sudah bukan hal yang baru lagi, bahkan sudah bukan hal yang tabu. Praktek politik uang sangat klasik adanya, dilakukan oleh tim sukses Caleg kaya dan berduit dengan memanfaatkan waktu selimit mungkin menjelang waktu pencontrengan. Money Politic kemudian bermetamorfosa menjadi sarana yang efektif dalam mengubah pilihan masyarakat, dan memenangkan pertarungan dalam permainan politik seperti pemilu legislative, dalam waktu yang sangat singkat dan hasil yang memuaskan. Waktu di saat praktek Money Politic dilakukan yang lazim disebut “serangan fajar” tersebut berjalan sangat transparan, tanpa pengawasan anggota Panwas yang punya mata terbatas. Praktek Politik Uang ini juga hampir-hampir mengubah segalanya; mengubah pilihan masyarakat yang sudah diyakininya untuk dipilih; mengubah tatanan perkiraan perolehan suara; dan mengubah mental masyarakat yang semakin mudah memperjualbelikan suaranya. 23 Hal ini begitu sarat terjadi karena didasari pada kebutuhan akan kekuasaan itu sendiri, karena dengan kekuasaan seseorang memiliki kemampuan untuk menentukan 23 Sumber data : defenisi politik uang www.wikipedia.com Universitas Sumatera Utara suatu bentuk keputusan, yang berhubungan dengan pengolahan sumber-sumber kekayaan negara. Dengan adanya pertarungan yang begitu bebas dalam kancah politik, yang sarat akan kebutuhan dana yang begitu besar menyebabkan arus uang pun mengalir dari aktor tertentu yang memiliki kepentingan secara politik, dan ini adalah wujud oligarki politik yang terjadi saat ini, yakni oligarki politik uang. Dimana kemampuan uang mampu membajak lembaga-lembaga demokrasi, seperti partai politik, pemilihan umum, dan parlemen. 24 Bagaimanakah Kakanda Sekjen mengalami kegagalan? Lalu Kakanda Sekajen menjawab bahwasanya pertarungan politik juga dibarengi dengan money Dalam konteks Pemilihan Umum 20014, di Kotamadya pemtangsiantar dari hasil observasi penulis dilapangan, menunjukkan hal itu terjadi dengan begitu nyata ditengah masyarakat sudah menjadi hal yang lazim. bahwa ada beberapa Caleg Partai Golkar juga melakukan hal yang sama, sebagai jalan mempermudah mendapatkan suara dari konstituen dan ada juga yang tidak melakukan hal itu karena sumber dana calon terbatas. Kronologi di lapangan : Proses pencalegan 2014, hasil survey Golkar menghasilkan bahwasanya Sekjen Golkar Syaiful Amin ST memilki elektabilitas yang tinggi di daerah pemilihannya akan tetapi perubahan terjadi ketika hari H pemilihan. Universitas Sumatera Utara politic yaitu pertarungan politik uang. Ketika saya Tanya kembali apakah Sekjen tidak melakukan money politic? Beliaupun menjawab saya hanya masyarakat biasa yang tidak memilki kekayaan sedangkan yang lain memiliki permodalan yang kuat sehingga saya pun akhirnya mengalami kekalahan. Setelah saya bertanya kembali berapakah pasaran serangan fajar atau pemberian money politic di pagi hari Pemilihan legislative kota pematangsiantar? Beliau pun menjawab perkepala berkisar 100rb sedangkan saya tidak memilki dana sehingga saya tidak melakukan hal tersebut. Sedangkan pesaing-pesaing saya sampai ada yang berani memberi 150rb untuk memilihnya. 25 Pada dasarnya kebanyakan warga pematangsiantar memilih berdasarkan agama yang di anut serta menonjolnya calon di bidang syiar-syiar agama misalnya calon aktif di pengajian, selalu memberikan bantuan ke pengajian-pengajian sebelum tahun pemilihan caleg sehingga ketika mencalonkan dengan mudahnya beliau menjadi pemenang. Ini pernah terjadi di daerah Karangsari Kabupaten Simalungun. Saya pun menyadari sebagai masyarakat Pematangsiantar banyak penduduk yang menerima money politic tetapi tidak memilih calon tersebut seperti kejadian di daerah kelurahan Sipinggol-pinggol Pematangsiantar banyak masyarakat disana, menerima uang tanpa memilih calon yang memberikan uang. 26 25 Hasil wawancara dengan Sekjen Partai Golkar mengenai kekalahan dalam Pileg. 26 Hasil wawancara dengan Sekjen Partai Golkar mengenai kekalahan dalam Pileg. Tetapi beda lubuk beda ikannya karena iklim money politik sudah menjamur disiantar Universitas Sumatera Utara sedangkan di simalungun masih bersifat kekeluargaan hasil rekayasa orde baru dalam hal perkebunan. \ Universitas Sumatera Utara

BAB IV POLA KADERISASI PARTAI GOLONGAN KARYA PEMATANGSIANTAR

Kader Partai Golkar adalah anggota Partai Golkar yang merupakan tenaga inti, pemikir, pembawa gagasan, penggerak dan pelaksana tugas organisasi yang dipersiapkan menjadi pemimpin di segala bidang, yang pendidikan dan pelatihannya diatur dalam rencana induk kaderisasi Partai Golkar. Kompetensi yang dimiliki oleh setiap kader Partai Golkar dibentuk dan dibina agar memiliki komitmen terhadap ideologi, cita-cita perjuangan organisasi, bertanggungjawab dalam mengembangkan dan membentengi organisasi. Secara teknis kader Partai Golkar dibentuk untuk memiliki kepemimpinan, kemandirian dan popularitas. Dalam Partai Golkar, kader-kader partai dikelompokkan menjadi beberapa kelompok. Pengelompokan kader ini, dilakukan untuk mempermudah proses pengumpulan aspirasi masyarakat. Secara umum kader Partai Golkar dikelompokkan menjadi lima yaitu: Kader Penggerak Partai, Kader Fungsional, Kader Teritorial Kelurahan, Kader Penggerak Pemerintahan dan Kader Penggalang. Setiap kelompok kader tersebut memiliki tugas tersendiri. Secara umum, tugas-tugas kader itu bertujuan demi tercapainya cita-cita Partai Golkar. Dalam perjalanannya, kebijakan dan strategi pengkaderan Partai Golkar mengalami modifikasi, penyesuian dan pengembangan sesuai dengan konteks sosial yang dihadapi. Universitas Sumatera Utara Setiap kelompok kader tersebut memiliki tugas tersendiri. Secara umum, tugas- tugas kader itu bertujuan demi tercapainya cita-cita Partai Golkar. Dalam perjalanannya, kebijakan dan strategi pengkaderan Partai Golkar mengalami modifikasi, penyesuian dan pengembangan sesuai dengan konteks sosial yang dihadapi. Sistem kaderisasi yang dilakukan oleh partai Golkar di Kotamadya Pematangsiantar menggunakan sistem Bottom Up usulan dari bawah dengan metode yang digunakan adalah diskusi dan penyajian materi. Maksudnya di sini partai Golkar dalam melakukan kaderisasi lebih mengedepankan kader-kader dari tingkat kelurahan atau desa atau yang lebih dikenal sebagai Karakterdes Kaderisasi Tingkat Desa, karena desa atau kelurahan adalah ujung tombak partai dalam menjalankan kegiatan- kegiatan partai khususnya kaderisasi. Kader ini dicetak untuk meneruskan perjuangan organisasi dengan tetap mengacu pada program kerja dan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Partai Golkar. Menjadi seorang kader harus melalui tahapan-tahapan kaderisasi yaitu 1 Mengikuti pelatihan yang diselenggarakan oleh partai politik 2 Memegang suatu jabatan didalam susunan kepengurusan partai politik. 3 Menjalankan tugas-tugas serta tanggung jawab yang diberikan partai politik. Ketiga tahapan dilakukan untuk pengembangan diri dari setiap kader yang nantinya akan menjadi leader ditengah-tengah masyarakat. Universitas Sumatera Utara A. Kegiatan Pendidikan dan Pelatihan Partai Golkar Kota Pematangsiantar Sebagai Partai Politik, Partai Golkar berkewajiban untuk menyerap, menyalurkan, dan memperjuangkan aspirasi masyarakat, melakukan rekrutmen politik dan mengembangkan kepemimpinan yang diabdikan bagi kepentingan organisasi, maupun kepentingan masyarakat, bangsa dan Negara. Guna menciptakan organisasi yang demikian, maka pengembangan sumber daya manusia perlu ditingkatkan. Hal ini sepenuhnya ditujukan untuk menopang keberadaan Partai Golkar sebagai organisasi social politik yang handal dalam kurun waktu yang panjang dan oleh karena itu Partai Golkar dituntut untuk menyediakan kelompok kader pada semua strata organisasi yang memiliki keahlian profesional, kemampuan intelektual, kepekaan social yang tinggi, serta keterampilan operasional sesuai kedudukan dan tantangan, baik dalam ljngkup local, regional, nasional, maupun global. Kader Partai Golkar merupakan inti, pemikir, pembawa gagasan, dan pelaksana yang tangguh, serta harus mempunyai kemampuanyang dapat diandalkan, sehingga dapat melaksanakan tugas-tugas yang berat, memecahkan permasalahan, mampu melaksanakan kegiatan kongkret dan mampu menghasilkan presentasi kerja yang maksimal. Upaya kaderisasi Partai Golkar Kota Pematangsiantar dapat dikatakan tidak berjalan maksimal. Salah satunya adalah database tidak menyesuaikan perkembangan secara berkala. Hal ini menyebabkan sulit mengetahui perkembangan kader-kader Partai Golkar. Selain itu, rendahnya frekuensi pelaksanaan diklat yang berbasis Universitas Sumatera Utara kaderisasi turut membuktikan belum berjalannya upaya kaderisasi secara optimal sehingga terkesan bahwasanya Golkar Siantar melengkapi Program Kerja Partai. Diklat merupakan salah satu bagian penting dari proses kaderisasi yang turut menentukan kapasitas dan kemampuan kader. Pada dasarnya diklat dilaksanakan secara berkala minimal setahun sekali. Setiap diklat itu dilakukan secara berkelanjutan dan tidak berhenti pada satu tahap saja. Setiap agenda yang diperjuangkan oleh Partai Golkar dilaksanakan secara terus- menerus karena proses kaderisasi dalam Partai Golkar merupakan proses yang berjangka panjang untuk meningkatkan kualitas kader-kader secara menyeluruh. Proses kaderisasi yang berjangka panjang membutuhkan keseriusan pengurus untuk merancang dan melaksanakan kegiatan-kegiatan yang menunjang kaderisasi. Kurang diperhatikannya kegiatan yang berorientasi pada pendidikan kader mengakibatkan sulitnya untuk menemukan kader yang memiliki loyalitas terhadap Partai Golkar. Hal ini akan berdampak pada citra Partai Golkar di masyarakat. Diketahui bahwa tahun 2011 merupakan tahun kaderisasi Partai Golkar yang mana menunjukkan bahwa kegiatan-kegiatan diklat menunjang proses kaderisasi dilakukan berkesinambungan untuk membentuk kader-kader potensial dalam menghadapi pemilu legislatif 2014. Namun, DPD Partai Golkar Kota Pematangsiantar kurang memperhatikan pelaksanaan diklat sebagai tahap awal kaderisasi untuk membentuk kader-kader. Universitas Sumatera Utara Selain itu, berbagai faktor penghambat lainnya seperti dana, kesibukan pengurus dan agenda partai menjadikan pelaksanaan diklat hanya diklaksanakan pada tahun 2012. Semua anggota wajib mengikuti pendidikan-pendidikan yang diadakan pengurus. Setelah pendidikan selesai, anggota dapat dikelompokkan sesuai dengan kemampuan masing-masing. Proses seleksi yang dilakukan pengurus terhadap anggota- anggota Partai Golkar dengan menilai keaktifan seseorang dalam mengikuti pendidikan yang diadakan oleh Partai Golkar. Dalam proses seleksi, kemampuan kader bukanlah satu-satunya penentu. Adanya penilaian dari pengurus lebih menentukan posisi kader tersebut. Meskipun demikian, proses seleksi tidak mutlak dilaksanakan. Proses seleksi yang telah diciptakan dan dilaksanakan oleh Partai Golkar tidak sepenuhnya menjadi langkah-langkah yang harus dilewati oleh semua kader Partai Golkar. Kedekatan kader dengan pengurus inti baik satu level maupun dengan level yang lebih tinggi turut mempengaruhi proses seleksi kader. Kader yang memiliki kedekatan dengan pengurus mempunyai peluang yang lebih besar untuk mengikuti kegiatan-kegiatan yang belum tentu sesuai dengan kapasitasnya. B. Pelaksanaan Sistem Kaderisasi Partai Golkar Kota Pematangsiantar Partai Golkar dalam melaksanakan fungsi pendidikan politik menempatkan proses kaderisasi sebagai bagian utama aktivitas organisasi. Kesadaran ini dibangun atas suatu harapan bahwa proses pengkaderan yang mantap akan melahirkan kader Universitas Sumatera Utara yang berkualitas dalam jumlah yang memadai, sehingga mampu mendorong dinamika Partai Golkar dalam melaksanakan program, menuju pencapaian tujuan partai. Tantangan yang mengemuka dalam dinamika politik dewasa ini yang dihadapi Partai Golkar adalah bagaimana Partai Golkar dapat melakukan kegiatan kaderisasi dan pelatihan secara terencana, berkesinambungan, terintegrasi, mencakup seluruh jenis dan jenjang pengkaderan dan pelatihan yang dapat menjangkau semua semua jenjang organisasi dan mampu mencapai target yang ditetapkan. Proses kaderisasi yang dijalankan Partai Golkar Kota Pematangsiantar secara internal meliputi tiga kategori pengkaderan yaitu: 1. Pengkaderan umum Pengkaderan umum merupakan pengkaderan politik yang bersifat structural maupun fungsional. Pengkaderan yang bersifat structural adalah pengkaderan yang dilakukan ditingkat KabupatenKota, Tingkat Provinsi, dan Tingkat Nasional, yang pelaksanaannya dilaksanakan oleh Lemabga Pengelola Kaderisasi LPK Partai Golkar sesuai dengan tingkatannya. Sedangkan pengkaderan yang bersifat fungsional adalah perkaderan yang diikuti oleh kelompok-kelompok fungsional berdasarkan pengelompokan strategis pemuda, perempuan, pengusaha, toko agama, tani, nelayan, cendekiawan, pendidik, pers, pekerja, senimanbudayawan, yang pelaksanaannya dilakukan oleh sekelompok strategis yang bersangkutan bekerja sama dengan LPK sesuai dengan tingkatannya. Pengkaderan ini ditujukan untuk kader madya. Yaitu kader penggalang dan kader fungsional. Universitas Sumatera Utara Salah satu bentuk pengkaderan umum yang telah dilaksanakan Partai Golkar adalah konsolidasi. Kegiatan ini diikuti oleh pengurus Partai Golkar Kota Pematangsiantar dan kader-kader tingkat kelurahan se- Kecamatan. Namun dalam pelaksanaannya, kegiatan konsolidasi tidak lagi sesuai dengan konsep. Kegiatan tersebut tidak berjalan sesuai tujuannya dan materi yang seharusnya. Minimnya kegiatan kaderisasi yang dilaksanakan dan ditambah lagi tidak sesuai konsep yang seharusnya menjadikan sistem kaderisasi pada Partai Golkar Kota Pematangsiantar macet. Kegiatan konsolidasi merupakan bagian pendukung dalam sistem kaderisasi untuk membentuk kader-kader profesional yang nantinya akan menduduki jabatan strategis dalam pemerintahan. Kegiatan konsolidasi politik Partai Golkar belum berjalan secara berkesinambungan dan terintegrasi untuk mencapai target yang ditetapkan. Kader-kader tersebut lebih mementingkan kepentingan pribadinya daripada pencapaian tujuan dan cita-citaPartai Golkar. Selain daripada itu banyaknya agenda kerja partai Golkar atau Program- Program yang di buat memang dilaksanakan hanya berbentuk ceremonial saja sehingga lebih terkesan dan terstigma “ yang penting di buat daripada diam” padahal esensi kegiatannya tidak menyentuh dengan tujuan Partai.Pembutan kegiatan pun kadang berbarengan dengan kepentingan politik yakni pada saat tahun-tahun yang berdekatan dengan Pemilihan Caleg, Pemilihan Pilkada, dan Pemilihan Presiden . Universitas Sumatera Utara gambar 4 Karakterdes PG Siantar Di Siantar Marihat 2. Pengkaderan Khusus Pengkaderan khusus adalah pengkaderan yang diselenggarakan oleh partai yang ditujukan kepada kader-kader yang akan dan atau sedang menduduki posisi- posisi tertentu jabatan politik pada legislatif, eksekutif, maupun jabatan-jabatan fungsional kemasyarakatan lainnya dalam rangka melaksanakan tugas untuk mencapai tujuan partai yang dilaksanakan oleh LPK sesuai dengan tingkatannya. Peserta pengkaderan khusus di semua tingkatan ditetapkan sebagai berikut: • Telah mengikuti pengkaderan umum. • Diusulkan oleh Pimpinan Partai sesuai dengan tingkatannya. Pengkaderan ini ditujukan untuk kader calon politisi, yaitu kader pemerintahandan kader penggerak partai.Pengkaderan khusus yang telah Universitas Sumatera Utara dilaksanakan Partai Golkar Kota Pematangsiantar adalah Orientasi Fungsionaris yang bertujuan dalam membentuk kecakapan dan militansi kader Pemilu 2014 dan Partai Golkar membutuhkan pemimpin yang handal. Dasar pemikiran diadakannya pelatihan kader ini adalah untuk menghadapi Pemilihan Legislatif tahun 2014, dimana Partai Golkar membutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas untuk kompetisi politik pada 2014 mendatang. Orientasi Fungsionaris adalah forum untuk memahami dan mampu menjelaskan Hasil Munas, Hasil Rapimnas, Hasil Rakornas, JUKLAK, Peraturan Organisasi dan sikap-sikap kebijakan partai sebagai langkah- langkah strategis mencapai tujuan partai. Fungsionaris adalah duta-duta partai di tengah-tengahmasyarakat. Kegiatan Orientasi Fungsionaris dilaksanakan untuk membentuk kader yang siap mengikuti Pemilu Legislatif 2014. Kegiatan ini diikuti oleh kader-kader yang memiliki ambisi untuk maju sebagai calon wakil rakyat dengan membawa tujuan dan cita-cita Partai Golkar. Manfaat yang didapat oleh peserta setelah mengikuti orientasi fungsionaris akan membantunya menghadapi Pemilu Legislatif 2014. Melihat peranan yang sangat vital bagi kader untuk menjalankan roda organisasi partai, Partai Golkar harus dapat melakukan kegiatan pengkaderan secara terencana, berkesinambungan, terintegrasi, dan mencakup seluruh jenis dan jenjang pengkaderan yang dapat menjangkau semua jenjang organisasi dan mampu mencapai target yang ditetapkan. Proses kaderisasi merupakan hal penting dalam menciptakan Universitas Sumatera Utara kader-kader yang berkualitas dan loyal sehingga dapat memperkuat basis partai di tengah masyarakat serta tetap menjaga keberadaan partai. Orientasi Fungsionaris yang seharusnya menjadi landasan bagi kader-kader yang akan menduduki jabatan legislatif tidak lagi disesuaikan dengan kapabilitasnya. Faktor- faktor lain diluar kapabilitas dan loyalitas kader jauh lebih mempengaruhi kesempatan yang dimiliki untuk menjadi calon legislatif dari Partai Golkar. Dalam hal ini dapatdikatakan bahwa Orientasi Fungsionaris bukanlah lagi syarat utama bagi kader potensial untuk maju dalam pemilihan legislatif. Secara umum calon legislatif yang diusung Partai Golkar pada Pemilu Legislatif 2014 telah memenuhi syarat tersebut. Tetapi masih ditemukan kader-kader yang kurang memiliki loyalitas terhadap partai. gambar 5 Peresmian Orientasi Fungsionaris Adanya kader-kader yang kurang kompeten akan mengurangi peluang Partai Golkar untuk menang dan menurunkan citra Partai Golkar dimasyarakat. Selain itu, Universitas Sumatera Utara kader yang kurang berkompeten akan menyebabkan kemunduran secara bertahap pada Partai Golkar. Kader-kader tersebut hanya akan melakukan kegiatan-kegiatan yang membawa keuntungan bagi dirinya. Hal ini akan menyebabkan eksistensi Partai Golkar ditengah masyarakat mengalami penurunan. 3. Pengkaderan Teritorial Kelurahan Pengkaderan territorial Kelurahan merupakan pengkaderan yang dilakukan oleh partai di tingkat Kelurahan dalam rangka memperluas basis massa. Untuk pengkaderan territorial Kelurahan pesertanya adalah sebagai berikut:  Anggota, simpatisan Partai Golkar yang berdomisili di Kelurahan  Berusia sekurang-kurangnya 17 tahun atau telah menikah Pengkaderan ini ditujukan untuk kader pemula, yaitu: Kader teritorial kelurahan. Dalam Buku Materi Pendidikan Dan Latihan Kader Penggerak Teritorial Desa, pengkaderan teritorial kelurahan dilaksanakan secara reguler dalam jangka waktu tertentu. Pengkaderan teritorial kelurahan merupakan tahap awal bagi kader- kader untuk menjadi kader profesional Partai Golkar. Namun, saat ini kegiatan pengkaderan di tingkat kelurahan belum berjalan lancer seperti yang di harapkan semestinya. Universitas Sumatera Utara gambar 6 Pelantikan Pengurus POKKAR kelurahan toba dan kelurahn Kristen Belum berjalannya secara efektif pengkaderan tertorial kelurahan pada Partai Golkar Kota Pematangsiantar menandakan terjadinya kemandekan pada sistem kaderisasi Partai Golkar Kota Pematangsiantar. Pengkaderan teritorial kelurahan yang merupakan langkah awal bagi kader untuk mulai mengenal dan memahami Partai Golkar. Sehingga, kebijakan- kebijakan Partai hanya bersifat secara umum berlaku pada kader-kader yang ada pada level Kota tidak mencakup kader-kader yang ada pada tingkat kelurahan. Proses pengkaderan Partai Golkar melibatkan kader atau anggota partai dan peserta pengkaderan sesuai dengan jenis pengkaderan Partai Golkar. Dalam proses menciptakan Partai Golkar yang mampu menyerap, menyalurkan dan Universitas Sumatera Utara memperjuangkan aspirasi masyarakat maka pengembangan sumber daya manusia terus ditingkatkan. Namun, Partai Golkar belum mampu untuk menyediakan kelompok kader pada semua tingkatan organisasi, ditambah lagi kader-kader tersebut masih banyak yang belum memiliki tanggungjawab dan kesetiaan yang tinggi. Maka dari itu, pendidikan politik yang terukur dan terarah sesuai dengan klasifikasi yang ditentukan berperan dalam mempersiapkan kader-kader partai. Adapun tujuan kaderisasi Partai Golkar yaitu menjaga kesinambungan partai, terjadi regenerasi yang alamiah dan menghasilkan kader yang militan, kompeten dan displin masih jauh dari harapan. Hal ini disebabkan prosesnya mencederai esensi, kegiatan Partai Golkar berjalan karena mau mendekati tahun pemilihan legislative dan Presiden. 4. Pengkaderan Instan Pengakaderan instan ini merupakan seorang kader yang menjalankan organisasi tanpa mengikuti proses pengkaderan yang semestinya. Saya mencontohkan seorang anak Ketua Partai bisa dengan gampangnya mendapatkan jabatan strategi di tubuh Partai walaupun pada dasarnya anak tersebut tidak memilki kemampuan dalam hal manajerial partai tersebut. Selain daripada itu bisa dikatakan juga rekomendasi dari pemimpin atau orang-orang kepengurusan partai bisa menjadikan masyarakat biasa menjadi kader partai tingkat Kotamadya pematangsiantar tanpa mengikuti jenjang pengkaderan. Universitas Sumatera Utara Rekomendasi Kader Rekomendasi merupakan memberitahukan kepada seseorang atau lebih bahwa sesuatu yang dapat dipercaya, dapat juga merekomendasikan diartikan sebagai menyarankan, mengajak untuk bergabung, menganjurkan suatu bentuk perintah. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Rekomendasi Diartikan sebagai berikut : rekomendasi artinya adalah saran yg menganjurkan membenarkan, menguatkan. Rekomendasi Kader adalah menyarankan kepada partai untuk menerima usulan. Pada Partai Golongan Karya kader bisa direkomendasikan sehingga tanpa melalui yang namanya proses pengkaderan. Seperti kejadian yang di lakukan oleh S. Saragih yang pernah menjabat keteua DPRD Pematang Siantar meemberikan rekomendasi kepada ketua umum untuk memasukkan sanak saudaranya menjadi pengurus partai Golkar hal ini di sampaikan langsung oleh J. Purba Seorang pengurus Golkar Pematangsiantar . Universitas Sumatera Utara Gambar 7 : Pola Kaderisasi Partai Golkar Siantar Kader Instan KaderInstan Keterangan Gambar : bahwasanya kaderiasi bersifat Bottom Up dimana kader di cetak dari tingkat kelurahan, setelah mengikuti diklat pengkaderan, kader inilah yang nanti akan di angkat menjadi pengurus di tingkat kecamatan, setelah menjalani proses pengakderan di tingkat kecamatan kader tersebut bisa di gunakan oleh Ketua PARTAI GOLKAR PEMATANGSIANTAR PARTAI GOLKAR KECAMATAN PARTAI GOLKAR KELURAHAN MASYARKAT PEMTANGSIANTAR CALON AGGOTA LEGISLATIF KADER Universitas Sumatera Utara terpilih mengisi kepengurusan di tingkat kota. Selain daripada itu awalnya kader yang ingin di hasilkan akan berguna bagi masyarakat Proses pencalonan Legislatif juga bisa di ambil dari kader yang minimal telah menjalani proses pengkaderan selama 10 tahun, bisa juga di ambil langsung dari masyarakat yang memilki kemampuan, karakteristik serta figure yang dibutuhkan oleh Partai Golkar. Universitas Sumatera Utara

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan