Penjaringan Bakal Calon Legislatif partai Golkar

Gambar 3 : Skema Kerangka Berpikir Mengenai Dana Partai

3.2.5 Penjaringan Bakal Calon Legislatif partai Golkar

Dalam proses penjaringan ini, merupakan langkah awal yang dilakukan Partai Golkar untuk menentukan Calon Anggota Legislatif partai Golkar pada Pemilu. Dimana partai golkar melakukan penjaringan beberapa kadernya atau pun maupun di luar kader partai Golkar, yang dianggap pantas dan layak untuk duduk mewakili masyarakat Pematangsiantar dalam meraih kursi di Parlemen atau Legislatif. Proses penjaringan dalam partai golkar didasarkan pada mekanisme dua pintu. Pengelolaan Keuangan dan Dana Kampanye Partai Golkar Kota Pematangsiantar Pemilu Legislatif ADART Partai dan Peraturan Organisasi Partai UU No 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik dan UU No 10 Tahun 2008 tentang pemilu Universitas Sumatera Utara Yang dikatakan mekanisme dua pintu, yakni ada dua akses untuk menjadi caleg partai golkar. Pertama caleg yang ditampilkan oleh Partai Golkar adalah kader yang berasal dari internal partai Golkar, dimana kader ini harus memiliki kriteria sebagai seorang pemimpin dan kemampuan untuk bertarung dalam Pemilu yakni sekitar 70 dari komposisi Caleg. Kedua, Caleg partai Golkar berasal dari luar partai Golkar yaitu sekitar 30 dari komposisi Caleg yang ada. Caleg di luar internal atau kader Golkar ini merupakan tokoh tokoh masyarakat yang dianggap Partai memiliki pengaruh yang sangat kuat ditengah masyarakat sehingga berpeluang besar untuk mendapatkan kursi. Dengan proses ini, dengan sendirinya Golkar memperlihatkan bahwa partai ini sangat terbuka bagi masyarakat untuk berproses dalam kompetisi politik, dengan tanpa meninggalkan sisi popularitas, integritas, dan elektabilitas seorang Calon Legislatif dari partai Golkar di tengah-tengah masyarakat inilah bentuk ideal kaderisasi partai Golkar. Akan tetapi open rekruitmen dalam penetapan calon legislative dengan nomor urut calon di Golkar Pematangsiantar mengalami mekanisme yang tidak tertulis pada pola kaderisasi dan menyimpang dari ranah kata idalitas, kronologi di lapangan seperti: Menurut S. Saragih seseorang kader partai golkar ketika mengambil nomor urut calon legislative partai Golkar telah menetapkan budgetdana bagi masyarakat Universitas Sumatera Utara yang ingin menj di calon legislative, ini juga berlaku bagi kader partai yang ingin menjadi calon legislative akan tetapi jika kader partai ingin jadi calon maka bisa dinegosiasikan dengan ketua Golkar yang menjabat. Besaran dana untuk mengambil nomor urut 1 berkisar ratusan juta dan jika calon adalah kader partai yang berada di pengurusan partai berlaku hak perogatif ketua umum golkar yang menjabat. Jadi jika mau jadi calon lebih baik dekatin dulu ketua umum baru bisa dengan mudah menjadi caleg. Kejadian ini seperti hasil wawancara saya dengan seorang caleg tokoh masyarakat seperti Ben silalahi ia mendapatkan nomor urut satu di Daerah pemilihan 3, padahal bapak Ben bukan merupakan kader partai, akan tetapi dengan dana berkisar 150 juta ia bisa mendapatkan nomor urut satu. 22 1. Pendaftaran bakal Calon Legislatif Penetapan Bakal Calon Anggota Legislatif partai Golkar Penetapan Bakal Calon Anggota Legislatif dari Partai Golkar Kotamdya Pematangsiantar, meliputi: 2. Verifikasi bakal Calon Legislatif 3. Penetapan Bakal Calon menjadi Calon Legislatif partai Golkar 4. Penentuan Daerah Pemilihan Calon Legislatif 5. Penetapan nomor Urut Calon Legislatif 22 Wawancara langsung dengan kader partai dan calon legislative dari masyarakat Universitas Sumatera Utara Penentuan Daerah Pemilihan seorang calon legislatif dianggap begitu penting dalam proses ini, karena masing-masing caleg yang akan ditampilkan kepada masyarakat, tentu memiliki pengaruh yang berbeda di setiap daerah. Sehingga penempatan seorang Caleg harus memperhitungkan basis dukungan real kepada Caleg tersebut, agar seorang Caleg tidak sia-sia bertarung dalam Pemilu yang tentunya menguras begitu banyak energi, pemikiran, bahkan capital. Maka dengan ketepatan dalam menentukan derah pemilihan, Partai dan Caleg memiliki peluang besar untuk mendapatkan kursi dari pencalonan Caleg tersebut. Maka, oleh sebab itu seorang Caleg harus ditempatkan ke dalam daerah yang diyakini menjadi daerah potensi lumbung suaranya. Dalam hal ini, yang dilakukan Partai Golkar untuk menempatkan kadernya di satu daerah Pemilihan adalah dengan metode survei, yang dilakukan oleh Konsultan Politik Internal Partai Golkar, yang selama ini kredebilitasnya masih sangat diakui dengan perhitungan yang begitu cermat, untuk mengukur peluang partai Golkar.

3.2.6 Politik Uang dalam Pemilu