32 4.
Untuk menguji apakah penambahan Plumbum asetat sudah cukup ditetesi dengan larutan Na
2
HPO
4
10 . Bila timbul endapan putih menandakan penambahan plumbum asetat telah cukup.
5. Kemudian beaker gelas dipenuhi dengan aquadest 250 ml.
6. Dikocok dan dibiarkan selama kurang lebih 30 menit, selanjutnya disaring
dengan kertas saring 7.
Diperoleh Filtrat A. 8.
Dilakukan titrasi blanko.
3.3.4 Titrasi Blanko
1. Dipipet 25 ml aquadest, 25 ml larutan Luff Schroll dan dimasukkan
beberapa butir batu didih ke dalam erlenmeyer 300 ml. 2.
Dipanaskan sampai mendidih dan dibiarkan terus selama 10 menit dengan nyala api kecil.
3. Setelah dingin ditambahkan 15 ml KI 20 dan 25 ml H
2
SO
4
25 ditambahkan dengan hati-hati.
4. Dititer dengan larutan Na
2
S
2
O
3
sebagai indikator larutan kanji 0,5. Misalnya: Thiosulfat yang terpakai b ml.
3.3.5 Menghitung Kadar Gula Reduksi Sebelum Inversi
1. Dipipet 10 ml filtrat A, kemudian dimasukkan ke dalam erlenmeyer 250
ml bertutup dan ditambahkan 15 ml aquadest, 25 ml larutan luff dan beberapa butir batu didih.
2. Dipanaskan sampai mendidih dan dibiarkan terus selama 10 menit
dengan nyala api kecil. 3.
Setelah dingin ditambahkan 15 ml KI 20 dan 25 ml H
2
SO
4
25 risditambahkan dengan hati-hati.
4. Dititer dengan larutan Na
2
S
2
O
3
sebagai indicator larutan kanji 0,5 Misalnya : Thiosulfat terpakgai a ml
Perhitungan : b-a ml Thiosulfat 0,01 N, kemudian dikonversikan dengan menggunakan tabel.
Universitas Sumatera Utara
33
X 100
x contoh
mg n
pengencera x
reduksi gula
mgr inversi
sebelum gula
Kadar =
=
3.3.6 Menghitung Gula Reduksi Sesudah Inversi
1. Dipipet 25 ml filtrat A, dimasukkan ke dalam labu ukur 100 ml.
2. Ditambahkan 5 ml HCl 25 , dipanaskan diatas penangas air pada suhu
70
o
C selama 10 menit agar terjadi inverse. 3.
Kemudian didinginkan, lalu kelebihan HCl 25 dinetralkan dengan indicator phenolphthalein.
4. Kemudian ditambahkan aquadest hingga tanda garis 100 ml dan
dikocok. 5.
Dipipet 10 ml ke dalam erlenmeyer, dan ditambahkan 25 ml larutan luff dan air 15 ml lalu di kocok.
6. Dipanaskan dan dibiarkan mendidih selama 10 menit dengan nyala api
kecil. 7.
Kemudian didingankan dengan pendingin es. 8.
Setelah dingin ditambahkan 15 ml KI 20 dan 25 ml H
2
SO
4
25 ditambahkan dengan hati-hati.
9. Lalu dititer dengan larutan Na
2
S
2
O
3
0,01 N dengan indicator larutan kanji
Misalnya : Thiosulfat terpakai c ml Perhitungan : b-c ml thiosulfat 0,01 N, kemudian dikonversikan
dengan menggunakan tabel.
Y 100
x contoh
mg n
pengencera x
reduksi gula
mgr inversi
setelah gula
Kadar =
=
Setelah diketahui gula reduksi yang dihasilkan dari hidrolisa sukrosa maka dapat dihitung jumlah sukrosa yaitu dengan mengalikan
dengan satu faktor yang diperoleh dari perbandingan berat molekul BM sukrosa dengan BM dua molekul gula reduksi.
0,95 180
x 2
342 x
reduksi gula
BM 2
sukrosa BM
Konversi Faktor
= =
Kadar sukrosa = kadar gula sesudah inverse – kadar gula sebelum inversi x 0,95.
Universitas Sumatera Utara
34 Tabel 3.1 Penetapan kandungan gula inversi menurut Luff Schoorl [3]
Na
2
S
2
O
3
0,1 N ml Glukosa, fruktosa
Gulainversi mg Laktosa mg
Maltosa mg
1 2,4
3,6 3,9
2 4,8
7,3 7,8
3 7,2
11,0 11,7
4 9,7
14,7 15,6
5 12,2
18,4 19,6
6 14,7
22,1 23,5
7 17,2
25,8 27,5
8 19,8
29,5 31,5
9 22,4
33,2 35,5
10 25,0
37,0 39,5
11 27,6
40,8 43,5
12 30,3
44,6 47,5
13 33,0
48,6 51,6
14 35,7
52,2 55,7
15 38,5
56,0 59,8
16 41,3
59,9 63,9
17 44,2
63,8 68,0
18 47,1
67,7 72,2
19 50,0
71,1 76,5
20 53,0
75,1 80,9
21 56,0
79,8 85,4
22 59,1
83,9 90,0
23 62,2
88,0 94,6
Universitas Sumatera Utara
35
3.3.7 Analisa Kadar Air Sirup Glukosa [2]