21
i. Lokasi simpan. 8.
Harus dapat menjamin keamanan fisik dan informasi arsip yang disimpan di pusat arsip sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
9. Bertanggungjawab memelihara arsip inaktif melalui kegiatan penataan dan
penyimpanan. Pemeliharaan arsip inaktif tersebut dapat dilakukan dengan cara alih media arsip, yang dilaksanakan dalam bentuk dan media apapun
sesuai  kemajuan  teknologi  informasi  dan  komunikasi  berdasarkan ketentuan  perundang-undangan.  Alih  media  arsip  dilaksanakan  dengan
memperhatikan kondisi arsip dan nilai informasi.
10. Mengkoordinasikan  pelaksanaan  alih  media  termasuk  pemberian
autentikasi terhadap arsip hasil alih media. Autentikasi terhadap hasil alih media  ditetapkan  oleh  pimpinan  lembaga  atau  pejabat  yang  ditunjuk
olehnya.
11. Membuat  berita  acara  disertai  daftar  arsip  dinamis  yang  dialihmediakan
yang sekurang-kurangnya memuat: a. Waktu pelaksanaan;
b. Tempat pelaksanaan; c. Jenis media;
d. Jumlah arsip; e. Keterangan proses alih media yang dilakukan;
f. Pelaksana; dan g. Penandatanganan oleh pimpinan unit pengolah danatau unit kearsipan.
12. Bertanggung  jawab  membuat  daftar  arsip  dinamis  yang  dialihmediakan,
yang sekurang-kurangnya memuat informasi tentang: a. Unit pengolah;
b. Nomor urut; c. Jenis arsip;
d. Jumlah arsip; dan e. Kurun waktu.
2.4.3 Sistem Penyimpanan Arsip  Filing System
Penyimpanan  arsip  adalah  suatu  sistem  yang  ada  pada  saat  penyimpanan arsip  dengan  mempergunakan  penataan  sehingga  proses  penyimpanan  dapat
dilakukan dengan cepat bilamana sewaktu-waktu di perlukan. Karena dalam penyimpanan arsip di perlukan suatu penataan, maka tujuan
dari penataan itu adalah : 1.
Menyimpan bahan-bahan arsip atau dokumen yang masih mempunyai nilaipakai yang sewaktu-waktu di perlukan bagi pemecahan persoalan
atau proses pekerjaan.
Universitas Sumatera Utara
22
2. Menyimpan  bahan-bahan  arsip  atau  dokumen  dengan  suatu  sistem
tertentu  sehingga  apabila  diperlukan  dengan  cepat  dapat  ditemukan kembali.
3. Menjaga dan memelihara fisik arsip atau dokumen agar terhindar dari
kemungkinan rusak, terbakar dan hilang. Widjaya, A.W.1990:141.
Para  ahli  kearsipan  kelihatannya  sepakat  untuk  menyatakan  bahwa  filling system yang digunakan atau dipakai untuk kegiatan penyimpanan arsip terdiri dari
Sedarmayanti, 2003 : 70: 1.
Sistem Abjad  Alphabetical System Sistem  Abjad  adalah  salah  satu  sistem  penataan  berkas  yang
umumnya  dipergunakan  untuk  menata  berkas  yang  berurutan  dari  A sampai  Z  dengan  berpedoman  pada  peraturan  mengindeks,  yaitu
pedoman  yang  dijadikan  dasar  untuk  penyimpanan  dan  menemukan kembali  arsip  berdasarkan  abjad.  Peraturan  mengindeks  ini  dapat
digolongkan kedalam empat kategori, yaitu:
a Indeks nama orang.
b Indeks nama Badan Pemerintah atau Swasta.
c Indeks nama organisasi atau Badan Sosial dan sejenisnya.
d Indeks nama tempat atau wilayah.
Sarana yang dipergunakan pada sistem abjad ini adalah: i.
lembar petunjuk atau guides. Lembar petunjuk ini berfungsi untuk membantu  berdirinya  berkas-berkas  atau  dokumen  yang
diarsipkan dan mempermudah kita untuk melihatnya. ii.
Folder. Ada dua macam folder yaitu:
a Folder campuran atau umum.
Folder ini berisikan surat yang bersifat sementara dimana masalah atau    subjeknya hanya satu dan kurang dari lima
masalah atau perihalsubjek. b
Folder individu atau folder khusus.
Universitas Sumatera Utara
23
Folder  ini  berfungsi  untuk  memindahkan  berkas-berkas  atau surat-surat  dari  folder  umum.  Folder  individu  ini  sudah  di
khususkan  hanya  untuk  satu  macam  nama  atau  objek  saja. Selanjutnya  berkas-berkas  atau  surat-surat  disusun  secara
kronologis berdasarkan urutan tanggal. b
Kartu Tunjuk Silang. Kartu  ini  dipergunakan  untuk  mencari  judul-judul  atau  nama-
nama dari berkas-berkas atau surat-surat yang diarsipkan.
Gambar: Sistem Abjad 2.
Sistem Pokok Soal  Subject Filing System Sistem Masalah adalah salah satu sistem penataan berkas berdasarkan
kegiatan-kegiatan  yang  berkenaan  dengan  masalah-masalah  yang berhubungan dengan perusahaan yang menggunakan sistem ini. Untuk
dapat melaksanakan penataan arsip berdasarkan sistem masalah, maka harus ditentukan dahulu masalah-masalah yang pada umumnya terjadi
dalam  surat-menyurat  setiap  harinya.  Masalah-masalah  tersebut dikelompokkan  menjadi  satu  subjek  yang  disusun  dalam  suatu  daftar
yang disebut dengan “ Daftar Indeks”. Daftar Indeks yaitu suatu daftar yang  memuat  kode  dan  masalah-masalah  yang  terdapat  didalam
kantor  atau  organisasi  sebagai  pedoman  penataan  arsip  berdasarkan masalah.  Yang  harus  diperhatikan  dalam  sistem  masalah  atau  subjek
ini adalah:
Universitas Sumatera Utara
24
1. Surat harus dibaca secara cermat dan seksama.
2. Menetapkan hal secara rinci.
3. Mengindeks sesuai dengan daftar indeks.
4. Memberi kode sesuai dengan daftar indeks.
5. Penggolongan surat sesuai dengan daftar indeks.
6. Meletakkan surat dalam map atau  folder yang sesuai dengan kode
yang sudah ditetapkan dan disusun sesuai dengan umur surat
Gambar: Sistem Pokok Soal 3.
Sistem Nomor atau Angka  Numerical Filing System Sistem  Nomor  adalah  salah  satu  sistem  penataan  berkas  berdasarkan
kelompok  permasalahan  yang  kemudian  masing-masing  atau  setiap masalah  diberi  nomor  tertentu.  Sistem  nomor  yang  digunakan  dalam
penataan arsip terdiri dari: 1 Sistem Dewey.
Sistem  ini  menggunakan  angka  0  sampai  9.  Angka  yang dipergunakan  adalah  ratusan  sehingga  sistem  Dewey  dikenal  juga
sistem desimal atau persepuluhan. 2 Sistem Terminal Digital.
Sistem  Terminal  Digital  yaitu  nomor  surat  harus  sesuai  dengan kode  buku  arsip.  Dalam  buku  arsip  tercatat:  nomor  urut,  tanggal,
judulcaption  nomor  surat,  tanggal  surat  yang  difile    diarsipkan, perihal, keterangan yang diperlukan.
3 Sistem Nomor Murni.
Universitas Sumatera Utara
25
Dalam  sistem  ini  berdasarkan  pada  urutan  nama  surat  masuk menurut  catatan  harian  yang  dilakukan  oleh  bagian  penerimaan
surat.
Gambar :Sistem Nomor Atau Angka 4.
Sistem Wilayah atau Daerah  Geographical Filing System Sistem Wilayah adalah salah satu sistem penataan berkas berdasarkan
tempat,  daerah  atau  wilayah  tertentu.  Sistem  wilayah  atau  geografik memberi  informasi  kepada  perusahaan  mengenai  daerah-daerah  yang
potensial,  kurang  potensial,  atau  bahkan  sedang-sedang  saja  untuk mengembangkan  daerah  pemasaran  untuk  produk  perusahaan  yang
bersangkutan.
Gambar: Sistem Wilayah atau Daerah
Universitas Sumatera Utara
26
5. Sistem Tanggal Choronological Filing System
Sistem  tanggal  adalah  salah  satu  sistem  penataan  berkas  berdasarkan urutan  tanggal,  bulan  dan  tahun  yang  mana  pada  umumnya  tanggal
dijadikan pedoman termaksud diperhatikan dari datangnya surat. Surat atau  berkas  yang  datang  paling  akhir  ditempatkan  dibagian  paling
akhir pula. Sarana yang digunakan adalah Buku Agenda, Laci Guide, Folder map dan Kartu Indeks.
Gambar : Sistem Tanggal
2.5 Temu Kembali Arsip