28
3. Penggunaan bahan pencegah kerusakan arsip
Salah satunya dengan meletakkan kamper di tempat penyimpanan, atau melakukan penyemprotan bahan kimia secara berlanjut.
4. Kebersihan
Arsip  harus  selalu  dibersihkan  dan  dijaga  dari  noda  karat  dan gangguan serangga.
b Tujuan Pemeliharaan
Adapun tujuan pemeliharaan arsip adalah : 1.
Untuk  menjamin  keamanan  dari  penyimpanan  arsip  itu  sendiri. Dengan  demikian  setiap  penanggungjawab  kearsipan  harus
melakukan  pengawasan  apakah  suatu  arsip  itu  sudah  tersimpan pada tempat yang seharusnya.
2. Agar
penanggungjawab kearsipan
dapat mengetahui
dan mengawasi  apakah  suatu  arsip  telah  diproses  menurut  prosedur
yang seharusnya. c
Pencegahan Kerusakan Ada beberapa cara untuk mencegah kerusakan pada arsip, antara lain :
1. Penggunaan Air Conditioner AC
Agar  kelembapan  dan  kebersihan  udara  dalam  ruangan penyimpanan dapat diatur dengan baik.
2. Fumigasi
Merupakan  penyemprotan  bahan  kimia  untuk  mencegah  atau membasmi serangga atau bakteri.
3. Restorasi Arsip
Yaitu  memperbaiki  arsip-arsip  yang  telah  rusak,  sehingga  dapat digunakan kembali dalam waktu yang lebih lama lagi.
Teknik restorasi ada 2 cara, yaitu :
i. Tradisional
Yaitu  dengan  cara  melapiskan  kertas  “handmade”  dan “chiffon”.
ii. Laminasi
Yaitu pekerjaan menutup arsip diantara dua lembar plastik. iii.
Mikrofilm Merupakan suatu proses fotografi,  dimana  arsip direkam pada
film  dalam  ukuran  yang  diperkecil  untuk  memudahkan penyimpanan dan penggunaan.
2.7 Penyusutan Arsip
Tidak  semua  arsip  harus  disimpan  terus-menerus  karena  ada  sebagian arsip yang harus dipindahkan dan dimusnahkan. Penyusutan arsip adalah kegiatan
mengurangi  volume  arsip  dari  satu  tempat  penyimpanannya  baik  dengan  cara memindahkan  sebagian  arsip  ke  tempat  lain,  memusnahkannya  maupun
menyerahkannya ke kantor arsip daerah. Menurut  Barthos  2009,  101  “penyusutan  arsip  adalah  kegiatan
pengurangan  arsip  dengan  cara:  a  memindahkan  arsip  inaktif  dari  Unit
Universitas Sumatera Utara
29
Kearsipan  dalam  lingkungan  lembaga-lembaga  Negara  atau  badan  Pemerintahan masing-masing;  b  memusnahkan  arsip  sesuai dengan  ketentuan-ketentuan  yang
berlaku; c menyerahkan asip statis oleh Unit Kearsipan kepada Ar sip Nasional”.
Menurut Sedarmayanti 2003,  105 ada  2 macam penyusutan  adalah : a metode berkala, merupakan suatu mode penyusutan yang dilakukan dalam jangka
waktu  tertentu,  setelah  masa  penimpanan  yang  telah  berakhir,  maka  arsip  aktif disusutkan sekaligus pada periode tersebut  metode berkala 1 kali dalam jangka
waktu tertentu, metodeberkala 2 alam jangka waktu tertentu, metode berkala atas dasar  waktu  minimum-maksimum;  b  metode  berulang-ulang  terus-menerus,
merupakan  suatu  metode  penyusutan  yang  dilakukan  secara  langsung,  tanpa menunggu periode tertentu.
Dari uraian diatas dapat diketahui bahwa penyusutan arsip sangat penting di  dalam  suatu  organisasi  karena  bertujuan  untuk  mengurangi  terjadinya
tumpukan arsip yang sudah tidak bernilai guna lagi di lemari penyimpanan.
2.8 Jadwal Retensi Arsip
Jadwal  Retensi  Arsip  JRA  adalah  suatu  daftar  yang  memuat kebijaksanaan seberapa jauh sekelompok arsip dapat disimpan atau dimusnahkan.
Penentuan  JRA  ditentukan  atas  dasar  nilai  kegunaan  tiap-tiap  berkas
Sedarmayanti, 2003 : 103.
Menurut  Sedarmayanti  Jadwal  Retensi  Arsip  JRA  merupakan  suatu daftar yang menunjukkan :
1. Lamanya masing-masing arsip disimpan pada file arsip aktif, sebelum
dipindahkan ke pusat penyimpanan arsip; 2.
Jangka waktu
penyimpanan masing-masing
arsip sebelun
dimusnahkan ataupun dipindahkan ke Arsip Nasional. Menurut  Sedarmayanti  dalam  bukunya  Tata  Kearsipan  Dengan
Memanfaatkan Teknologi Modren menyatakan bahwa tujuan JRA : a Untuk memisahkan antara arsip aktif dengan arsip in-aktif
b Memudahkan penyimpanan dan penemuan kembali arsip aktif c Menghemat ruangan, perlengkapan dan biaya
d Menjamin pemeliharaan arsip in-aktif yang bersifat permanen e Memudahkan pemindahan arsip ke Arsip Nasional
Universitas Sumatera Utara
6
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Setiap  kegiatan  administrasi  yang  dilaksanakan  akan  menghasilkan  suatu arsip, dengan terus berlangsungnya kegiatan administrasi maka volume arsip pada
suatu  organisasi  semakin  hari  akan  semakin  bertambah.  Dengan  bertambahnya arsip,  jika  tidak  dikendalikan  maka  arsip  itu  tidak  akan  mempunyai  nilai  guna,
sehingga hanya merupakan tumpukan kertas yang tidak ada manfaatnya dan tidak dapat  memberikan  informasi  dengan  cepat  jika  sewaktu-waktu  diperlukan.
Dengan  demikian  diperlukan  berbagai  usaha  pengaturan  volume  arsip. Penyusutan  arsip  yang  sudah  tidak  memiliki  nilai  guna  merupakan  salah  satu
usaha  mengendalikan  arsip.  Hal  ini  perlu  dilakukan  untuk  menghindari  berbagai permasalahan  yang  akan  ditimbulkan,  seperti  permasalahan  yang  berkenaan
dengan penyediaan anggaran, ruangan, tenaga serta perlengkapannya. Arsip  mempunyai  nilai  dan  peran  penting  karena  arsip  merupakan  bahan
bukti resmi mengenai penyelenggaraan administrasi pemerintahan dan kehidupan kebangsaan Bangsa Indonesia, sehingga dalam rangka usaha untuk meningkatkan
daya guna dan tepat guna administrasi aparatur Negara, telah ditetapkan Undang- Undang  No  43  Tahun  2009  Tentang  Ketentuan  Pokok  Kearsipan.  Bahwa  dalam
menghadapi  tantangan  globalisasi  dan  mendukung  terwujudnya  penyelenggaraan negara  dan  khususnya  pemerintahan  yang  baik  dan  bersih,  serta  peningkatan
kualitas  pelayanan  publik,  penyelenggaraan  kearsipan  di  lembaga  negara, pemerintahan  daerah,  lembaga  pendidikan,  perusahaan,  organisasi  politik,
organisasi kemasyarakatan, dan perseorangan harus dilakukan dalam suatu sistem penyelenggaraan
kearsipan nasional
yang komprehensif
dan terpadu
Pasal  1  Undang-undang  No  43  Tahun  2009. Arsip  sebagai  pusat  ingatan  dan sebagai  sumber  informasi  tertulis  harus  tersedia  apabila  diperlukan  agar  kantor
dapat  memberikan  pelayanan  yang  efektif.  Oleh  karena  itu  suatu  kantor  dalam mengelola kearsipannya
harus memperhatikan sistem kearsipan yang sesuai dengan keadaan organisasinya
dalam mencapai tujuannya.
Universitas Sumatera Utara