Uji Multikolinearitas Heteroskedastisidas Analisis Efisiensi Usahatani Bawang Merah (Allium Ascalonicum L.) di Desa Cinta Dame Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir

Dari tabel F dicari nilai untuk N 1 = k : 9, N 2 = n-k-1 = 23 dengan tingkat kepercayaan 95 maka diperoleh nilai F tabel sebesar 2,32. F hitung 0,0607 F tabel 2,32 maka H diterim yang artinya bahwa antara faktor produksi dan produktivitas berhubungan secara linear. Uji Asumsi Klasik Uji Klasik dapat dikatakan sebagai kriteria ekonometrika melihat apakah hasil estimasi memenuhi dasar linear klasik atau tidak. Uji asumsi klasik ini dibagi dalam tiga bagian yaitu: uji normalitas, multikolinearitas dan heteroskedastisitas.

a. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan korelasi yang signifikan antar variabel bebas. Jika terdapat hubungan yang cukup tinggi signifikan, berarti ada aspek yang sama diukur pada variabel bebas. Multikolinearitas dapat dideteksi dengan menghitung koefisien korelasi ganda dan membandingkannya dengan koefisien korelasi antar variabel bebas. Uji multikolinearitas dengan SPSS dilakukan dengan uji regresi, dengan melihat nilai VIF variance inflation factor dan koefisien korelasi antar variabel bebas. Hipotesis yang diuji: H o : Terjadi multikolinearitas antar variabel bebas H 1 : Tidak terjadi multikolinearitas antar variabel bebas Kriteria uji adalah: 1. Jika nilai VIF disekitar angka 1 atau memiliki tolerance mendekati 1, maka dikatakan tidak terdapat masalah multikolinearitas dalam model regresi; Universitas Sumatera Utara 2. Jika koefisien antar variabel bebas kurang dari 0,7 maka tidak terdapat masalah multikolinearitas Gunawan, 2015. Berikut ini ditampilkan tabel hasil uji multikolinearitas faktor produksi. Tabel 5.6 Hasil Uji Multikolinearitas Fungsi Produksi Model Collinearity statistic Tolerance VIF Bibit 0,762 1,313 Pupuk Organik 0,529 1,889 Pupuk N 0,546 1,830 Insektisida 0,683 1,463 Fungisida 0,808 1,238 Tenaga Kerja 0,662 1,511 Sumber : Lampiran 15 Dari Tabel 5.6 dapat dilihat nilai tolerance dan VIF faktor produksi dari bibit, pupuk organik, pupuk N, insektisida, fungisida, dan tenaga kerja masing masing yang mendekati 1 dan nilai VIF dari masing-masing faktor produksi yang masih disekitar angka 1. Hal ini membuktikan bahwa tidak terdapat multikolinearitas pada model regresi tersebut yang artinya tidak terdapat hubungan linear korelasi yang sempurna antar variabel.

b. Heteroskedastisidas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk melihat apakah di dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Menurut Sarwono 2013, terjadi heteroskedastisitas dalam model regresi jika titik-titik dalam scatterplot membentuk pola-pola tertentu atau berkumpul disatu sisi atau dekat nilai 0 pada sumbu Y pada kurva saat kita menggambar menggunakan SPSS. Dasar analisis : Universitas Sumatera Utara a. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur bergelombang, melebar kemudian menyempit, maka mengindikasikan telah terjadi heteroskodastisitas. b.Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Gambar 5. Scatterplot Uji Heteroskedastisitas Fungsi Produksi Sumber : Lampiran 15 Dari Gambar 5, diketahui bahwa titik-titik telah menyebar, tidak membentuk pola tertentu yang mengumpul. Hal ini dapat disimpulkan bahwa model regresi diindikasikan tidak terdapat masalah heteroskedastisitas hal ini berarti terjadi kesamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain.

c. Uji Normalitas