Uji Multikolinearitas Tabel 5.12 Hasil Uji Multikolinearitas Fungsi Biaya Uji Heteroskedastisitas Uji Normalitas Tabel 5.13 Hasil Uji Normalitas Biaya

diterima. Ini menandakan bahwa antara harga per unit faktor produksi dan biaya rata-rata berhubungan secara linear. Uji Asumsi Klasik Uji Klasik dapat dikatakan sebagai kriteria ekonometrika melihat apakah hasil estimasi memenuhi dasar linear klasik atau tidak. Uji asumsi klasik ini dibagi dalam tiga bagian yaitu: uji normalitas, multikolinearitas dan heteroskedastisitas.

a. Uji Multikolinearitas Tabel 5.12 Hasil Uji Multikolinearitas Fungsi Biaya

Model Collinearity statistic Tolerance VIF Bibit 0,908 1,101 Pupuk Organik 0,846 1,182 Pupuk Mutiara 0,917 1,090 Insektisida 0,925 1,081 Fungisida 0,823 1,215 Sumber : Lampiran 17 Dari tabel di atas dapat dilihat nilai tolerance dan VIF harga per unit faktor produksi dari bibit, pupuk organik, pupuk mutiara, insektisida dan fungisida masing-masing mendekati 1 dan nilai VIF dari masing-masing faktor produksi masih di sekitar angka 1. Hal ini membuktikan bahwa tidak terdapat multikolinearitas pada model regresi tersebut yang artinya tidak terdapat hubungan linear korelasi yang sempurna antar variabel.

b. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk melihat apakah di dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Menurut Universitas Sumatera Utara Sarwono 2013, terjadi heteroskedastisitas dalam model regresi jika titik-titik dalam scatterplot membentuk pola-pola tertentu atau berkumpul disatu sisi atau dekat nilai 0 pada sumbu Y pada kurva saat kita menggambar menggunakan SPSS. Gambar 6. Scatterplot Uji Heteroskedastisitas Fungsi Biaya Sumber : Lampiran 17 Dari Gambar 6, diketahui bahwa titik-titik telah menyebar, tidak membentuk pola tertentu yang mengumpul. Hal ini dapat disimpulkan bahwa model regresi diindikasikan tidak terdapat masalah heteroskedastisitas hal ini berarti terjadi kesamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain.

c. Uji Normalitas Tabel 5.13 Hasil Uji Normalitas Biaya

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N Normal Parameters a,b Mean Std. Deviation Most Extreme Differences Absolute Positive Negative Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. 2-tailed 33 0,0000000 147,431246675 0,197 0,197 -0,132 0,197 0,206 Universitas Sumatera Utara a. Test Distribution is Normal Sumber: Lampiran 17 Berdasarkan pada output hasil analisis One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test maka dapat dinyatakan bahwa nilai koefisien Asymp. Sig. 2-tailed sebesar 0,206 lebih besar dari tingkat kesalahan yang ditetapkan 5. Dengan demikian Ho diterima yang menyatakan bahwa data berasal dari populasi yang terdistribusi normal dan dapat diterima. Hasil analisis ini dapat disimpulkan bahwa data terdistribusi normal. Setelah uji asumsi klasik dilakukan maka diketahui bahwa pada model regresi pada penelitian ini tidak terdapat multikolinearitas, heteroskedastisitas dan data berasal dari populasi yang terdistribusi normal, maka analisis linear berganda dapat dilanjutkan. Berikut ini hasil yang diperoleh dari analisis linear berganda: Tabel 5.14 Nilai Regresi dan Variabel Harga Per Unit No Faktor Unstandardized t-hitung Significant Produksi Xi Coefficients B Constant 902,759 1,328 0,195 1 Bibit X1 0,166 5,724 0,000 2 Pupuk Organik X2 0,159 0,247 0,807 3 Pupuk Mutiara X3 0,053 0,918 0,367 4 Insektisida X4 -5,137 -0,217 0,830 5 Fungisida X5 -0,007 -1,308 0,202 Adjusted R Square = 0,522 F Hitung = 7,987 t tabel = 2,032 F tabel = 2,38 Sumber : Lampiran 18 Tabel 5.14 menunjukkan koefiensi determinasi R 2 sebesar 0,522 yang menandakan bahwa variabel tidak bebas Y pada model dijelaskan variabel bebas Xi secara bersama-sama sebesar 52,2 dan sisanya sebesar 47,8 dijelaskan oleh variabel lain yang tidak masuk dalam model. Dari Tabel 5.12 diperoleh hasil analisis harga per unit input produksi yang mempengaruhi biaya rata-rata dimasukkan ke dalam persamaan fungsi biaya. Adapun persamaan regresi yang bisa dibentuk adalah sebagai berikut: Y = 0,902 + 0,166X 1 + 0,159X 2 + 0,053X 3 + -5,137X 4 + -0,007X 5 Universitas Sumatera Utara Pada model regresi di atas, nilai konstanta yang tercantum adalah sebesar 0,902 yang artinya apabila seluruh variabel bebas dalam model diasumsikan sama dengan nol, maka biaya rata-rata usahatani bawang merah di Desa Cinta Dame Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir adalah sebesar 0,902Ha.

5.2.2 Pengaruh Harga Per Unit Secara Serempak Uji F

Pengaruh faktor produksi berupa bibit, pupuk organik, pupuk mutiara, insektisida, fungisida secara bersama-sama terhadap produktivitas bawang merah dapat diketahui dengan melakukan uji F F-test. Tabel 5.15 Pengaruh Harga Per Unit Secara Serempak Terhadap Biaya Rata-Rata Model Sum of df Mean Square F hitung F tabel Sig Squares α = 0,05 Regression 102262636,5 5 20452527,318 7,987 2,32 0,000 Residual 69138083,28 27 2560669,751 Total 171400719,8 32 a. Predictors: Constant, Bibit, Pupuk Organik, Pupuk Mutiara, Insektisida, Fungisida b. Dependent Variable: Biaya Rata-Rata Sumber: Lampiran 18 Berdasarkan Tabel 5.15 dapat diketahui F hitung sebesar 7,987 dan F tabel 2,36. Nilai F hitung lebih besar dari F tabel yaitu 7,987 2,36 dengan tingkat signifikansi 0,000 lebih kecil dari tingkat signifikansi α = 5. Hal ini menunjukkan bahwa harga per unit faktor-faktor produksi yang berupa bibit, pupuk organik, pupuk mutiara, insektisida dan fungisida secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap biaya rata-rata bawang merah di Desa Cinta Dame.

5.2.3 Pengaruh Masing-Masing Harga Per Unit Uji t

Pengaruh masing-masing faktor produksi berupa bibit, pupuk organik, pupuk mutiara, insektisida, fungisida dan tenaga kerja terhadap produktivitas bawang merah dapat diketahui dengan melakukan uji t t-test. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.16 Pengaruh Masing-Masing Harga Per Unit Terhadap Biaya Rata-Rata No Variabel Koefisien T hitung T tabel Sig Regresi α = 0,05 1 Bibit 0,166 5,724 2,060 0,000 2 Pupuk Organik 0,159 0,247 2,060 0,807 3 Pupuk Mutiara 0,053 0,918 2,060 0,367 4 Insektisida -5,137 -0,217 2,060 0,830 5 Fungisida -0,007 -1,308 2,060 0,202 Sumber: Lampiran 18 Berdasarkan Tabel 5.16 hanya harga bibit yang berpengaruh nyata terhadap biaya rata- rata bawang merah, dapat dilihat dari nilai T hitung harga bibit sebesar 5,724 lebih besar dari T tabel 2,060. Harga pupuk organik, dan harga pupuk mutiara tidak berpangaruh nyata terhadap biaya rata-rata bawang merah hal ini dapat dilihat dari nilai T hitung harga pupuk organik dan harga pupuk mutiara berturut-turut sebesar 0,247 dan 0,918 lebih kecil dari T tabel 2,060. Demikian juga dengan harga per unit Insektisida dan fungisida tidak berpengaruh nyata terhadap biaya rata-rata bawang merah dapat dilihat dari nilai T hitung berturut-turut sebesar -0,217 dan -1,308 faktor produksi tersebut tidak berpengaruh terhadap biaya rata-rata bawang merah.

5.3 Tingkat Efisiensi Teknis, Harga dan Ekonomi Bawang Merah