59
Gambar 2. Peta Kota Surakarta, sumber:
www.surakarta.go.id 16 Juli 2008
b. Topografi.
Topografi kota Surakarta di bagian selatan terletak pada ketinggian ± 92 m di atas permukaan laut dpal dan di bagian utara pada ketinggian ± 97 m diatas
permukaan air laut, di bagian tengah kota berketinggian ± 92 m di atas permukaan air laut. Perbedaan ketinggian antara wilayah satu dengan wilayah lainnya sangat
kecil dengan kemiringan rata-rata 2 - 15 atau dapat dikatakan relatif datar. Kemiringan lahan yang relatif datar memberikan keuntungan positif bagi kota
Surakarta karena relatif tidak mengalami erosi.
60
Wilayah dengan kemiringan 0 - 2 dengan luas sekitar 42.782 ha berada di pusat kota, di tepian sepanjang aliran Kali Pepe, Kali Pepe berfungsi sebagai
penggelontor air buangan dari rumah tangga dalam kota menuju ke aliran sungai Bengawan Solo, wilayah disekitar aliran Kali Pepe tersebut merupakan wilayah
yang rata-rata paling rendah sehingga pada saat musim penghujan rawan terhadap banjir dan berpotensi menjadi wilayah genangan. Genangan air juga bisa terjadi
bila ketinggian permukaan air sungai Bengawan Solo diatas ketinggian permukaan air Kali Pepe dan fungsi pompa penyedot genangan mengalami
kerusaan sehingga tidak mampu menyedot air yang tertampung dalam Kali Pepe untuk dibuang ke sungai Bengawan Solo.
c. Geologi
Struktur geologi di sebagian besar wilayah kota Surakarta termasuk jenis tanahnya adalah tanah alluvia, karena wilayah Kota Surakarta berada di daerah
cekungan antara Gunung Merapi dengan Gunung Lawu. Tanah alluvial mempunyai parameter mineral dan organisme yang cukup, tanah ini merupakan
campuran dari tanah liat dengan pasir halus yang berwarna hitam kelabu, meiliki daya penahan air yang cukup baik dan struktur tanah cukup baik untuk menyerap
air hujan. Dari gambar penampang hasil pengeboran sumur dalam yang dilakukan
oleh PDAM Surakarta di wilayah Kelurahan Karangasem, dapat diketahui susunan lapisan tanah lempung dan jenis pasir yang diambil dan didata sesuai
dengan kelompok jenis lapisan, kedalamanan, dan ketebalana lapisan. Dari data tersebut dapat diketahui berapa ketebalan lapisan yang merupakan akuifer. Secara
61
umum wilayah Kota Surakarta bagian barat mempunyai kemiripan struktur lapisan tanah setelah mencapai kedalaman sekitar 4 meter dibawah permukaan
tanah, pada kedalaman tersebut diperoleh lapisan pasir kasar berwarna hitam, sampai kedalaman 12 – 15 meter akan diperoleh lapisan tanah lempung dan pasir
dengan warna cenderung kecoklat-coklatan. Setelah melewati lapisan lempung yang keras akan diperoleh lapisan pasir kasar dan berwarna ke abu-abuan sampai
hitam, pada kedalaman ini pada umumnya penduduk membuat sumur untuk kebutuhan sehari-hari. Gambar selengkapnya ditunjukkan pada lampiran 13.
d. Hidrologi