Pembahasan 1. Analisis kualitas air limbah dan air selokan terhadap baku mutu air

83

C. Pembahasan 1. Analisis kualitas air limbah dan air selokan terhadap baku mutu air

limbah Perda Jateng No. 10 Tahun 2004. a. Air Limbah Dari hasil pengujian laboratorium menunjukkan bahwa kadar parameter TDS dalam air limbah yang dibuang = 658 mgL, lebih rendah dari batas baku mutu air limbah golongan I=2000 mgL. Kadar parameter TSS dalam air limbah = 47 mgL, lebih rendah dari batas baku mutu air limbah golongan I = 100 mgL. Kadar keasaman pH = 7,21 dalam batas normal. Kadar besi Fe yang terlarut dalam air limbah =0,222 mgL lebih rendah dari batas baku mutu air limbah golongan I = 5 mgL. Kadar mangan Mn yang terlarut dalam air limbah = 0,007 mgL, lebih rendah dari batas baku mutu air limbah golongan I = 2 mgL. Kadar seng Zn yang terlarut dalam air limbah = 0,001 mgL, lebih rendah dari batas baku mutu air limbah golongan I = 5 mgL. Kadar logam-logam barat Cr, Pb, Cu,, Ni dan Cd yang terlarut dalam air limbah tidak terdeteksi dalam pengujian di Laboratorium Pusat MIPA. Kadar nitrat NO 3 yang terlarut dalam air limbah = 0,052 mgL, lebih rendah dari batas baku mutu airl limbah golongan I = 20 mgL. Kadar nirit NO 2 yang terlarut dalam air limbah = 0,092 mgL, lebih rendah dari batas baku mutu air limbah golongan I = 1 mgL Kadar parameter amonia NH 3 = 7,387 mgL, melebihi batas baku mutu air limbah golongan I= 1 mgL dan golongan II= 5 mgL. 84 Kadar parameter COD dalam air limbah = 88,6 mgL lebih rendah dari angka baku mutu air limbah golongan I= 100 mgL. Kadar parameter BOD dalam air limbah = 29,6 mgL lebih rendah dari angka baku mutu air limbah golongan I= 50 mgL. Dengan merujuk Peraturan Daerah Nomor 10 tahun 2004 tentang Baku Mutu Air Limbah untuk Kegiatan Industri dan Kegiatan Usaha Lainnya yang Belum Ada Baku Mutunya, terhadap air limbah yang dibuang ke badan air memiliki jumlah kadar ammonia NH 3 yang terlarut dalam air limbah bengkel produksi, melebihi batas baku mutu yang ditetapkan.

b. Air Selokan

Dari hasil pengujian laboratorium menunjukkan bahwa kadar parameter TDS dalam air selokan = 322 mgL, lebih rendah dari batas baku mutu air limbah golongan I=2000 mgL. Kadar parameter TSS dalam air selokan = 43,5 mgL, lebih rendah dari batas baku mutu air limbah golongan I = 100 mgL. Kadar keasaman pH = 7,02 dalam batas normal. Kadar besi Fe yang terlarut dalam air selokan =0,049 mgL lebih rendah dari batas baku mutu air limbah golongan I = 5 mgL. Kadar mangan Mn yang terlarut dalam air limbah = 0,019 mgL, lebih rendah dari batas baku mutu air limbah golongan I = 2 mgL. Kadar seng Zn yang terlarut dalam air selokan = 0,006 mgL, lebih rendah dari batas baku mutu air limbah golongan I = 5 mgL. Kadar logam-logam barat Cr, Pb, Cu,, Ni dan Cd yang terlarut dalam air limbah tidak terdeteksi dalam pengujian di Laboratorium Pusat MIPA. 85 Kadar nitrat NO 3 yang terlarut dalam air selokan = 0,0532 mgL, lebih rendah dari batas baku mutu airl limbah golongan I = 20 mgL. Kadar nirit NO 2 yang terlarut dalam air selokan = 0,275 mgL, lebih rendah dari batas baku mutu air limbah golongan I = 1 mgL Kadar parameter amonia NH 3 = 6,448 mgL, melebihi batas baku mutu air limbah golongan I= 1 mgL dan golongan II= 5 mgL. Kadar parameter COD dalam air selokan = 21,4 mgL lebih rendah dari angka baku mutu air limbah golongan I= 100 mgL. Kadar parameter BOD dlam air selokan = 9 mgL lebih rendah dari angka baku mutu air limbah golongan I= 50 mgL. Dengan merujuk Peraturan Daerah Nomor 10 tahun 2004 tentang Baku Mutu Air Limbah untuk Kegiatan Industri dan Kegiatan Usaha Lainnya yang Belum Ada Baku Mutunya, terhadap air selokan yang mengalir dipinggir jalan Duwet memiliki kandungan jumlah kadar ammonia NH 3 yang terlarut dalam air selokan, melebihi batas baku mutu yang ditetapkan. Tentang ammonia yang terlarut dalam air limbah dan air selokan jumlahnya melebihi batas baku mutu air limbah yang ditetapkan. Maka perlu dilakukan upaya-upaya untuk menurunkan kadar ammonia yang terlarut. Untuk menurunkan kadar ammonia yang terlarut dalam air sudah ada beberapa metode. Untuk mengetahui ammonia, dalam 1 ATSDRAgency for Toxic Substances Disease Registery, 2004 didefinisikan bahwa ammonia terjadi secara alami dan salah satunya dapat diproduksi oleh aktivitas manusia, amoniak adalah suatu sumber zat lemas yang penting yang diperlukan oleh binatang dan 86 tumbuhan. Amoniak ditemukan di seluruh lingkungan udara, air, lahan, binatang, tumbuhan. Amoniak tidak bertahan sangat lama di dalam lingkungan itu tetapi dengan cepat akan diambil oleh tumbuhan, bakteri, dan binatang. Amoniak tidak membentuk rantai makanan, tetapi melayani kebutuhan sebagai bahan gizi untuk bakteri dan tumbuhan. Gas amoniak dapat dilarutkan dalam air. Jenis amoniak ini disebut amoniak cair atau amoniak mengandung air. Suatu kali muncul di udara terbuka, amoniak cair dengan cepat berubah menjadi gas.www.atsdr.cgc.gov 2.Totok Sutrisno dalam bukunya Teknologi Penyediaan Air Bersih menerangkan bahwa terdapatnya ammonia dalam air, erat hubungannya dengan siklus pada N di alam ini, bahwa ammonia dapat terbentuk dari: a. Dekomposisi bahan-bahan organik yang mengandung N baik yang berasal dari hewan misal faeses oleh bakteri. b. Hydrolisa urea yang terdapat pada urine hewan c. Dekomposisi bahan-bahan organik dari tumbuh-tumbuhan yang mati oleh bakteri d. Dari N 2 atmosfir melalui pengubahan N 2 O 5 oleh loncatan listrik di udara menjadi HNO 3 , karena persatuannya dengan air, dan selanjutnya jatuh di tanah karena hujan, dan selanjutnya akan terdekomposisi bakteri akhirnya akan terbentuk ammonia. e. Dari reduksi NO 2 oleh bakteri. Ammonia merupakan suatu zat yang menimbulkan bau yang sangat tajam dan menusuk hidung. Jadi kehadiran bahan ini dalam air minum adalah menyangkut perubahan fisik dari pada air tersebut.Totok Sutrisno, 2004:43. 87 3. Services Laboratory SEAMEO BIOTROP dalam websitenya http:www.biotrop.org, atas Pertanyaan: bagaimana cara menurunkan kadar amonia dalam limbah cair, diberikan jawaban sebagai berikut: Beberapa metode untuk menurunkan kadar amonia NH3 dalam air limbah yang sering digunakan adalah : 1. Air limbah dalam kolam penampungan diberi Aerasi dengan cara dispraykan ke udara atau dibikin jerap-jerap sehingga kontak dengan udara lebih cepat. karena amonia ini sifatnya volatilmudah menguap diharapkan dengan cara tersebut, amonia akan cepat menguap. 2. Air limbah diproses secara kimia yaitu penambahan koagulan dan flokulan sehingga amonia dalam air limbah dapat dibuat endapan yang tidak larut dalam air dan endapannya ini bisa dipisahkan dengan air. 3. Dengan penyaringan dengan media bisa karbon aktif, batu kapur dan pasir. 2. Analisis kualitas air sumur terhadap baku mutu air bersih berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No.416MENKESPER1990 tentang Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air untuk Air Bersih. Berdasarkan Daftar Persyaratan Kualitas Air Minum dan Air Bersih dalam lampiran 10, hasil pengujian laboratorium dari kualitas air sumur secara Fisika dan Kimia dianalisis berdasarkan Baku Mutu Air Bersih sebagai berikut: 88

a. TDS Total Disolved Solid

Dari gambar 6 ditunjukkan hasil pengujian kadar TDS yang terlarut dalam air sumur, kadar TDS tertinggi ditunjukkan dari air sumur lokasi D100 = 402 mgL dan TDS terendah dari air sumur lokasi H200 = 236 mgL, rata-rata kadar TDS air sumur = 282,8 mgL, nilai TDS terukur masih lebih rendah dari batas baku mutu air bersih yang ditetapkan =1500 mgL. Total Disolved Solid TDS 50 100 150 200 250 300 350 400 450 25 50 75 100 125 150 175 200 225 235 Jarak Sumur dari Outlet [m] K a d a r T D S [m g L ] Gambar 6. Grafik kadar TDS air sumur Jumlah zat padat yang terlarut dalam air biasanya terdiri atas zat organik, garam anorganik dan gas terlarut. Bila kadar TDS bertambah maka tingkat kesadahan air akan naik. Selanjutnya efek TDS ataupun kesadahan terhadap kesehatan tergantung pada spesies kimia penyebab masalah tersebut Sumirat J, 2004:112. Bahan padatan yang tersisa sebagai residu pada penguapan dan pengeringan pada suhu 103 – 105 C. Kandungan tota zat padat pada portable water biasanya dalam rentang 20 – 1000 mgL, dan sebagai pedoman, kekerasan dari air akan meningkat dengan meningkatnya total solids. Pada semua bahan cair, 89 jumlah koloid yang tidak terlarut dan bahan yang tersuspensi akan meningkat sesuai dengan derajat dari pencemaranTotok Sutrisno, 2004:33.

b. Keasaman pH

Dari gambar 7 ditunjukkan hasil pengujian kadar keasaman pH, dari air sumur yang diukur menunjukkan bahwa pH tertinggi ditunjukkan dari air sumur lokasi H100 dengan pH= 7,1 dan terendah ditunjukkan dari air sumur lokasi E125 dengan pH= 6,62, rata-rata pH dari 10 air sumur yang diukur adalah 6,866. jadi kadar keasaman pH berada dalam batas normal yang ditetapkan pH = 6,5 – 9. KEASAMAN - pH 6,300 6,400 6,500 6,600 6,700 6,800 6,900 7,000 7,100 7,200 25 50 75 100 125 150 175 200 225 235 Jarak Sumur dari Outlet [m] p H Gambar 7. Grafik kadar keasaman pH air sumur Sebagai satu faktor lingkungan ang dapat mempengaruhi pertumbuhan atau kehidupan mikroorganisme dalam air, secara empirik pH yang optimum. Kebanyakan mikroorganisme tumbuh dengan baik pada pH 6,0 – 8,0. pengaruh yang menyangkut aspek kesehatan dari penyimpangan standar kualitas air dalam hal pH yakni bahwa pH yang lebih kecil dari 6,5 dan lebih besar dari 9,2 akan dapat menyebabkan korosi pada pipa-pipa air, dan menyebabkan beberapa 90 senyawa kimia berubah menjadi racun yang mengganggu kesehatanTotok Sutrisno, 2004:33

c. Besi Fe

Dari gambar 8 ditunjukkan hasil pengujian kadar besi Fe yang terlarut dalam air sumur, kadar besi Fe tertinggi ditunjukkan dari air sumur lokasi D100= 0,703 mgL dan terendah ditunjukkan dari air sumur lokasi A,C,E,G,I, dan J masing-masing kadar Fe terendah = 0.000 mgL, rata-rata kadar Fe yang terlarur dalam air sumur = 0,0765 mgL. Jadi kadar Fe dari air sumur masih lebih rendah dari batas baku mutu air bersih yang ditetapkan = 1 mgL. KADAR BESI Iron - Fe 0,000 0,100 0,200 0,300 0,400 0,500 0,600 0,700 0,800 25 50 75 100 125 150 175 200 225 235 Jarak Sumur dari Outlet [m] J u m la h B e s i d a la m a ir [m g L ] Gambar 8. Grafik kadar besi Fe air sumur Konsentrasi kadar besi yang terlarut dalam air lebih besar dari 1 mgL dapat menyebabkan warna air menjadi kemerah-merahan, memberi rasa tidak enak pada minuman. Dapat membentuk endapan pada pipa-pipa logam dan bahan cucian. Dalam jumlah kecil, unsur besi diperlukan tubuh untuk pembentukan sel- 91 sel darah merah, tetapi dalam jumlah besar dapat merusak dinding usus Sumirat J, 2004: 114

d. Mangan Mn

Dari gambar 9 ditunjukkan hasil pengujian kadar mangan Mn terlarut dalam air sumur, kadar mangan Mn tertinggi ditunjukkan dari air sumur lokasi B50 = 0,715 mgL dan kadar mangan Mn terendah ditunjukkan dari air sumur lokasi H200 = 0,043 mgL, rata-rata kadar mangan Mn terlarut adalah = 0,2557 mgL. Jadi air sumur lokasi B50 memiliki kadar mangan Mn yang terlarut melebihi batas baku muku air bersih yang ditetapkan = 0,5 mgL. KADAR MANGAN mangan - Mn 0,0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 25 50 75 100 125 150 175 200 225 235 Jarak Sumur dari Outlet [m] k a d a r M a n g a n [ m g L ] Gambar 9. Grafik kadar mangan Mn dalam air sumur Konsentrasi Mn yang lebih besar dari 0,5 mgL, dapat menyebabkanrasa yang aneh pada minuman dan meninggalkan warna coklat-kecoklatan pada pakaian. Pada kesehatan, Mn dapat juga menyebabkan kerusaan hati Totok Sutrisno, 2004: 38, Sumirat J, 2004: 114 92 Hanya air sumur lokasi B50 mengandung kadar mangan 0,715 mgL, melebihi baku mutu air bersih. Memperhatikan struktur tanah dan lokasi sumur dalam area penelitian, bahwa sumur lokasi B adalah sumur pantau yang sengaja dibuat untuk penelitian. Lapisan tanah di lokasi sumur tersebut berwarna hitam kecoklatan, berpasir halus, disebelah timur dari sumur dulunya adalah tempat penimbunan material sisa bangunan. Sehingga dimungkinkan bahwa kandungan mangan dalam air sumur di lokasi B tersebut berasal dari endapan terlarutnya sisa-sisa material disekitar sumur tersebut.

e. Cadmium Cd

Kadar Cadmium Cd yang terlarut dalam air sumur pada pengujian kualitas sampel air, tidak terdeteksi adanya kadar Cadmium Cd yang terlarut dalam air sumur.

f. Seng Zn

Dari gambar 10 ditunjukkan hasil pengujian kadar seng Zn yang terlarut dalam air sumur, kadar seng Zn tertinggi ditunjukkan dari air sumur lokasi B 50 = 0,112 mgL dan terendah dari air sumur lokasi A 25 dan I 225 = 0,016 mgL, rata-rata kadar seng Zn yang terlarut dalam air sumur adalah= 0,0335 mgL. Kadar seng yang terlarut dalam air sumur lebih rendah dari batas baku mutu air yang ditetapkan= 15 mgL. 93 SENG Zink - Zn 0,000 0,020 0,040 0,060 0,080 0,100 0,120 25 50 75 100 125 150 175 200 225 235 Jarak Sumur dari Outlet [m] K a d a r S e n g [ m g L ] Gambar 10. Grafik kadar seng Zn dalam air sumur Unsur seng dalam jumlah kecil penting dan berguna dalam metabolisme, dengan kebutuhan perhari 10 – 15 mg. Karena kekurangan Zn dapat menyebabkan hambatan pada pertumbuhan anak. Dalam jumlah besar unsur ini dapat menimbulkan rasa pahit dan sepat pada air minum. Totok Sutrisno, 2004: 39.

g. Timah Hitam Pb dan Tembaga Cu

Kadar Timah hitam Pb dan Tembaga Cu yang terlarut dalam air sumur pada pengujian kualitas sampel air, tidak terdeteksi adanya kadar Pb dan Cu yang terlarut dalam air sumur.

h. Nitrat NO

3 -N Dari gambar 11 ditunjukkan hasil pengujian kadar nitrat NO 3 -N yang terlarut dalam air sumur, kadar nitrat NO 3 -N tertinggi ditunjukkan dari air sumur lokasi D 100 =1,644 mgL dan kadar nitrat terendah ditunjukkan dari air 94 sumur lokasi B 50 = 0,055 mgL, rata-rata kadar nitrat yang terlarut dalam air sumur = 0,612 mgL, kadar nitrat NO 3 -N yang terlarut dalam air sumur lebih rendah dari batas baku mutu air bersih yang ditetapkan= 10 mgL. KADAR NITRAT Nitrate - NO3 0,000 0,200 0,400 0,600 0,800 1,000 1,200 1,400 1,600 1,800 25 50 75 100 125 150 175 200 225 235 Jarak Sumur dari Outlet [m] K ad ar N it ra t [m g L ] Gambar 11. Grafik kadar nitrat NO 3 -N dalam air sumur Sebagaimana halnya pada ammonia, adanya NO 3 dalam air adalah berkaitan erat dengan siklus nitrogen dalam alam. Dalam siklus tersebut dapat diketahui bahwa nitrat dapat terjadi baik dari N 2 atmosfir maupun dari pupuk- pupuk fertillizer yang digunakan, dan dari oksidasi NO 2 - oleh bakteri dari kelompok nitrobacter. Mengingat lapisan tanah wilayah Surakarta pada umumnya merupakan lapisan alluvial. Tanah alluvial mempunyai parameter mineral dan organisme yang cukup, tanah ini merupakan campuran dari tanah liat dengan pasir halus yang berwarna hitam kelabu, memiliki daya penahan air yang cukup baik dan struktur tanah cukup baik untuk menyerap air hujan. Oleh sebab itu nitrat yang kelebihan dari yang dibutuhkan oleh kehidupan tanaman terbawa oleh air yang merembes melalui tanah. Sebab tanah tidak 95 mempunyai kemampuan untuk menahannya. Hal ini dapat mengakibatkan terdapatnya konsentrasi nitrat yang relatif tinggi pada air tanah.

i. Nitrit NO

2 -N Dari gambar 12 ditunjukkan kadar nitrit NO 2 -N yang terlarut dalam air sumur, kadar nitirt NO 2 -N tertinggi ditunjukkan dari air sumur lokasi D 100 = 0,362 mgL dan terendah ditunjukkan dari air sumur lokasi C dan G 75, 175 = 0,006 mgL, rata-rata kadar nitrit yang terlarut dalam air sumur = 0.0514 mgL, kadar NO 2 -N yang terlarut dalam air sumur masih lebih rendah dari batas baku mutu air bersih yang ditetapkan= 1 mgL. KADAR NITRIT Nitrite - NO2 0,000 0,050 0,100 0,150 0,200 0,250 0,300 0,350 0,400 25 50 75 100 125 150 175 200 225 235 Jarak Sumur dari Outlet [m] K a d a r N it ri t [m g L ] Gambar 12. Grafik kadar nitrit NO 2 -N dalam air sumur Efek terhadap kesehatan manusia yang dapat ditimbulkan oleh kandungan nitrit ini dalam air adalah serupa dengan apa yang diakibatkan oleh nitrat, yaitu dapat menyebabkan terbentuknya methemoglobine, karena reaksi antara nitrit. dengan hemoglobin. Methemoglobine dapat menghambat jalannya oksigen dalam 96 tubuh, dan pada bayi akan menyebabkan kekurangan oksigen, maka mukanya akan tampak membiru, dan karenanya dikenal sebagai penyakit blue babies.

j. Sulfat SO

4 Dari gambar 13 ditunjukkan kadar sulfat SO 4 yang terlarut dalam air sumur, kadar sulfat SO 4 tertinggi ditunjukkan dari air sumur lokasi B 50 = 0,285 mgL dan terendah ditunjukkan dari air sumur lokasi J 235 = 0,034 mgL, rata-rata kadar sulfat SO 4 yang terlarut dalam air sumur = 0,1661 mgL, kadar sulfat SO 4 lebih rendah dari batas baku mutu air bersih yang ditetapkan = 400 mgL. KADAR SULFAT Sulphate - SO4 0,000 0,050 0,100 0,150 0,200 0,250 0,300 25 50 75 100 125 150 175 200 225 235 Jarak Sumur dari Outlet [m] K a d a r S u lf a t [m g L ] Gambar 13. Grafik kadar sulfat SO 4 dalam air sumur Ion sulfat adalah salah satu anion yang banyak terjadi pada air alam. Ia merupakan sesuatu yang penting dalam penyediaan air unutk umum. Konsentrasi sulfat yang cukup besar dapat berpengaruh dalam pencucian perut. US public health service standard menyatakan satu batas yang tinggi 250 mgL dalam air yang digunakan untuk konsumsi manusia. 97 Sulfat merupakan suatu bahan yang perlu dipertimbangkan, sebab secara langsung merupakan penanggung jawab dalam dua problem yang serius yang sering dihubungkan dengan penanganan air bekas. Masalah yang terjadi berupa masalah bau dan masalah korosi pada perpipaan yang diakibatkan dari reduksi sulfat menjadi hidrogen sulfide H 2 S dalam kondisi anaerobik. Hidrogen sulfide selanjutnya akan bereaksi dengan oksigen menjadi asam kuat H 2 SO 4 . Asam kuat ini selanjutnya akan dapat bereaksi dengan logam-logam sehingga terjadi apa yang dinamakan proses korosi. Konsentrasi standar menurut Peraturan Menteri Kesehatan untuk SO 4 dalam air bersih sebesar 400 mgL

k. Khlorida Cl

Dari gambar 14 ditunjukkan kadar khlorida Cl yang terlarut dalam air sumur, kadar khlorida Cl tertinggi ditunjukkan dari air sumur lokasi E 125 = 35 mgL dan terendah ditunjukkan dari air sumur lokasi C 75 = 9,88 mgL, rata- rata kadar Khlorida Cl yang terlarut dalam air sumur = 17,108 mgL. Kadar klorida Cl yang terlarut dalam air sumur lebih rendah dari batas baku mutu air bersih yang ditetapkan = 600 mgL. Klorida dalam konsentrasi yang layak adalah tidak berbahaya bagi manusia. US Public Health Service menyatakan bahwa klorida hendaknya dibatasi sampai 250 mgL dalam air yang digunakan oleh umum. Klorida dalam jumlah kecil dibutuhkan untuk disinfectan Totok Sutrisno, 2004:40 98 KLORIDA Chloride - Cl 0,0 5,0 10,0 15,0 20,0 25,0 30,0 35,0 40,0 25 50 75 100 125 150 175 200 225 235 Jarak Sumur dari Outlet [m] K a d a r K lo ri d a [ m g L ] Gambar 14. Grafik kadar klorida Cl dalam air sumur

l. Kesadahan CaCO

3 Dari gambar 15 ditunjukkan kadar KesadahanCaCO 3 air sumur, kadar kesadahan CaCO 3 tertinggi ditunjukkan dari air sumur lokasi F 150 = 82,4 mgL dan kesadahan terendah ditunjukkan dari air sumur lokasi A 25 = 48,4 mgL, rata-rata kadar kesadahan CaCO 3 air sumur = 65,062 mgL. Kadar kesadahanCaCO 3 lebih rendah dari batas baku mutu air bersih yang ditetapkan = 500 mgL. Kesadahan dalam air sebagian besar adalah berasal dari kontaknya dengan tanah dan pembentukan batuan. Pada umumnya air sadah berasal dari daerah dimana lapis tanah atas topsoil tebal, dan ada pembentukan batu kapur. Wilayah Surakarta pada umumnya merupakan lapisan alluvial. Tanah alluvial mempunyai parameter mineral dan organisme yang cukup, tanah ini merupakan campuran dari tanah liat dengan pasir halus. Pengaruh langsung terhadap kesehatan akibat 99 penyimpangan dari standard yang ditetapkan tidak ada, tetapi kesadahan dapat menyebabkan sabun pembersih menjadi tidak efektif kerjanya. Sehingga masyarakat tidak suka memanfaatkan penyediaan air bersih tersebut. KESADAHAN TOTAL -CaCO3 0,0 10,0 20,0 30,0 40,0 50,0 60,0 70,0 80,0 90,0 25 50 75 100 125 150 175 200 225 235 Jarak Sumur dari Outlet [m] k a d a r K e s a d a h a n T o ta l [m g L ] Gambar 15. Grafik kesadahan total CaCO 3 air sumur

m. Kadar TSS, BOD, COD

Kadar parameter TSS, BOD, COD, yang terlarut dalam air sumur tidak dilakukan pengujian karena tidak ditetapkan dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 416MENKESPERIX1990, tentang Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air untuk Air Bersih. 100 3. Analisis Hubungan antara kualitas air limbah bengkel produksi dengan kualitas air tanah dangkal di lingkungan sekitar saluran air limbah Untuk mengetahui keeratan hubungan antara kualitas air limbah yang dibuang dengan kualitas air tanah dangkal dilingkungan sekitar saluran drainase atau saluran sanitasi, dilakukan uji korelasi antara parameter air limbah yang dibuang dengan parameter air tanah dangkal atau air sumur. Sebagai variabel bebas X dalam anaisils statistik ini adalah jarak sumur terhadap lubang keluarnya air limbah, dan jumlah kandungan yang terlarut dalam sampel air dari hasil pengujian sebagai variabel terikat Y. Tabel 8 menunjukkan hasil pengujian kualitas air limbah berdasarkan baku mutu Perda Jateng No. 10 Tahun 2004 dan tabel 9 menunjukkan hasil pengujian air sumur berdasarkan baku mutu Peraturan Menteri Kesehatan No. 416MENKESPERIX1990. Dari kedua tabel tersebut dipilih beberapa parameter yang sejenis untuk dianalisis keeratan hubungannya. Parameter air [mgL] Periode Jarak lubang ke lokasi TDS pH Fe Mn Zn NO3 NO2 1 1 658 7,02 0,22 0,01 0,05 0,09 2 25 277 6,69 0,00 0,23 0,02 0,04 0,04 3 50 275 6,91 0,06 0,72 0,11 0,02 0,02 4 75 264 6,75 0,00 0,13 0,04 0,01 0,01 5 100 402 6,88 0,70 0,29 0,03 0,36 0,36 6 125 358 6,62 0,00 0,27 0,03 0,02 0,02 7 150 277 7,03 0,00 0,44 0,03 0,01 0,01 8 175 256 6,89 0,00 0,13 0,02 0,01 0,01 9 200 236 7,1 0,00 0,04 0,02 0,03 0,03 10 215 241 6,95 0,00 0,11 0,02 0,01 0,01 11 235 242 6,84 0,00 0,19 0,02 0,01 0,01 Tabel 10. Periode Pengambilan Sampel Air 101 Pada tabel 10 tabel ditunjukkan jarak lokasi pengambilan sampel, parameter air limbah dan air sumur untuk dianalisis hubungan korelasinya. Parameter air limbah yang diperkirakan ada hubungan antara kualitas air tanah dangkal atau air sumur adalah TDS, pH, Fe, Mn, Zn, NO 3 , dan NO 2 . dengan periode pengulangan pada jarak: 1, 25, 50, 75, 100, 125, 150, 175, 200, 215, dan 235 m Pada pembahasan berikut ini adalah interpretasi dari hasil analisis korelasi antara jarak outlet sampai lokasi pengambilan sampel air sumur dengan masing- masing parameter air :

a. Hubungan antara jarak lubang keluaran air limbah dengan kadar TDS

Dari hasil uji korelasi antara jarak keluaran air limbah dengan kadar TDS, dari lampiran 11 diperoleh angka koefisien korelasi r untuk TDS - 0,606 ini menunjukkan hubungan yang kuat, hasil r - menunjukkan bahwa semakin jauh jarak dari sumur ke outlet, maka kadar TDS semakin kecil. Pada taraf signifikan 5, nilai Sig 2-tailed adalah 0,048, nilai ini lebih kecil dari α 0,05 yang berarti ada hubungan yang bermakna antara jarak sumur dari lubang pembuangan air limbah dengan kadar TDS air tanah dangkal di sekitar saluran pembuangan Dari hasil uji regresi antara jarak outlet air limbah dengan kadar TDS air sumur dari lampiran 11 diperoleh nilai t hitung 7,234 lebih besar 102 daripada nilai t tabel 2,262 berarti tolak Ho, ada hubungan jarak sumur dari outlet air limbah terhadap kadar TDS yang larut dalam air sumur. Dari perhitungan diperoleh nilai R 2 untuk TDS 0,367, berarti kadar TDS air sumur di sekitar saluran air limbah 36,7 ditentukan oleh jarak antara sumur dengan lubang pembuangan air limbah outlet, nilai B constant 433,496 dan nilai B jarak sumur -0,949, sehingga grafik persamaan regresi linear sederhana: Y= 433,496 – 0,949X. ditunjukkan pada gambar 16. Gambar 16 : Grafik regresi TDS dalam Air Sumur Dengan memperhatikan persamaan regresi sederhana dapat diinterpretasikan bahwa setiap penambahan jarak sumur 1 m kadar TDS akan mengalami penurunan 0,949 mgL, atau semakin jauh jarak sumur 200.00 300.00 400.00 500.00 600.00 700.00 0.00 50.00 100.00 150.00 200.00 250.00 Observed Linear K a d a r T D S [ m g L Jarak Sumur [m] 103 dari lubang pembuangan air limbah, maka jumlah kadar TDS yang terlarut dalam air sumur semakin rendah.

b. Hubungan antara jarak lubang keluaran air limbah dengan angka keasaman pH

Dari hasil uji korelasi antara jarak outlet air limbah dengan angka keasaman pH air sumur dari lampiran 11 diperoleh r untuk pH0,243 ini menunjukkan hubungan yang lemah. Pada taraf signifikan 5, nilai Sig 2-tailed adalah 0,471 , nilai ini lebih besar dari α 0,05 yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara jarak sumur dengan angka keasaman pH air sumur di sekitar saluran pembuangan

c. Hubungan antara jarak lubang keluaran air limbah dengan kadar Fe

Dari hasil uji korelasi antara jarak outlet air limbah dengan kadar Fe besi yang terlarut dalam air sumur dari lampiran 11 diperoleh r untuk Fe-0,278 ini menunjukkan hubungan yang lemah, hasil r - me- nunjukkan bahwa semakin jauh jarak dari sumur ke outlet, maka kadar Fe semakin kecil. Pada taraf signifikan 5, nilai Sig 2-tailed adalah 0,407, nilai ini lebih besar dari α 0,05 yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara jarak sumur dengan kadar Fe air sumur di sekitar saluran pembuangan 104

d. Hubungan antara jarak lubang keluaran air limbah dengan kadar Mn

Dari hasil uji korelasi antara jarak outlet air limbah dengan kadar Mn air sumur dari lampiran 11 diperoleh r untuk Mn -0,218 ini menunjukkan hubungan yang lemah, hasil r - menunjukkan bahwa semakin jauh jarak dari sumur ke outlet, maka kadar Mn semakin kecil. Pada taraf signifikan 5, nilai Sig 2-tailed adalah 0,519, nilai ini le bih besar dari α 0,05 yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara jarak sumur dengan kadar Mn air sumur di sekitar saluran pembuangan

e. Hubungan antara jarak lubang keluaran air limbah dengan kadar Zn

Dari hasil uji korelasi antara jarak outlet air limbah dengan kadar Zn air sumur dari lampiran 11 diperoleh nilai r -0,225 ini menunjukkan hubungan yang lemah, hasil r - menunjukkan bahwa semakin jauh jarak dari sumur ke outlet, maka kadar Zn semakin kecil. Pada taraf signifikan 5, nilai Sig 2-tailed adalah 0,507 , nilai ini lebih besar dari α 0,05 yang berarti tidak ada hubunganyang bermakna antara jarak sumur dengan kadar Zn air sumur di sekitar saluran pembuangan.

f. Hubungan antara jarak lubang keluaran air limbah dengan kadar

NO 3 Dari hasil uji korelasi antara jarak outlet air limbah dengan kadar NO 3 air sumur dari lampiran 11 diperoleh nilai r -0,183 ini menunjukkan hubungan yang sangat lemah, hasil r- menunjukkan bahwa semakin jauh 105 jarak dari sumur ke lubang outlet, maka kadar NO 3 semakin kecil. Pada taraf signifikan 5, nilai Sig 2-tailed adalah 0,591, nilai ini lebih besar dari α 0,05 yang berarti tidak ada hubunganyang bermakna antara jarak sumur dengan kadar NO 3 air sumur di sekitar saluran pembuangan

g. Hubungan antara jarak lubang keluaran air limbah dengan kadar NO

2 Dari hasil uji korelasi antara jarak outlet air limbah dengan kadar NO 2 air sumur dari lampiran 11 diperoleh r untuk NO 2 -0,241 ini menunjukkan hubungan yang lemah, hasil r- menunjukkan bahwa semakin jauh jarak dari sumur ke outlet, maka kadar NO 2 semakin kecil. Pada taraf signifikan 5, nilai Sig 2-tailed adalah 0,476, nilai ini lebih besar dari α 0,05 yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara jarak sumur dengan kadar NO 2 air sumur. 106

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Hasil pengujian air limbah dari bengkel produksi ATMI Surakarta dibandingkan dengan baku mutu air limbah yang ditetapkan dalam Perda Jateng No. 10 Tahun 2004 tentang Baku Mutu Air Limbah untuk Kegiatan Industri dan Kegiatan Usaha Lainnya yang Belum Ada Baku Mutunya. Dan pengujian air sumur atau air tanah dangkal dibandingkan dengan baku mutu air bersih yang ditetapkan dalam Peraturan Menteri Kesehatan No. 416MENKESPERIX1990 tentang Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air untuk Air Bersih, menunjukkan bahwa: a. Kualitas air limbah dengan pengujian secara fisika dengan parameter TDS, TSS dan Temperatur masing-masing tidak melebihi baku mutu air limbah yang ditetapkan. Hasil pengujian secara kimia dengan parameter pH, logam berat, COD dan BOD, masing-masing tidak melebihi baku mutu air limbah yang ditetapkan, tetapi jumlah kadar ammonia NH 3 yang terlarut dalam air limbah 7,387 mgL, diatas baku mutu golongan I= 1 mgL dan golongan II= 5 mgL. Sehingga tidak memenuhi baku mutu yang ditetapkan, hal yang sama juga ditunjukkan dari hasil pengujian air selokan bahwa ammonia NH 3 yang terlarut dalam badan air selokan sejumlah 6,448 mgL, juga tidak memenuhi baku mutu yang ditetapkan.