76
4. Air Limbah Bengkel Produksi
Air limbah yang akan diuji adalah air limbah yang keluar dari proses mesin cuci washing machine merk “Lauten Egger” produksi Swiss yang bekerja
secara otomatis, proses kerja mesin cuci terdiri dari proses lapisan phosphat phosphating dan proses pembilasan Water Rinse dengan air tawar.
Bahan kimia yang dipergunakan pada proses Phosphating adalah campuran antara Palfos 525T dengan air, komposisi campuran yang dianjurkan
oleh produsen bahan kimia adalah 7 kg Palfos 525T dengan 1.000 liter air. Sehingga untuk pembentuk coating iron phosphat dengan kebutuhan volume air
3000 liter, diperlukan Palfos 525T sebanyak 21 kg. Untuk pengendalian kadar keasaman pH = 4,5 – 5,5, agar reaksi kimia berjalan dengan baik acid consum
proces, ditambahkan coastic soda atau soda ash sesuai dengan kebutuhan dan petunjuk yang dipersyaratkan.
Temperatur kerja larutan iron phosphat berkisar antara 40 – 45
o
C, proses pelapisan dilaksanakan dengan menyemprotkan larutan iron phosphat ke seluruh
permukaan logam yang dicuci secara otomatis dalam waktu 1-3 menit dengan tekanan 0,8-1,0 kgcm
2
.
Konsentrasi larutan iron phosphat dikendalikan angka keasamannnya dengan penambahan soda api, apabila penambahan Palfost dan coustic soda sudah
77
tidak mampu mengendalikan angka pH= 4,5 - 5,5, maka larutan iron phosphat harus diganti dengan larutan baru. dan larutan lama diendapkan sekitar 45 hari
untuk mengurangi padatan yang tercampur dalam larutan, setelah angka keasamannya pH7, warna air limbah netral, air limbah dibuang ke saluran
pembuangan. Air bilasan untuk membersihkan sisa larutan pada proses phosphating,
ditampung dalam bak penampung untuk dilakukan pengendapan padatan selama dua hari, setelah dilakukan pemeriksaan parameter keasaman pH7, air bilasan
dibuang ke saluran drainase. Volume air bilasan yang dibuang setiap dua hari 3.000 – 4.000 liter.
Data primer dalam penelitian ini adalah parameter air limbah dibuang dan perameter air sumur, data air limbah diambil sampel dari air limbah yang dibuang
ke saluran drainase pada lokasi K, air selokan yang ada diluar pagar pada lokasi L, dan air sumur yang berada di sekitar saluran pembuangan, peta pengambilan
sampel air secara lengkap ditunjukkan pada gambar 5.
Pengambilan sampel dilakukan tanggal 13 Juni 2008 pada jam 09.00 – 10.30 di lokasi penelitian. Pengukuran data lapangan terdiri dari pH sesaat,
temperatur sampel, temperatur lingkungan, kedalaman sumur, kedalaman muka air dari tanah, jarak lubang sumur dari saluran pembuangan air limbah dan atau
dari selokan. Hasil pengukuran lapangan selengkapnya ditunjukkan pada tabel 6.
78
Temperatur [
o
C] No
Lokasi Pengambilan
Sampel Ling-
kungan Air
pH Kedalaman
sumur dari muka
tanah [m]
Kedalaman muka Air
[cm] Jarak
dari Outlet
[m] Jarak
dari Saluran
[m]
1 Sumur -A
29,2 27,4
5,9 5,0
129 25
7,5 2
Sumur -B 29,2
27,7 6,4
4,2 123
50 2,2
3 Sumur -C
30,2 26,8
6,4 4,2
125 75
2,2 4
Sumuri -D 30,2
26,6 6,3
6,0 136
100 0,5
5 Sumur -E
30,2 26,2
6,1 4,2
160 125
3,5 6
Sumur -F 30,2
25,6 6,4
4,0 179
150 3,5
7 Sumuri -G
29,2 26,5
6,4 13,0
187 175
8,3 8
Sumur -H 31,0
27,4 6,7
3,75 176
200 3,2
9 Sumur -I
31,0 27,1
6,0 12
ttd 215
10,5 10
Sumur -J 31,1
27,4 6,1
12 ttd
235 16,5
11 Air limbah -K
31,5 27,2
6,1 110
1 12
Air Selokan –L 31,1
25,2 7,0
120 175
Tabel 6. Data Pengambilan Sampel air limbah dan air sumur
79
Gambar 5. Peta Lokasi Pengambilan Sampel Air Limbah dan Air Sumur
80
B. Deskripsi Data Penelitian 1. Hasil Pengujian Air Limbah Bengkel Produksi