Analisis kuantitatif dalam penelitian ini, baik pembuatan kurva kalibrasi maupun penentuan kadar kalsium, kalium, magnesium, dan natrium
dilakukan dengan nyala udara-asetilen. Menurut Khopkar 1985, campuran udara-asetilen digunakan untuk atomisasi unsur alkali yang membentuk
refraktori, dalam hal ini yaitu kalsium dan magnesium. Untuk analisis kuantitatif logam kalium dan natrium tepat dilakukan menggunakan nyala
udara-propana yang sesuai untuk logam yang mudah diubah menjadi uap atomik. Adapun alasan penggunaan nyala udara-asetilen oleh peneliti adalah
karena keterbatasan ketersediaan nyala pada laboratorium yang digunakan oleh peneliti. Nyala yang tersedia hanya nyala udara-asetilen.
4.3.1 Kurva Kalibrasi Kalsium, Kalium, Magnesium, dan Natrium
Kurva kalibrasi kalsium, kalium, magnesium, dan natrium diperoleh dengan cara mengukur absorbansi dari larutan standar kalsium,
kalium, magnesium, dan natrium pada panjang gelombang 422,7 nm, 766,5 nm, 285,2 nm, dan 589,00 nm. Data hasil pengukuran absorbansi larutan
baku kalsium, kalium, magnesium, dan natrium dapat dilihat pada Lampiran 4. Dari pengukuran kurva kalibrasi untuk kalsium, kalium, magnesium, dan
natrium diperoleh persamaan garis regresi yaitu Y = 0,041217 X + 0,00869 untuk kalsium, Y = 0,040646 X - 0,00125 untuk kalium, Y = 0,4224 X +
0,0001 untuk magnesium, dan Y = 0,1106 X + 0,0025 untuk natrium. Perhitungan persamaan garis regresi
dapat dilihat pada Lampiran 5. Kurva kalibrasi larutan baku kalsium, kalium, magnesium, dan natrium
dapat dilihat pada Gambar 4.3, 4.4, 4.5, dan 4.6 berikut ini:
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.3 Kurva Kalibrasi Larutan Baku Kalsium
Gambar 4.4 Kurva Kalibrasi Larutan Baku Kalium
Gambar 4.5 Kurva Kalibrasi Larutan Baku Magnesium
Gambar 4.6 Kurva Kalibrasi Larutan Baku Natrium
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan kurva di atas diperoleh hubungan yang linear antara konsentrasi dengan absorbansi, dengan koefisien korelasi r untuk kalsium
sebesar 0,9969, kalium sebesar 0,9998, magnesium sebesar 0,9982, dan natrium sebesar 0,9993. Nilai r
≥ 0,97 menunjukkan adanya korelasi linier yang menyatakan adanya hubungan antara X Konsentrasi dan Y
Absorbansi Miller, 2005.
4.3.2 Kadar Kalsium, Kalium, Magnesium, dan Natrium dalam Air Kelapa
Hasil analisis kadar kalsium, kalium, magnesium, dan natrium dapat dilihat pada Lampiran 6. Contoh perhitungan kadar sampel dapat dilihat
dalam Lampiran 7 dan perhitungan statistik kadar kalsium, kalium, magnesium, dan natrium dapat dilihat pada Lampiran 8, 9, 10, dan 11.
Pengaruh tingkat kematangan terhadap kadar kalsium, kalium, natrium dan magnesium air kelapa hijau dapat dilihat pada Tabel 4.2 dan
kecenderungan perubahannya dapat dilihat pada Gambar 4.7 berikut ini:
Tabel 4.2 Pengaruh Tingkat Kematangan terhadap Kadar Kalsium, Kalium,
Magnesium dan Natrium pada Air Kelapa Hijau N
Samp el
Kadar Mineral mgl Kalsium
Kalium Magnesium
Natrium 1
Kelap a
Sa ng
at M
ud a
87,41± 11,48
a,b
624,27 ± 22,09
a,b
20,30 ± 5,51
a
5,81 ±
0,77
a,b
2 Kelap
a Muda
48,36 ±
11,22
b,c
550,29 ± 13,87
c
27,70 ± 5,67
b,c
6,46 ± 0,71
b
3 Kelap
a Tua
26,98 ± 7,07
a,c
559,35 ± 18,21
c
16,72 ± 3,01
a
4,27 ± 1,25
a,c
Universitas Sumatera Utara
Keterangan: Kadar rata-rata 6 kali pengulangan sampel
a
berbeda signifikan dengan air kelapa muda
b
berbeda signifikan dengan air kelapa tua
c
berbeda signifikan dengan air kelapa sangat muda
Gambar 4.7 Pengaruh Tingkat Kematangan terhadap Kecenderungan
Perubahan
Kadar: a Kalsium, b Kalium, c Natrium, dan d Magnesium dalam
Air Kelapa Hijau Dari Tabel 4.2 dan Gambar 4.7 dapat dilihat bahwa kadar mineral
yang paling tinggi adalah kadar kalium, diikuti oleh kadar kalsium, magnesium dan yang paling sedikit natrium. Sehingga air kelapa hijau dapat
dimanfaatkan dalam pengobatan hipertensi karena kadar kaliumnya yang tinggi dan kadar natriumnya yang rendah. Keberadaan kalium sangat penting
untuk mengimbangi natrium, kalium bersifat hipotensif, yaitu memiliki efek penurunan tekanan darah. Oleh karena itu, rasio kalium terhadap natrium
yang tinggi berperan penting dalam pencegahan hipertensi Astawan, 2009. Sebagai mineral makro, kalsium dan magnesium belum mencukupi
angka kebutuhan gizi harian, karena masih berada di bawah 100 mgl. Dari a
b
d c
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.2 juga dapat dilihat bahwa kematangan mempengaruhi kadar kalsium, kalium, magnesium, dan natrium dalam air kelapa. Air kelapa yang
semakin matang semakin menurun kadar rata-rata kalsium dan kaliumnya. Kadar kalsium dan kalium tertinggi berasal dari air kelapa sangat muda, yaitu
secara berturut- turut sebesar 87,41 ± 11,48 mgl dan 624,27 ± 22,09 mgl. Kecenderungan perubahan kadar mineral dapat dilihat pada Gambar 4.7.
Perubahan kadar magnesium dan natrium membentuk grafik yang terbuka ke bawah. Kadar magnesium dan natrium paling tinggi terdapat
pada air kelapa muda yaitu 27,70 ± 5,67 mgl untuk magnesium dan 6,46 ± 0,71 mgl untuk natrium.
Berdasarkan penelitian Arsa 2011, kadar kalium pada air kelapa hijau menurun dengan bertambahnya kematangan, yaitu untuk kelapa sangat
muda 3681,2 ppm; kelapa muda 3562,4 ppm; dan kelapa tua 3469,6 ppm. Sedangkan kadar natrium meningkat seiring bertambahnya kematangan,
yaitu kelapa sangat muda 3,96 ppm; kelapa muda 4,4 ppm; dan kelapa tua 6,6 ppm. Hal ini membuktikan bahwa kecenderungan perubahan kadar
kalium yang diperoleh pada pada penelitian ini sesuai dengan penelitian sebelumnya, namun kisaran kadar kalium yang diperoleh tidak sama.
Kecenderungan perubahan kadar natrium pada penelitian ini sedikit berbeda dengan penelitian sebelumnya. Pada penelitian ini, kadar natrium meningkat
dari air kelapa sangat muda ke kelapa muda, lalu menurun kembali pada air kelapa tua. Hal ini mungkin disebabkan oleh lingkungan tempat tumbuh
sampel yang diuji berbeda. Komposisi nutrisi dari air kelapa secara lagsung dipengaruhi oleh jenis varietas kelapa dan perbedaan tingkat kemasakan
Universitas Sumatera Utara
buah, secara tidak langsung pemeliharaan seperti keadaan tanah dan dipengaruhi oleh lingkungan tumbuh dan iklim Rindengan dkk.,1995.
Secara alami, air kelapa muda mempunyai kesetimbangan cairan elektrolit yang sempurna, sama dengan cairan tubuh manusia sehingga dapat
digunakan bagi penderita kolera Prasetyo, 2002. Selanjutnya air kelapa muda memiliki unsur kalium tertinggi. Oleh karena itu air kelapa berperan
penting dalam meningkatkan frekuensi buang air kencing Kumar, 1995.
4.3.3 Analisis Data Secara Statistik