Validasi Metode .1 Uji Perolehan Kembali
tidak diketahui dilakukan uji F untuk mengetahui apakah variansi kedua populasi sama
σ
1
= σ
2
atau berbeda σ
1
≠ σ
2
dengan menggunakan rumus: F
o
=
2 2
2 1
s s
Keterangan : F
o
= Beda nilai yang dihitung s
1
= simpangan baku sampel terbesar s
2
= simpangan baku sampel terkecil Apabila dari hasilnya diperoleh F
o
tidak melewati nilai kritis F maka dilanjutkan uji dengan distribusi t daftar nilai distribusi t tertera pada Lampiran 21
dengan rumus: X
1
– X
2
t
o
= s
√1n
1
+ 1n
2
Keterangan : X
1
= kadar rata-rata sampel 1 n
1
= Jumlah perlakuan sampel 1 X
2
= kadar rata-rata sampel 2 n
2
= Jumlah perlakuan sampel 2 s = simpangan baku
Kedua sampel dinyatakan berbeda apabila t
o
yang diperoleh melewati nilai kritis t
tabel
. Jika F
o
melewati nilai kritis F, dilanjutkan uji dengan distribusi t dengan rumus: X
1
– X
2
t
o
=
√s
1 2
n
1
+ s
2 2
n
2
Keterangan: X
1
= kadar rata-rata sampel 1 S
1
= simpangan baku sampel 1 X
2
= kadar rata-rata sampel 2 S
2
= simpangan baku sampel 2 n
1
= Jumlah perlakuan sampel 1 n
2
= simpangan baku sampel 2
3.4.7 Validasi Metode 3.4.7.1 Uji Perolehan Kembali
Uji perolehan kembali atau recovery dilakukan dengan metode penambahan larutan standar standard addition method. Dalam metode ini,
Universitas Sumatera Utara
kadar logam dalam sampel ditentukan terlebih dahulu, selanjutnya dilakukan penentuan kadar mineral dalam sampel setelah penambahan larutan standar
dengan konsentrasi tertentu Miller, 2005. Air kelapa yang telah diketahui kadarnya dipipet sebanyak 5 ml, lalu
ditambahkan larutan baku kalsium 10 µgml sebanyak 2,5 ml, larutan baku kalium 1000 µgml sebanyak 2,5 ml, larutan baku magnesium 100 µgml
sebanyak 1,25 ml, dan larutan baku natrium 10 µgml sebanyak 2,5 ml kemudian dihomogenkan. Lalu tambahkan dengan HNO
3p
sebanyak 15 ml, kemudian dilanjutkan dengan prosedur destruksi basah seperti yang telah
dilakukan sebelumnya. Menurut Harris 1982, perhitungan kadar analit yang ditambahkan ke dalam sampel CA dapat dilihat pada Lampiran 13 sampai
16 dengan persamaan:
Menurut Harmita 2004, persen perolehan kembali dapat dihitung dengan rumus di bawah ini:
Keterangan: CF = Kadar analit dalam sampel setelah penambahan bahan baku
gml
CA = Kadar analit dalam sampel sebelum penambahan bahan baku
gml
CA = Kadar larutan baku yang ditambahkan ke dalam sampel
gml
.