Metode Analisis Data Pembahasan

57 Data umum yang dikumpulkan berupa profil dan gambaran umum Kabupaten Humbang Hasundutan, sedangkan data khususnya berupa Laporan Realisasi Anggaran Pemerintah Kabupaten Humbang Hasundutan tahun anggaran 2010- 2014

3.5 Metode Analisis Data

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis rasio keuangan dan analisis trend. 1. Analisis Rasio Keuangan Metode analisis ini digunakan untuk mengukur kinerja keuangan pemerintah daerah yaitu dengan menghitung rasio-rasio keuangan dari pos- pos yang terdapat pada Laporan Realisasi APBD tahun anggaran 2010- 2014. Dalam hal ini analisis data akan dilakukan dengan menggunakan rasio keuangan sebagai berikut: a. Rasio Derajat Desentralisasi Fiskal b. Rasio Indeks Kemampuan Rutin IKR c. Rasio Efektivitas PAD d. Rasio Efisiensi Keuangan Daerah e. Rasio Ketergantungan Keuangan Daerah f. Rasio Pertumbuhan 2. Analisis Trend Metode analisis ini dilakukan untuk mengetahui perkiraan atau proyeksi Universitas Sumatera Utara 58 perkembangan rasio-rasio keuangan pada tahun-tahun anggaran yang akan datang dengan menggunakan analisis time series. Analisis trend ini membantu memberikan gambaran bagi suatu entitas dalam merencanakan kegiatan-kegiatan maupun untuk menetapkan anggaran keuangan pada tahun-tahun berikutnya. Universitas Sumatera Utara 59

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Kabupaten Humbang Hasundutan 4.1.1 Keadaan Geografis Kabupaten Humbang Hasundutan terletak di bagian tengah wilayah Provinsi Sumatera Utara, Indonesia, tepatnya berada pada pada garis 2 o 1’- 2 o 28’ Lintang Utara dan 98 o 10’-98 o 58’ Bujur Timur. Secara geografis Kabupaten Humbang Hasundutan berbatasan dengan Kabupaten Tapanuli Utara di sebelah timur, Kabupaten Tapanuli Tengah di sebelah selatan, Kabupaten Pakpak Bharat di sebelah barat, dan di sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Samosir. Kabupaten Humbang Hasundutan dibentuk pada 28 Juli 2003, dan beribukotakan Dolok Sanggul. Luas wilayah Kabupaten Humbang Hasundutan adalah sebesar 251.765,93 ha, yang terdiri dari 10 sepuluh kecamatan, 153 seratus lima puluh tiga desa dan 1 satu kelurahan. 10 kecamatan tersebut yaitu Kecamatan Pakkat, Kecamatan Onanganjang, Kecamatan Sijamapolang, Kecamatan Lintongnihuta, Kecamatan Paranginan, Kecamatan Doloksanggul, Kecamatan Pollung, Kecamatan Parlilitan, Kecamatan Tarabintang dan Kecamatan Baktiraja. Berdasarkan Universitas Sumatera Utara 60 luas daerahnya, kecamatan terluas di Kabupaten Humbang Hasundutan adalah Kecamatan Parlilitan dengan luas 72.774,71 ha atau sekitar 28,9 dari total luas Kabupaten Humbang Hasundutan. Sedangkan kecamatan terkecil adalah Kecamatan Baktiraja dengan luas 2.231,91 ha atau sekitar 0,88. Pembagian wilayah Kabupaten Humbang Hasundutan berdasarkan luas daerah dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut : Tabel 4.1 Luas Daerah Kabupaten Humbang Hasundutan Menurut Kecamatan No Nama Kecamatan Luas Ha 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Pakkat Onanganjang Sijamapolang Lintongnihuta Paranginan Doloksanggul Pollung Parlilitan Tarabintang Baktiraja + Luas Danau Toba Total Luas Humbang Hasundutan 38.168,00 22.256,27 14.018,07 18.126,03 4.778,06 20.929,53 32.736,46 72.774,71 24.251,98 2.231,91 + 1.494,91 251.765.93 Sumber : Surat Edaran Bupati Humbang Hasundutan Nomor : 1301647PemXI2007, 12 November 2007 Kabupaten Humbang Hasundutan berada pada ketinggian 330- 2.075 m diatas permukaan laut. Wilayah Kabupaten Humbang Hasundutan yang berada pada ketinggian dibawah 500 m dpl hanya sekitar 12 meliputi sebagian Kecamatan Pakkat dan Tarabintang, 500-1000 m dpl sekitar 36 meliputi Kecamatan Tarabintang, Baktiraja, sebagian wilayah Kecamatan Pakkat dan Parlilitan, ketinggian antara 1000-1500 m dpl sekitar 48 Universitas Sumatera Utara 61 meliputi Kecamatan Doloksanggul, Pollung, Lintongnihuta, Paranginan, Onanganjang, Sijamapolang, sebagian wilayah Kecamatan Pakkat dan Parlilitan, ketinggian diatas 1500 m dpl sekitar 3 meliputi daerah Dolok Pinapan. Jika dilihat dari kemiringan tanah yang tergolong datar hanya 11, landai sebesar 20, dan miring terjal 69

4.1.2 Gambaran Umum Demografis

Jumlah penduduk Kabupaten Humbang Hasundutan pada tahun 2014 adalah sebesar 181.026 jiwa yang terdiri dari penduduk laki-laki sebanyak 89.906 jiwa dan perempuan sebanyak 91.120 jiwa yang tersebar di 10 kecamatan dengan angka kepadatan penduduk sekitar 72 jiwa km². Rasio jenis kelamin sebesar 98,67 yang berarti dalam setiap 100 penduduk perempuan terdapat 98,67 penduduk laki-laki. Jumlah serta penyebaran penduduk Kabupaten Humbang Hasundutan berdasarkan jenis kelamin pada tiap-tiap kecamatan dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.2 Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan dan Jenis Kelamin, 2010 dan 2014 No Kabupaten 2010 2014 1 2 3 4 5 6 7 8 Pakkat Onan Ganjang Sijamapolang Doloksanggul Lintongnihuta Paranginan Baktiraja Pollung LK PR Jumlah LK PR Jumlah 11.177 4.852 2.538 21.624 14.720 6.183 3.402 8.860 11.929 5.015 2.590 21.822 14.462 6.339 3.441 8.826 23.106 9.867 5.128 43.466 29.182 12.522 6.843 17.686 11.665 5.058 2.634 23.275 15.481 6.441 3.525 9.319 12.425 5.216 2.681 23.440 15.177 6.557 3.558 9265 24.090 10.274 5.315 46.715 30.658 12.968 7.084 18.584 Universitas Sumatera Utara 62 9 10 Parlilitan Tarabintang Total 8.547 3.585 85488 8.809 3.605 86.838 17.356 7.190 172.326 8.815 3.723 89.906 9.066 3.735 91.120 17.880 7.458 181.026 Sumber : Humbang Hasundutan dalam angka 2015 Jumlah penduduk terbanyak berada di Kecamatan Doloksanggul sebesar 46.715 jiwa sedangkan jumlah terendah berada di Kecamatan Sijamapolang sebesar 5.315 jiwa. Perkembangan penduduk terpesat terdapat di Kecamatan Doloksanggul sebagai dampak dari tingginya tingkat perpindahan penduduk ke Kecamatan Doloksanggul sebagai ibukota Kabupaten Humbang Hasundutan. 4.2 Perhitungan dan Analisis Perkembangan Rasio dan Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Humbang Hasundutan Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesehatan keuangan pemerintah daerah Kabupaten Humbang Hasundutan dalam rangka penyelenggaraan otonomi daerah. Jenis penelitian ini termasuk dalam penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang dimulai dari kegiatan mengumpulkan, mengolah, dan kemudian menyajikan penelitian terhadap suatu objek tertentu, dimana dari data selanjutnya dianalisis dan ditarik kesimpulan. Dalam melakukan penelitian ini, data yang peneliti dapatkan adalah data Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah APBD Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun Anggaran 2010 sampai dengan 2014 yang telah ditetapkan dan dilaksanakan, serta data Laporan Realisasi APBD LRA Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun Anggaran 2010 sampai dengan 2014. Berdasarkan data tersebut, peneliti menggunakan beberapa Universitas Sumatera Utara 63 rasio keuangan untuk menganalisis kesehatan keuangan pemerintah daerah Kabupaten Humbang Hasundutan.

4.2.1 Analisis Rasio Derajat Desentralisasi Fiskal Kabupaten Humbang Hasundutan

Rasio derajat desentralisasi fiskal menunjukkan tingkat kontribusi pendapatan asli daerah PAD terhadap pendapatan daerah secara keseluruhan. Secara umum, semakin tinggi kontribusi PAD terhadap total penerimaan daerah dan semakin tinggi tingkat kemampuan daerah untuk membiayai pengeluarannya sendiri akan menunjukkan kinerja keuangan daerah yang positif. Dalam hal ini, kinerja keuangan positif dapat diartikan sebagai suatu kemandirian keuangan daerah dalam membiayai kebutuhan daerah dan mendukung pelaksanaan otonomi daerah pada daerah tersebut. Hasil dari perhitungan Rasio Derajat Desentralisasi Fiskal dapat dilihat pada tabel 4.3 di bawah ini : Tabel 4.3 Rasio Derajat Desentralisasi Fiskal Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun Anggaran 2010-2014 Tahun PAD Rp Total Penerimaan Daerah Rp Rasio DDF Kemampuan Keuangan 2010 10.007.220.641,37 408.726.884.617,37 2,44 Sangat rendah 2011 12.870.031.745,77 464.390.691.265,77 2,77 Sangat rendah 2012 17.901.926.972,32 551.371.659.058,32 3,24 Sangat rendah 2013 17.632.873.685,77 627.805.970.533,77 2,80 Sangat rendah 2014 29.491.349.500,38 721.469.692.393,38 4,08 Sangat rendah Total 87.903.402.545,61 2.773.764.897.868,61 3,06 Sangat rendah Sumber : data diolah Universitas Sumatera Utara 64 Gambar 4.1 Rasio Derajat Desentralisasi Fiskal Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun Anggaran 2010 - 2014 Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel 4.3 di atas dapat dilihat bahwa kinerja keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Humbang Hasundutan jika dilihat dari hasil perhitungan Rasio Derajat Desentralisasi Fiskal masih berada pada kategori Sangat Rendah. Dimulai pada tahun 2010 nilai Rasio Derajat Desentralisasi Fiskal pada Kabupaten Humbang Hasundutan sebesar 2,44. Pada tahun 2011 dan 2012 mengalami kenaikan menjadi 2,77 dan 3,24. Tahun 2013 mengalami penurunan menjadi 2,80, dan naik kembali pada tahun 2014 menjadi 4,08. Adanya peningkatan dan penurunan ini menunjukkan bahwa masih terdapat ketidakkonsistenan dalam kinerja pemerintah daerah, terutama dalam hal 0,00 1,00 2,00 3,00 4,00 5,00 2010 2011 2012 2013 2014 Rasio Derajat Desentralisasi Fiskal Derajat Desentralisasi Fiskal Universitas Sumatera Utara 65 pengelolaan PAD. Berdasarkan interval ukuran derajat desentralisasi fiskal pada tabel 3.1, secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa kemampuan keuangan Kabupaten Humbang Hasundutan berdasarkan hasil perhitungan rasio derajat desentralisasi fiskalnya selama tahun 2010-2014 masih sangat rendah, karena masih berada dalam skala interval 00,00-10,00 dan memiliki pola hubungan instruktif, yaitu pola hubungan dimana peranan pemerintah pusat lebih dominan daripada kemandirian pemerintah daerah. Hal ini menandakan bahwa kinerja keuangan pemerintah daerah Kabupaten Humbang Hasundutan masih sangat tergantung pada pemerintah pusat. Untuk mengetahui perkembangan kemampuan keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Humbang Hasundutan, ditinjau dari tingkat derajat desentralisasi fiskal selama lima tahun anggaran, digunakan metode analisis trend dengan formula Y’ = a + bX. Tabel 4.4 Trend Perkembangan Derajat Desentralisasi Fiskal Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun Anggaran 2010 - 2014 Tahun Anggaran Rasio DDF Y X XY X 2 2010 2,44 -2 -4,88 4 2011 2,77 -1 -2,77 1 2012 3,24 2013 2.80 1 2,80 1 2014 4,08 2 8,16 4 Total 15,33 3,31 10 Universitas Sumatera Utara 66 Sumber : data diolah Nilai a dan b dapat dicari dengan rumus : a = ∑ Y N = 15,33 5 = 3,066 b = ∑ XY ∑ X 2 = 3,31 10 = 0,331 Sehingga, persamaan trend untuk menghitung derajat desentralisasi fiskal Kabupaten Humbang Hasundutan adalah : Y’ = 3,066 + 0,331 X. Dari persamaan trend di atas, maka proyeksiperkiraan derajat desentralisasi fiskal Kabupaten Humbang Hasundutan untuk 5 lima tahun yang akan datang 2015-2019 dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut Tabel 4.5 Proyeksi Perkembangan Derajat Desentralisasi Fiskal Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun Anggaran 2015 – 2019 No Tahun Anggaran Proyeksi Derajat Desentralisasi Fiskal 1 2015 4,059 2 2016 4,39 3 2017 4,721 4 2018 5,052 5 2019 5,383 Sumber : data diolah Berdasarkan tabel 4.5 tersebut dapat diketahui bahwa proyeksi rasio derajat desentralisasi fiskal Kabupaten Humbang Hasundutan untuk tahun- Universitas Sumatera Utara 67 tahun yang akan datang akan terus mengalami peningkatan setiap tahunnya, namun masih tetap berada pada kategori sangat rendah.

4.2.2 Analisis Indeks Kemampuan Rutin Kabupaten Humbang Hasundutan

Kemampuan rutin daerah menunjukkan sejauh mana kemampuan keuangan pada potensi suatu daerah dalam rangka membiayai belanja langsung daerah. Kemampuan rutin suatu daerah dapat diketahui dengan menggunakan rasio indeks kemampuan rutin IKR, yaitu dengan cara membandingkan total Pendapatan Asli Daerah PAD dengan total Belanja Langsung. Nilai belanja langsung tersebut diperoleh dari akumulasi Belanja Administrasi Umum, Belanja Operasi dan Pemeliharaan serta Belanja Modal. Hasil perhitungan Indeks Kemampuan Rutin Kabupaten Humbang Hasundutan periode 2010 - 2014 dapat dilihat pada Tabel 4.6 berikut. Tabel 4.6 Indeks Kemampuan Rutin Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun Anggaran 2010 - 2014 Tahun PAD Rp Total Belanja Langsung Rp Persentase IKR Tingkat Kemampuan 2010 10.007.220.641,37 147.238.313.738,89 6,79 Sangat kurang 2011 12.870.031.745,77 154.659.269.395,77 8,32 Sangat kurang 2012 17.901.926.972,32 200.830.251.735,00 8,91 Sangat kurang 2013 17.632.873.685,77 273.237.106.522,10 6,45 Sangat kurang 2014 29.491.349.500,38 334.353.276.969,36 8,82 Sangat kurang Total 87.903.402.545,61 1.110.318.218.361,12 7,91 Sangat kurang Sumber : data diolah Universitas Sumatera Utara 68 Gambar 4.2 Indeks Kemampuan Rutin Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun Anggaran 2010 - 2014 Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel 4.6 diatas dapat dilihat bahwa kinerja keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Humbang Hasundutan jika dilihat dari hasil perhitungan indeks kemampuan rutinnya masih berada pada kategori Sangat Rendah. Dimulai pada tahun 2010 nilai Indeks Kemampuan Rutin pada Kabupaten Humbang Hasundutan sebesar 6,79. Pada tahun 2011 dan 2012 mengalami kenaikan menjadi 8,32 dan 8,91. Tahun 2013 mengalami penurunan menjadi 6,45, dan naik kembali pada tahun 2014 menjadi 8,82. Berdasarkan interval tingkat kemampuan rutin daerah pada tabel 3.2, secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa kemampuan keuangan Kabupaten Humbang Hasundutan berdasarkan hasil perhitungan indeks kemampuan rutinnya 0,00 2,00 4,00 6,00 8,00 10,00 2010 2011 2012 2013 2014 Indeks Kemampuan Rutin Indeks Kemampuan Rutin Universitas Sumatera Utara 69 selama tahun 2010-2014 masih sangat rendah, karena masih berada dalam skala interval 0-20. Hal ini menggambarkan bahwa kemandirian pemerintah daerah Kabupaten Humbang Hasundutan dalam mencukupi pembiayaan untuk melakukan tugas-tugas pemerintahan, pembangunan dan pelayanan sosial masyarakat masih sangat rendah karena persentase pendapatan asli daerahnya tidak sebanding dengan belanja langsung daerah. Untuk mengetahui perkembangan kemampuan keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Humbang Hasundutan, ditinjau dari tingkat indeks kemampuan rutin selama lima tahun anggaran, digunakan metode analisis trend dengan formula Y’ = a + bX. Tabel 4.7 Trend Perkembangan Indeks Kemampuan Rutin Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun Anggaran 2010 - 2014 Tahun Anggaran Indeks Kemampuan Rutin Y X XY X 2 2010 6,79 -2 -13,58 4 2011 8,32 -1 -8,32 1 2012 8,91 2013 6,45 1 6,45 1 2014 8,82 2 17,64 4 Total 39,29 2,19 10 Sumber : data diolah Nilai a dan b dapat dicari dengan rumus : Universitas Sumatera Utara 70 a = ∑ Y N = 39,29 5 = 7,858 b = ∑ XY ∑ X 2 = 2,19 10 = 0,219 Sehingga, persamaan trend untuk menghitung indeks kemampuan rutin Kabupaten Humbang Hasundutan adalah : Y’ = 7,858 + 0,219 X. Dari persamaan trend di atas, maka proyeksiperkiraan indeks kemampuan rutin Kabupaten Humbang Hasundutan untuk 5 lima tahun yang akan datang dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut. Tabel 4.8 Proyeksi Perkembangan Indeks Kemampuan Rutin Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun Anggaran 2015 – 2019 No Tahun Anggaran Proyeksi Indeks Kemampuan Rutin 1 2015 8,515 2 2016 8,734 3 2017 8,953 4 2018 9,172 5 2019 9,391 Sumber : data diolah Berdasarkan tabel 4.8 tersebut dapat diketahui bahwa proyeksi indeks kemampuan rutin Kabupaten Humbang Hasundutan untuk tahun 2015 akan mengalami penurunan, namun akan terus mengalami peningkatan untuk tahun-tahun berikutnya, namun masih tetap berada pada kategori sangat kurang.

4.2.3 Analisis Rasio Efektivitas PAD Kabupaten Humbang Hasundutan

Universitas Sumatera Utara 71 Rasio Efektivitas PAD menggambarkan kemampuan pemerintah daerah dalam merealisasikan PAD yang direncanakan dibandingkan dengan target penerimaan PAD. Apabila kontribusi keluaran yang dihasilkan realisasi PAD semakin besar terhadap nilai pencapaian sasaran tersebut target PAD, maka dapat disimpulkan bahwa pemungutan PAD semakin efektif dan sebaliknya. Hasil perhitungan Rasio Efektivitas PAD Kabupaten Humbang Hasundutan periode 2010 - 2014 dapat dilihat pada Tabel 4.9 berikut. Tabel 4.9 Rasio Efektivitas PAD Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun Anggaran 2010 – 2014 Tahun Realisasi Penerimaan PAD Rp Target Penerimaan PAD Rp Rasio Efektivitas PAD Tingkat Efektivitas 2010 10.007.220.641,37 15.914.105.174,00 62,88 Tidak efektif 2011 12.870.031.745,77 15.361.878.703,65 83,78 Kurang efektif 2012 17.901.926.972,32 14.705.438.694,00 121,74 Sangat efektif 2013 17.632.873.685,77 15.535.559.844,00 113,50 Sangat efektif 2014 29.491.349.500,38 27.084.178.524,00 108,89 Sangat efektif Total 87.903.402.545,61 88.601.160.939,65 98,16 Cukup Efektif Sumber : data diolah Universitas Sumatera Utara 72 Gambar 4.3 Rasio Efektivitas PAD Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun Anggaran 2010 - 2014 Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel 4.9 di atas dapat dilihat bahwa kinerja keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Humbang Hasundutan jika dilihat dari hasil perhitungan rasio efektivitas PAD-nya mengalami fluktuasi setiap tahunnya. Dimulai pada tahun 2010 nilai rasio efektivitas PAD-nya sebesar 62,88 yang termasuk dalam kategori tidak efektif. Kemudian mengalami peningkatan pada tahun 2011 menjadi 83,78 namun masih berada pada kategori kurang efektif. Dan pada tahun 2012-2014 nilai rasio efektivitas PAD-nya berhasil mencapai tingkat 0,00 20,00 40,00 60,00 80,00 100,00 120,00 140,00 2010 2011 2012 2013 2014 Rasio Efektivitas PAD Rasio Efektivitas PAD Universitas Sumatera Utara 73 sangat efektif, berturut-turut setiap tahunnya sebesar 121,74, 113,50 dan 108,89. Hasil perhitungan di atas menunjukkan bahwa meskipun mengalami ketidakstabilan, namun kinerja pemerintah daerah dalam hal merealisasikan pendapatan asli daerahnya sudah tergolong berhasil terutama pada tiga tahun terakhir. Pemerintah daerah telah berhasil dalam mengontrol serta mengelola rencana dan realisasi pendapatan asli daerah pada APBD terutama yang diperoleh dari sektor pajak dan retribusi daerah, dimana realisasi pendapatan yang diterima lebih besar daripada yang telah dianggarkan sebelumnya. Untuk mengetahui perkembangan kemampuan keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Humbang Hasundutan, ditinjau dari rasio efektivitas PAD selama lima tahun anggaran, digunakan metode analisis trend dengan formula Y’ = a + bX. Tabel 4.10 Trend Perkembangan Rasio Efektivitas PAD Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun Anggaran 2010 – 2014 Tahun Anggaran Rasio Efektivitas PAD Y X XY X 2 2010 62,88 -2 -125,76 4 2011 83,78 -1 -83,78 1 2012 121,74 2013 113,50 1 113,50 1 2014 108,89 2 217,78 4 Total 490,79 121,74 10 Universitas Sumatera Utara 74 Sumber : data diolah Nilai a dan b dapat dicari dengan rumus : a = ∑ Y N = 490,79 5 = 98,158 b = ∑ XY ∑ X 2 = 121,74 10 = 12,174 Sehingga, persamaan trend untuk menghitung rasio efektivitas PAD Kabupaten Humbang Hasundutan adalah : Y’ = 98,158 + 12,174 X. Dari persamaan trend diatas, maka proyeksiperkiraan rasio efektivitas PAD Kabupaten Humbang Hasundutan untuk 5 lima tahun yang akan datang dapat dilihat pada tabel 4.11 berikut. Tabel 4.11 Proyeksi Perkembangan Rasio Efektivitas PAD Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun Anggaran 2015 – 2019 No Tahun Anggaran Proyeksi Rasio Efektivitas PAD 1 2015 134,68 2 2016 146,85 3 2017 159,03 4 2018 171,20 5 2019 183,38 Sumber : data diolah Berdasarkan tabel 4.11 tersebut dapat diketahui bahwa proyeksi rasio efektivitas PAD Kabupaten Humbang Hasundutan untuk tahun-tahun Universitas Sumatera Utara 75 yang akan datang akan terus mengalami peningkatan setiap tahunnya dan efektivitasnya tergolong sangat efektif.

4.2.4 Analisis Rasio Efisiensi Keuangan Daerah Kabupaten Humbang Hasundutan

Rasio Efisiensi Keuangan Daerah REKD menggambarkan perbandingan antara besarnya biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan belanja daerah dengan realisasi pendapatan yang diterima. Kinerja pemerintah daerah dalam melakukan pemungutan pendapatan dikategorikan efisien, apabila rasio yang dicapai kurang dari 1 satu atau dibawah 100. Semakin kecil rasio efisiensi, mengindikasikan bahwa kinerja pemerintah semakin baik. Hasil perhitungan Rasio Efisiensi Keuangan Daerah Kabupaten Humbang Hasundutan periode 2010 - 2014 dapat dilihat pada Tabel 4.12 berikut. Tabel 4.12 Rasio Efisiensi Keuangan DaerahKabupaten Humbang Hasundutan Tahun Anggaran 2010 – 2014 Tahun Realisasi Belanja Daerah Rp Realisasi Pendapatan Daerah Rp REKD Tingkat Efisiensi 2010 393.014.475.016,49 408.726.884.617,37 96,15 Kurang efisien 2011 432.517.402.763,77 464.390.691.265,77 93,13 Kurang efisien 2012 511.537.853.879,00 551.371.659.058,32 92,77 Kurang efisien 2013 605.789.787.843,10 627.805.970.533,77 96,49 Kurang efisien 2014 700.844.955.590,36 721.469.692.393,38 97,14 Kurang efisien Total 2.643.704.475.092,72 2.773.764.897.868,61 95,14 Kurang efisien Sumber : data diolah Universitas Sumatera Utara 76 Pembagian alokasi belanja daerah Kabupaten Humbang Hasundutan tersebut dapat dilihat pada tabel 4.13 berikut. Tabel 4.13 Alokasi Belanja DaerahKabupaten Humbang Hasundutan Tahun Anggaran 2010 – 2014 Tahun Belanja Operasi Rp Belanja Modal Rp Belanja Tak Terduga Rp 2010 299.855.995.311,56 76,29 82.610.493.600,93 21,01 533.204.875,00 0,13 2011 352.927.559.715,37 81,59 78.728.758.021,40 18,20 861.085.000,00 0,19 2012 386.293.359.081,00 75,51 124.492.942.798,00 24,33 751.552.000,00 0,14 2013 413.032.276.206,00 68,18 190.867.255.137,10 31,50 1.890.256.500,00 0,31 2014 474.823.852.641,36 67,75 223.948.003.511,00 31,95 2.073.099.438,00 0,29 Sumber : data diolah Gambar 4.4 Rasio Efisiensi Keuangan DaerahKabupaten Humbang Hasundutan Tahun Anggaran 2010 - 2014 90,00 91,00 92,00 93,00 94,00 95,00 96,00 97,00 98,00 2010 2011 2012 2013 2014 Rasio Efisiensi Keuangan Daerah Rasio Efisiensi Keuangan Daerah Universitas Sumatera Utara 77 Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel 4.12 di atas dapat dilihat bahwa kinerja keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Humbang Hasundutan selama tahun 2010-2014 jika dilihat dari hasil perhitungan rasio efisiensi keuangan daerahnya berada pada kisaran 90-100 yang merupakan kategori tingkat efisiensi kurang efisien. Nilai rasio efisiensi keuangan daerahnya pada tahun 2010 sebesar 96,15, kemudian pada tahun 2011 dan 2012 berturut-turut mengalami penurunan menjadi 93,13 dan 92,77. Sedangkan pada tahun 2013 dan 2014 nilainya mengalami kenaikan berturut-turut menjadi 96,49 dan 97,14. Dari hasil perhitungan tersebut dapat terlihat bahwa selama periode 2010-2014 rasio efisiensi keuangan daerahnya mengalami ketidakstabilan, terutama pada dua tahun terakhir yang terus mengalami kenaikan. Hal ini terutama dikarenakan besar kenaikan jumlah belanja setiap tahunnya lebih tinggi dibandingkan besar kenaikan pendapatan daerahnya. Hal inilah yang menyebabkan Rasio Efisiensi Keuangan Daerah selama 2010-2014 selalu berada pada kategori Kurang Efisien. Hasil perhitungan pada tabel 4.13 di atas menunjukkan bahwa total belanja daerah paling banyak terserap untuk sektor belanja operasi. Persentasenya selama periode 2010-2014 sebesar 76,29, 81,59, 75,51, 68,18 dan 67,75. Sedangkan persentase belanja modal selama periode 2010-2014 sebesar 21,01, 18,20, 24,33, 31,50, dan Universitas Sumatera Utara 78 31,95. Dari hasil perhitungan tersebut dapat dilihat bahwa anggaran belanja daerah Kabupaten Humbang Hasundutan sebagian besar masih terserap untuk belanja operasi terutama belanja pegawai dan anggaran untuk belanja modal atau pembangunannya masih kurang maksimal. Akan tetapi, dapat dilihat bahwa selama periode 2010-2014 pemerintah daerah telah menunjukkan keberhasilan dalam menekan belanja operasi dan meningkatkan porsi belanja modalnya. Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa kinerja keuangan pemerintah daerah Kabupaten Humbang Hasundutan periode 2010- 2014 dilihat dari hasil perhitungan rasio efisiensi keuangan daerahnya masih tergolong kurang efisien karena sebagian besar pendapatan daerah masih terserap untuk belanja daerah. Akan tetapi, dapat dilihat pula bahwa pemerintah daerah telah menunjukkan keberhasilan dalam menekan sektor belanja operasinya serta meningkatkan alokasi belanja modal. Hal ini menunjukkan bahwa pemerintah daerah telah berhasil meningkatkan sektor pembangunan daerahnya. Untuk mengetahui perkembangan kemampuan keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Humbang Hasundutan, ditinjau dari nilai rasio efisiensi keuangan daerah selama lima tahun anggaran, digunakan metode analisis trend dengan formula Y’ = a + bX. Universitas Sumatera Utara 79 Tabel 4.14 Trend Perkembangan Rasio Efisiensi Keuangan Daerah Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun Anggaran 2010 – 2014 Tahun Anggaran Rasio Efisiensi Keuangan Daerah Y X XY X 2 2010 96,15 -2 -192,30 4 2011 93,13 -1 -93,13 1 2012 92,77 2013 96,49 1 96,49 1 2014 97,14 2 194,28 4 Total 475,68 5,34 10 Sumber : data diolah Nilai a dan b dapat dicari dengan rumus : a = ∑ Y N = 475,68 5 = 95,136 b = ∑ XY ∑ X 2 = 5,34 10 = 0,534 Sehingga, persamaan trend untuk menghitung rasio efektivitas PAD Kabupaten Humbang Hasundutan adalah : Y’ = 95,136 + 0,534 X. Dari persamaan trend di atas, maka proyeksiperkiraan rasio efisiensi keuangan daerah Kabupaten Humbang Hasundutan untuk 5 lima tahun Universitas Sumatera Utara 80 yang akan datang dapat dilihat pada tabel 4.15 berikut. Tabel 4.15 Proyeksi Perkembangan Rasio Efisiensi Keuangan Daerah Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun Anggaran 2015 – 2019 No Tahun Anggaran Proyeksi Rasio Efisiensi Keuangan Daerah 1 2015 96,74 2 2016 97,27 3 2017 97,80 4 2018 98,34 5 2019 98,87 Sumber : data diolah Berdasarkan tabel 4.15 tersebut dapat diketahui bahwa proyeksi rasio efisiensi keuangan daerah Kabupaten Humbang Hasundutan untuk tahun- tahun yang akan datang akan mengalami penurunan pada tahun 2015 menjadi sebesar 96,74, kemudian untuk tahun-tahun berikutnya akan terus mengalami peningkatan setiap tahunnya.

4.2.5 Analisis Rasio Ketergantungan Keuangan Daerah Kabupaten Humbang Hasundutan

Rasio Ketergantungan merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa besar tingkat ketergantungan pemerintah daerah terhadap dana-dana yang diberikan pemerintah. Rasio ketergantungan Universitas Sumatera Utara 81 keuangan daerah dihitung dengan cara membandingkan jumlah pendapatan transfer yang diterima oleh penerimaan daerah dengan total penerimaan daerah. Semakin tinggi rasio ini, maka semakin besar tingkat ketergantungan pemerintah daerah terhadap pemerintah pusat dan pemerintah propinsi.Hasil perhitungan Rasio Ketergantungan KeuanganDaerah Kabupaten Humbang Hasundutan periode 2010 - 2014 dapat dilihat pada Tabel 4.16 berikut. Tabel 4.16 Rasio Ketergantungan Keuangan DaerahKabupaten Humbang Hasundutan Tahun Anggaran 2010 – 2014 Tahun Pendapatan Transfer Rp Pendapatan Daerah Rp RKKD Tingkat Ketergantungan 2010 392.260.217.716,00 408.726.884.617,37 95,97 Sangat tinggi 2011 434.163.060.170,00 464.390.691.265,77 93,49 Sangat tinggi 2012 492.161.290.416,00 551.371.659.058,32 89,26 Sangat tinggi 2013 582.118.417.092,00 627.805.970.533,77 92,72 Sangat tinggi 2014 659.027.826.548,00 721.469.692.393,38 91,34 Sangat tinggi Sumber : data diolah Gambar 4.5 Rasio Ketergantungan Keuangan DaerahKabupaten Humbang Hasundutan Tahun Anggaran 2010 - 2014 Universitas Sumatera Utara 82 Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel 4.16 di atas dapat dilihat bahwa kinerja keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Humbang Hasundutan selama tahun 2010-2014 jika dilihat dari hasil perhitungan rasio ketergantungan keuangan daerahnya masih tergolong sangat rendah karena tingkat ketergantungannya terhadap pemerintah pusat dan provinsi masih sangat tinggi. Tingkat ketergantungan tertinggi terjadi pada tahun 2010 yaitu sebesar 95,97 dan tingkat ketergantungan paling rendah terjadi pada tahun 2012 yaitu sebesar 89,26. Akan tetapi, bisa dilihat bahwa kinerja pemerintah daerahnya semakin membaik dari tahun ke tahun karena rata-rata setiap tahun besar rasio ketergantungan keuangan daerahnya semakin menurun. Untuk mengetahui perkembangan kemampuan keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Humbang Hasundutan, ditinjau dari nilai rasio 84,00 86,00 88,00 90,00 92,00 94,00 96,00 98,00 2010 2011 2012 2013 2014 Rasio Ketergantungan Keuangan Daerah Rasio Ketergantungan Keuangan Daerah Universitas Sumatera Utara 83 ketergantungan keuangan daerah selama lima tahun anggaran, digunakan metode analisis trend dengan formula Y’= a+bX. Tabel 4.17 Trend Perkembangan Rasio Ketergantungan Keuangan Daerah Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun Anggaran 2010 – 2014 Tahun Anggaran RKKD Y X XY X 2 2010 95,97 -2 -191,94 4 2011 93,49 -1 -93,49 1 2012 89,26 2013 92,72 1 92,72 1 2014 91,34 2 182,68 4 Total 462,78 -10,03 10 Sumber : data diolah Nilai a dan b dapat dicari dengan rumus : a = ∑ Y N = 462,78 5 = 92,556 b = ∑ XY ∑ X 2 = −10,03 10 = -1,003 Sehingga, persamaan trend untuk menghitung rasio efektivitas PAD Kabupaten Humbang Hasundutan adalah : Y’ = 92,556 – 1,003 X. Dari persamaan trend di atas, maka proyeksiperkiraan rasio efisiensi keuangan daerah Kabupaten Humbang Hasundutan untuk 5 lima tahun yang akan datang dapat dilihat pada tabel 4.17 berikut. Universitas Sumatera Utara 84 Tabel 4.18 Proyeksi Perkembangan Rasio Ketergantungan Keuangan Daerah Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun Anggaran 2015 – 2019 No Tahun Anggaran Proyeksi Rasio Ketergantungan Keuangan Daerah 1 2015 89,547 2 2016 88,544 3 2017 87,541 4 2018 86,538 5 2019 85,535 Sumber : data diolah Berdasarkan tabel 4.18 tersebut dapat diketahui bahwa proyeksi rasio efisiensi keuangan daerah Kabupaten Humbang Hasundutan untuk tahun- tahun yang akan datang akan terus mengalami penurunan setiap tahunnya. Dengan kata lain, tingkat ketergantungan pemerintah daerah terhadap pemerintah pusat dan provinsi akan semakin berkurang setiap tahunnya, namun tetap berada pada kategori tingkat ketergantungan yang sangat tinggi.

4.2.6 Analisis Rasio Pertumbuhan PAD Kabupaten Humbang Hasundutan

Rasio Pertumbuhan PAD merupakan ukuran seberapa besar kemampuan pemerintah daerah dalam mempertahankan dan meningkatkan keberhasilan yang telah dicapai dalam merealisasikan anggaran PAD yang ditargetkan. Dengan mengetahui pertumbuhan PAD, Universitas Sumatera Utara 85 maka dapat dilakukan evaluasi terhadap potensi-potensi daerah yang perlu mendapat perhatian. Hasil perhitungan Rasio Pertumbuhan PAD Kabupaten Humbang Hasundutan periode 2010 - 2014 dapat dilihat pada Tabel 4.19 berikut. Tabel 4.19 Rasio Pertumbuhan PADKabupaten Humbang Hasundutan Tahun Anggaran 2010 – 2014 Tahun PAD Tahun Sebelumnya Rp PAD Tahun Berjalan Rp Pertumbuhan Rasio Pertumbuhan 2010 8.039.936.000,45 10.007.220.641,37 1.967.284.640,92 24,46 2011 10.007.220.641,37 12.870.031.745,77 2.862.811.104,40 28,61 2012 12.870.031.745,77 17.901.926.972,32 5.031.895.226,55 39,09 2013 17.901.926.972,32 17.632.873.685,77 -269.053.286,55 -1,50 2014 17.632.873.685,77 29.491.349.500,38 11.858.475.814,61 67,25 Total 66.451.989.045,68 87.903.402.545,61 21.451.413.499,93 31,58 Sumber : data diolah Gambar 4.6 Rasio Pertumbuhan PADKabupaten Humbang Hasundutan Tahun Anggaran 2010 - 2014 -10,00 0,00 10,00 20,00 30,00 40,00 50,00 60,00 70,00 80,00 2010 2011 2012 2013 2014 Rasio Pertumbuhan PAD Rasio Pertumbuhan PAD Universitas Sumatera Utara 86 Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel 4.19 di atas dapat dilihat bahwa kinerja keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Humbang Hasundutan selama tahun 2010-2014 jika dilihat dari hasil perhitungan rasio pertumbuhan PAD-nya mengalami pertumbuhan positif. Hal ini ditunjukkan dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 31,58, dengan pertumbuhan tertinggi terjadi pada tahun 2014 yaitu 67,25, sedangkan pertumbuhan terendah terjadi pada tahun 2013 yaitu sebesar -1,50. Pada tahun 2013 terlihat bahwa angka PAD Kabupaten Humbang Hasundutan mengalami pertumbuhan negatif, dengan kata lain PAD tahun sebelumnya lebih tinggi daripada PAD tahun berjalan. Hal seperti ini seharusnya tidak boleh terjadi lagi untuk tahun-tahun berikutnya karena hal tersebut menandakan terjadinya kemunduran pada kinerja keuangan pemerintah daerah.

4.3 Pembahasan

Berdasarkan hasil perhitungan dari rasio-rasio keuangan di atas, dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan kemampuan keuangan Kabupaten Humbang Hasundutan selama periode 2010-2014 rata-rata selalu meningkat setiap tahunnya. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja pemerintah daerah dalam mengelola keuangannya semakin membaik setiap tahunnya. Hal ini terutama terlihat dari meningkatnya pendapatan asli daerah sebesar 294,70 selama periode tersebut, yang berjumlah Rp10.007.220.641,37 pada tahun 2010 Universitas Sumatera Utara 87 meningkat menjadi Rp29.491.349.500,38 pada tahun 2014. Namun, meskipun mengalami peningkatan, kinerja pemerintah daerah dalam hal kemandiriannya masih terbilang sangat kurang karena masih sangat mengandalkan dana bantuan dari pemerintah pusat dan pemerintah provinsi dalam hal memenuhi aktivitas operasionalnya. Hasil perhitungan pada rasio derajat desentralisasi fiskal selama periode 2010-2014 yang rata-rata setiap tahunnya hanya sebesar 3,06 menunjukkan bahwa setiap tahunnya besar pendapatan asli daerah Kabupaten Humbang Hasundutan masih sangat kecil dibandingkan total pendapatan daerahnya, yaitu rata-rata setiap tahunnya hanya sebesar 3,06 dari total pendapatan daerah setiap tahun sehingga kemandirian daerah bisa dikatakan sangat kurang. Hal ini akan mempengaruhi hasil rasio indeks kemampuan rutin, dimana persentase PAD yang sangat rendah tersebut menyebabkan kemampuan daerah dalam menutupi belanja langsungnya juga sangat kurang. Hal ini terlihat dari rata-rata IKR selama periode 2010-2014 yang hanya sebesar 7,91 yang tergolong dalam kategori kemampuan sangat kurang. Pada penelitian yang dilakukan oleh Adhidian Fajar Sakti 2007 dijelaskan bahwa dilihat dari hasil perhitungan rasio derajat desentralisasi fiskalnya, kinerja keuangan pemerintah daerah masih sangat rendah dalam melaksanakan otonominya karena rata-rata rasio derajat desentralisasi fiskalnya hanya 6,84, dimana hal tersebut mempengaruhi hasil perhitungan indeks kemampuan rutin Universitas Sumatera Utara 88 yang rata-rata pertahunnya hanya 9,75. Ini menandakan bahwa tingkat kemandirian daerah Kabupaten Sukoharjo masih sangat rendah dan ketergantungannya pada pemerintah pusat dalam menutupi belanja langsungnya masih sangat tinggi. Hasil penelitian tersebut hampir sama dengan penelitian yang penulis lakukan dimana hasil perhitungan rasio desentralisasi fiskal dan indeks kemampuan rutinnya sama-sama masih tergolong sangat rendah dan menandakan bahwa kemandirian keuangan kedua daerah masih sangat rendah dan ketergantungannya terhadap pemerintah pusat dalam menutupi belanja langsungnya masih sangat tinggi. Hasil perhitungan rasio efisiensi keuangan daerah selama periode 2010-2014 menunjukkan angka rata-rata efisiensi keuangan daerah sebesar 95,14, dimana angka tersebut termasuk kategori kurang efisien.Dari hasil perhitungan tersebut dapat dilihat bahwa total pendapatan daerah setiap tahunnya sebagian besar teralokasikan untuk belanja daerah. Hal ini menandakan bahwa pemerintah daerah belum mampu menekan belanja daerahnya setiap tahun. Hal ini tentu harus diperbaiki kedepannya agar pendapatan daerah bisa lebih banyak dialokasikan kepada sektor pembangunan daerah dan pelayanan masyarakat. Pada penelitian yang dilakukan Hony Adhiantoko 2013 disimpulkan bahwa rata-rata rasio efisiensi keuangan daerah di Kabupaten Blora sebesar 99,61. Hal ini menandakan bahwa kinerja keuangan pemerintah daerah Kabupaten Blora dalam hal ini masih buruk karena pemerintah daerah belum mampu Universitas Sumatera Utara 89 menekan angka belanja daerahnya. Hasil penelitian tersebut hampir sama dengan yang terjadi pada penelitian ini dimana rata-rata rasio efisiensi keuangan daerah Kabupaten Humbang Hasundutan yaitu sebesar 95,14 juga berada pada kategori kurang efisien. Hasil perhitungan rasio efektivitas PAD selama periode 2010-2014 menunjukkan angka rata-rata efektivitas sebesar 98,16 setiap tahunnya yaitu berada pada tingkat efektivitas cukup efektif. Akan tetapi, jika dilihat dari hasil perhitungan rasio efektivitas PADterutama pada tiga tahun terakhir 2012-2014 yang selalu berada di atas 100 yaitu berturut-turut sebesar 121,74, 113,50 dan 108,89 menunjukkan bahwa pemerintah daerah Kabupaten Humbang Hasundutan telah berhasil memenuhi target penerimaan PAD yang telah dianggarkan sebelumnya. Namun, jika dikaitkan dengan hasil rasio derajat desentralisasi fiskalnya yang masih tergolong sangat rendah rata-rata 3,06, maka pemerintah daerah Kabupaten Humbang Hasundutan masih perluuntuk terus mengoptimalkan sektor-sektor penerimaan daerahnya. Pemerintah daerah harus terus menggali potensi-potensi yang dimiliki daerah dan mengembangkannya, serta harus kreatif dalam menghasilkan alternatif-alternatif penerimaan daerah, misalnya dengan menarik investor-investor swasta dan lainnya. Dengan demikian pertumbuhan PAD setiap tahun akan semakin tinggi. Hal ini akan menyebabkan ketergantungan daerah terhadap pemerintah pusat semakin rendah. Universitas Sumatera Utara 90 Pada penelitian yang dilakukan Tri Suprapto 2006 disimpulkan bahwa rata- rata rasio efektivitas PAD pada Kabupaten Sleman sebesar 117,65. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja pemungutan PAD di Kabupaten Sleman sangat efektif karena realisasi terhadap target yang ditetapkannya melebihi 100. Hal ini menunjukkan kinerja daerah yang baik karena setiap tahunnya realisasi PAD mampu melebihi target yang ditetapkan. Hasil penelitian tersebut sedikit berbeda dengan yang terjadi di Kabupaten Humbang Hasundutan dimana rata-rata rasio efektivitas PAD-nya sebesar 98,16 yang masih berada pada kategori cukup efektif. Hasil penelitiandiatas menandakan bahwa selama periode 2010-2014, kinerja pemerintah daerah Kabupaten Humbang Hasundutan rata-rata setiap tahunnya semakin membaik meskipun secara total belum maksimal. Hasil perhitungan proyeksi kinerjanya untuk tahun 2015-2019 secara umum juga mengindikasikan bahwa kedepannya kinerja keuangan pemerintah daerah juga akan terus meningkat. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kondisi kesehatan keuangan pemerintah daerah Humbang Hasundutan selama periode 2010-2014 dan proyeksinya untuk periode 2015-2019 tergolong baik dan tidak terdapat indikasi akan terjadinya kebangkrutan daerah. Universitas Sumatera Utara 91

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dokumen yang terkait

ANALISIS KESEHATAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH DALAM MENDUKUNG PELAKSANAAN OTONOMI DAERAH (Studi Kasus pada Pemerintah Daerah Kabupaten Jember)

0 3 19

ANALISIS KESEHATAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH DALAM MENDUKUNG PELAKSANAAN OTONOMI DAERAH (Studi Kasus pada Pemerintah Daerah Kabupaten Jember)

0 24 19

Analisis Kesehatan Keuangan Pemerintah Daerah Dalam Mendukung Pelaksanaan Otonomi Daerah (Studi Kasus Pada Pemerintah Daerah Kabupaten Karo)

9 37 115

Analisis Kesehatan Keuangan Pemerintah Daerah Dalam Mendukung Pelaksanaan Otonomi Daerah (Studi Kasus Pada Pemerintah Daerah Kabupaten Humbang Hasundutan)

0 4 10

Analisis Kesehatan Keuangan Pemerintah Daerah Dalam Mendukung Pelaksanaan Otonomi Daerah (Studi Kasus Pada Pemerintah Daerah Kabupaten Humbang Hasundutan)

0 0 2

Analisis Kesehatan Keuangan Pemerintah Daerah Dalam Mendukung Pelaksanaan Otonomi Daerah (Studi Kasus Pada Pemerintah Daerah Kabupaten Humbang Hasundutan)

0 0 12

Analisis Kesehatan Keuangan Pemerintah Daerah Dalam Mendukung Pelaksanaan Otonomi Daerah (Studi Kasus Pada Pemerintah Daerah Kabupaten Humbang Hasundutan)

0 1 35

Analisis Kesehatan Keuangan Pemerintah Daerah Dalam Mendukung Pelaksanaan Otonomi Daerah (Studi Kasus Pada Pemerintah Daerah Kabupaten Humbang Hasundutan)

0 0 2

Analisis Kesehatan Keuangan Pemerintah Daerah Dalam Mendukung Pelaksanaan Otonomi Daerah (Studi Kasus Pada Pemerintah Daerah Kabupaten Humbang Hasundutan)

0 0 11

Analisis Kesehatan Keuangan Pemerintah Daerah Dalam Mendukung Pelaksanaan Otonomi Daerah (Studi Kasus Pada Pemerintah Daerah Kabupaten Karo)

0 0 12