57 Data umum yang dikumpulkan berupa profil dan gambaran umum Kabupaten
Humbang Hasundutan, sedangkan data khususnya berupa Laporan Realisasi Anggaran Pemerintah Kabupaten Humbang Hasundutan tahun anggaran 2010-
2014
3.5 Metode Analisis Data
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis rasio keuangan dan analisis trend.
1. Analisis Rasio Keuangan Metode analisis ini digunakan untuk mengukur kinerja keuangan
pemerintah daerah yaitu dengan menghitung rasio-rasio keuangan dari pos- pos yang terdapat pada Laporan Realisasi APBD tahun anggaran 2010-
2014. Dalam hal ini analisis data akan dilakukan dengan menggunakan rasio keuangan sebagai berikut:
a. Rasio Derajat Desentralisasi Fiskal
b. Rasio Indeks Kemampuan Rutin IKR
c. Rasio Efektivitas PAD
d. Rasio Efisiensi Keuangan Daerah
e. Rasio Ketergantungan Keuangan Daerah
f. Rasio Pertumbuhan
2. Analisis Trend Metode analisis ini dilakukan untuk mengetahui perkiraan atau proyeksi
Universitas Sumatera Utara
58 perkembangan rasio-rasio keuangan pada tahun-tahun anggaran yang akan
datang dengan menggunakan analisis time series. Analisis trend ini membantu memberikan gambaran bagi suatu entitas dalam merencanakan
kegiatan-kegiatan maupun untuk menetapkan anggaran keuangan pada tahun-tahun berikutnya.
Universitas Sumatera Utara
59
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Kabupaten Humbang Hasundutan 4.1.1 Keadaan Geografis
Kabupaten Humbang Hasundutan terletak di bagian tengah wilayah Provinsi Sumatera Utara, Indonesia, tepatnya berada pada pada garis 2
o
1’- 2
o
28’ Lintang Utara dan 98
o
10’-98
o
58’ Bujur Timur. Secara geografis Kabupaten Humbang Hasundutan berbatasan dengan Kabupaten Tapanuli
Utara di sebelah timur, Kabupaten Tapanuli Tengah di sebelah selatan, Kabupaten Pakpak Bharat di sebelah barat, dan di sebelah utara berbatasan
dengan Kabupaten Samosir. Kabupaten Humbang Hasundutan dibentuk pada 28 Juli 2003, dan
beribukotakan Dolok Sanggul. Luas wilayah Kabupaten Humbang Hasundutan adalah sebesar 251.765,93 ha, yang terdiri dari 10 sepuluh
kecamatan, 153 seratus lima puluh tiga desa dan 1 satu kelurahan. 10 kecamatan tersebut yaitu Kecamatan Pakkat, Kecamatan Onanganjang,
Kecamatan Sijamapolang, Kecamatan Lintongnihuta, Kecamatan Paranginan, Kecamatan Doloksanggul, Kecamatan Pollung, Kecamatan
Parlilitan, Kecamatan Tarabintang dan Kecamatan Baktiraja. Berdasarkan
Universitas Sumatera Utara
60 luas daerahnya, kecamatan terluas di Kabupaten Humbang Hasundutan
adalah Kecamatan Parlilitan dengan luas 72.774,71 ha atau sekitar 28,9 dari total luas Kabupaten Humbang Hasundutan. Sedangkan kecamatan
terkecil adalah Kecamatan Baktiraja dengan luas 2.231,91 ha atau sekitar 0,88. Pembagian wilayah Kabupaten Humbang Hasundutan berdasarkan
luas daerah dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut :
Tabel 4.1 Luas Daerah Kabupaten Humbang Hasundutan Menurut Kecamatan
No Nama Kecamatan
Luas Ha
1 2
3 4
5 6
7 8
9
10 Pakkat
Onanganjang Sijamapolang
Lintongnihuta Paranginan
Doloksanggul Pollung
Parlilitan Tarabintang
Baktiraja + Luas Danau Toba
Total Luas Humbang Hasundutan
38.168,00 22.256,27
14.018,07 18.126,03
4.778,06 20.929,53
32.736,46 72.774,71
24.251,98
2.231,91 + 1.494,91 251.765.93
Sumber : Surat Edaran Bupati Humbang Hasundutan Nomor : 1301647PemXI2007, 12 November 2007
Kabupaten Humbang Hasundutan berada pada ketinggian 330- 2.075 m diatas permukaan laut. Wilayah Kabupaten Humbang Hasundutan yang
berada pada ketinggian dibawah 500 m dpl hanya sekitar 12 meliputi sebagian Kecamatan Pakkat dan Tarabintang, 500-1000 m dpl sekitar 36
meliputi Kecamatan Tarabintang, Baktiraja, sebagian wilayah Kecamatan Pakkat dan Parlilitan, ketinggian antara 1000-1500 m dpl sekitar 48
Universitas Sumatera Utara
61 meliputi Kecamatan Doloksanggul, Pollung, Lintongnihuta, Paranginan,
Onanganjang, Sijamapolang, sebagian wilayah Kecamatan Pakkat dan Parlilitan, ketinggian diatas 1500 m dpl sekitar 3 meliputi daerah Dolok
Pinapan. Jika dilihat dari kemiringan tanah yang tergolong datar hanya 11, landai sebesar 20, dan miring terjal 69
4.1.2 Gambaran Umum Demografis
Jumlah penduduk Kabupaten Humbang Hasundutan pada tahun 2014 adalah sebesar 181.026 jiwa yang terdiri dari penduduk laki-laki
sebanyak 89.906 jiwa dan perempuan sebanyak 91.120 jiwa yang tersebar di 10 kecamatan dengan angka kepadatan penduduk sekitar 72
jiwa km². Rasio jenis kelamin sebesar 98,67 yang berarti dalam setiap 100 penduduk perempuan terdapat 98,67 penduduk laki-laki.
Jumlah serta penyebaran penduduk Kabupaten Humbang Hasundutan berdasarkan jenis kelamin pada tiap-tiap kecamatan dapat dilihat pada
tabel berikut :
Tabel 4.2 Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan dan Jenis Kelamin, 2010 dan 2014
No Kabupaten
2010 2014
1 2
3 4
5 6
7 8
Pakkat Onan Ganjang
Sijamapolang Doloksanggul
Lintongnihuta Paranginan
Baktiraja Pollung
LK PR
Jumlah LK
PR Jumlah
11.177 4.852
2.538 21.624
14.720 6.183
3.402 8.860
11.929 5.015
2.590 21.822
14.462 6.339
3.441 8.826
23.106 9.867
5.128 43.466
29.182 12.522
6.843 17.686
11.665 5.058
2.634 23.275
15.481 6.441
3.525 9.319
12.425 5.216
2.681 23.440
15.177 6.557
3.558 9265
24.090 10.274
5.315 46.715
30.658 12.968
7.084 18.584
Universitas Sumatera Utara
62 9
10 Parlilitan
Tarabintang
Total
8.547 3.585
85488
8.809 3.605
86.838
17.356 7.190
172.326
8.815 3.723
89.906
9.066 3.735
91.120
17.880 7.458
181.026
Sumber : Humbang Hasundutan dalam angka 2015 Jumlah penduduk terbanyak berada di Kecamatan Doloksanggul
sebesar 46.715 jiwa sedangkan jumlah terendah berada di Kecamatan Sijamapolang sebesar 5.315 jiwa. Perkembangan penduduk terpesat
terdapat di Kecamatan Doloksanggul sebagai dampak dari tingginya tingkat perpindahan penduduk ke Kecamatan Doloksanggul sebagai
ibukota Kabupaten Humbang Hasundutan.
4.2 Perhitungan dan Analisis Perkembangan Rasio dan Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Humbang Hasundutan
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesehatan keuangan pemerintah daerah Kabupaten Humbang Hasundutan dalam rangka penyelenggaraan
otonomi daerah. Jenis penelitian ini termasuk dalam penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang dimulai dari kegiatan mengumpulkan, mengolah, dan kemudian
menyajikan penelitian terhadap suatu objek tertentu, dimana dari data selanjutnya dianalisis dan ditarik kesimpulan. Dalam melakukan penelitian ini,
data yang peneliti dapatkan adalah data Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah APBD Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun Anggaran 2010
sampai dengan 2014 yang telah ditetapkan dan dilaksanakan, serta data Laporan Realisasi APBD LRA Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun Anggaran 2010
sampai dengan 2014. Berdasarkan data tersebut, peneliti menggunakan beberapa
Universitas Sumatera Utara
63 rasio keuangan untuk menganalisis kesehatan keuangan pemerintah daerah
Kabupaten Humbang Hasundutan.
4.2.1 Analisis Rasio Derajat Desentralisasi Fiskal Kabupaten Humbang Hasundutan
Rasio derajat desentralisasi fiskal menunjukkan tingkat kontribusi pendapatan asli daerah PAD terhadap pendapatan daerah secara
keseluruhan. Secara umum, semakin tinggi kontribusi PAD terhadap total penerimaan daerah dan semakin tinggi tingkat kemampuan daerah untuk
membiayai pengeluarannya sendiri akan menunjukkan kinerja keuangan daerah yang positif. Dalam hal ini, kinerja keuangan positif dapat diartikan
sebagai suatu kemandirian keuangan daerah dalam membiayai kebutuhan daerah dan mendukung pelaksanaan otonomi daerah pada daerah tersebut.
Hasil dari perhitungan Rasio Derajat Desentralisasi Fiskal dapat dilihat pada tabel 4.3 di bawah ini :
Tabel 4.3 Rasio Derajat Desentralisasi Fiskal Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun
Anggaran 2010-2014
Tahun PAD
Rp Total Penerimaan
Daerah Rp Rasio
DDF Kemampuan
Keuangan
2010 10.007.220.641,37 408.726.884.617,37
2,44 Sangat rendah 2011
12.870.031.745,77 464.390.691.265,77 2,77 Sangat rendah
2012 17.901.926.972,32 551.371.659.058,32
3,24 Sangat rendah 2013
17.632.873.685,77 627.805.970.533,77 2,80 Sangat rendah
2014 29.491.349.500,38 721.469.692.393,38
4,08 Sangat rendah
Total 87.903.402.545,61 2.773.764.897.868,61 3,06 Sangat rendah
Sumber : data diolah
Universitas Sumatera Utara
64
Gambar 4.1 Rasio Derajat Desentralisasi Fiskal Kabupaten Humbang Hasundutan
Tahun Anggaran 2010 - 2014
Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel 4.3 di atas dapat dilihat bahwa kinerja keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Humbang
Hasundutan jika dilihat dari hasil perhitungan Rasio Derajat Desentralisasi Fiskal masih berada pada kategori Sangat Rendah. Dimulai pada tahun
2010 nilai Rasio Derajat Desentralisasi Fiskal pada Kabupaten Humbang Hasundutan sebesar 2,44. Pada tahun 2011 dan 2012 mengalami
kenaikan menjadi 2,77 dan 3,24. Tahun 2013 mengalami penurunan menjadi 2,80, dan naik kembali pada tahun 2014 menjadi 4,08. Adanya
peningkatan dan penurunan ini menunjukkan bahwa masih terdapat ketidakkonsistenan dalam kinerja pemerintah daerah, terutama dalam hal
0,00 1,00
2,00 3,00
4,00 5,00
2010 2011
2012 2013
2014
Rasio Derajat Desentralisasi Fiskal
Derajat Desentralisasi Fiskal
Universitas Sumatera Utara
65 pengelolaan PAD.
Berdasarkan interval ukuran derajat desentralisasi fiskal pada tabel 3.1, secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa kemampuan keuangan
Kabupaten Humbang Hasundutan berdasarkan hasil perhitungan rasio derajat desentralisasi fiskalnya selama tahun 2010-2014 masih sangat
rendah, karena masih berada dalam skala interval 00,00-10,00 dan memiliki pola hubungan instruktif, yaitu pola hubungan dimana peranan
pemerintah pusat lebih dominan daripada kemandirian pemerintah daerah. Hal ini menandakan bahwa kinerja keuangan pemerintah daerah Kabupaten
Humbang Hasundutan masih sangat tergantung pada pemerintah pusat. Untuk mengetahui perkembangan kemampuan keuangan Pemerintah
Daerah Kabupaten Humbang Hasundutan, ditinjau dari tingkat derajat desentralisasi fiskal selama lima tahun anggaran, digunakan metode
analisis trend dengan formula Y’ = a + bX.
Tabel 4.4 Trend Perkembangan Derajat Desentralisasi Fiskal Kabupaten Humbang
Hasundutan Tahun Anggaran 2010 - 2014
Tahun Anggaran
Rasio DDF Y
X XY
X
2
2010 2,44
-2 -4,88
4 2011
2,77 -1
-2,77 1
2012 3,24
2013 2.80
1 2,80
1 2014
4,08 2
8,16 4
Total 15,33
3,31 10
Universitas Sumatera Utara
66 Sumber : data diolah
Nilai a dan b dapat dicari dengan rumus :
a =
∑ Y N
=
15,33 5
=
3,066
b =
∑ XY ∑ X
2
=
3,31 10
=
0,331 Sehingga, persamaan trend untuk menghitung derajat desentralisasi
fiskal Kabupaten Humbang Hasundutan adalah : Y’ = 3,066 + 0,331 X. Dari persamaan trend di atas, maka proyeksiperkiraan derajat
desentralisasi fiskal Kabupaten Humbang Hasundutan untuk 5 lima tahun yang akan datang 2015-2019 dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut
Tabel 4.5 Proyeksi Perkembangan Derajat Desentralisasi Fiskal Kabupaten Humbang
Hasundutan Tahun Anggaran 2015 – 2019
No Tahun Anggaran
Proyeksi Derajat Desentralisasi Fiskal
1 2015
4,059 2
2016 4,39
3 2017
4,721 4
2018 5,052
5 2019
5,383 Sumber : data diolah
Berdasarkan tabel 4.5 tersebut dapat diketahui bahwa proyeksi rasio derajat desentralisasi fiskal Kabupaten Humbang Hasundutan untuk tahun-
Universitas Sumatera Utara
67 tahun yang akan datang akan terus mengalami peningkatan setiap
tahunnya, namun masih tetap berada pada kategori sangat rendah.
4.2.2 Analisis Indeks Kemampuan Rutin Kabupaten Humbang Hasundutan
Kemampuan rutin daerah menunjukkan sejauh mana kemampuan keuangan pada potensi suatu daerah dalam rangka membiayai belanja
langsung daerah. Kemampuan rutin suatu daerah dapat diketahui dengan menggunakan rasio indeks kemampuan rutin IKR, yaitu dengan cara
membandingkan total Pendapatan Asli Daerah PAD dengan total Belanja Langsung. Nilai belanja langsung tersebut diperoleh dari
akumulasi Belanja Administrasi Umum, Belanja Operasi dan Pemeliharaan serta Belanja Modal. Hasil perhitungan Indeks Kemampuan
Rutin Kabupaten Humbang Hasundutan periode 2010 - 2014 dapat dilihat pada Tabel 4.6 berikut.
Tabel 4.6 Indeks Kemampuan Rutin Kabupaten Humbang Hasundutan
Tahun Anggaran 2010 - 2014
Tahun PAD
Rp Total Belanja
Langsung Rp Persentase
IKR Tingkat
Kemampuan
2010 10.007.220.641,37 147.238.313.738,89
6,79 Sangat kurang
2011 12.870.031.745,77 154.659.269.395,77
8,32 Sangat kurang
2012 17.901.926.972,32 200.830.251.735,00
8,91 Sangat kurang
2013 17.632.873.685,77 273.237.106.522,10
6,45 Sangat kurang
2014 29.491.349.500,38 334.353.276.969,36
8,82 Sangat kurang
Total 87.903.402.545,61 1.110.318.218.361,12
7,91 Sangat kurang
Sumber : data diolah
Universitas Sumatera Utara
68
Gambar 4.2 Indeks Kemampuan Rutin Kabupaten Humbang Hasundutan
Tahun Anggaran 2010 - 2014
Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel 4.6 diatas dapat dilihat bahwa kinerja keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Humbang Hasundutan
jika dilihat dari hasil perhitungan indeks kemampuan rutinnya masih berada pada kategori Sangat Rendah. Dimulai pada tahun 2010 nilai
Indeks Kemampuan Rutin pada Kabupaten Humbang Hasundutan sebesar 6,79. Pada tahun 2011 dan 2012 mengalami kenaikan menjadi 8,32
dan 8,91. Tahun 2013 mengalami penurunan menjadi 6,45, dan naik kembali pada tahun 2014 menjadi 8,82. Berdasarkan interval tingkat
kemampuan rutin daerah pada tabel 3.2, secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa kemampuan keuangan Kabupaten Humbang
Hasundutan berdasarkan hasil perhitungan indeks kemampuan rutinnya
0,00 2,00
4,00 6,00
8,00 10,00
2010 2011
2012 2013
2014
Indeks Kemampuan Rutin
Indeks Kemampuan Rutin
Universitas Sumatera Utara
69 selama tahun 2010-2014 masih sangat rendah, karena masih berada dalam
skala interval 0-20. Hal ini menggambarkan bahwa kemandirian pemerintah daerah Kabupaten Humbang Hasundutan dalam mencukupi
pembiayaan untuk melakukan tugas-tugas pemerintahan, pembangunan dan pelayanan sosial masyarakat masih sangat rendah karena persentase
pendapatan asli daerahnya tidak sebanding dengan belanja langsung daerah.
Untuk mengetahui perkembangan kemampuan keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Humbang Hasundutan, ditinjau dari tingkat indeks
kemampuan rutin selama lima tahun anggaran, digunakan metode analisis trend dengan formula Y’ = a + bX.
Tabel 4.7 Trend Perkembangan Indeks Kemampuan Rutin Kabupaten Humbang
Hasundutan Tahun Anggaran 2010 - 2014
Tahun Anggaran
Indeks Kemampuan
Rutin Y
X XY
X
2
2010 6,79
-2 -13,58
4 2011
8,32 -1
-8,32 1
2012 8,91
2013 6,45
1 6,45
1 2014
8,82 2
17,64 4
Total 39,29
2,19 10
Sumber : data diolah Nilai a dan b dapat dicari dengan rumus :
Universitas Sumatera Utara
70
a =
∑ Y N
=
39,29 5
=
7,858
b =
∑ XY ∑ X
2
=
2,19 10
=
0,219 Sehingga, persamaan trend untuk menghitung indeks kemampuan rutin
Kabupaten Humbang Hasundutan adalah : Y’ = 7,858 + 0,219 X. Dari persamaan trend di atas, maka proyeksiperkiraan indeks
kemampuan rutin Kabupaten Humbang Hasundutan untuk 5 lima tahun yang akan datang dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut.
Tabel 4.8 Proyeksi Perkembangan Indeks Kemampuan Rutin Kabupaten Humbang
Hasundutan Tahun Anggaran 2015 – 2019
No Tahun Anggaran
Proyeksi Indeks Kemampuan Rutin
1 2015
8,515 2
2016 8,734
3 2017
8,953 4
2018 9,172
5 2019
9,391 Sumber : data diolah
Berdasarkan tabel 4.8 tersebut dapat diketahui bahwa proyeksi indeks kemampuan rutin Kabupaten Humbang Hasundutan untuk tahun 2015
akan mengalami penurunan, namun akan terus mengalami peningkatan untuk tahun-tahun berikutnya, namun masih tetap berada pada kategori
sangat kurang.
4.2.3 Analisis Rasio Efektivitas PAD Kabupaten Humbang Hasundutan
Universitas Sumatera Utara
71 Rasio Efektivitas PAD menggambarkan kemampuan pemerintah
daerah dalam merealisasikan PAD yang direncanakan dibandingkan dengan target penerimaan PAD. Apabila kontribusi keluaran yang
dihasilkan realisasi PAD semakin besar terhadap nilai pencapaian sasaran tersebut target PAD, maka dapat disimpulkan bahwa
pemungutan PAD semakin efektif dan sebaliknya. Hasil perhitungan Rasio Efektivitas PAD Kabupaten Humbang Hasundutan periode 2010 -
2014 dapat dilihat pada Tabel 4.9 berikut.
Tabel 4.9 Rasio Efektivitas PAD Kabupaten Humbang Hasundutan
Tahun Anggaran 2010 – 2014
Tahun Realisasi
Penerimaan PAD Rp
Target Penerimaan PAD
Rp Rasio
Efektivitas PAD
Tingkat Efektivitas
2010 10.007.220.641,37 15.914.105.174,00
62,88 Tidak efektif
2011 12.870.031.745,77 15.361.878.703,65
83,78 Kurang efektif
2012 17.901.926.972,32 14.705.438.694,00
121,74 Sangat efektif
2013 17.632.873.685,77 15.535.559.844,00
113,50 Sangat efektif
2014 29.491.349.500,38 27.084.178.524,00
108,89 Sangat efektif
Total 87.903.402.545,61 88.601.160.939,65
98,16 Cukup Efektif
Sumber : data diolah
Universitas Sumatera Utara
72
Gambar 4.3 Rasio Efektivitas PAD Kabupaten Humbang Hasundutan
Tahun Anggaran 2010 - 2014
Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel 4.9 di atas dapat dilihat bahwa kinerja keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Humbang
Hasundutan jika dilihat dari hasil perhitungan rasio efektivitas PAD-nya mengalami fluktuasi setiap tahunnya. Dimulai pada tahun 2010 nilai rasio
efektivitas PAD-nya sebesar 62,88 yang termasuk dalam kategori tidak efektif. Kemudian mengalami peningkatan pada tahun 2011 menjadi
83,78 namun masih berada pada kategori kurang efektif. Dan pada tahun 2012-2014 nilai rasio efektivitas PAD-nya berhasil mencapai tingkat
0,00 20,00
40,00 60,00
80,00 100,00
120,00 140,00
2010 2011
2012 2013
2014
Rasio Efektivitas PAD
Rasio Efektivitas PAD
Universitas Sumatera Utara
73 sangat efektif, berturut-turut setiap tahunnya sebesar 121,74, 113,50
dan 108,89. Hasil perhitungan di atas menunjukkan bahwa meskipun mengalami
ketidakstabilan, namun kinerja pemerintah daerah dalam hal merealisasikan pendapatan asli daerahnya sudah tergolong berhasil
terutama pada tiga tahun terakhir. Pemerintah daerah telah berhasil dalam mengontrol serta mengelola rencana dan realisasi pendapatan asli daerah
pada APBD terutama yang diperoleh dari sektor pajak dan retribusi daerah, dimana realisasi pendapatan yang diterima lebih besar daripada
yang telah dianggarkan sebelumnya. Untuk mengetahui perkembangan kemampuan keuangan Pemerintah
Daerah Kabupaten Humbang Hasundutan, ditinjau dari rasio efektivitas PAD selama lima tahun anggaran, digunakan metode analisis trend
dengan formula Y’ = a + bX.
Tabel 4.10 Trend Perkembangan Rasio Efektivitas PAD Kabupaten Humbang Hasundutan
Tahun Anggaran 2010 – 2014 Tahun
Anggaran Rasio
Efektivitas PAD
Y X
XY X
2
2010 62,88
-2 -125,76
4 2011
83,78 -1
-83,78 1
2012 121,74
2013 113,50
1 113,50
1 2014
108,89 2
217,78 4
Total 490,79
121,74 10
Universitas Sumatera Utara
74 Sumber : data diolah
Nilai a dan b dapat dicari dengan rumus :
a =
∑ Y N
=
490,79
5
=
98,158
b =
∑ XY ∑ X
2
=
121,74
10
=
12,174 Sehingga, persamaan trend untuk menghitung rasio efektivitas PAD
Kabupaten Humbang Hasundutan adalah : Y’ = 98,158 + 12,174 X. Dari persamaan trend diatas, maka proyeksiperkiraan rasio efektivitas
PAD Kabupaten Humbang Hasundutan untuk 5 lima tahun yang akan datang dapat dilihat pada tabel 4.11 berikut.
Tabel 4.11 Proyeksi Perkembangan Rasio Efektivitas PAD Kabupaten Humbang
Hasundutan Tahun Anggaran 2015 – 2019
No Tahun Anggaran
Proyeksi Rasio Efektivitas PAD
1 2015
134,68 2
2016 146,85
3 2017
159,03 4
2018 171,20
5 2019
183,38 Sumber : data diolah
Berdasarkan tabel 4.11 tersebut dapat diketahui bahwa proyeksi rasio efektivitas PAD Kabupaten Humbang Hasundutan untuk tahun-tahun
Universitas Sumatera Utara
75 yang akan datang akan terus mengalami peningkatan setiap tahunnya dan
efektivitasnya tergolong sangat efektif.
4.2.4 Analisis Rasio Efisiensi Keuangan Daerah Kabupaten Humbang Hasundutan
Rasio Efisiensi Keuangan Daerah REKD menggambarkan perbandingan antara besarnya biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh
pendapatan belanja daerah dengan realisasi pendapatan yang diterima. Kinerja pemerintah daerah dalam melakukan pemungutan pendapatan
dikategorikan efisien, apabila rasio yang dicapai kurang dari 1 satu atau dibawah 100. Semakin kecil rasio efisiensi, mengindikasikan bahwa
kinerja pemerintah semakin baik. Hasil perhitungan Rasio Efisiensi Keuangan Daerah Kabupaten Humbang Hasundutan periode 2010 - 2014
dapat dilihat pada Tabel 4.12 berikut.
Tabel 4.12 Rasio Efisiensi Keuangan DaerahKabupaten Humbang Hasundutan
Tahun Anggaran 2010 – 2014 Tahun
Realisasi Belanja Daerah
Rp Realisasi
Pendapatan Daerah
Rp REKD
Tingkat Efisiensi
2010 393.014.475.016,49
408.726.884.617,37 96,15 Kurang efisien 2011
432.517.402.763,77 464.390.691.265,77 93,13 Kurang efisien
2012 511.537.853.879,00
551.371.659.058,32 92,77 Kurang efisien 2013
605.789.787.843,10 627.805.970.533,77 96,49 Kurang efisien
2014 700.844.955.590,36
721.469.692.393,38 97,14 Kurang efisien
Total 2.643.704.475.092,72 2.773.764.897.868,61 95,14 Kurang efisien
Sumber : data diolah
Universitas Sumatera Utara
76 Pembagian alokasi belanja daerah Kabupaten Humbang Hasundutan
tersebut dapat dilihat pada tabel 4.13 berikut.
Tabel 4.13 Alokasi Belanja DaerahKabupaten Humbang Hasundutan
Tahun Anggaran 2010 – 2014 Tahun Belanja Operasi
Rp Belanja Modal
Rp Belanja Tak
Terduga Rp
2010 299.855.995.311,56 76,29 82.610.493.600,93 21,01 533.204.875,00 0,13 2011 352.927.559.715,37 81,59 78.728.758.021,40 18,20 861.085.000,00 0,19
2012 386.293.359.081,00 75,51 124.492.942.798,00 24,33 751.552.000,00 0,14 2013 413.032.276.206,00 68,18 190.867.255.137,10 31,50 1.890.256.500,00 0,31
2014 474.823.852.641,36 67,75 223.948.003.511,00 31,95 2.073.099.438,00 0,29
Sumber : data diolah
Gambar 4.4 Rasio Efisiensi Keuangan DaerahKabupaten Humbang Hasundutan
Tahun Anggaran 2010 - 2014
90,00 91,00
92,00 93,00
94,00 95,00
96,00 97,00
98,00
2010 2011
2012 2013
2014
Rasio Efisiensi Keuangan Daerah
Rasio Efisiensi Keuangan Daerah
Universitas Sumatera Utara
77 Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel 4.12 di atas dapat dilihat
bahwa kinerja keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Humbang Hasundutan selama tahun 2010-2014 jika dilihat dari hasil perhitungan
rasio efisiensi keuangan daerahnya berada pada kisaran 90-100 yang merupakan kategori tingkat efisiensi kurang efisien. Nilai rasio efisiensi
keuangan daerahnya pada tahun 2010 sebesar 96,15, kemudian pada tahun 2011 dan 2012 berturut-turut mengalami penurunan menjadi
93,13 dan 92,77. Sedangkan pada tahun 2013 dan 2014 nilainya mengalami kenaikan berturut-turut menjadi 96,49 dan 97,14. Dari
hasil perhitungan tersebut dapat terlihat bahwa selama periode 2010-2014 rasio efisiensi keuangan daerahnya mengalami ketidakstabilan, terutama
pada dua tahun terakhir yang terus mengalami kenaikan. Hal ini terutama dikarenakan besar kenaikan jumlah belanja setiap tahunnya lebih tinggi
dibandingkan besar kenaikan pendapatan daerahnya. Hal inilah yang menyebabkan Rasio Efisiensi Keuangan Daerah selama 2010-2014 selalu
berada pada kategori Kurang Efisien. Hasil perhitungan pada tabel 4.13 di atas menunjukkan bahwa total
belanja daerah paling banyak terserap untuk sektor belanja operasi. Persentasenya selama periode 2010-2014 sebesar 76,29, 81,59,
75,51, 68,18 dan 67,75. Sedangkan persentase belanja modal selama periode 2010-2014 sebesar 21,01, 18,20, 24,33, 31,50, dan
Universitas Sumatera Utara
78 31,95. Dari hasil perhitungan tersebut dapat dilihat bahwa anggaran
belanja daerah Kabupaten Humbang Hasundutan sebagian besar masih terserap untuk belanja operasi terutama belanja pegawai dan anggaran
untuk belanja modal atau pembangunannya masih kurang maksimal. Akan tetapi, dapat dilihat bahwa selama periode 2010-2014 pemerintah daerah
telah menunjukkan keberhasilan dalam menekan belanja operasi dan meningkatkan porsi belanja modalnya.
Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa kinerja keuangan pemerintah daerah Kabupaten Humbang Hasundutan periode 2010- 2014
dilihat dari hasil perhitungan rasio efisiensi keuangan daerahnya masih tergolong kurang efisien karena sebagian besar pendapatan daerah masih
terserap untuk belanja daerah. Akan tetapi, dapat dilihat pula bahwa pemerintah daerah telah menunjukkan keberhasilan dalam menekan sektor
belanja operasinya serta meningkatkan alokasi belanja modal. Hal ini menunjukkan bahwa pemerintah daerah telah berhasil meningkatkan
sektor pembangunan daerahnya. Untuk mengetahui perkembangan kemampuan keuangan Pemerintah
Daerah Kabupaten Humbang Hasundutan, ditinjau dari nilai rasio efisiensi keuangan daerah selama lima tahun anggaran, digunakan metode analisis
trend dengan formula Y’ = a + bX.
Universitas Sumatera Utara
79
Tabel 4.14 Trend Perkembangan Rasio Efisiensi Keuangan Daerah Kabupaten Humbang
Hasundutan Tahun Anggaran 2010 – 2014
Tahun Anggaran
Rasio Efisiensi
Keuangan Daerah
Y X
XY X
2
2010 96,15
-2 -192,30
4 2011
93,13 -1
-93,13 1
2012 92,77
2013 96,49
1 96,49
1 2014
97,14 2
194,28 4
Total 475,68
5,34 10
Sumber : data diolah Nilai a dan b dapat dicari dengan rumus :
a =
∑ Y N
=
475,68
5
=
95,136
b =
∑ XY ∑ X
2
=
5,34
10
=
0,534 Sehingga, persamaan trend untuk menghitung rasio efektivitas PAD
Kabupaten Humbang Hasundutan adalah : Y’ = 95,136 + 0,534 X. Dari persamaan trend di atas, maka proyeksiperkiraan rasio efisiensi
keuangan daerah Kabupaten Humbang Hasundutan untuk 5 lima tahun
Universitas Sumatera Utara
80 yang akan datang dapat dilihat pada tabel 4.15 berikut.
Tabel 4.15 Proyeksi Perkembangan Rasio Efisiensi Keuangan Daerah Kabupaten
Humbang Hasundutan Tahun Anggaran 2015 – 2019
No Tahun Anggaran
Proyeksi Rasio Efisiensi Keuangan Daerah
1 2015
96,74 2
2016 97,27
3 2017
97,80 4
2018 98,34
5 2019
98,87 Sumber : data diolah
Berdasarkan tabel 4.15 tersebut dapat diketahui bahwa proyeksi rasio efisiensi keuangan daerah Kabupaten Humbang Hasundutan untuk tahun-
tahun yang akan datang akan mengalami penurunan pada tahun 2015 menjadi sebesar 96,74, kemudian untuk tahun-tahun berikutnya akan
terus mengalami peningkatan setiap tahunnya.
4.2.5 Analisis Rasio Ketergantungan Keuangan Daerah Kabupaten Humbang Hasundutan
Rasio Ketergantungan merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa besar tingkat ketergantungan pemerintah daerah
terhadap dana-dana yang diberikan pemerintah. Rasio ketergantungan
Universitas Sumatera Utara
81 keuangan daerah dihitung dengan cara membandingkan jumlah
pendapatan transfer yang diterima oleh penerimaan daerah dengan total penerimaan daerah. Semakin tinggi rasio ini, maka semakin besar tingkat
ketergantungan pemerintah daerah terhadap pemerintah pusat dan pemerintah propinsi.Hasil perhitungan Rasio Ketergantungan
KeuanganDaerah Kabupaten Humbang Hasundutan periode 2010 - 2014 dapat dilihat pada Tabel 4.16 berikut.
Tabel 4.16 Rasio Ketergantungan Keuangan DaerahKabupaten Humbang Hasundutan
Tahun Anggaran 2010 – 2014 Tahun
Pendapatan Transfer
Rp Pendapatan
Daerah Rp
RKKD Tingkat
Ketergantungan
2010 392.260.217.716,00 408.726.884.617,37 95,97
Sangat tinggi 2011
434.163.060.170,00 464.390.691.265,77 93,49 Sangat tinggi
2012 492.161.290.416,00 551.371.659.058,32 89,26
Sangat tinggi 2013
582.118.417.092,00 627.805.970.533,77 92,72 Sangat tinggi
2014 659.027.826.548,00 721.469.692.393,38 91,34
Sangat tinggi Sumber : data diolah
Gambar 4.5 Rasio Ketergantungan Keuangan DaerahKabupaten Humbang Hasundutan
Tahun Anggaran 2010 - 2014
Universitas Sumatera Utara
82 Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel 4.16 di atas dapat dilihat
bahwa kinerja keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Humbang Hasundutan selama tahun 2010-2014 jika dilihat dari hasil perhitungan
rasio ketergantungan keuangan daerahnya masih tergolong sangat rendah karena tingkat ketergantungannya terhadap pemerintah pusat dan provinsi
masih sangat tinggi. Tingkat ketergantungan tertinggi terjadi pada tahun 2010 yaitu sebesar 95,97 dan tingkat ketergantungan paling rendah
terjadi pada tahun 2012 yaitu sebesar 89,26. Akan tetapi, bisa dilihat bahwa kinerja pemerintah daerahnya semakin membaik dari tahun ke
tahun karena rata-rata setiap tahun besar rasio ketergantungan keuangan daerahnya semakin menurun.
Untuk mengetahui perkembangan kemampuan keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Humbang Hasundutan, ditinjau dari nilai rasio
84,00 86,00
88,00 90,00
92,00 94,00
96,00 98,00
2010 2011
2012 2013
2014
Rasio Ketergantungan Keuangan Daerah
Rasio Ketergantungan Keuangan Daerah
Universitas Sumatera Utara
83 ketergantungan keuangan daerah selama lima tahun anggaran, digunakan
metode analisis trend dengan formula Y’= a+bX.
Tabel 4.17 Trend Perkembangan Rasio Ketergantungan Keuangan Daerah Kabupaten
Humbang Hasundutan Tahun Anggaran 2010 – 2014
Tahun Anggaran
RKKD Y
X XY
X
2
2010 95,97
-2 -191,94
4 2011
93,49 -1
-93,49 1
2012 89,26
2013 92,72
1 92,72
1 2014
91,34 2
182,68 4
Total 462,78
-10,03 10
Sumber : data diolah Nilai a dan b dapat dicari dengan rumus :
a =
∑ Y N
=
462,78
5
=
92,556
b =
∑ XY ∑ X
2
=
−10,03
10
=
-1,003 Sehingga, persamaan trend untuk menghitung rasio efektivitas PAD
Kabupaten Humbang Hasundutan adalah : Y’ = 92,556 – 1,003 X. Dari persamaan trend di atas, maka proyeksiperkiraan rasio efisiensi
keuangan daerah Kabupaten Humbang Hasundutan untuk 5 lima tahun yang akan datang dapat dilihat pada tabel 4.17 berikut.
Universitas Sumatera Utara
84
Tabel 4.18 Proyeksi Perkembangan Rasio Ketergantungan Keuangan Daerah Kabupaten
Humbang Hasundutan Tahun Anggaran 2015 – 2019
No Tahun Anggaran
Proyeksi Rasio Ketergantungan Keuangan
Daerah
1 2015
89,547 2
2016 88,544
3 2017
87,541 4
2018 86,538
5 2019
85,535 Sumber : data diolah
Berdasarkan tabel 4.18 tersebut dapat diketahui bahwa proyeksi rasio efisiensi keuangan daerah Kabupaten Humbang Hasundutan untuk tahun-
tahun yang akan datang akan terus mengalami penurunan setiap tahunnya. Dengan kata lain, tingkat ketergantungan pemerintah daerah terhadap
pemerintah pusat dan provinsi akan semakin berkurang setiap tahunnya, namun tetap berada pada kategori tingkat ketergantungan yang sangat
tinggi.
4.2.6 Analisis Rasio Pertumbuhan PAD Kabupaten Humbang Hasundutan
Rasio Pertumbuhan PAD merupakan ukuran seberapa besar kemampuan pemerintah daerah dalam mempertahankan dan
meningkatkan keberhasilan yang telah dicapai dalam merealisasikan anggaran PAD yang ditargetkan. Dengan mengetahui pertumbuhan PAD,
Universitas Sumatera Utara
85 maka dapat dilakukan evaluasi terhadap potensi-potensi daerah yang perlu
mendapat perhatian. Hasil perhitungan Rasio Pertumbuhan PAD Kabupaten Humbang Hasundutan periode 2010 - 2014 dapat dilihat pada
Tabel 4.19 berikut.
Tabel 4.19 Rasio Pertumbuhan PADKabupaten Humbang Hasundutan
Tahun Anggaran 2010 – 2014 Tahun
PAD Tahun Sebelumnya
Rp PAD Tahun
Berjalan Rp
Pertumbuhan Rasio
Pertumbuhan
2010 8.039.936.000,45 10.007.220.641,37 1.967.284.640,92 24,46
2011 10.007.220.641,37 12.870.031.745,77 2.862.811.104,40 28,61
2012 12.870.031.745,77 17.901.926.972,32 5.031.895.226,55 39,09
2013 17.901.926.972,32 17.632.873.685,77 -269.053.286,55
-1,50 2014 17.632.873.685,77 29.491.349.500,38 11.858.475.814,61
67,25
Total 66.451.989.045,68 87.903.402.545,61 21.451.413.499,93 31,58
Sumber : data diolah
Gambar 4.6 Rasio Pertumbuhan PADKabupaten Humbang Hasundutan
Tahun Anggaran 2010 - 2014
-10,00 0,00
10,00 20,00
30,00 40,00
50,00 60,00
70,00 80,00
2010 2011
2012 2013
2014
Rasio Pertumbuhan PAD
Rasio Pertumbuhan PAD
Universitas Sumatera Utara
86 Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel 4.19 di atas dapat dilihat
bahwa kinerja keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Humbang Hasundutan selama tahun 2010-2014 jika dilihat dari hasil perhitungan
rasio pertumbuhan PAD-nya mengalami pertumbuhan positif. Hal ini ditunjukkan dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 31,58, dengan
pertumbuhan tertinggi terjadi pada tahun 2014 yaitu 67,25, sedangkan pertumbuhan terendah terjadi pada tahun 2013 yaitu sebesar -1,50. Pada
tahun 2013 terlihat bahwa angka PAD Kabupaten Humbang Hasundutan mengalami pertumbuhan negatif, dengan kata lain PAD tahun sebelumnya
lebih tinggi daripada PAD tahun berjalan. Hal seperti ini seharusnya tidak boleh terjadi lagi untuk tahun-tahun berikutnya karena hal tersebut
menandakan terjadinya kemunduran pada kinerja keuangan pemerintah daerah.
4.3 Pembahasan
Berdasarkan hasil perhitungan dari rasio-rasio keuangan di atas, dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan kemampuan keuangan Kabupaten
Humbang Hasundutan selama periode 2010-2014 rata-rata selalu meningkat setiap tahunnya. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja pemerintah daerah dalam
mengelola keuangannya semakin membaik setiap tahunnya. Hal ini terutama terlihat dari meningkatnya pendapatan asli daerah sebesar 294,70 selama
periode tersebut, yang berjumlah Rp10.007.220.641,37 pada tahun 2010
Universitas Sumatera Utara
87 meningkat menjadi Rp29.491.349.500,38 pada tahun 2014. Namun, meskipun
mengalami peningkatan, kinerja pemerintah daerah dalam hal kemandiriannya masih terbilang sangat kurang karena masih sangat mengandalkan dana bantuan
dari pemerintah pusat dan pemerintah provinsi dalam hal memenuhi aktivitas operasionalnya.
Hasil perhitungan pada rasio derajat desentralisasi fiskal selama periode 2010-2014 yang rata-rata setiap tahunnya hanya sebesar 3,06 menunjukkan
bahwa setiap tahunnya besar pendapatan asli daerah Kabupaten Humbang Hasundutan masih sangat kecil dibandingkan total pendapatan daerahnya, yaitu
rata-rata setiap tahunnya hanya sebesar 3,06 dari total pendapatan daerah setiap tahun sehingga kemandirian daerah bisa dikatakan sangat kurang. Hal ini
akan mempengaruhi hasil rasio indeks kemampuan rutin, dimana persentase PAD yang sangat rendah tersebut menyebabkan kemampuan daerah dalam
menutupi belanja langsungnya juga sangat kurang. Hal ini terlihat dari rata-rata IKR selama periode 2010-2014 yang hanya sebesar 7,91 yang tergolong dalam
kategori kemampuan sangat kurang. Pada penelitian yang dilakukan oleh Adhidian Fajar Sakti 2007 dijelaskan
bahwa dilihat dari hasil perhitungan rasio derajat desentralisasi fiskalnya, kinerja keuangan pemerintah daerah masih sangat rendah dalam melaksanakan
otonominya karena rata-rata rasio derajat desentralisasi fiskalnya hanya 6,84, dimana hal tersebut mempengaruhi hasil perhitungan indeks kemampuan rutin
Universitas Sumatera Utara
88 yang rata-rata pertahunnya hanya 9,75. Ini menandakan bahwa tingkat
kemandirian daerah Kabupaten Sukoharjo masih sangat rendah dan ketergantungannya pada pemerintah pusat dalam menutupi belanja langsungnya
masih sangat tinggi. Hasil penelitian tersebut hampir sama dengan penelitian yang penulis lakukan dimana hasil perhitungan rasio desentralisasi fiskal dan
indeks kemampuan rutinnya sama-sama masih tergolong sangat rendah dan menandakan bahwa kemandirian keuangan kedua daerah masih sangat rendah
dan ketergantungannya terhadap pemerintah pusat dalam menutupi belanja langsungnya masih sangat tinggi.
Hasil perhitungan rasio efisiensi keuangan daerah selama periode 2010-2014 menunjukkan angka rata-rata efisiensi keuangan daerah sebesar 95,14, dimana
angka tersebut termasuk kategori kurang efisien.Dari hasil perhitungan tersebut dapat dilihat bahwa total pendapatan daerah setiap tahunnya sebagian besar
teralokasikan untuk belanja daerah. Hal ini menandakan bahwa pemerintah daerah belum mampu menekan belanja daerahnya setiap tahun. Hal ini tentu
harus diperbaiki kedepannya agar pendapatan daerah bisa lebih banyak dialokasikan kepada sektor pembangunan daerah dan pelayanan masyarakat.
Pada penelitian yang dilakukan Hony Adhiantoko 2013 disimpulkan bahwa rata-rata rasio efisiensi keuangan daerah di Kabupaten Blora sebesar 99,61.
Hal ini menandakan bahwa kinerja keuangan pemerintah daerah Kabupaten Blora dalam hal ini masih buruk karena pemerintah daerah belum mampu
Universitas Sumatera Utara
89 menekan angka belanja daerahnya. Hasil penelitian tersebut hampir sama dengan
yang terjadi pada penelitian ini dimana rata-rata rasio efisiensi keuangan daerah Kabupaten Humbang Hasundutan yaitu sebesar 95,14 juga berada pada
kategori kurang efisien. Hasil perhitungan rasio efektivitas PAD selama periode 2010-2014
menunjukkan angka rata-rata efektivitas sebesar 98,16 setiap tahunnya yaitu berada pada tingkat efektivitas cukup efektif. Akan tetapi, jika dilihat dari hasil
perhitungan rasio efektivitas PADterutama pada tiga tahun terakhir 2012-2014 yang selalu berada di atas 100 yaitu berturut-turut sebesar 121,74, 113,50
dan 108,89 menunjukkan bahwa pemerintah daerah Kabupaten Humbang Hasundutan telah berhasil memenuhi target penerimaan PAD yang telah
dianggarkan sebelumnya. Namun, jika dikaitkan dengan hasil rasio derajat desentralisasi fiskalnya yang masih tergolong sangat rendah rata-rata 3,06,
maka pemerintah daerah Kabupaten Humbang Hasundutan masih perluuntuk terus mengoptimalkan sektor-sektor penerimaan daerahnya. Pemerintah daerah
harus terus menggali potensi-potensi yang dimiliki daerah dan mengembangkannya, serta harus kreatif dalam menghasilkan alternatif-alternatif
penerimaan daerah, misalnya dengan menarik investor-investor swasta dan lainnya. Dengan demikian pertumbuhan PAD setiap tahun akan semakin tinggi.
Hal ini akan menyebabkan ketergantungan daerah terhadap pemerintah pusat semakin rendah.
Universitas Sumatera Utara
90 Pada penelitian yang dilakukan Tri Suprapto 2006 disimpulkan bahwa rata-
rata rasio efektivitas PAD pada Kabupaten Sleman sebesar 117,65. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja pemungutan PAD di Kabupaten Sleman sangat
efektif karena realisasi terhadap target yang ditetapkannya melebihi 100. Hal ini menunjukkan kinerja daerah yang baik karena setiap tahunnya realisasi PAD
mampu melebihi target yang ditetapkan. Hasil penelitian tersebut sedikit berbeda dengan yang terjadi di Kabupaten Humbang Hasundutan dimana rata-rata rasio
efektivitas PAD-nya sebesar 98,16 yang masih berada pada kategori cukup efektif.
Hasil penelitiandiatas menandakan bahwa selama periode 2010-2014, kinerja pemerintah daerah Kabupaten Humbang Hasundutan rata-rata setiap tahunnya
semakin membaik meskipun secara total belum maksimal. Hasil perhitungan proyeksi kinerjanya untuk tahun 2015-2019 secara umum juga mengindikasikan
bahwa kedepannya kinerja keuangan pemerintah daerah juga akan terus meningkat. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kondisi kesehatan
keuangan pemerintah daerah Humbang Hasundutan selama periode 2010-2014 dan proyeksinya untuk periode 2015-2019 tergolong baik dan tidak terdapat
indikasi akan terjadinya kebangkrutan daerah.
Universitas Sumatera Utara
91
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan