Analisis Rasio Derajat Desentralisasi Fiskal Kabupaten Humbang Hasundutan

63 rasio keuangan untuk menganalisis kesehatan keuangan pemerintah daerah Kabupaten Humbang Hasundutan.

4.2.1 Analisis Rasio Derajat Desentralisasi Fiskal Kabupaten Humbang Hasundutan

Rasio derajat desentralisasi fiskal menunjukkan tingkat kontribusi pendapatan asli daerah PAD terhadap pendapatan daerah secara keseluruhan. Secara umum, semakin tinggi kontribusi PAD terhadap total penerimaan daerah dan semakin tinggi tingkat kemampuan daerah untuk membiayai pengeluarannya sendiri akan menunjukkan kinerja keuangan daerah yang positif. Dalam hal ini, kinerja keuangan positif dapat diartikan sebagai suatu kemandirian keuangan daerah dalam membiayai kebutuhan daerah dan mendukung pelaksanaan otonomi daerah pada daerah tersebut. Hasil dari perhitungan Rasio Derajat Desentralisasi Fiskal dapat dilihat pada tabel 4.3 di bawah ini : Tabel 4.3 Rasio Derajat Desentralisasi Fiskal Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun Anggaran 2010-2014 Tahun PAD Rp Total Penerimaan Daerah Rp Rasio DDF Kemampuan Keuangan 2010 10.007.220.641,37 408.726.884.617,37 2,44 Sangat rendah 2011 12.870.031.745,77 464.390.691.265,77 2,77 Sangat rendah 2012 17.901.926.972,32 551.371.659.058,32 3,24 Sangat rendah 2013 17.632.873.685,77 627.805.970.533,77 2,80 Sangat rendah 2014 29.491.349.500,38 721.469.692.393,38 4,08 Sangat rendah Total 87.903.402.545,61 2.773.764.897.868,61 3,06 Sangat rendah Sumber : data diolah Universitas Sumatera Utara 64 Gambar 4.1 Rasio Derajat Desentralisasi Fiskal Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun Anggaran 2010 - 2014 Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel 4.3 di atas dapat dilihat bahwa kinerja keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Humbang Hasundutan jika dilihat dari hasil perhitungan Rasio Derajat Desentralisasi Fiskal masih berada pada kategori Sangat Rendah. Dimulai pada tahun 2010 nilai Rasio Derajat Desentralisasi Fiskal pada Kabupaten Humbang Hasundutan sebesar 2,44. Pada tahun 2011 dan 2012 mengalami kenaikan menjadi 2,77 dan 3,24. Tahun 2013 mengalami penurunan menjadi 2,80, dan naik kembali pada tahun 2014 menjadi 4,08. Adanya peningkatan dan penurunan ini menunjukkan bahwa masih terdapat ketidakkonsistenan dalam kinerja pemerintah daerah, terutama dalam hal 0,00 1,00 2,00 3,00 4,00 5,00 2010 2011 2012 2013 2014 Rasio Derajat Desentralisasi Fiskal Derajat Desentralisasi Fiskal Universitas Sumatera Utara 65 pengelolaan PAD. Berdasarkan interval ukuran derajat desentralisasi fiskal pada tabel 3.1, secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa kemampuan keuangan Kabupaten Humbang Hasundutan berdasarkan hasil perhitungan rasio derajat desentralisasi fiskalnya selama tahun 2010-2014 masih sangat rendah, karena masih berada dalam skala interval 00,00-10,00 dan memiliki pola hubungan instruktif, yaitu pola hubungan dimana peranan pemerintah pusat lebih dominan daripada kemandirian pemerintah daerah. Hal ini menandakan bahwa kinerja keuangan pemerintah daerah Kabupaten Humbang Hasundutan masih sangat tergantung pada pemerintah pusat. Untuk mengetahui perkembangan kemampuan keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Humbang Hasundutan, ditinjau dari tingkat derajat desentralisasi fiskal selama lima tahun anggaran, digunakan metode analisis trend dengan formula Y’ = a + bX. Tabel 4.4 Trend Perkembangan Derajat Desentralisasi Fiskal Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun Anggaran 2010 - 2014 Tahun Anggaran Rasio DDF Y X XY X 2 2010 2,44 -2 -4,88 4 2011 2,77 -1 -2,77 1 2012 3,24 2013 2.80 1 2,80 1 2014 4,08 2 8,16 4 Total 15,33 3,31 10 Universitas Sumatera Utara 66 Sumber : data diolah Nilai a dan b dapat dicari dengan rumus : a = ∑ Y N = 15,33 5 = 3,066 b = ∑ XY ∑ X 2 = 3,31 10 = 0,331 Sehingga, persamaan trend untuk menghitung derajat desentralisasi fiskal Kabupaten Humbang Hasundutan adalah : Y’ = 3,066 + 0,331 X. Dari persamaan trend di atas, maka proyeksiperkiraan derajat desentralisasi fiskal Kabupaten Humbang Hasundutan untuk 5 lima tahun yang akan datang 2015-2019 dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut Tabel 4.5 Proyeksi Perkembangan Derajat Desentralisasi Fiskal Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun Anggaran 2015 – 2019 No Tahun Anggaran Proyeksi Derajat Desentralisasi Fiskal 1 2015 4,059 2 2016 4,39 3 2017 4,721 4 2018 5,052 5 2019 5,383 Sumber : data diolah Berdasarkan tabel 4.5 tersebut dapat diketahui bahwa proyeksi rasio derajat desentralisasi fiskal Kabupaten Humbang Hasundutan untuk tahun- Universitas Sumatera Utara 67 tahun yang akan datang akan terus mengalami peningkatan setiap tahunnya, namun masih tetap berada pada kategori sangat rendah.

4.2.2 Analisis Indeks Kemampuan Rutin Kabupaten Humbang Hasundutan

Dokumen yang terkait

ANALISIS KESEHATAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH DALAM MENDUKUNG PELAKSANAAN OTONOMI DAERAH (Studi Kasus pada Pemerintah Daerah Kabupaten Jember)

0 3 19

ANALISIS KESEHATAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH DALAM MENDUKUNG PELAKSANAAN OTONOMI DAERAH (Studi Kasus pada Pemerintah Daerah Kabupaten Jember)

0 24 19

Analisis Kesehatan Keuangan Pemerintah Daerah Dalam Mendukung Pelaksanaan Otonomi Daerah (Studi Kasus Pada Pemerintah Daerah Kabupaten Karo)

9 37 115

Analisis Kesehatan Keuangan Pemerintah Daerah Dalam Mendukung Pelaksanaan Otonomi Daerah (Studi Kasus Pada Pemerintah Daerah Kabupaten Humbang Hasundutan)

0 4 10

Analisis Kesehatan Keuangan Pemerintah Daerah Dalam Mendukung Pelaksanaan Otonomi Daerah (Studi Kasus Pada Pemerintah Daerah Kabupaten Humbang Hasundutan)

0 0 2

Analisis Kesehatan Keuangan Pemerintah Daerah Dalam Mendukung Pelaksanaan Otonomi Daerah (Studi Kasus Pada Pemerintah Daerah Kabupaten Humbang Hasundutan)

0 0 12

Analisis Kesehatan Keuangan Pemerintah Daerah Dalam Mendukung Pelaksanaan Otonomi Daerah (Studi Kasus Pada Pemerintah Daerah Kabupaten Humbang Hasundutan)

0 1 35

Analisis Kesehatan Keuangan Pemerintah Daerah Dalam Mendukung Pelaksanaan Otonomi Daerah (Studi Kasus Pada Pemerintah Daerah Kabupaten Humbang Hasundutan)

0 0 2

Analisis Kesehatan Keuangan Pemerintah Daerah Dalam Mendukung Pelaksanaan Otonomi Daerah (Studi Kasus Pada Pemerintah Daerah Kabupaten Humbang Hasundutan)

0 0 11

Analisis Kesehatan Keuangan Pemerintah Daerah Dalam Mendukung Pelaksanaan Otonomi Daerah (Studi Kasus Pada Pemerintah Daerah Kabupaten Karo)

0 0 12