Perkembangan Jumlah Perbankan Perkembangan Persaingan Pasar Kredit Perbankan

49 kredit investasi. Pada tahun 2014 total keseluruhan kredit sudah diatas Rp. 3.317.924 milyar, perkembangan sistem pembayaran dan penyaluran kredit yang dilakukan perbankan yang menjadikan kredit sebagai salah satu sumber pendapatan perbankan yang terbesar merupakan salah satu faktornya. Motivasi perbankan untuk menyalurkan kredit dan cara pemenuhan kebutuhan masyarakat yang berbeda dan tanpa batas membuat peranan kredit semakin terasa dimasyarakat dan membuat kredit tetap berkembang dari tahun ke tahun dan menjadikan kredit sebagai salah satu instrument kebijakan moneter karena perannya yang sangat penting bagi prekonomian secara makro.

4.1.2 Perkembangan Persaingan Pasar Kredit Perbankan

Di Indonesia persaingan pasar kredit merupakan suatu persiangan kegiatan usaha perbankan yang terdiri dari seluruh penawaran kredit yang dilakukan masing-masing perbankan untuk menawarkan kreditnya kepada masyarakat. Keberhasilan menguasai persaingan kredit di pasar kredit memiliki banyak faktor, tetapi untuk memperkecil ruang lingkupnya penelitian ini mengambil beberapa variabel untuk melihat pengaruhnya terhadap persaingan pasar kredit, antara lain : Jumlah perbankan dari setiap kelompok bank, Suku bunga pinjaman, Non Performing Loan NPL dan pertumbuhan Ekonomi.

4.1.2.1 Perkembangan Jumlah Perbankan

Pada awal kemerdekaan Indonesia hanya ada satu bank yang mempunyai dua tugas, yaitu sebagai pengatur kebijakan moneter dibawah kendali pemerintah dan melayani sistem keuangan kepada masyarakat. Pada masa orde baru tugas perbankan sudah terpisah, untuk kebijakan moneter dibawah pengawasan Bank 50 Indonesia dan untuk aktivitas keuangan kepada masyarakat diserahkan kepada bank umum konvensional dan ini menjadi awal mula perkembangan jumlah perbankan. Jumlah persebaran perbankan di pasar kredit menjadi faktor penting pendorong terciptanya persaingan di pasar kredit, beberapa penelitian juga menyatakan semakin tingginya persaingan antar bank terhadap kredit semakin efektif kredit yang diberikan bank. Banyaknya competitor membuat persaingan semakin ketat dan memaksa perbankan harus berinovasi agar kredit yang mereka tawarkan dapat diterima dimasyarakat. Perkembangan jumlah perbankan dan persebarannya dibeberapa wilayah Indonesia dapat dikaitkan dengan kemajuan sistem keuangan dan kelancaran pembayaran yang dibutuhkan masyarakat, kemudian tersedianya investor sebagai pemodal untuk bekerja sama membangunnya. Berikut adalah jumlah perbankan diseluruh wilayah Indonesia dari 2012:01 sampai 2014:12 dalam penelitian ini : Gambar 4.2 Perkembangan Jumlah Perbankan 5 10 15 20 25 30 35 40 2012M 01 2012M 03 2012M 05 2012M 07 2012M 09 2012M 11 2013M 01 2013M 03 2013M 05 2013M 07 2013M 09 2013M 11 2014M 01 2014M 03 2014M 05 2014M 07 2014M 09 2014M 11 Bank Persero BUSN Devisa BUSN Non Devisa BPD Bank Asing Bank Campuran 51 Dari gambar 4.2 diatas terlihat jumlah bank pada setiap kelompok bank yang terdiri dari bank persero, Bank Umum Swasta Nasional Devisa, BUSN Non Devisa, BPD, Bank Asing dan Bank Campuran. Jumlah bank pada setiap kelompok bank relatif stabil setiap tahunnya, hal ini dikarenakan untuk tetap menjaga kepercayaan masyarakat terhadap sistem kelancaran arus pembayaran dan keuangan terhadap jenis kelompok bank. Jumlah BUSN Devisa menempati jumlah terbanyak dari seluruh kelompok bank yang ada mulai dari tahun 2012 : 1 hingga 2014 : 12, meskipun dipertengahan tahun 2014 mengalami penurunan namun pada akhir tahun tetap meningkat. Sedangkan untuk kelompok bank campuran dan BUSN non devisa mengalami penurunan diakhir tahun 2014, pada bank campuran terjadi penurunan sebanyak 2 bank dari 14 bank menjadi 12 bank dan BUSN non devisa dari 30 bank menjadi 29 bank. Bank Persero, BPD dan Bank Asing dilaporkan tidak mengalami perubahan selama 3 tahun pengamatan. Perubahan kenaikan dan penurunan jumlah perbankan dalam masa waktu penelitian ini dikarenakan adanya marger antar dan akusisi bank dari pihak lain, walaupun demikian penurunan jumlah perbankan bisa dikaitkan dengan terealisasinya program Arsitektur Perbankan Indonesia API dari BI dan jumlah perbankan yang sedikit belum tentu membuat kelompok bank tsb menjadi lemah dipasar persaingan kredit. 52 Gambar 4.3 Perkembangan BPR Dari gambar 4.3 dapat diketahui perkembangan BPR secara jumlah terus menurun setiap tahunnya, hal ini terjadi karena BPR lebih berisiko mengalami kerugian. Kebanyakan dari BPR menargetkan 70 modal yang di miliki bank tersebut dialokasikan untuk pembiayaan kredit dan konsentrasi pendapatan perusahaan BPR mayoritas berasal dari kredit. Sehingga ketika banyak kredit yang bermasalah akan menaikan rasio Non Performing Loan NPL dan akan mengganggu likuiditas bank, efek yang lebih buruknya lagi adalah hilangnya kepercayaan masyarakat dan mengakibatkan penarikan besar-besaran oleh nasabah rush. Hal seperti ini biasa terjadi pada BPR yang tidak bisa memanagement kreditnya dan menjaga likuiditas.

4.1.2.2 Perkembangan Suku Bunga Kredit Perbankan