berencana menuju modernitas dalam berbagai aspek kehidupan bangsa dalam rangka nation building. Dr. S. P. Siagian.
1.5.4.2 Peran Pemerintah Daerah
Sebagai cabang ilmu pemerintahan, pada gilirannya kepemimpinan pemerintahan akan menjadi disiplin ilmu. Kepemimpinan secara umum ada
berbagai titik pandang disiplin ilmu yang memilikinya seperti ilmu jiwa, ilmu administrasi, ilmu manajemen, dan ilmu politik. Kepemimpinan pemerintahan
berbeda dengan kepemimpinan swasta yang spesifik. Oleh karena itu, kepemimpinan pemerintahan untuk sementara data dikaji secara khas objek,
subjek, sistematika, metode, keuniversalan, terminology, filosofi, teori, prinsip, dalil, rumus, dan cara mempelajarinya yaitu antara lain sebagai berikut.
Objek forma kepemimpinan pemerintahan adalah hubungan antara pemimpin dengan yang dipimpin. Dalam hal ini yang memimpin adalah
pemerintah, sedangkan yang dipimpin adalah rakyatnya sendiri. Objek materianya adalah manusia. Jadi, berbeda dengan ilmu pemerintahan yang objek materinya
adalah Negara. Karena kepemimpinan pemerintahan memiliki objek material manusia maka pengembangan ilmu baru ini akan bertumpang tindih dengan ilmu
jiwa, ilmu administrasi, ilmu manajemen, bahkan ilmu ekonomi. Teori kepemimpinan pemerintahan sebagaimana yang akan diuraikan nanti
sama dengan teknik kepemimpinan secara umum. Hanya saja lebih berkonotasi kekuasaan di satu pihak dan pelayanan di lain pihak, yaitu otokratis, psikologis,
sosiologis, suportif, lingkungan, sifat, kemanusiaan, pertukaran, situasional, dan
Universitas Sumatera Utara
kontingensi. Kekuasaan ditujukan untuk pemusnahan dekadensi moral, sedangkan pelayanan ditujukan hanya untuk yang baik dan benar.
Sejak krisis ekonomi menghantam Indonesia ada pertengahan tahun 1997, perhatian kepada kelompok Usaha Mikro Kecil dan Menengah meningkat karena
berbagai studi tentang dampak krisis terhadap usaha kecil membuktikan bahwa sector ini mampu bertahan. Sejumlah sector juga mengalami peningkatan
produktivitas yang antara lain disebabkan oleh naiknya permintaan. Kekuatan dan kinerja usaha kecil inilah yang tampaknya membuat banyak pihak, termasuk
pemerintah, kemudian berharap banyak pada kelompok usaha kecil untuk dapat menjadi salah satu tulang punggung ekonomi Indonesia. Krisis ekonomi
dipandang telah menunujukkan kekuatan dan potenssi sesungguhnya dari kelompok usaha kecil dalam hal daya tahan menghadapi guncangan dalam hal
peranannya sebagai salah satu motor pergerak ekonomi yang penting. Secara spesifik, upaya pengembangan usaha kecil yang tercantum dalam
dokumen-dokumen tersebut adalah sebagai berikut: 1.
GBHN menyebutkan tiga aspek enting bagi pengembangan usaha kecil. Pertama, pengembangan ekonomi kerakyatan yang bertumpu pada
mekanisme asar yang adil, persaingan yang sehat dan berkelanjutan, dan mencegah distorsi pasar. Kedua, mengembangkan erekonomian yang
berorientasi global dengan membangun keunggulan kompetitif berdasarkan keunggulan komaratif yang dimiliki Indonesia. Ketiga,
memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah UMKM agar lebih efisien, produktif, dan berdaya saing tinggi
Universitas Sumatera Utara
2. Propenas menyebutkan dua asek yang penting bagi perkembangan UMKM
di sector industry dan perdagangan. Pertama, mengembangkan usaha kecil mikro, kecil, menengah, dan koerasi melalui pencitaan iklim usaha yang
kondusif, peningkatan akses kepada sumber daya produktif, pengembangan kewirausahaan dan pengUsaha Mikro Kecil dan
Menengah, dan koperasi berkeunggulan kompetitif. Kedua, memacu eningkatan daya saing melalui pengembangan ekspor, pengembangan
industri kompetitif, penguatan institusi pasar, dan peningkatan kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
3. Selain itu, Buku RIP-IKM juga menyebutkan adanya rogram Revitalisasi
dan pengembangan industry perdagangan yang bertujuan untuk menggerakkan sector riil dalam periode jangka pendek yang berfokus pada
lima aspek. Pertama, revitalisasi industry pada cabang-cabang industry tekstil dan produk tekstil TPT, elektronika, alas kaki, pengolahan kayu,
pilp, dan kertas. Kedua, pengembangan industry pada cabang-cabang industry kulit dan produk kulit, pengolahan ikan, pengelohan CPO, pupuk,
alat pertanian, makan, software, perhiasan, dan kerajinan. Ketiga, penataan struktur industry yang berorientasi pasar dengan prioritas pada industry-
industri yang memiliki keunggulan komparatif dan kompetitif. Keempat, penugkatan teknologi industry. Kelima, pengembangan industry dengan
fokus pada UMKM Ketentuan peranan pemerintah Indonesia terhadap UMKM dibahas dalam
Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia.
Universitas Sumatera Utara
1. Bahwa dalam rangka meningkatkan dan mengembangkan Usaha Kecil,
Menengah, dan Koperasi perlu dukungan permodalan dan investasi dari program Penyediaan Modal Awal dan Padanan melalui Lembaga Modal
Ventura ; 2.
Bahwa penyelenggaraan program sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu disesuaikan dengan perkembangan masyarakat dan lingkungan yang
semakin dinamis; 3.
Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b, perlu mengganti Peraturan Menteri Negara Koperasi dan
Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia tentang Petunjuk Teknis Perkuatan Permodalan Usaha Kecil, Menengah, Koperasi dan Lembaga
Keuangannya dengan Penyediaan Modal Awal dan Padanan melalui Lembaga Modal Ventura dengan Peraturan Menteri.
Rincian dari peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Nomor 30Per.M.KUMKMVIII2007 adalah sebagai berikut:
1. Program Perkuatan Permodalan Koperasi dan UMKM dan Lembaga
Keuangannya melalui Penyediaan Modal Awal dan Padanan yang selanjutnya disebut program MAP adalah rangkaian kegiatan Pembinaan
terhadap koperasi dan UMKM yang diselenggarakan oleh Kementerian Koperasi dan UMKM dengan cara memberikan dana stimulan dalam
bentuk pinjaman lunak dari APBN, yang disalurkan kepada KUMKM sebagai perkuatan modal melalui Lembaga Modal Ventura Milik
Pemerintah atau Lembaga Modal Ventura Milik Daerah.
Universitas Sumatera Utara
2. Koperasi adalah Badan Usaha yang beranggotakan orang-orang atau
Badan Hukum Koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip Koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang
berdasarkan atas azas kekeluargaan sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor: 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian.
3. Usaha Kecil adalah Usaha milik warga negara Indonesia yang berbentuk
badan usaha orang perseorangan, badan usaha yang tidak berbadan hukum atau badan usaha berbadan hukum termasuk koperasi memiliki kekayaan
bersih paling banyak Rp 200.000.000,- dua ratus juta rupiah tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha atau memiliki hasil penjualan
tahunan paling banyak Rp 1.000.000.000,- satu milyar rupiah sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1995
tentang Usaha Kecil. 4.
Usaha Menengah adalah kegiatan ekonomi yang memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp.10.000.000.000,-
sepuluh milyar, sebagaimana dimaksud dalam Instruksi Presiden Republik Indonesia
Nomor : 10 Tahun 1999 tentang Pembinaan Usaha Menengah. 5.
KUMKM adalah Koperasi, Usaha Mikro Kecil dan Menengah. 6.
Modal Awal dan Padanan, yang selanjutnya disebut MAP adalah dana stimulan dalam bentuk pinjaman dari Pemerintah untuk disalurkan kepada
Koperasi, Usaha Mikro Kecil dan Menengah Perusahaan Pasangan Usaha 7.
Dana Padanan adalah dana yang disediakan oleh Lembaga Modal Ventura, Pemerintah Daerah dan atau lembaga lainnya dan atau dana pinjaman dari
Universitas Sumatera Utara
Bank Pelaksana dan Lembaga Keuangan Non Bank, untuk memperkuat permodalan Koperasi dan UMKM.
8. Bagi hasil adalah prosentase tertentu dari pendapatan yang diperoleh dari
usaha yang dibiayai dengan modal ventura pada suatu periode tertentu sesuai perjanjian, yang akan diberikan oleh KUMKM-PPU kepada LMVD
untuk keperluan pengembangan modal, penyaluran pengelolaan, pendampingan, penagihan, pelatihan, monitoring dan evaluasi serta
pengembangan dana MAP. 9.
DinasBadan Koperasi Kabupatenkota adalah Perangkat Pemerintah KabupatenKota yang membidangi pembinaan dan pengembangan
Koperasi dan UMKM di tingkat KabupatenKota. Ketentuan rencana strategis pemerintah Kabupaten Mandailing Natal yang
diselenggarakan oleh dinas Perindustrian, Koperasi, UMKM dan Pasar Kabupaten Mandailing Natal dalam agenda pembangunan memiliki permasalahan utama
sebagai berikut: 1.
Sumber Daya Manusia SDM aparatur, pelaku usaha industri, perdagangan, koperasi, UKM dan pasar belum dapat bekerja secara
maksimal karena tingkat pengetahuan, keterampilan manajemen belum optimal.
2. Terbatasnya sarana dan prasarana pendukung sehingga dapat
mempengaruhi kelancaran pelaksanaan tugas dan berusaha. 3.
Lemahnya permodalan UMKM dan terbatasnya lembaga keuangan BANK yang bersedia bermitra dengan UMKM utamanya pada lapangan
usaha industri dan perdagangan.
Universitas Sumatera Utara
4. Daya serap teknologi aparatur dan pelaku usaha lemah dan kurangnya
penguasaan informasi. 5.
Kurangnya upaya yang dilakukan Dinas Perindustrian, Perdagangan, koperasi, UKM dan Pasar untuk mengadakan dan mengikat hubungan
jaringan kerja dengan stakeholders. 6.
Belum adanya pusat informasi dunia usaha. 7.
Belum terdata secara akurat pelaku usaha Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, UKM dan Pasar.
8. Kurangnya promosi dan jaminan pemasaran bagi produk industri UKM
9. Kurangnya perhatian pelaku usaha terhadap lingkungan.
10. Belum terdaftarnya produk-produk usaha kecil utamanya produk makanan
dan minuman. 11.
Kurangnya upaya peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia SDM Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, .UKM dan Pasar
12. Tidak adanya tenagafungsional yang terampil.
Untuk mengatasi permasalahan di atas, maka strategi yang dikembangkan antara lain:
1. Meningkatkan disiplin, keterampilan, manajemen dengan memberikan
apresiasi terhadap aparatur, pelaku usaha yang berprestasi. 2.
Meningkatkan kemampuan aparatur dan pelaku usaha untuk dapat mengoptimalkan sumber daya yang ada, sehingga dapat memperluas
kesempatan berwira usaha. 3.
Menumbuhkan semangat berkoperasi bagi pelaku usaha mempermudah memperoleh modal usaha.
Universitas Sumatera Utara
4. Memperbanyak frekuensi pelatihan dan informasi.
5. Membuat pendataan yang akurat agar programkegiatan dapat memenuhi
sasaran secara obyektif. 6.
Peningkatan jaringan informasi sebagai penunjang pengembangan industri kecil menengah.
1.5.4.3 Peran UMKM di Bidang Ekonomi