Peran Kepemimpinan Terhadap Produktivitas UMKM

dan masih menggerogoti berbagai fasilitas dari pemerintah. Kedua, unit usaha kecil lebih mampu menjadi sarana pemerataan kesejahteraan rakyat. Dengan jumlahnya yang besar serta sifatnya yang umumnya padat karya, usaha-usaha kecil menyerap tenaga kerja yang besar. Ukuran unit kecil tetapi dalam jumlah banyak ini juga memungkinkan lebih banyak orang terlibat guna menarik manfaat darinya, baik sebagai bagian dari input maupun bagian dari penerima jasanya yang murah. Ketiga, didalam kondisi krisis saat ini usaha dan investasi yang masih berjalan dengan baikadalah investasi pada usaha-usaha yang berskala kecil. Perluasan produk pasar ekspor yang mungkin dilakukan, seperti pada komoditas garmen, akribisnis, serta pengolahan hasil hutan, merupakan produk-produk yang pengerjaannya banyak melibatkan dan dilakukan oleh pelaku usaha kecil.

1.5.7 Peran Kepemimpinan Terhadap Produktivitas UMKM

Pengertian kepemimpinan mengalami perkembangan dari waktu ke waktu dan memiliki pengertian yang berbeda – beda sesuai dengan kondisi pada waktu tersebut. Pada awal timbulnya istilah kepemimpinan, terlihat bahwa pengertian kepemimpinan sangat sederhana, yaitu Stogdill 1974 mengatakan bahwa kepemimpinan adalah pembentukan awal suatu pemeliharaan struktur dalam harapan dan interaksi, sementara Katz dan Kahn 1978 mengatakan kepemimpinan adalah peningkatan pengaruh sedikit demi sedikit dan berada diatas kepatuhan mekanis terhadap pengarahan – pengarahan rutin organisasi, yang mana pengertian tersebut hanya berhubungan dengan kegiatan rutin organisasi, dan belum mengarah kepada apa tujuan yang hendak dicapai organisasi tersebut. Universitas Sumatera Utara Hasil penelitian Kharisma Perdana Putra 2014 berhasil menemukan bahwa ada 3 faktor dalam kepemimpinan yang dapat mempengaruhi secara signifikan prestasi UMKM di Sumatera Barat yaitu participant leadership, supportive leadership, dan instrumental leadership. Participant Leadership, ditandai dengan adanya suatu struktur yang pengembangannya menggunakan pendekatan pengambilan keputusan yang kooperatif. Supportive Leadership, pemimpin yang secara keseluruhan memberikan karyawannya atau kelompok kebebasan dalam pembuatan keputusan dan menyelesaikan pekerjaan menurut cara yang menurut karyawannya paling sesuai Robbins dan Coulter, 2002. Instrumental Leadership, menurut Rivai 2003 kepemimpinan instrumental leadership adalah gaya kepemimpinan yang menggunakan metode pendekatan kekuasaan dalam mencapai keputusan dan pengembangan strukturnya, sehingga kekuasaanlah yang paling diuntungkan dalam organisasi. Sedangkan menurut hasil penelitian Amiartuti 2013 Suatu organisasi merupakan unit kerja tertentu yang didalamnya terdapat suatu proses yang diatur, dan diarahkan oleh seseorang yang disebut sebagai pemimpinn dan bagaimana kepemimpinan itu dapat memnghadirkan sebuah peningkatan produktifitas pada UMKM Genteng di Trenggalek maka seorang pemimpin dalam melaksanakan kegiatannya tidak lepas dari peran orang-orang yang ada dibawahnya. Pemimpin yang baik memahami bahwa teladan adalah sebuah alat yang ampuh dan efektif. Mereka menyadari bahwa keteladanan yang diberikannya berdaya pengaruh jauh lebih besar dan hebat dibandingkan bila ia hanya mengkhtobahkannya. Bila menghendaki orang lain pada tim yang di pimpinanya taat pada aturan yang telah Universitas Sumatera Utara ditetapkan, maka seorang pemimpin yang baik harus lebih dahulu taat pada peraturan tersebut.

1.6 Defenisi Konsep

Menurut Singarimbun 1997:33 konsep adalah istilah dan definisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian, keadaan, kelompok atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial. Melaluikonsep, penelitian ini diharapkan akan dapat menyederhanakan pemikirannya dengan menggunakan satu istilah untuk beberapa kejadian yang berkaitan satu dengan lainnya. Untuk menghindari batasan yang lebih jelas dari masing-masing konsep yang diteliti, maka dalam hal ini peneliti mengumukakan definisi dari konsep yang dipergunakan, yaitu : 1. Pembinaan Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, UMKM, dan Pasar terhadap perkembangan UMKM Kerupuk Kipang di Mandailing Natal. 2. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur oleh undang-undang. Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Implementasi Kredit Usaha Rakyat dalam Mengembangkan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Cabang Stabat

9 138 130

Kajian Hukum Terhadap Pemberdayaan Kredit Usaha Mikro, Kecil, Dan Menengah Menurut Undang-Undang No.20 Tahun 2008

0 51 108

Pengaruh Pengalokasian Kredit Terhadap Peningkatan Pendapatan Usaha Kecil Pada Program Kemitraan Dan Bina Lingkungan (PKBL) Bank X Sentra Kredit Kecil Polonia Medan

2 40 87

Analisis Implementasi Prosedur Pembiayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) pada Bank Syariah (Studi Kasus Pembiayaan Mudharabah Muqayyadah pada Bank Muamalat Indonesia Cabang Tanjung Balai)

3 52 95

Pembinaan Pemerintah Terhadap Produktivitas Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Kabupaten Mandailing Natal(Studi Kasus Usaha Mikro Kecil dan Menengah Kerupuk Kipang)

0 0 13

Pembinaan Pemerintah Terhadap Produktivitas Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Kabupaten Mandailing Natal(Studi Kasus Usaha Mikro Kecil dan Menengah Kerupuk Kipang)

0 0 1

Pembinaan Pemerintah Terhadap Produktivitas Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Kabupaten Mandailing Natal(Studi Kasus Usaha Mikro Kecil dan Menengah Kerupuk Kipang)

0 0 49

Pembinaan Pemerintah Terhadap Produktivitas Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Kabupaten Mandailing Natal(Studi Kasus Usaha Mikro Kecil dan Menengah Kerupuk Kipang)

0 0 4

Pembinaan Pemerintah Terhadap Produktivitas Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Kabupaten Mandailing Natal(Studi Kasus Usaha Mikro Kecil dan Menengah Kerupuk Kipang)

0 0 2

Pembinaan Pemerintah Terhadap Produktivitas Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Kabupaten Mandailing Natal(Studi Kasus Usaha Mikro Kecil dan Menengah Kerupuk Kipang)

0 0 15