kegiatan bongkar muat di Pelabuhan. Hal ini menunjukkan bahwa TKBM yang bekerja 11 tahun diharapkan telah memiliki pengalaman dan keterampilan yang
dibutuhkan untuk melakukan pekerjaan yang optimal, dan mampu melakukan pencegahan pneumokoniosis.
Berdasarkan tabel 4.3. halaman 51 dapat diketahui bahwa mayoritas pendidikan responden adalah Sekolah Dasar SD sebanyak 41 responden 50,6 .
Pendidikan diperlukan untuk mendapatkan informasi misalnya hal-hal yang menunjang kesehatan, sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup Wawan dan
Dewi, 2011. Pemahaman TKBM sangat dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, pendidikan dapat mendewasakan seseorang serta berperilaku baik sehingga dapat
memilih dan membuat keputusan dengan lebih tepat.
5.1.2 Pengetahuan
Berdasarkan tabel 4.4. halaman 51 dapat diketahui bahwa responden paling banyak berpengetahuan kurang yaitu 42 responden 51,9, sedangkan yang
berpengetahuan baik hanya ada 39 responden 48,1. Kurangnya pengetahuan responden dimungkinkan masih banyak responden yang belum mendapatkan
informasi tentang penggunaan APD untuk pencegahan pneumokoniosis dan tingkat pengetahuan masih pada tahap memahami belum melalui tahap aplikasi, analisis,
sintesis dan evaluasi seperti yang dijelaskan oleh Notoatmodjo. Pengetahuan yang tinggi merupakan sarana yang baik untuk mengubah perilaku, namun perlu dibarengi
Universitas Sumatera Utara
dengan niat yang kuat sehingga seorang pekerja akan bertindak sesuai dengan tingkat pengetahuannya.
5.1.3. Sikap
Berdasarkan tabel 4.5. halaman 52 dapat diketahui bahwa responden dengan sikap kurang sebanyak 53 responden 65,4 dan proporsi responden dengan sikap
baik yaitu sebanyak 28 responden 34,6. Secara teoritis, sikap merupakan reaksi atau respons yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek.
Sikap dalam pencegahan pneumokoniosis akan lebih baik bila berawal dari niat, sehingga dapat disimpulkan bahwa manifestasi sikap itu tidak dapat langsung dilihat,
tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup Notoatmodjo, 2012.
5.1.4. Ketersediaan Alat Pelindung Diri APD
Berdasarkan tabel 4.6. halaman 52 dapat diketahui bahwa responden yang menyatakan APD tidak tersedia sebanyak 46 responden 56,8 dan sebanyak 35
responden 43,2 menyatakan tersedia. Terjadinya perubahan perilaku kesehatan seseorang dapat dipengaruhi sarana dan prasarana, dalam penelitian ini berkaitan
dengan ketersediaan APD. Penggunaan APD saat melakukakan kegiatan bongkar muat bertujuan agar TKBM terhindar dari bahaya kecelakaan ataupun penyakit akibat
kerja, sarana yang diperlukan oleh TKBM adalah kemudahan untuk mendapatkan APD. Koperasi TKBM wajib menyediakan APD bagi TKBM yang bekerja di
Pelabuhan. Dalam UU No. 1 Tahun 1970 pasal 14 butir c menyatakan bahwa
Universitas Sumatera Utara
pengurus pengusaha diwajibkan untuk mengadakan secara cuma-cuma, semua alat perlindungan diri yang diwajibkan pada tenaga kerja yang berada dibawah
pimpinannya dan menyediakan bagi setiap orang lain yang memasuki tempat kerja tersebut, disertai dengan petunjuk-petunjuk yang diperlukan menurut petunjuk
pegawai pengawas atau ahli-ahli keselamatan kerja.
5.1.5. Dukungan Koperasi TKBM