pimpinannya dan menyediakan bagi setiap orang lain yang memasuki tempat kerja tersebut, disertai dengan petunjuk-petunjuk yang diperlukan menurut petunjuk
pegawai pengawas atau ahli-ahli keselamatan kerja. Perlindungan perorangan harus dianggap sebagai garis pertahanan terakhir,
karena sering peralatan ini tidak praktis untuk dipakai dan menghambat gerakan. Karenanya tidak mengherankan bila kadangkala dikesampingkan oleh pekerja.
Karena peralatan dirancang untuk mencegah bahaya luar agar tidak mengenai tubuh pekerja, ia menahan panas tubuh dan uap air di dalamnya, sehingga pekerja menjadi
gerah, berkeringat dan cepat lelah.
5.2.4. Hubungan Dukungan Koperasi TKBM dengan Pencegahan Pneumokoniosis
Berdasarkan hasil tabulasi silang antara dukungan koperasi TKBM dengan pencegahan pneumokoniosis diperoleh data bahwa dari 48 responden yang menjawab
dukungan koperasi TKBM tidak baik hanya ada 6 responden 12,5 yang melaksanakan pencegahan pneumokoniosis dengan baik. Sedangkan dari 33
responden yang menjawab dukungan koperasi TKBM baik hanya ada 15 responden 45,5 yang melaksanakan pencegahan pneumokoniosis dengan baik.
Hasil uji statistik chi-square menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara dukungan koperasi TKBM dengan pencegahan pneumokoniosis. Hasil
penelitian yang dilakukan oleh Haru 2008 terhadap praktek kerja TKBM menunjukkan bahwa ada pengaruh dukungan koperasi TKBM terhadap penggunaan
APD untuk pencegahan penyakit akibat kerja.
Universitas Sumatera Utara
Hasil penelitian diatas sesuai dengan pendapat Green 1980 yang menyatakan bahwa dukungan koperasi TKBM merupakan faktor penguat, dimana dukungan
koperasi TKBM merupakan salah satu faktor yang memberi pengaruh kepada para pekerja dalam hal melakukan pencegahan terhadap penyakit pneumokoniosis.
Berdasarkan hasil observasi peneliti, koperasi TKBM tidak rutin memberikan penyuluhan kepada TKBM tentang penggunaan alat pelindung diri, dengan alasan
bahwa kegiatan bongkar muat sudah rutin dilakukan selama bertahun-tahun. APD yang selalu dipakai oleh TKBM ketika melakukan kegiatan bongkar muat adalah,
pakain kerja, helm, sarung tangan, sepatu boot, sedangkan kacamata pelindung dan masker digunakan pada saat melakukan kegiatan bongkar muat dengan paparan debu
yang tinggi. Khusus masker yang disediakan oleh koperasi TKBM adalah masker kain dan masker berhidung, tetapi sebagian besar TKBM tidak menggunakannya
dengan alasan tidak nyaman untuk dipakai. Jika ada TKBM yang bekerja tanpa menggunakan APD khususnya masker hanya diberi teguran lisan oleh mandor atau
Kepala Rombongan Kerja KRK.
5.2.5. Hubungan Dukungan Petugas Kesehatan dengan Pencegahan Pneumokoniosis