Hubungan Ketersediaan Alat Pelindung Diri APD dengan Pencegahan Pneumokoniosis

Pengukuran sikap dapat dilakukan secara langsung ataupun tidak langsung. Secara langsung dapat ditanyakan bagaimana pendapat atau pernyataan responden terhadap suatu objek. Secara tidak langsung dapat dilakukan dengan pernyataan- pernyataan hipotesis kemudian ditanyakan pendapat responden melalui kuesioner Notoatmodjo, 2003.

5.2.3. Hubungan Ketersediaan Alat Pelindung Diri APD dengan Pencegahan Pneumokoniosis

Dari hasil penelitian diperoleh bahwa responden yang menyatakan APD tidak tersedia sebanyak 56,8 responden dan 43,2 responden yang menyatakan tersedia. Berdasarkan hasil tabulasi silang antara ketersediaan APD dengan pencegahan pneumokoniosis diperoleh data bahwa dari 46 responden yang menjawab APD tidak tersedia hanya ada 3 responden 6,5 yang melaksanakan pencegahan pneumokoniosis dengan baik. Sedangkan dari 35 responden yang menjawab tersedia hanya ada 18 responden 51,4 yang melaksanakan pencegahan pneumokoniosis dengan baik. Hasil uji statistik chi-square menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara ketersediaan APD dengan pencegahan pneumokoniosis. APD yang disediakan oleh koperasi TKBM merupakan suatu sarana pencegahan pneumokoniosis akan tetapi belum tentu responden menggunakan fasilitas yang sudah disediakan oleh koperasi TKBM dengan alasan ketidaknyamanan, tidak leluasa bergerak pada saat bekerja serta kurangnya kesadaran dari responden tentang keselamatan diri dalam bekerja. Tidak tersedianya APD yang seharusnya disediakan secara lengkap oleh Universitas Sumatera Utara koperasi TKBM menyebabkan TKBM kurang termotivasi untuk melakukan pencegahan terhadap pneumokoniosis jika untuk mendapatkan APD sulit, APD tidak cukup untuk semua pekerja, jika APD tidak sesuai dengan kebutuhan, jika APD tidak layak pakai dan jika ada APD yang rusak tidak langsung diganti. Koperasi TKBM perlu memperhatikan kondisi ini supaya pelaksanaan kegiatan bongkar muat berjalan lancar dan TKBM lebih termotivasi melakukan pencegahan pneumokoniosis jika ketersediaan APD diperhatikan oleh koperasi TKBM. Hasil ini sesuai dengan hasil penelitian Kumalasari 2011 yang menyatakan bahwa ada hubungan yang signifikan antara ketersediaan APD dengan gangguan fungsi paru sebanyak 57,1 responden menyatakan ketersediaan APD tidak mendukung. Menurut Pudjowati 1998 menunjukkan bahwa ketersediaan APD yang cukup menjadi salah satu faktor yang memudahkan untuk terbentukknya perilaku penggunaan APD. Hasil penelitian diatas sesuai dengan pendapat Green 1980 yang menyatakan bahwa ketersediaan APD merupakan salah satu faktor yang berpengaruh faktor pendukung dimana APD dianggap sebagai garis pertahanan terakhir yang harus disediakan sesuai dengan kebutuhan dan cocok untuk semua pekerja yang menggunakannya agar tidak timbul adanya kecelakaan dan penyakit akibat kerja yang disebabkan karena ketidaknyamanan pekerja dalam menggunakan APD tersebut. Dalam UU No.1 Tahun 1970 pasal 14 butir c menyatakan bahwa pengurus pengusaha diwajibkan untuk mengadakan secara cuma-cuma, semua alat perlindungan diri yang diwajibkan pada tenaga kerja yang berada dibawah Universitas Sumatera Utara pimpinannya dan menyediakan bagi setiap orang lain yang memasuki tempat kerja tersebut, disertai dengan petunjuk-petunjuk yang diperlukan menurut petunjuk pegawai pengawas atau ahli-ahli keselamatan kerja. Perlindungan perorangan harus dianggap sebagai garis pertahanan terakhir, karena sering peralatan ini tidak praktis untuk dipakai dan menghambat gerakan. Karenanya tidak mengherankan bila kadangkala dikesampingkan oleh pekerja. Karena peralatan dirancang untuk mencegah bahaya luar agar tidak mengenai tubuh pekerja, ia menahan panas tubuh dan uap air di dalamnya, sehingga pekerja menjadi gerah, berkeringat dan cepat lelah.

5.2.4. Hubungan Dukungan Koperasi TKBM dengan Pencegahan Pneumokoniosis

Dokumen yang terkait

Pengaruh Faktor Predisposisi dan Faktor Pendukung terhadap Pencegahan Kecelakaan Kerja pada Tenaga Kerja Bongkar Muat di Primkop “Upaya Karya” Sektor II Ujung Baru Pelabuhan Belawan

0 71 124

Gambaran Faktor-Faktor Perilaku Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) Pada Pekerja di Departemen Metalforming PT. Dirgantara Indonesia (Persero) Tahun 2014

1 12 100

Faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku pekerja dalam penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) pada industri pengelasan informal di Kelurahan Gondrong, Kecamatan Cipondoh, Kota Tangerang Tahun 2013

2 29 157

Identifikasi bahaya dan gambaran perilaku penggunaan alat pelindung diri pada pekerja Laundry di Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita Jakarta Tahun 2013

11 86 142

Hubungan faktor enabling dengan pemakaian alat pelindung diri (apd) pada tenaga kerja di pt. suwastama pabelan Titin

0 0 81

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMAKAIAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) PADA TENAGA KERJA BONGKAR MUAT DI TERMINAL PETI KEMAS SEMARANG

2 8 62

Alat pelindung diri

0 0 1

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pneumokoniosis 2.1.1. Definisi Pneumokoniosis - Hubungan Faktor Predisposisi, Pendukung dan Penguat dalam Penggunan Alat Pelindung Diri (APD) dengan Pencegahan Pneumokoniosis pada Tenaga Kerja Kongkar Muat (TKBM) di Pelabuhan L

0 0 29

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Hubungan Faktor Predisposisi, Pendukung dan Penguat dalam Penggunan Alat Pelindung Diri (APD) dengan Pencegahan Pneumokoniosis pada Tenaga Kerja Kongkar Muat (TKBM) di Pelabuhan Laut Kuala Tanjung Tahun 2013

0 0 7

Hubungan Faktor Predisposisi, Pendukung dan Penguat dalam Penggunan Alat Pelindung Diri (APD) dengan Pencegahan Pneumokoniosis pada Tenaga Kerja Kongkar Muat (TKBM) di Pelabuhan Laut Kuala Tanjung Tahun 2013

0 0 19